Oleh :
Raudhatul Aisy Fachrudin
1102017189
Pembimbing :
Dr. dr. Sri Wahyu
Herlinawati, SpA, M.Kes.
SKENARIO
Seorang anak perempuan usia 6 tahun datang dibawa ibunya ke Rumah Sakit YARSI
Pasien datang dengan keluhan tampak pucat, mudah lelah, lemas, penurunan nafsu
makan. Dari hasil alloanamnesis, ibu pasien mengatakan bahwa pasien jarang makan
nasi dan lebih sering memakan es batu dan pasien juga sering bermain tanah di
halaman rumahnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, lunglai,
Pasien terlihat mengantuk, dan tidak didapatkan adanya Organomegali. Kemudian
dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah lengkap, Serum Iron,
TIBC dan Serum Feritin didapatkan hasil kadar Hb 8,6 g/dL, MCV 67 fL, MCH 24
Pg, MCHC 28%, SI 30 Ug/dl, TIBC 380 Ug/dl dan Ferritin serum 10 ng/mL. Dokter
mendiagnosa pasien menderita Anemia Defisiensi Besi. Dokter ingin mengetahui
tingkat efektifitas antara Askorbat Ferosus dibandingkan Besi Polimaltosa Kompleks.
Foreground
Question
Manakah yang lebih efektif antara
pemberian Askorbat Ferosus dengan
Besi Polimaltosa Kompleks dalam
perbaikan kadar Hb untuk pengobatan
Anemia Defisiensi Besi pada anak?
PICO
P Population
Anak perempuan 6 tahun dengan
Anemia Defisiensi Besi
Comparison
Besi Polimaltosa Kompleks C
I Intervention
Askorbat Ferosus
Outcome
Tingkat efektifitas Askorbat Ferosus
dengan Besi Polimaltosa Kompleks
untuk pengobatan Anemia Defisiensi
O
Besi pada anak
Keyword : Efficacy, Iron Deficiency Anemia,
Children
Type of Question : Therapy
Type Of Study : Comparison
Pemilihan Situs : www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/31520309/
Limitasi : 2017 - 2021
Hasil Pencarian : 84 Artikel
Dipilih Artikel Berjudul : “Comparison of Therapeutic Efficacy of
Ferrous Ascorbate and Iron Polymaltose
Complex in Iron Deficiency Anemia in Children: A
Randomized Controlled Trial”
Review jurnal
VALIDITY
Apakah penempatan pasien kedalam kelompok dilakukan
randomisasi ?
Penelitian ini melakukan randomisasi menggunakan teknik Randomized Controlled Trial. Partisipan pada penelitian
ini dibagi rata secara acak ke dalam kelompok perlakuan Askorbat Ferosus dan Besi Polimaltosa Kompleks.
Ya pada awal penelitian kedua kelompok sama yaitu terdapat kriteria inklusi dan eksklusi
Tidak ada, Hanya perlakuan pemberian obat dengan dosis 6 mg/kg sebelum makan selama 3 bulan di
Follow up di hari ke-3, hari ke-7, akhir bulan ke-1, akhir bulan ke-3, dan tidak ada perlakuan lain.
𝟐 𝟐
𝟏 . 𝟑𝟑 − 𝟏. 𝟐𝟖
= √
𝟐
𝟏 . 𝟕𝟔𝟖− 𝟏 .𝟔𝟑𝟖
=
√ 𝟎 . 𝟏𝟑
𝟐
=
√ 𝟐
= √ 𝟎 .𝟎𝟔𝟓
= 0.25
1. Berapa besar efek terapi?
( 4.88 – 3.33) /
0.65
= 1.55 / 0.25
= 1.33
2. Bagaimana presisi estimasi efek terapi ?
Pasien saya sama dengan sampel pasien yang diteliti pada artikel.
2. Apakah hasil ini dapat diterapkan kepada
pasien saya?
MERCURY MARS
Bisa apabila di Indonesia memiliki sediaan obat yang sama dengan yang di
teliti pada artikel
NEPTUNE
3. Menentukan potensi keutungan dan
kerugian pada pasien
Keuntungan : Pemberian Ferosus Askorbat menunjukkan hasil yang lebih baik dalam
perbaikan kadar Hb selama 3 bulan dalam pengobatan Anemia Defisiensi Besi
dibandingkan dengan Pemberian Besi Polimaltosa Kompleks.
MERCURY MARS
Kerugian : Pemberian Ferosus Askorbat memiliki efek samping yang
menyebabkan gangguan gastrointestinal dibandingkan Besi Polimaltosa
Kompleks
NEPTUNE
MARS
.
Askorbat Ferosus dan Besi Polimaltosa Kompleks yang
digunakan dalam pengobatan Anemia Defisiensi Besi
menunjukan peningkatan stastistik yang signifikan dalam
parameter hematologi salah satunya perbaikan kadar Hemoglobin
selama 3 bulan pengobatan. Peningkatan parameter hematologi
NEPTUNE
lebih baik pada pasien yang diberikan Ferosus Askorbat
dibandingkan dengan Besi Polimaltosa Kompleks