1
VISI PSKM STIKESSU
Menjadi salah satu, pusat pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat dalam
Ilmu Kesehatan Masyarakat dan mampu
menghasilkan lulusan sebagai leader (Middle
Manager) serta memiliki daya saing global di
Institusi pelayanan kesehatan masyarakat tahun
2020
Misi PSKM STIKESSU
1. Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang efektif
dan optimal dengan kemandirian program studi melalui
program kekhususan IKM yang meliputi Pendidikan Ilmu
Kesehatan dan Perilaku, Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan, Kependudukan dan Biostatistik, Kesehatan
Reproduksi, Epidemiologi, Gizi Kesehatan Masyarakat,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Kesehatan
Lingkungan
2. Menyelenggarakan kegiatan penelitian dibidang Ilmu dan
Teknologi Kesehatan Masyarakat yang diterapkan melalui
pengabdian kepada masyarakat
3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat yang
bekerjasama dengan berbagai pihak dibidang Ilmu
Kesehatan Masyarakat yang didasarkan pada semangat
kebersamaan
Fertilitas
• Fertilitas adalah hasil reproduksi nyata dari
seorang perempuan atau sekelompok
perempuan
– 1. Konsep dan Definisi
– 2. Sumber Data
– 3. Indikator/Ukuran-ukuran fertilitas
– 4. Tren, Pola dan Perbedaan
4
Konsep dan Definisi
• Fertilitas – hasil nyata, anak lahir hidup
• Fecunditas – potensi atau kapasitas phisik untuk
menghasilkan anak lahir hidup
• Fecund - Jika seorang perempuan dapat melahirkan anak
lahir hidup
• Steril atau Infecund – Jika tidak dapat melahirkan anak
lahir hidup
• Masa Reproduksi (Child Bearing Age)
– Usia subur - dari menarche sampai menapouse
– (15 - 49) tahun ada pula ( 10 - 44 ) tahun
5
Lanjutan Konsep dan Definisi
• Lahir Hidup (Life Birth) : - Kelahiran bayi tanpa
memperhitungkan lamanya dalam kandungan dan -
menunjukkan tanda-tanda kehidupan
• Lahir Mati (Still Birth) : Kelahiran bayi pada usia
kandungan >= 28 minggu, tanpa menunjukkan tanda-
tanda kehidupan
• Aborsi : Mati dalam kandungan, dan usia janin < 28
minggu
– Ada 2 macam - Disengaja/Induced dan Tidak
Disengaja/Spontaneous
– Aborsi yang disengaja (digugurkan)- alasan medis
dan alasan non medis
6
Sumber Data
• Registrasi :
-Pencatatan peristiwa vital yang dilakukan secara continue
berdasarkan laporan dari penduduk ( di Indonesia pencatatan ini di
lakukan di kelurahan)
• Sensus Penduduk:
-Pencacahan seluruh penduduk yang tercakup dalam suatu
wilayah, di Indonesia dilakukan 10 tahun sekali
• Survai:
- Pengumpulan data disesuaikan dengan kebutuhan/keperluan
- Dapat dilakukan kapan saja
- Di wilayah tertentu
7
Registrasi
• Data yang tersedia Statistik kelahiran
• Kelemahan:
– Ketepatan definisi dan aplikasi
– Kelengkapan registrasi
– Ketepatan alokasi tempat
– Ketepatan alokasi waktu
– Ketepatan pengelompokan kelahiran
berdasarkan karakteristik ekonomi demografi
8
Sensus Penduduk
• Data yang tersedia :
– komposisi penduduk menurut umur dan jenis
kelamin
– jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup
– jumlah anak yang dilahirkan satu tahun yang
lalu
• Kelemahannya -keterangan jumlah anak
tergantung daya ingat ibu (recall bias),
banyaknya anak yang lahir satu tahun yang
lalu, kesalahan pelaporan umur
9
Survai
• Data yang tersedia di sensus pada umumnya juga
ada di survai
• Keterangan tambahan mengenai fertilitas lebih
rinci- riwayat kelahiran, status kehamilan,
keguguran , siapa yang menolong persalinan,
dimana melahirkan dll
• Kelemahannya sama dengan di Sensus, karena
yang ditanyakan adalah peristiwa yang sudah
lampau, ada kemungkinan lupa, salah atau tidak
tepat informasinya.
