UPT
SOP HALAMAN : 2 Halaman H. SAHRUJI, SE.SKM.MM
NIP. 196712311989031130
PUSKESMAS
LABUAPI
PENGERTIAN Penggunaan dan penyediaan obat adalah proses kegiatan yang dilakukan dalam
rangka memenuhi kebutuhan obat yang meliputi aspek teknis dan non teknis mulai
dari perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, pelayanan,
pengendalian obat, pencatatan dan pelaporan.
TUJUAN Mampu memenuhi kebutuhan obat yang bermutu guna tercapainya pelayanan obat
publik dasar kepada masyarakat.
KEBIJAKAN Sk Kepala Puskesmas Labuapi Nomer: 001/ Kep./PKM.LA/I/2015. Tentang jenis
jenis pelayanan kesehatan di puskesmas Labuapi
REFRENSI Buku Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas,
Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Depkes RI Jakarta,
cetakan kedua 2004.
UNIT TERKAIT Kepala Puskesmas, Petugas Kamar Obat, Petugas UGD, KIA dan Sub Unit.
PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN
KETERSEDIAAN OBAT Ditetapkanoleh:
NO.DOKUMEN :065/SOP/PKM-LA/I/2015 KEPALA UPT PUSKESMAS
LABUAPI
NO. REVISI :
TANGGAL TERBIT :02 Januari 2015
UPT
SOP HALAMAN : 1 Halaman H. SAHRUJI, SE.SKM.MM
NIP. 196712311989031130
PUSKESMAS
LABUAPI
PENGERTIAN Penggunaan dan penyediaan obat adalah proses kegiatan yang meliputi aspek teknis
dan non teknis mulai dari perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan,
distribusi, pelayanan, pengendalian obat, pencatatan dan pelaporan.
TUJUAN Menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan obat yang
efisien, efektif dan rasional
KEBIJAKAN Semua kegiatan Petugas Farmasi kefarmasian dalam melakukan penyediaan obat
mulai dari perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi,
pelayanan, pengendalian obat, pencatatan dan pelaporan.harus mengikuti langkah –
langkah dalam SPO
REFRENSI 1. PMK RI No.30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas
ALAT DAN BAHAN 1. LPLPO
LANGKAH-LANGKAH 1. Petugas Farmasi menyusun perencanaan dan pengadaan obat
2. Petugas Farmasi menyusun permintaan obat dengan menyediakan data
pemakaian obat menggunakan LPLPO.
3. Petugas Farmasi menerima obat sesuai permintaan dan kebutuhan obat dari
Instalasi farmasi kabupaten
4. Petugas Farmasi menerima obat dari Instalasi Farmasi Kabupaten
5. Petugas Farmasi menyimpan Obat di gudang farmasi puskesmas
6. Petugas Farmasi melakukan pendistribusian ke puskesmas induk, sub unit
internal dan eksternal.
7. Petugas Farmasi melakukan pengendalian persediaan dan penggunaan untuk
menghindari kekosongan dan kelebihan persediaan.
8. Petugas Farmasi melakukan pelayanan kepada pasien di puskesmas.
9. Petugas Farmasi melakukan kegiatan pencatatan dan pelaporan atas penggunaan
obat, pengembalian obat rusak dan kadaluarsa serta pelaporan obat hilang.
10. Petugas Farmasi Farmasi melakukan pembinaan,supervisi dan evaluasi
pengelolaan Obat di PKD dan PUSTU secara berkala.
UNIT TERKAIT 1. Petugas Farmasi
2. IFK Lombok Barat
3. Sub unit
EVALUASI KETERSEDIAAN OBAT TERHADAP
FORMULARIUM Ditetapkanoleh:
NO.DOKUMEN :066/SOP/PKM-LA/I/2015 KEPALA UPT PUSKESMAS
LABUAPI
NO. REVISI :
TANGGAL TERBIT :02 Januari 2015
SOP H. SAHRUJI, SE.SKM.MM
UPT HALAMAN : 1 Halaman
NIP. 196712311989031130
PUSKESMAS
LABUAPI
PENGERTIAN Evaluas persediaan obat terhadap Formularium yang dilakukan pada ahir bulan
dengan cara menghitung jumlah obat agar sesui dengan formularium.
TUJUAN Agar ketersediaan obat terhadap formularium sesuai dengan kebutuhan pelayanan di
Puskesmas
KEBIJAKAN Sk Kepala Puskesmas Labuapi Nomer: 081/Kep/PKM.LA/I/2015. Tentang
Penyediaan obat yang menjamin ketersedian obat
REFRENSI 1. PMK RI No. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas
2. PP No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
ALAT DAN BAHAN 1. LPLPO
2. Kartu Stok
LANGKAH-LANGKAH 1. Menghitung Jumlah Pemakaian obat dalam 1 Bulan
2. Menghitung Stock ahir obat yang ada di gudang obat
3. Jika jumlah kurang pada stock obat dibuat permintaan obat ke IFK sesuai
kebutuhan.
NO. REVISI :
PENGERTIAN Evaluasi Kesesuaian Peresepan dengan Formularium adalah Serangkaian proses untuk
menghitung prosentase kesesuaian dengan resep dengan formularium
TUJUAN Untuk mengetahui kesesuaian peresepan obat dengan persediaan obat yang ada di
instalasi farmasi.
KEBIJAKAN Setiap kegiatan pengelola obat dalam melakukan evaluasi kesesuaian peresepan
dengan formularium di Puskesmas harus mengikuti langkah – langkah SPO
REFRENSI Buku Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas,
Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Depkes RI Jakarta,
cetakan kedua 2004.
ALAT DAN BAHAN 1. Resep
2. LPLPO
3. Buku Catatan Ketersediaan Obat Terhadap Formularium dan Tindak Lanjut.
LANGKAH- 1. Petugas Farmasi mengambil sampling 5 resep setiap hari
LANGKAH 2. Petugas Petugas Farmasi menginformasikan kepada Petugas Medis tentang isi
Formularium
3. farmasi mengumpulkan data resep selama 3 bulan terakhir.
4. Petugas farmasi mencatat total jenis obat yang tidak masuk dalam Formularium
Puskesmas
Petugas Farmasi melaporkan hasil evaluasi kesesuaian peresepan dengan formularium
kepada kepala Puskesmas
5. Petugas Farmasi melaporkan hasil evaluasi kesesuaian peresepan dengan
formularium kepada kepala Puskesmas
6. Kepala Puskesmas menindaklanjuti dari hasil evaluasi kesesuaian peresepan dengan
formularium dengan melaksanakan pertemuan dalam rangka pembinaan terhadap
Petugas Penulis resep.
PENGERTIAN Pemesanan obat adalah suatu proses kegiatan pengelola obat untuk mengajukan
pemesanan / permintaan obat ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan
jumlah dan jenis obat yang sudah direncanakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
obat Puskesmas.
