Anda di halaman 1dari 3

Kadar Gula Darah Normal Menurut WHO

Untuk mengetahui berapa kadar gula darah yang ideal, kita bisa merujuk pada kadar gula darah normal menurut WHO.
Dengan demikian, kita memiliki acuan yang jelas agar tetap bisa menjaga kadar gula tidak terlalu tinggi atau terlalu
rendah.

- Ketika puasa: 4 - 7 mmol/l atau 72 - 126 mg/dl


- 90 menit setelah makan: 10 mmol/l atau 180 mg/dl
- Malam hari: 8 mmol/l atau 144 mg/dl

1. Gula Darah Puasa.

Gula darah puasa adalah kadar gula yang sudah diukur setelah melakukan puasa selama kurang lebih 10 s.d 1 jam.
Kadar Gula darah puasa biasanya di kisaran 80 s.d 120 mg/dl.

2. Gula darah 2 Jam pp

Kenapa disebut 2 Jam PP ? Tes ini hampir sama dengan gula darah puasa, tetapi setelah puasa 2 jam terlebih dahulu,
sebelum dilakukan tes, pasien biasanya dianjurkan untuk makan terlebih dahulu dan kemudian baru dilakukan
pemeriksaan.

3. Gula darah sewaktu

Pemeriksaan itu biasanya paling sering dilakukan dengan cara dilakukan di rumah, walaupun dilakukan tetap harus
dilakukannya dengan kebersihan yang sangat dijaga dan peralatan yang steril untuk menghindari terjadinya infeksi.
Cara ini begitu penting ketika digunakan untuk mengetahui penurunan kadar gula darah dalam waktu yang cepat,
namun kurang bisa mengetahui gambaran pengendalian diabetes untuk jangka panjang yang minimal kira – kira 3
bulan.

Implikasi Klinik
1. Peningkatan gula darah (hiperglikemia) atau intoleransi glukosa (nilai puasa lebih dari angka nilai rujukan)
dapat menyertai penyakit cushing (muka bulan), stres akut, feokromasitoma, penyakit hati kronik, defesiensi
kalium, penyakit yang kronik, dan sepsis.
2. kadar gula darah menurun (hipoglikemia) dapat disebabkan oleh kadar insulin yang berlebihan atau penyakit
addison.
3. Obat-obatan golongan kortikosteroid dan anestetik dapat meningkatkan kadar gula darah menjadi lebih dari
200 mg/dL
4. Bila konsentrasi glukosa dalam serum berulang-ulang > 140 mg/dL, perlu dicurigai adanya diabetes mellitus.
5. Dengan menghubungkan konsentrasi serum glukosa dan adanya glukosa pada urin dapat membantu
menentukan masalah glukosa dalam ginjal pasien.

Pada skenario, didapatkan:


GDS = 202 mg/dl; GDP = 140 mg/dl
Maka, dapat disimpulkan bahwa pasien pada skenario ini pasien memiliki hiperglikemi.

Antropometri

Antropometri berasal dari kata anthropos yang berarti man (orang) dan Metron yang berarti measure
(ukuran), jadi antropometri adalah pengukuran manusia dan lebih cenderung terfokus pada dimensi tubuh
manusia.

Indeks Massa Tubuh

Pada skenario, info yang didapat yaitu:

BB = 70 kg; TB = 158 cm; LP = 91 cm

Setelah dilakukan pemeriksaan Indeks Massa Tubuh, ditemukan bahwa IMT = 70/(1,58)2 = 28,04 dan pasien
pada skenario ini tergolong overweight-pre-obese.

Ukuran Lingkar Pinggang

Ukuran lingkar pinggang sangat penting untuk diperhatikan, karena ukuran pinggang inilah yang
menjadi salah satu penentu penyakit yang dapat diderita seseorang. Lingkar pinggang seseorang
seharusnya berukuran setengah dari tinggi badan, namun pada skenario, pasien memiliki lingkar
pinggang sepanjang 91cm, yang mana seharusnya perempuan memiliki lingkar pinggang 80cm (31.5
inci), sedangkan laki-laki seharusnya memiliki lingkar pinggang sepanjang 94cm (37 inci). Dan akan
memiliki risiko terkena suatu penyakit seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker apabila perempuan
memiliki lingkar pinggang > 88cm (34,5 inci), sedangkan untuk laki-laki dengan ukuran >102cm (40inci).
Pasien pada skenario tergolong memiliki risiko penyakit degeneratif, menurut gejala yang ada, pasien ini
tergolong Diabetes II

Referensi: WHO, http://www.nhs.uk/chq/Pages/849.aspx?CategoryID=51

Anda mungkin juga menyukai