10
Data Fertilitas yang bersifat Nasional
• Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000, 2010
• Supas (Survai Antar Sensus) - 1976, 1985, 1995,
2005
• Susenas (Survai Sosial Ekonomi Nasional
dilaksanakan setiap tahun)
• Survai
• Survai Fertilitas dan Mortalitas Indonesia 1973,
Survai Prevalensi Kontrasepsi Indonesia (SPI)1987,
Survai Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
1991, 1994, 1997, 2002, 2007
• Indonesian Family Life Survey (IFLS)/Sakerti 1993,
1997 dan 1998, dan IFLS 2000, 2007
11
Beberapa Permasalahan Dalam Ukuran
Fertilitas
• Angka fertilitas diukur berdasarkan jumlah kejadian dibagi
dengan penduduk yang menanggung risiko melahirkan ( exposed
to risk).
• Ada beberapa persoalan yang dihadapi dalam pengukuran
fertilitas :
– Angka fertilitas menunjukkan dua pilihan -jangka waktu
pendek (1 th) dan - jumlah kelahiran selama masa reproduksi.
– Berdasarkan sifat ibu saja
– Sulit menentukan exposed to risk
– Sulit membedakan lahir hidup dan lahir mati
– Pilihan melahirkan
12
Indikator/Ukuran-ukuran Dasar
• Ada dua pendekatan :
1. Yang berbasis ukuran “kerat lintang/ cross
sectional” umumnya satu tahunan atau lima
tahunan(yearly performance)-current fertility.
Ukuran ini mencerminkan ukuran fertilitas dari
suatu kelompok penduduk atau kelompok
perempuan dalam suatu waktu tertentu.
Ada enam ukuran current fertility yaitu :
CBR, GFR, ASFR, TFR, CEB dan CWR
13
Indikator/Ukuran-ukuran Dasar lanjutan
2.Pendekatan dengan ukuran yang sifatnya
“riwayat kelahiran”atau “riwayat reproduksi”
(reproductive history).
Ukuran ini mencerminkan sejarah kelahiran
semasa hidup seorang perempuan dari awal
sampai akhir masa reproduksi(15-49)th.
Pendekatan ini sering disebut sebagai
pendekatan “longitudinal”
14
Ukuran Fertilitas Yang Bersifat
Kerat Lintang
15
Crude Birth Rate (CBR)/ AngkaKelahiran
Kasar
B
CBR K
P
• CBR adalah banyaknya kelahiran dalam satu tahun tertentu per
1000 penduduk pertengahan tahun yang sama
• Bi
• ASFRi=------ X K (konstanta=1000)
• P fi
• Bi=jumlah kelahiran pada perempuan kel.umur I pd tahun
tertentu
• Pfi=jumlah penduduk kel.umur I pada pertengahan tahun
yang sama
• ASFRi =banyaknya kelahiran pada th ttt per 1000
perempuan kel umur i pd pertengahan tahun th yang sama
18
Kebaikan dan Kelemahan ASFR
• Kebaikan:
– Lebih cermat dari GFR, exposed to risk, telah dibagi
menurut umur
– Dapat dilakukan studi menurut kohor
– Dapat membuat analisa perbedaan fertilitas menurut
berbagai karakteristik wanita
– Merupakan dasar perhitungan TFR, GRR dan NRR
• Kelemahan:
– Membutuhkan data yang terperinci, data sukar diperoleh
karena adanya kesalahan pelaporan umur
19
Total Fertility Rate (TFR)/Angka Kelahiran
Total
7
TFR 5 ASFRi
i 1
• i = kelompok umur (15-19) th s/d (45-49)th
• ASFRi =banyaknya kelahiran untuk perempuan kel umur
i
• Total Fertility Rate adalah jumlah anak
yang akan dipunyai seorang wanita
selama masa reproduksinya
20
Kebaikan Total Fertility Rate
• Angka ini dapat dijadikan ukuran kelahiran