TUJUAN Memenuhi kebutuhan obat di masing-masing unit pelayanan kesehatan sesuai dengan
pola penyakit yang ada di wilayah kerjanya .
KEBIJAKAN Setiap kegiatan pengelola obat dalam melakukan pemesanan obat di Puskesmas
mengikuti langkah – langkah SPO
REFRENSI Buku Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas,
Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Depkes RI Jakarta,
cetakan Tahun 2005.
ALAT DAN BAHAN 1. LPLPO
2. Buku Permintaan Obat Khusus (Buku Bon Obat).
LANGKAH- A. Permintaan Rutin
LANGKAH 1) Menentukan jumlah permintaan obat berdasarkan data pemakaian obat
periode sebelumnya, jumlah kunjungan resep, data penyakit, dan frekuensi
distribusi obat oleh Unit Farmasi DKK.
2) Cara menghitung Kebutuhan Obat : jumlah untuk periode yang akan datang
diperkirakan sama dengan pemakaian pada periode sebelumnya yaitu dengan
rumus
SO = SK + WK + WT + SP - SS
SP = Stok Penyangga
SS = Sisa Stok
4) Permintaan obat rutin diajukan tiap 3 ( tiga ) bulan sekali sesuai dengan
petunjuk dari Unit Farmasi DKK .
B. Permintaan Khusus
- Kebutuhan meningkat
- Menghindari kekosongan
- Penanganan Kejadian Luar Biasa ( KLB )
- Obat Rusak
- Obat Kadaluwarsa
6) Permintaan Khusus dilakukan dengan menggunakan Surat Bon Obat yang
sudah disetujui dan ditandatangani oleh Kepala Puskesmas.
Diajukan ke Unit Farmasi sewaktu- waktu diperlukan mendesak.
UNIT TERKAIT 1. Puskesmas
2. Sub Unit
3. IFK Kabupaten
NO. REVISI :
TANGGAL TERBIT :02 Januari 2015 H. SAHRUJI, SE.SKM.MM
UPT
SOP HALAMAN : 1 Halaman NIP. 196712311989031130
PUSKESMAS
LABUAPI
PENGERTIAN Menjaga tidak terjadi pemberian obat kadaluarsa pelaksanaan FIFO dan FEFO kartu
stok merupakan rangkaian proses dalam menyimpan obat dengan cara mencatat di
kartu stok tanggal dan jumlah penerimaan, mencatat tanggal kedaluarsa obat
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah- langkah untuk menjaga tidak terjadi pemberian
obat kadaluarsa pelaksanaan FIFO dan FEFO kartu stok
KEBIJAKAN Sk Kepala Puskesmas Labuapi Nomer: 081/Kep/PKM.LA/I/2015. Tentang
Penyediaan obat yang menjamin ketersedian obat
REFRENSI 1. PMK RI No. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas
PENGERTIAN Proses kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non teknis yang harus dikerjakan
mulai dari menerima resep dokter sampai penyerahan obat pada pasien
TUJUAN Agar pasien mendapat obat psikotropika narkotika sesuai dengan resep dokter dan
mendapat informasi penggunaannya sesuai resep
KEBIJAKAN Setiap Peresepan obat psikotropika narkotika mengikuti langkah – langkah dalam
SPO
REFRENSI Buku Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas,
Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Depkes RI Jakarta,
cetakan kedua 2005.
ALAT DAN BAHAN 1.Resep
2.Etiket
3.Kartu Stok
LANGKAH- A. Petugas Medis dan Dokter
LANGKAH 1. Petugas Medis memanggil pasien ke ruang periksa
2. Petugas Medis menanyakan keluhan pasien
3. Petugas Medis mendiagnosis pasien untuk menentukan pengobatan yang tepat
4. Dokter memeriksa dan memberikan resep kepada pasien untuk mengambil obat di
kamar obat
B. Petugas Farmasi
5. Petugas Farmasi menerima resep dari pasien
6. Petugas Farmasi memeriksa kelengkapan administrasi resep
a. Tanggal pembuatan resep
b. Nama, jumlah dan aturan pakai obat
c. Nama,umur, alamat lengkap, jenis kelamin
7. Petugas Farmasi cek nama lengkap,alamat dan tanda tangan dokter yang membuat
resep
8. Bila tidak jelas Petugas Farmasi konsultasi ke dokter yang membuat resep
9. Apabila sudah jelas petugas farmasi menyiapkan obat sesuai resep
5. Petugas Farmasi melakukan peracikan obat apabila diperlukan
6. Petugas Farmasi memberikan etiket
7. Petugas Farmasi melakukan pemeriksaan ulang terhadap resep
8. Petugas Farmasi memanggil pasien / keluarga pasien memastikan identitas pasien
sesuai dengan identitas resep
9. Petugas Farmasi menjelaskan tentang aturan penggunaan obat, efek samping yang
paling sering terjadi dan cara penyimpanan yang benar
10. Petugas Farmasi memberikan obat pada pasien
UPT
SOP HALAMAN : 1 Halaman H. SAHRUJI, SE.SKM.MM
NIP. 196712311989031130
PUSKESMAS
LABUAPI
PENGERTIAN Penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga adalah obat yang dibawa
ke puskesmas atau yang diresepkan atau dipesan di puskesmas
TUJUAN Agar pasien mendapat informasi obat yang dibawa sendiri apakah masih bisa
diteruskan atau dihentikan dan mendapat informasi bagaimana menggunakanya
KEBIJAKAN Sk Kepala Puskesmas Labuapi Nomer: 088/Kep/PKM.LA/I/2015. Tentang
penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga
REFRENSI Buku Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas,
Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Depkes RI Jakarta,
cetakan kedua 2004.
ALAT DAN BAHAN 1. Resep
2. Rekam Medis Pasien
LANGKAH-
1. Dokter menanyakan kepada pasien tentang obat – obat yang sedang
LANGKAH
dikonsumsi oleh pasien sebelum menjalani perawatan di Puskesmas
2. Petugas Farmasi menerima obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga
3. Petugas Farmasi memberikan informasi kepada pasien obat yang dibawa
sendiri untuk diteruskan atau dihentikan
4. Petugas Farmasi menarik obat yang tidak diteruskan atas instruksi dokter
5. Petugas Farmasi memberi aturan pemakaian obat yang diteruskan
6. Jika dokter menuliskan resep untuk pasien dan di Kamar Obat Puskesmas
tidak tersedia, maka Petugas Farmasi memberitahu pasien/keluarga untuk
membeli sendiri di apotik terdekat
7. Petugas Farmasi menawarkan kepada pasien/keluarga bahwa obat tersebut
bisa dipesan di Puskesmas
8. Petugas Farmasi menerima obat yang dibeli sendiri oleh pasien/keluarga
di Apotik terdekat
9. Petugas Farmasi memberi aturan pemakaian obat yang dibeli sendiri oleh
pasien/keluarga
10. Semua obat yang dibawa sendiri oleh pasien / keluarga tercatat di Rekam
Medis pasien
PENGERTIAN Prosedur ini mengatur pengawasan dan pengendalian Penggunaan Psikotropika Dan
Narkotika
NO. REVISI :
TANGGAL TERBIT :02 Januari 2015
UPT SOP H. SAHRUJI, SE.SKM.MM
NIP. 196712311989031130
PUSKESMAS HALAMAN : 1 Halaman
LABUAPI
PENGERTIAN Merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap obat yang diterima agar aman (tidak
hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia, dan mutunya tetap terjamin,
sesuai dengan peryaratan yang ditentukan
TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pengadaan obat dan
perbekalan kesehatan.
