Anda di halaman 1dari 2

PENILAIAN, PENGENDALIAN, PENYEDIAAN

DAN PENGGUNAAN OBAT


No.Dokumen : 25/SOP/VIII/2018
Terbit ke :I
SOP
Nomor Revisi : 0
Pemerintah Tanggal terbit : 21/02/ 2018
Puskesmas
Kabupaten Tabalong Halaman : 1/2 Upau

Puskesmas Upau Dennie, SKM


NIP. 19631227 198603 1 002

1. Pengertian Pengendalian adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang
diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga
tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit pelayanan
kesehatan dasar.
2. Tujuan Agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan
dasar.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Upau Nomor 12/SK/VIII/2018 Tentang
Penyediaan Obat yang Menjamin Ketersediaan Obat
4. Referensi 1. Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016
tentang Standart Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2015
tentang peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan;
5. Prosedur/ 1. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata per bulan di Puskesmas
Langkah- Induk dan seluruh unit pelayanan untuk menentukan stok kerja
langkah
2. Menentukan stok optimum yaitu jumlah stok obat yang diserahkan kepada
unit pelayanan agar tidak mengalami kekurangan/kekosongan
3. Menentukan stok pengaman yaitu jumlah stok yang disediakan untuk
mencegah terjadinya sesuatu hal yang tidak terduga
4. Menentukan waktu tunggu yaitu waktu yang diperlukan dari mulai
pemesanan sampai obat diterima
5. Melakukan penanganan obat hilang, obat rusak dan kadaluwarsa.
a. Penanganan Obat Hilang :
1) Petugas pengelola obat setelah mengetahui ada obat hilang segera
menyusun daftar jenis dan jumlah obat hilang beserta Berita Acaranya,
serta melaporkan kepada Kepala Puskesmas. Daftar tersebut nantinya
akan digunakan sebagai lampiran dari Berita Acara Obat Hilang yang
diterbitkan oleh kepala Puskesmas
2) Kepala Puskesmas kemudian memeriksa dan memastikan kejadian
tersebut, serta menerbitkan Berita Acara Obat Hilang.
3) Kepala Puskesmas menyampaikan laporan kejadian tersebut kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, disertai Berita Acara Obat
1/2
Hilang tersebut
4) Petugas pengelola obat lalu mencatat jenis dan jumlah obat yang hilang
tersebut pada Kartu Stok masing-masing
5) Apabila jumlah obat yang tersisa diperhitungkan tidak lagi mencukupi
kebutuhan pelayanan, segera membuat LPLPO untuk mengajukan
tambahan obat
6) Apabila hilangnya obat karena pencurian maka dilaporkan kepada
kepolisian dengan membuat Berita Acara.

b. Penanganan Obat Rusak/Kadaluwarsa :


1) Petugas kamar obat, atau unit pelayanan kesehatan lainnya segera
melaporkan dan mengirimkan kembali obat tersebut kepada Kepala
Puskesmas malalui petugas gudang obat Puskesmas
2) Petugas gudang obat Puskesmas menerima dan mengumpulkan obat
rusak/kadaluwarsa dalam gudang dan jika di gudang sendiri ditemukan
obat tidak layak pakai maka harus segera dikurangkan dari catatan stok
pada masing-masing kartu stok yang dikelolanya
3) Petugas kemudian melaporkan obat yang diterimanya dari satuan kerja
lainnya ditambah dengan obat rusak/kadaluwarsa dalam gudang
kepada Kepala Puskesmas
4) Kepala Puskesmas selanjutnya melaporkan dan mengirimkan kembali
obat tersebut kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong,
untuk kemudian dibuatkan Berita Acara sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
6. Diagram Alir -
(Jika Ada)
7. Unit Terkait 1. Ruang Farmasi
2. Gudang Farmasi
3. Sub Unit Internal (Ruang Tindakan, Ruang KIA dan KB, LAB) dan Eksternal
(Pustu, Polindes dan Poskesdes, Pusling)
8. Dokumen Rekam Medis
terkait

2/2

Anda mungkin juga menyukai