untuk seorang perempuan selama usia
reproduksinya (15-49tahun) dan telah
memperhitungkan tingkat fertilitas
perempuan pada masing-masing kelompok
umur
21
Children Ever Born (CEB) /Jumlah anak yang
pernah dilahirkan hidup
• Anak Lahir Hidup mencerminkan banyaknya kelahiran hidup
sekelompok atau beberapa kelompok wanita pada saat mulai
memasuki reproduksi hingga pada saat pengumpulan data
dilakukan. ALH disebut pula ukuran paritas
• CEBi
• ALHi rata-rata = ---------
• Pfi
24
Kelebihan dan Kelemahan CWR
• Kelebihan
- ukuran sederhana, data mudah diperoleh dari sensus atau survai
- berguna untuk indikasi fertilitas di daerah dengan luas wilayah
yang kecil
• Kelemahan :
- kualitasnya dipengaruhi oleh kualitas pelaporan jumlah
anak,pelaporan umur anak maupun umur ibu;
- Ukuran ini tidak dapat menangkap kasus kematian
anak maupun ibu, khususnya tingkat mortalitas < 1
tahun
- Tidak memperhitungkan tk kesuburan perempuan
menurut umur (kel. umur tidak terlihat)
25
Tren, Pola dan Perbedaan
Fertilitas
26
Trend CBR/Angka Kelahiran Kasar antara th. 1965-2008
di Indonesia,Thailand, Perancis dan Jerman (WPDS-PRB)
50
45
43
40 41
35
30
27
25 24
22 21
20 20
18
16 14
15 14 13 13 13
10 11
9 9 8
5
0
1965 1990 2000 2005 2008
Indonesia Thailand Perancis Jerman
27
Tren TFR/Angka Kelahiran Total Indonesia
(Data SP & Supas 1971-2005)
6
5.6
5 5.2
4.7
4 4.09
3.4
3 3 2.9
2.34 2.26
2
0
1968 1973 1977 1982 1985 1989 1992 2000 2005
28
Trend TFR dari beberapa Negara
1970-2010
USA Australia China Thailand
7
6.1
6 5.8
5
3.8
4
2.9
3 2.5
2.3 2.2 2.1 2.1 2 1.9
1.8 1.9 1.8 1.9 1.8
2 1.7 1.8
1.5 1.6
1
0
1970 1980 1990 2000 2011
29
TFR Indonesia, Korsel, India
1970-2011
Indonesia Korsel India
6 5.6
5.3
5 4.5 4.7
3.9
4 3.3 3.1
2.83 2.6
3 2.3 2.3
2 1.59 1.6
1.2
1
0
1970 1980 1990 2000 2011
30
Tren TFR Indonesia,
berdasarkan tempat tinggal
SDKI 1994, 1997, 2002-2003 dan 2007
3.5 3.2
2.9 2.8 3.0
3 2.6 2.6 2.7 2.8
2.5 2.3 2.4 2.4 2.3
2
1.5
1
0.5
0
Total Perkotaan Perdesaan
150 160
110 120 120
100 100
50 50 60
40
20 20
0 0
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49
SP 1971 SUPAS2005
33
Tren dan Pola ASFR Indonesia hasil SDKI
200
150
100
50
0
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49
34
Pola dan Tren ASFRdi Indonesia dan Korsel,
th.1971 dan 1991
375
350 341
325
300
286
275 273
250
234
225
211
200
188 188
175
162 157
150 155
124
125 117 120
100
75 67 73
62
50 50 55
41
25 23 17
0 6
3 7 1 73
3.0 3.0
2.7 2.8 2.7
2.6 2.5 2.5 2.5
2.2
SDKI02-03
Paling rendah Rendah menengahSDKI2007Menengah
4 3.8 3.8
3.5
3.5 3.2
3
3 2.7 2.6
2.5
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Tdk Sek TT SD Tmt SD SMTP+
2.9
2.8 2.8
2.8
2.7 2.7 2.7
2.7
2.6
2.6
2.5 2.5 2.5
2.5
2.4
2.4
2.3
2.2
Tdk Sek TT SD Tmt SD TT SMA Tmt SMA
SDKI02-03 SDKI2007
38
Tren & Perbedaan TFR Men. Wilayah
Indonesia (Data SPI1987- SDKI 1997)
5
4.4
4.5
4 3.8
3.5 3.1 3.1 3.2
3 2.57
2.5
2
1.5
1
0.5
0
JawaBali LJB I LJB II
SPI1987 SDKI1991 SDKI1994 SDKI1997
39