KEBIJAKAN Sk Kepala Puskesmas Labuapi Nomer: 081/Kep/PKM.LA/I/2015. Tentang
Kesediaan obat menjamin kesedian obat
REFRENSI 1. PMK RI No. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
2. PP No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
3. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. DirJen BinFar DepKes RI (2006) tentang Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
ALAT DAN BAHAN 1. Lemari Obat
2. Kartu Stok Obat
3. Palet Obat
4. Lemari Pendingin
5. Alat Pengukur Suhu Ruangan.
LANGKAH-LANGKAH 1. Mencatat jumlah penerimaan, tanggal kadaluwarsa obat dan sediaan farmasi di
dalam kartu stok
2. Menyimpan obat dan perbekalan kesehatan yang diterima pada kondisi yang sesuai,
layak dan mampu menjamin mutu dan stabilitasnya pada rak/lemari yang sesuai
berdasarkan bentuk sediaan, alfabetis, atau dengan penyimpanan khusus, seperti :
a. Psikotropika dan narkotika disimpan dalam lemari/laci khusus dan terkunci
b. Bahan yang mudah terbakar / meledak disimpan terpisah dan terhindar dari
matahari langsung
c. Obat bentuk sediaan suppositoria, rectal tube atau sediaan lain yang stabil pada
suhu dingin disimpan di lemari pendingin
d. Obat LASA (look alike sound alike) jika memungkinkan hindari penyimpanan
yang berdampingan/berjejer, gunakan huruf kapital untuk menekankan perbedaan
nama obat (misal: CHLORamfenicol dan THIamfenicol)
3. Setiap penyimpanan obat dan perbekalan kesehatan harus mengikuti prinsip FIFO
(First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out)
4. Mengisi kartu stok setiap penambahan dan pengambilan obat.
UNIT TERKAIT Gudang Obat, kamar Obat, Sub Unit.
PEMBERIAN OBAT KEPADA PASIEN DAN
PELABELAN Ditetapkanoleh:
KEPALA UPT PUSKESMAS
NO.DOKUMEN :075/SOP/PKM-LA/I/2015 LABUAPI
NO. REVISI :
TANGGAL TERBIT :02 Januari 2015
SOP H. SAHRUJI, SE.SKM.MM
NIP. 196712311989031130
UPT HALAMAN : 1 Halaman
PUSKESMAS
LABUAPI
PENGERTIAN Pemberian informasi penggunaan obat adalah proses kegiatan yang meliputi aspek
teknis dan non teknis yang harus dikerjakan agar pasien memahami cara penggunaan
obat yang diterima
TUJUAN Untuk menyeragamkan standar pemberian informasi penggunaan obat
KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas Labuapi Nomer : 001/Kep/PKM.LA/I/2015. Tentang jenis -
jenis pelayanan kesehatan di puskesmas labuapi.
REFRENSI 1. PMK RI NO.30 Tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di puskesmas
2.Dirjen BinFar DepKes RI (2006) tentang pelayanan kefarmasian.
ALAT DAN BAHAN 1. Resep
2. Buku PIO
LANGKAH-LANGKAH 1. Memberikan informasi kepada pasien berdasarkan resep atau kondisi
kesehatan pasien baik lisan maupun tertulis
2. Melakukan penelusuran literatur bila diperlukan, secara sistematis untuk
memberikan informasi
3. Menjawab pertanyaan pasien dengan jelas dan mudah dimengerti, tidak bias,
etis dan bijaksana baik secara lisan maupun tertulis
4. Hal-hal yang perlu disampaiakan kepada pasien :
a) Jumlah, jenis dan kegunaan masing-masing obat
b) Bagaimana cara pemakaian masing-masing obat yang meliputi :
bagaimana cara memakai obat, kapan harus mengkonsumsi/menggunakan obat,
seberapa banyak/dosis dikonsumsi sebelumnya, waktu sebelum atau sesudah
makan, frekuensi penggunaan obat/rentang jam penggunaan.
c) Bagaimana cara menggunakan perbekalan kesehatan
d) Peringatan atau efek samping obat
e) Bagaimana mengatasi jika terjadi masalah efek samping obat
f) Tata cara penyimpanan obat
g) Pentingnya kepatuhan penggunaan obat
5. Menyediakan informasi aktif.
6. Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat
UNIT TERKAIT
Kepala Puskesmas, Petugas Kamar Obat, Unit Pelayanan.
PEMBERIAN INFORMASI TENTANG EFEK
SAMPING/EFEK YANG TIDAK DIHARAPKAN Ditetapkanoleh:
NO.DOKUMEN :076/SOP/PKM-LA/I/2015 KEPALA UPT PUSKESMAS
LABUAPI
NO. REVISI :
TANGGAL TERBIT :02 Januari 2015
SOP H. SAHRUJI, SE.SKM.MM
HALAMAN : 2 Halaman
UPT NIP. 196712311989031130
PUSKESMAS
LABUAPI
PENGERTIAN Standar Presedur Operasional yang mengatur mengenai pemberian informasi kepada
pasien perihal efek samping dan resiko pengobatan di Puskesmas Labuapi
PENGERTIAN Penyimpanan obat dirumah adalah suatu kegiatan penyimpanan terhadap obat-
obatan yang diterima oleh pasien agar aman , terhindar dari kerusakan baik fisik
maupun kimia sehingga mutunya terjamin
TUJUAN Untuk memberikan informasi kepada pasien tentang cara penyimpanan obat yang
benar dan aman
KEBIJAKAN Petunjuk penyimpanan obat dirumah yang disampaikan kepada pasien langkah –
langkahnya harus sesuai dengan SPO yang ada
REFRENSI 1. PMK RI NO.30 Tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di puskesmas
2. 3. Dirjen BinFar DepKes RI (2006) tentang pelayanan kefarmasian.
Efek samping obat adalah suatu reaksi yang tidak diharapkan dan berbahaya yang
PENGERTIAN diakibatkan oleh suatu pengobatan.
TUJUAN Untuk menyeragamkan standar pelaporan efek samping obat
KEBIJAKAN SK kepala puskesmas Labuapi Nomer : 091/Kep/PKM.LA/I/2015.Tentang
Penanggung jawab tindak lanjut pelaporan
REFRENSI 1. PMK RI No.30 Tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian dipuskesmas
2. UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
3. PP No. 51 Tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian
ALAT DAN BAHAN 1. Resep
2. Buku Pelaporan Efek Samping Obat
3. Rekam Medis
LANGKAH-LANGKAH 1. Mencatat R/, nama dan alamat pasien yang memiliki alergi dan efek samping
terhadap obat tertentu pada resep
2. Mengkonfirmasikan ke poli pelayanan riwayat pasien yang memiliki efek
samping terhadap obat tertentu
3. Mengkonfirmasi dokter yang melayani pasien
4. Melaporkan pencatatan efek samping obat ke Kepala Puskesmas
UNIT TERKAIT Kepala Puskesmas, Petugas Apotik, Dokter, Dokter gigi.
PENCATATAN, PEMANTAUAN, PELAPORAN EFEK
SAMPING OBAT, KTD Ditetapkanoleh:
NO.DOKUMEN :080/SOP/PKM-LA/I/2015 KEPALA UPT PUSKESMAS
LABUAPI
NO. REVISI :
TANGGAL TERBIT :02 Januari 2015
SOP HALAMAN : 1 Halaman H. SAHRUJI, SE.SKM.MM
UPT NIP. 196712311989031130
PUSKESMAS
LABUAPI
PENGERTIAN Pengelolaan obat efek samping adalah suatu proses kegiatan pematauan setiap respon
terhadap obat yang merugikan atau yang tidak di harapkan yang terjadi pada dosis
normal yang di gunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi
serta mengelola obat efek samping di Puskesmas
TUJUAN Untuk menjaga dan melidungi pelanggan dari efek samping penggunaan obat
KEBIJAKAN Semua kegiatan pengelolaan obat dalam mengenal dan menemukan efek samping obat
yang terjadi dan mengelola obat efek samping tersebut di Puskesmas mengikuti langkah
– langkah dalam SPO
REFRENSI 1. PMK RI No.30 Tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian dipuskesmas
2. UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
3. PP No. 51 Tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian
ALAT DAN BAHAN 1. Buku Catatan Efek Samping Obat
PENGERTIAN Efek samping obat adalah segala seuatu khasiat yang tidak diinginkan untuk tujuan
Terapi yang dimaksudkan pada dosis yang dianjurkan.
Untuk mengidentifikasi respons teraperik yang di antisipasi maupun reaksi alergik,
interaksi obat yang tidak di antisipasi, untuk mencegah resiko bagi pasien. Memantau
TUJUAN efek obat termasuk mengabservasi dan mendokumentasikan setiap KTD
KEBIJAKAN Apabila terjadi efek samping obat dan KTD (Kejadian Tidak Diinginkan) kepada
pasien rawat jalan maupun rawat inap untuk segera dicari jalan penyelesaiannya
sesuai langkah-langkah dalam SPO.
REFRENSI 1. PMK RI No.30 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskemas
2. PP No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian.
1. Protap Pelayanan Kefarmasian Di Kamar Obat
ALAT DAN BAHAN 2. Buku catatan kejadian Efek samping Obat
LANGKAH-LANGKAH 1. Melakukan sosialisasi kepada pasien berdasarkan catatan dan laporan efek
samping obat yang pernah dialami
2. Memberikan informasi obat terutama berkaitan dengan efek samping obat agar
tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan ( KTD )
3. Menyarankan apabila berobat ke pelayanan kesehatan untuk selalu memberi
tahu riwayat efek samping bila meminum obat tertentu
UPT
SOP HALAMAN : 1 Halaman H. SAHRUJI, SE.SKM.MM
NIP. 196712311989031130
PUSKESMAS
LABUAPI
PENGERTIAN Identifikasi dan Pelaporan kesalahan pemberian obat dan KNC adalah proses utk
mengidentifikasi dan pelaporan obat suatu tindakan yang diambil oleh Petugas
Farmasi apabila petugas dalam memberikan obat kepada pasien tidak sesuai dengan
resep
TUJUAN Untuk memperlancar penanganan apabila terjadi kesalahan pemberian obat dan KNC
( Kejadian Nyaris Cidera ) kepada pasien baik rawat inap maupun rawat jalan
KEBIJAKAN Apabila terjadi kesalahan penyerahan obat dan KNC ( Kejadian Nyaris Cidera )
kepada pasien rawat jalan maupun rawat inap untuk segera dicari jalan
penyelesaiannya sesuai langkah – langkah dalam SPO
REFRENSI Buku Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas,
Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Depkes RI Jakarta,
cetakan kedua 2004.
ALAT DAN BAHAN 1. Resep
2. Obat
3. Rekam Medis
4. Laporan Kesalahan Obat Dan KNC
LANGKAH-LANGKAH 1. Petugas Farmasi menemukan kesalahan dalam pemberian obat dan KNC
2. Petugas Farmasi segera melakukan penelusuran identitas dan penyakit dalam RM
mencari alamat pasien melalui bagian pendaftaran
3. Petugas Farmasi menyampaikan hal tersebut kepada dokter/dokter gigi penulisan
resep
4. Petugas Farmasi menanyakan kepada dokter/dokter gigi penulisan resep,
tindakan yang harus dilakukan apabila obat sudah diminum pasien sebelum obat
pengganti yang sesuai resep diberikan
5. Petugas Farmasi menyiapkan pengganti obat yang sesuai dengan resep
6. Petugas Farmasi mendatangi rumah pasien yang salah menerima obat dengan
membawa penggantinya
7. Petugas Farmasi meminta maaf dan menjelaskan kepada keluarga pasien / pasien
tentang kesalahan obat
8. Petugas Farmasi menyerahkan obat pengganti ( yang sesuai resep ) dengan kata-
kata asertif kepada pasien/keluarganya
9. Petugas Farmasi mencatat Kejadian tersebut ditulis pada buku yang tersedia
10. Petugas Farmasi membuat laporan kesalahan obat dan KNC ( Kejadian Nyaris
Cidera )
UNIT TERKAIT 1. Petugas Farmasi
2. Dokter
3. Dokter Gigi
4. Perawat
NO. REVISI :
TANGGAL TERBIT :02 Januari 2015
SOP H. SAHRUJI, SE.SKM.MM
NIP. 196712311989031130
HALAMAN :1 Halaman
UPT
PUSKESMAS
LABUAPI
PENGERTIAN 1. Obat yang dipakai untuk mengatasi keadaan darurat dan diperlukan segera.
TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan kegiatan penyediaan obat
emergency di unit pelayanan
KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas Labuapi Nomer : 081/Kep/PKM.LA/I/2015. Tentang
Persediaan obat yang menjamin kesediaan obat
REFRENSI 1. Permenkes RI No.30 Tahun 2014 Tentang standar pelayanan kefarmasian di
puskesmas
ALAT DAN BAHAN 1. Buku Amprahan Obat Emergency
2. Berbagai Macam Obat Emergency
3. LPLPO
LANGKAH-LANGKAH 1. Petugas di unit Layanan kerja mengajukan permintaan tertulis kepada Petugas
Gudang Obat Puskesmas untuk menyediakan obat-obatan emergency yang
dibutuhkan diunit pelayanan.
2. Kepala Puskesmas menugaskan kepada petugas Gudang Farmasi untuk
menyiapkan obat emergency yang dibutuhkan oleh unit pelayanan.
3. Petugas Gudang Farmasi mencatat setiap pengambilan obat emergency.
4. Petugas Gudang Farmasi menyerahkan obat emergency ke unit pelayanan disertai
dengan bukti serah terima barang (LPLPO) yang disetujui dan diketahui oleh
Kepala Instalasi Farmasi.
UNIT TERKAIT Kepala Puskesmas, Gudang Obat Puskesmas dan UNIT Pelayanan.
NO. REVISI :
TANGGAL TERBIT :02 Januari 2015
UPT SOP H. SAHRUJI, SE.SKM.MM
NIP. 196712311989031130
PUSKESMAS HALAMAN :1 Halaman
LABUAPI
PENGERTIAN Gudang merupakan tempat penyimpanan sementara sediaan farmasi dan alat
kesehatan sebelum didistribusikan. Fungsi gudang adalah mempertahankan
kondisi sediaan farmasi dan alat kesehatan yang disimpan agar tetap stabil sampai
ke tangan pasien
TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan kegiatan penyimpanan
sediaan farmasi dan alat kesehatan untuk kebutuhan pasien yang emergensi
KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas Labuapi Nomer : 081/Kep/PKM.LA/I/2015. Tentang
Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat.
REFRENSI 1. Permenkes No. 30 Tahun 2014 Tentang standar pelayanan kefarmasian di
puskesmas
2. PP No.51 Tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian
ALAT DAN BAHAN 1. Buku register obat
2. Lemari Obat/ rak obat
3. Kotak atau Box untuk menyimpan Obat Emergensi
LANGKAH-LANGKAH 1. Kepala Ruangan di unit pelayanan mencatat jumlah dan tanggal kadaluwarsa
obat emergensi yang diterima di dalam buku amprahan obat.
2. Kepala Ruangan di unit pelayanan menyimpan obat emergensi yang diterima
pada rak yang sesuai berdasarkan aspek farmakologi, bentuk sediaan, secara
alphabetis atau penyimpanan khusus.
3. Obat yang tergolong emergensi simpan didalam lemari khusus atau kotak
khusus
4. Obat emergensi yang keluar harus berdasarkan resep yang ditulis oleh dokter
5. Obat yang masuk atau keluar harus segera di tulis pada buku register obat.
UNIT TERKAIT Kepala Puskesmas, Dokter, Petugas Unit Pelayanan,
MONITORING PENYEDIAAN OBAT-OBAT
EMERGENSI DI UNIT KERJA Ditetapkanoleh:
KEPALA UPT PUSKESMAS
NO.DOKUMEN :084/SOP/PKM-LA/I/2015 LABUAPI
PENGERTIAN 1. Obat yang dipakai untuk mengatasi keadaan darurat dan diperlukan segera.
2. Biasanya adalah obat-obatan injeksi , tablet(ISDN) dan bentuk suppositoria
(Stesolid).
3. Dibuat dalam satu kit sehingga mudah untukdibawa cepat.
4. Penggantian obat dilakukan melalui penulisan resep.
TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk pemantauan pelaksanaan dan pengawasan kegiatan
penyediaan obat emergency di unit kerja.
KEBIJAKAN Keputusan Kepala Puskesmas No. 092 Tentang Penyediaan Obat Emergency di Unit
Pelayanan.
REFRENSI 1. PMK RI No. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
puskesmas
2. UU No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
3. PP No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian.
4. Dirjen Binfar dan Alkes Kemenkes RI dengan Pengurus Pusat IAI (2011)
Tentang Pedoman Cara Pelayanan Kefarmasian yang baik.
ALAT DAN BAHAN 1. Buku Catatan Pengambilan Obat Emergency
2. Berbagai Macam Obat Emergency
3. LPLPO
LANGKAH-LANGKAH 1. Petugas gudang Obat Puskesmas mengajukan permintaan tertulis
kepada Kepala Instalasi Farmasi untuk menyediakan obat-obatan emergency
yang dibutuhkan diunit pelayanan. Sehingga kebutuhan obat emergensi
terpenuhi.
2. Kepala Instalasi Farmasi menugaskan kepada petugas Gudang Obat Puskesmas
untuk memonitoring penyiapan obat emergency yang dibutuhkan oleh unit
pelayanan agar upaya pemenuhan obat emergensi dapat terpenuhi
3. Petugas Gudang Obat Puskesmas mencatat setiap pengambilan obat emergency.
4. Petugas Gudang Obat Pukesmas memonitoring penyerahan obat emergency
ke unit pelayanan disertai dengan bukti serah terima barang (LPLPO) yang
disetujui dan diketahui oleh Kepala Pusesmas dan kepala ruangan.
Daftar obat emergensi :
1. Ephinephrine Injeksi
2. Dexametasone Injeksi
3. Ranitidine Injeksi
4. Diazepam Injeksi
5. Furosemide Injeksi
6. Lidocaine injeksi
7. Aminophilline Injeksi
8. Berbagai Jenis Cairan kristaloid (Glucose
5%, Nacl, Ringer Lactat).
9. Diazepam Rectal
10. MgSO4 40% Injeksi
11. MgSO4 20% Injeksi
12. Kalcium Glukonas Injeksi
13. Isosorbid Dinitrat Tablet
14. Vit K Injeksi
15. Hyocina Injeksi
16. Metamizol Injeksi
UNIT TERKAIT Kepala Puskesmas, Petugas Gudang Obat Puskesmas, Unit Pelayanan, IFK
Kabupaten.
NO. REVISI :
TANGGAL TERBIT :02 Januari 2015
SOP H. SAHRUJI, SE.SKM.MM
NIP. 196712311989031130
UPT HALAMAN :1 Halaman
PUSKESMAS
LABUAPI
PENGERTIAN Merupakan proses kegiatan seleksi obat dan bahan medis habis pakai untuk
menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan puskesmas
TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan kegiatan perencanaan
kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan sehingga mendapatkan jumlah dan jenis
yang sesuai dengan kebutuhan dan menjamin ketersediaan obat dan perbekalan
kesehatan di Puskesmas
KEBIJAKAN Sk Kepala Puskesmas Labuapi Nomer: 001/Kep//PKM.LA/I/2015. Tentang jenis jenis
pelayanan kesehatan di puskesmas Labuapi
REFRENSI 1. PMK RI No. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
2. PP No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
3. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. DirJen BinFar DepKes RI (2006) tentang Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
ALAT DAN BAHAN 1. LPLPO
2. Format Usulan Rencana Kebutuhan Obat
3. Buku Bon Obat
LANGKAH-LANGKAH a. Permintaan Rutin
1. Melakukan stok opname obat dan perbekalan kesehatan di gudang obat dan kamar
obat setiap akhir bulan tanggal 23 (jumlah sisa, kadaluwarsa dan obat rusak)
2. Melakukan analisa, verifikasi dan kompilasi penggunaan serta sisa stok obat dan
perbekalan kesehatan berdasarkan LPLPO sub unit Puskesmas yang terkait.
3. Melakukan analisa untuk menetapkan prioritas dan jumlah obat dan perbekalan
kesehatan yang akan diadakan
4. Menyusun perkiraan perencanaan kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan
5. Menyusun LPLPO Puskesmas
b. Permintaan Khusus
1. Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin, apabila:
kebutuhan meningkat, menghindari kekosongan, penanganan Kejadian Luar Biasa
(KLB), obat rusak dan kadaluwarsa.
2. Permintaan obat dilakukan dengan menggunakan buku bon yang memuat nama obat
dan jumlah permintaan dan selanjutnya diproses oleh IFK Kabupaten.
3. Obat yang diterima di cek dan kemudian dicatat jumlahnya di LPLPO sebagai
penerimaan.
PENGERTIAN Merupakan suatu proses kegiatan yang bertujuan agar tersedianya sediaan farmasi
dengan jumlah dan jenis yang cukup sesuai dengan kebutuhan pelayanan di
Puskesmas
TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pengadaan obat
dan perbekalan kesehatan sehingga mendapatkan jumlah dan jenis yang sesuai
dengan kebutuhan dan menjamin ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan di
Puskesmas
KEBIJAKAN Sk Kepala Puskesmas Labuapi Nomer: 001/Kep//PKM.LA/I/2015. Tentang jenis
jenis pelayanan kesehatan di puskesmas Labuapi
REFRENSI 1. PMK RI No. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas
ALAT DAN BAHAN 1. LPLPO
2. Jadwal Distribusi Obat.
LANGKAH-LANGKAH 1. LPLPO Puskesmas dikirim ke Dinas Kesehatan dan IFK Kabupaten paling
lambat tanggal 3 pada bulan berikutnya.
2. Melakukan permintaan obat ke IFK sesuai jadwal dengan membawa LPLPO
Puskesmas
3. Setelah LPLPO Puskesmas di verifikasi oleh IFK, obat dan perbekalan
kesehatan yang sudah disiapkan di cek dan dicatat kesesuaian jenis, jumlah,
kadaluwarsa, nomer batch.
4. Obat dan perbekalan kesehatan di distribusi ke gudang obat Puskesmas
UNIT TERKAIT 1. Petugas Gudang Obat Puskesmas
2. IFK Kabupaten
PENGERTIAN Merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat dan bahan medis habis pakai
secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit farmasi Puskesmas
dan jejaringnya.
TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan terhadap permintaan tertulis dari
sub unit Puskesmas untuk obat dan perbekalan kesehatan
KEBIJAKAN Sk Kepala Puskesmas Labuapi Nomer: 001/Kep//PKM.LA/I/2015. Tentang jenis
jenis pelayanan kesehatan di puskesmas Labuapi
REFRENSI 1. PMK RI No. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
2. PP No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
3. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. DirJen BinFar DepKes RI (2006) tentang Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
ALAT DAN BAHAN 1. LPLPO Sub Unit
2. Kartu Stok
3. Buku BON Obat (Permintaan Obat)
LANGKAH-LANGKAH 1. LPLPO sub unit (Kamar Obat, UGD,KIA, PUSTU, POSKESDES, PUSKEL)
setelah diverifikasi oleh petugas gudang obat kemudian disiapkan obat dan
perbekalan kesehatannya sesuai dengan kebutuhan persediaan selama satu bulan
kedepan, dengan mempertimbangkan ketersediaan di gudang obat.
2. Obat dan perbekalan kesehatan siap di distribusikan ke sub unit, obat dan
perbekalan kesehatan diterima oleh petugas sub unit.
3. Mengarsipkan LPLPO sub unit
4. Permintaan Obat dan Perbekalan kesehatan dari sub unit di luar jadwal distribusi,
ditulis dalam buku bantu permintaan obat.
UNIT TERKAIT Semua Sub Unit
PELAPORAN PENGGUNAAN OBAT
Ditetapkanoleh:
NO.DOKUMEN : 088/SOP/PKM-LA/I/2015 KEPALA UPT PUSKESMAS
LABUAPI
NO. REVISI :
TANGGAL TERBIT : 02 Januari 2015
SOP H. SAHRUJI, SE.SKM.MM
UPT HALAMAN :
PUSKESMAS NIP. 196712311989031130
LABUAPI
4. Evaluasi dan pelaporan penggunaan obat setiap 3 bulan sekali dan akhir tahun
UNIT TERKAIT IFK kabupaten, Dinas Kesehatan Kabupaten
PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN
KEFARMASIAN (MONITORING DAN EVALUASI) Ditetapkan oleh:
KEPALA UPT PUSKESMAS
NO.DOKUMEN : 089/SPO/PKM-LA/I/2015 LABUAPI
NO. REVISI :
TANGGAL TERBIT :02 Januari 2015
UPT SOP H. SAHRUJI, SE.SKM.MM
HALAMAN : 1 Halaman NIP. 196712311989031130
PUSKESMAS
LABUAPI
UNIT TERKAIT Kepala Puskesmas, Tim Mutu, Petugas Farmasi, Dinas Ksehatan Kabupaten.
PENGADAAN STOCK OBAT BILA HABIS
Ditetapkanoleh:
NO.DOKUMEN :090/SOP/PKM-LA/I/2015 KEPALA UPT PUSKESMAS
LABUAPI
NO. REVISI :
TANGGAL TERBIT : 02 Januari 2015
SOP H. SAHRUJI, SE.SKM.MM
UPT HALAMAN : 1 Halaman
PUSKESMAS NIP. 196712311989031130
LABUAPI
PENGERTIAN Merupakan suatu proses kegiatan yang bertujuan agar tersediannya sediaan farmasi
dengan jumlah dan jenis yang cukup sesuai dengan kebutuhan pelayanan di
puskesmas.
TUJUAN
Untuk menyeragamkan standar pengadaan stock obat bila habis
PENGERTIAN Adalah kegiatan memindahkan sediaan dan perbekalan kesehatan dari tempat
penyimpanan sesuai permintaan yang nantinya akan diberikan kepada pasien.
TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk meminimalkan kesalahan pengambilan dan mempercepat
proses penyerahan obat dan perbekalan kesehatan
KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas Labuapi Nomer : 081/Kep/PKM.LA/I/2015. Tentang
Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat.
REFRENSI 1. PMK RI No. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Puskesmas
2. PP No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
ALAT DAN BAHAN 1. Resep
2. Buku Register Harian Obat
LANGKAH-LANGKAH 1. Memastikan sediaan yang diambil dari tempat persediaan adalah benar dan
sesuai dengan resep yang diterima
2. Memeriksa dengan teliti label sediaan seperti tanggal kadaluwarsa
3. Pemindahkan obat dan perbekalan kesehatan dilakukan secara FIFO atau
FEFO
UNIT .TERKAIT Apotik ( Kamar Obat).
PENERIMAAN RESEP
Ditetapkanoleh:
NO.DOKUMEN : 092/SOP/PKM-LA/I/2015 KEPALA UPT PUSKESMAS
LABUAPI
NO. REVISI :
TANGGAL TERBIT : 02 Januari 2015
SOP H. SAHRUJI, SE.SKM.MM
UPT HALAMAN : 1 Halaman
PUSKESMAS NIP. 196712311989031130
LABUAPI
PENGERTIAN Merupakan kegiatan pelayanan resep dimana setiap alur pelayanan resep dilakukan
upaya pencegahan terjadinya kesalahan
TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan terhadap permintaan tertulis dari
dokter, dokter gigi, perawat dan bidan
KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas Labuapi Nomer : 081/Kep/PKM.LA/I/2015. Tentang
Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat.
REFRENSI 1. PMK RI No. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
2. PP No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
3. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. DirJen BinFar DepKes RI (2006) tentang Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
ALAT DAN BAHAN 1. Resep
LANGKAH-LANGKAH a. Menerima resep
b. Melakukan skrining terhadap resep meliputi :
1. Melakukan pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan resep yaitu tanggal
penulisan resep, nama pasien, alamat, umur dan berat badan pasien (bila perlu)
2. Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetik yaitu bentuk sediaan, dosis,
frekuensi, stabilitas, cara dan lama pemberian obat
3. Mengkaji aspek klinis dengan cara melakukan patient assessment kepada
pasien yaitu adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah
obat dan kondisi khusus lainnya), keluhan pasien dan hal lain yang terkait dengan
kajian aspek klinis.
4. Menetapkan ada tidaknya masalah terkait obat dan berkomunikasi dengan
dokter atau penulis resep
5. Mengkomunikasikan ke dokter atau penulis resep tentang masalah resep apabila
diperlukan.
UNIT TERKAIT Kamar Obat, Unit Pelayanan.
PERACIKAN OBAT Ditetapkanoleh:
KEPALA UPT PUSKESMAS
NO.DOKUMEN : 093/SOP/PKM-LA/I/2015 LABUAPI
NO. REVISI :
TANGGAL TERBIT : 02 Januari 2015
UPT SOP H. SAHRUJI, SE.SKM.MM
NIP. 196712311989031130
PUSKESMAS HALAMAN : 2 Halaman
LABUAPI
PENGERTIAN Merupakan kegiatan penyiapan sediaan obat jadi maupun peracikan obat puyer
yang dilakukan oleh tenaga yang terlatih sesuai kebutuhan dan dosis.
TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk meminimalkan kesalahan dalam peracikan obat.
KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas Labuapi Nomer : 081/Kep/PKM.LA/I/2015. Tentang
Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat.
REFRENSI 1. PMK RI No. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas
2. PP No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
3. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. DirJen BinFar DepKes RI (2006) tentang Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
ALAT DAN BAHAN 1. Mortir
2. Sendok/ Spatula
3. Kertas Puyer
4. Air mineral
5. Klip Obat
LANGKAH-LANGKAH 1. Membersihkan tempat dan peralatan kerja.
2. Mengambil obat/bahan obat dari wadahnya dengan menggunakan alat yang
sesuai misalnya sendok/spatula, nama dan jumlah obat sesuai yang diminta,
memeriksa mutu secara organoleptis dan tanggal kadaluarsa obat.
3. Untuk sediaan :
a. Sirup kering
Memberikan sediaan sirup kering harus dalam keadaan sudah dicampur air matang
(mineral) sesuai dengan takarannya pada saat akan diserahkan ke pasien.
b. Untuk sediaan obat racikan, langkah – langkah sebagai berikut :
- Menghitung kesesuaian dosis
- Menyiapkan pembungkus dan wadah obat racikan sesuai dengan kebutuhan
- Menyiapkan dan mengambil obat sesuai kebutuhan
- Tidak mencampur antibiotika dengan obat lain dalam 1 (satu) sediaan
- Menghindari penggunaan alat yang sama untuk mengerjakan sediaan yang
mengandung beta laktam dan non beta laktam
- Menggerus obat yang jumlahnya sedikit terlebih dahulu, lalu digabungkan
dengan obat yang jumlahnya lebih besar, digerus sampai homogen.
- Membagi obat dengan merata.
- Mengemas racikan obat sesuai dengan permintaan dokter
- Puyer tidak disediakan dalam jumlah besar sekaligus.
4. Menuliskan nama pasien, tanggal, nomor dan aturan pakai pada etiket yang
sesuai dengan permintaan dalam resep dengan jelas dan dapat dibaca. Etiket putih
untuk obat dalam, etiket biru untuk obat luar, dan label kocok dahulu untuk sediaan
emulsi dan suspensi.
5. Memeriksa kembali jenis dan jumlah obat sesuai permintaan pada resep, lalu
memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai agar terjaga mutunya.
UNIT TERKAIT 1. Kamar Obat
2. Dokter
3 UGD
PENYERAHAN OBAT Ditetapkanoleh:
KEPALA UPT PUSKESMAS
NO.DOKUMEN : 094/SOP/PKM-LA/I/2015 LABUAPI
NO. REVISI :
TANGGAL TERBIT : 02 Januari 2015
UPT SOP H. SAHRUJI, SE.SKM.MM
NIP. 196712311989031130
PUSKESMAS HALAMAN : 2 Halaman
LABUAPI
PENGERTIAN Merupakan kegiatan menyerahkan obat sesuai permintaan resep kepada pasien atau
keluarga pasien, dimana sebelum diserahkan dilakukan pengecekan ulang dan
disertai PIO
TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk meminimalkan kesalahan dalam penyerahan obat
ALAT DAN BAHAN 1. Buku Protap Pelayanan Kefarmasian di Kamar Obat (Lembar Balik)
3. Resep
4. Etiket
LANGKAH-LANGKAH Setelah penyiapan obat, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali
mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan
jumlah obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan resep).
b. Memanggil nama pasien
c. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien
d. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat
e. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal lain yang terkait
dengan obat tersebut, antara lain manfaat obat, makanan dan minuman yang harus
dihindari, kemungkinan efek samping, cara penyimpanan obat, dll.
f. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik dan
Sopan, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya kurang
stabil.
PENGERTIAN PELABELAN merupakan keterangan yang melengkapi suatu kemasan barang yang
berisi tentang bahan - bahan yang di gunakan untuk membuat barang tersebut
dengan cara penggunaan efek samping, dan sebagainya.
ETIKET merupakan sediaan apoteker atau farmasi untuk memberi petunjuk cara
pemakaian
TUJUAN Untuk menyeragamkan standar penulisan label dan etiket pemakaian
KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas Labuapi Nomer : 081/Kep/PKM.LA/I/2015. Tentang
Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat.
REFRENSI Protap Pelayanan Kefarmasian Di Kamar Obat Pustu Kerjasama Dinas Kesehatan
Provinsi NTB dan Japan Internasional Cooperation Agency (JAICA) Tahun 2012
ALAT DAN BAHAN 1. Resep
2. Klip obat
3. Etiket Obat
LANGKAH-LANGKAH 1. Resep yang masuk kedalam apotek di scering / dicek kelengkapannya terlebih
dahulu
2. Obat disiapkan sesuai dengan resep yang ditulis oleh dokter
3. Obat di masukkan kedalam klip obat yang sesuai
4. Obat diberikan label/etiket sesuai jenis obat yang diresepkan
5. Untuk obat oral menggunakan etiket putih, obat luar menggunakan etiket biru,
dan untuk obat sediaan suspensi atau emulsi menggunakan etiket yang berlabelkan
kocok dulu
6. Penulisan label/etiket meliputi nomer R/, tanggal pemberian obat, nama pasien,
aturan pakai yang jelas dan paraf petugas .
UNIT TERKAIT Kepala Puskesmas, Petugas Kamar Obat, Dokter, Petugas unit Layanan
PENGELOLAAN RESEP Ditetapkanoleh:
KEPALA UPT PUSKESMAS
NO.DOKUMEN : 096/SOP/PKM-LA/I/2015 LABUAPI
NO. REVISI :
TANGGAL TERBIT : 02 Januari 2015
SOP H. SAHRUJI, SE.SKM.MM
NIP. 196712311989031130
UPT HALAMAN : 1 Halaman
PUSKESMAS
LABUAPI
PENGERTIAN Merupakan kegiatan mendokumentasikan resep berdasarkan jenis (racikan dan non
racikan, Narkotika/Psikotropika) untuk memudahkan dalam penelusuran
TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan kegiatan pengarsipan resep
KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas Labuapi Nomer : 086/Kep/PKM.LA/I/2015. Tentang
Peresepan, Pemesanan dan pengelolaan Obat
REFRENSI 1. PMK RI No. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
2. PP No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
3. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. DirJen BinFar DepKes RI (2006) tentang Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
ALAT DAN BAHAN 1. Resep
2. Tempat Untuk Menyimpan Resep
LANGKAH-LANGKAH 1. Resep asli dikumpulkan berdasarkan tanggal yang sama
2. Resep berisi narkotika/psikotropika digaris bawah merah, dibendel terpisah
3. Resep dibendel sesuai kelompoknya, setiap hari dan dibendel per bulan
4. Bendel resep diberi tanggal, bulan dan tahun yang mudah dibaca disimpan di
tempat yang telah ditentukan.
PEMUSNAHAN RESEP
NO.DOKUMEN : 097/SOP/PKM-LA/I/2015 Ditetapkanoleh:
KEPALA UPT PUSKESMAS
NO. REVISI : LABUAPI
TANGGAL TERBIT : 02 Januari 2015
SOP
HALAMAN : 1 Halaman
H. SAHRUJI, SE.SKM.MM
UPT NIP. 196712311989031130
PUSKESMAS
LABUAPI
3. Dirjen Binfar dan Alkes Kemenkes RI dengan Pengurus Pusat IAI (2011) tentang
Pedoman Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik.
TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelaporan penggunaan obat di puskesmas
KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas Labuapi Nomer : 086/Kep/PKM.LA/I/2015. Tentang
Peresepan, Pemesanan dan pengelolaan Obat
REFRENSI 1. PMK RI No. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
2. PP No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
3. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Dirjen Binfar dan Alkes Kemenkes RI dengan Pengurus Pusat IAI (2011) tentang
Pedoman Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik.
ALAT DAN BAHAN 1. LPLPO
2. Format Pelaporan POSR
3. Laporan Pelayanan Kefarmasian (PIO)
LANGKAH-LANGKAH 1. Penyusunan LPLPO Puskesmas berdasarkan LPLPO sub unit pemakaian dan sisa
stok obat, setiap tanggal 23 kecuali bulan Desember tanggal 31, dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Lombok Barat dan IFK Lombok Barat paling lambat pada tanggal 3 bulan
berikutnya.
2. Penyusunan Laporan Peresepan Obat Secara Rasional /POSR (peresepan pada
penyakit myalgia, ISPA no pneumoni, Diare non spesifik) Kamar Obat dan PUSTU
setiap bulannya dan dilaporkan sebelum tanggal 3 bulan berikutnya ke Dinas
Kesehatan Lombok Barat.
3. Penyusunan Laporan Pelayanan Informasi Obat di Kamar Obat setiap bulannya dan
dilaporkan sebelum tanggal 3 bulan berikutnya ke Dinas Kesehatan Lombok Barat.
4. Evaluasi dan pelaporan penggunaan obat setiap 3 bulan sekali dan akhir tahun
NO. REVISI :
TANGGAL TERBIT : 02 Januari 2015
SOP H. SAHRUJI, SE.SKM.MM
NIP. 196712311989031130
UPT HALAMAN : 1 Halaman
PUSKESMAS
LABUAPI
PENGERTIAN Merupakan kegiatan pelayanan obat dan perbekalan kesehatan oleh Perawat di UGD
Puskesmas
TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan obat dan perbekalan kesehatan di
UGD.
KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas Labuapi Nomer : 081/Kep/PKM.LA/I/2015. Tentang
Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat.
REFRENSI 1. PMK RI No. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
2. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Dirjen Binfar dan Alkes Kemenkes RI dengan Pengurus Pusat IAI (2011) tentang
Pedoman Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik.
NO. REVISI :
TANGGAL TERBIT :02 Januari 2015
SOP H. SAHRUJI, SE.SKM.MM
NIP. 196712311989031130
UPT HALAMAN : 2 Halaman
PUSKESMAS
LABUAPI