Anda di halaman 1dari 28

REFERA

T
Disusun Oleh:
Oman Santoso 1102014206 Pembimbing :
Syifa Nur Lathifah 1102017225 Kombes Pol. dr. Yahya, SpP
Raudhatul Aisy F 1102017189

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM SUBSTASE PARU


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA Tk. I RADEN SAID SUKANTO
PERIODE 7 MARET – 16 APRIL 2022
DEFINISI
● Empiema adalah kumpulan nanah dalam rongga antara paru-paru dan
membran yang mengelilinginya (rongga pleura). “Pus dalam rongga pleura”
● Kata ini berasal dari bahasa Yunani “Empyein“ yang artinya menghasilkan
nanah (supurasi).
● Empiema paling sering digunakan sebagai pengumpulan nanah disekitar
rongga paru (rongga pleura). Disebut juga sebagai Empiema toraks
● Istilah lain : empiema kandung empedu atau rongga pelvic
EPIDEMIOLOGI
Dapat menyerang semua kelompok
usia, tidak membedakan jenis
kelamin dan ras tertentu

Insidensi empiema dilaporkan tiap


tahunnya terjadi 1-5 kasus per
100.000 penduduk

HIV/AIDS dapat meningkatkan


insiden empiema di berbagai belahan
dunia
ETIOLOGI
Internal paru
● Pneumonia
● Abses paru
● Bronkiektasis
● TB paru
● fistula bronko-pleura

Eksternal paru
● Trauma toraks
● Pembedahan toraks
● Torakosintesis pada pleura (masuknya jarum ke
dinding dada untuk mengalirkan cairan di rongga
pleura, biasanya jarang terjadi)
● Abses subfrenik, misal abses hati karena amuba
amoebic liver abcess
ETIOLOGI
● Mikroorganisme dari penyebab empiema tidak selalu dapat
diidentifikasi.
● Umumnya, mikroorganisme famili Streptococcus mendominasi temuan
pada empiema toraks.
● Terjadinya empiema yang berawal dari infeksi parapneumonik atau
proses iatrogenik.
● Jamur jarang terjadi (< 1% dari infeksi pleura). Candida sp merupakan
patogen yang paling sering dijumpai pada empiema thoraks
FAKTOR RESIKO
Faktor risiko independen untuk pengembangan empiema meliputi :
● Usia di bawah 60 tahun.
● Kebersihan mulut yang buruk
● Gangguan dengan kecenderungan aspirasi (kejang, alkoholisme,
penyakit sistem saraf pusat)
● Penyalahgunaan obat IV
● Diabetes
● Penyakit kardiovaskular
● Sirosis hati
● Keadaan immunocompromised (infeksi HIV, keganasan)
FAKTOR RESIKO
Faktor risiko Sebagian besar infeksi rongga pleura muncul sebagai komplikasi
pada pneumonia yang didapat dari komunitas atau rumah sakit.

Faktor risiko yang terkait dengan pasien yang dirawat dengan pneumonia yang didapat dari
komunitas yang kemudian berkembang menjadi empiema
● Albumin kurang dari 30 g/L
● Natrium di bawah 130 mmol/L
● Jumlah trombosit lebih besar dari 400 X 109
● Protein C-reaktif lebih dari 100 mg/L Dan riwayat penyalahgunaan alkohol atau
penggunaan obat intravena.
Homeostasis
Cairan pleura
Produksi cairan pleura : 0,01 mL/kg/jam
Rongga pleura : terisi 5-10ml
Dipertahankan kerana keseimbangan tekanaan
hidrostatik dan tekanan omotik
PATOFISIOLO
GI

1. Tahap Eksudatif
Inflamasi → ↑permebilitas
kapiler
2. Tahap Fibropurulen
Fibrin → lokalisasi cairan →
membentuk ruangan bersepta
3. Tahap Organisasi
Proliferasi fibroblat dan
penebalan pleura
Rute Potensial penyebab empiema
MANIFESTASI KLINIS
● Nyeri dada (pleuritic chest pain)
● Batuk (berdahak)
● Sesak
● Demam
● Sesak
● Lemas
● Penurunan BB

Pasien lansia mungkin relatif asimptomatik, hanya menunjukkan gejala

kelelahan atau perubahan status mental, tanpa gejala paru.


LANGKAH DIAGNOSIS - ANAMNESIS

Nyeri dada Pleuritik Demam


Nyeri tajam seperti ditusuk tusuk lebih Bakteri aerob demam <7 hari
berat saat bernapas, membik jika tahan Bakteri anaerob demam subfebris
napas onset subakut

Riwayat Pneumonia
Batuk Sesak Napas namun pengobatan
inadekuat
LANGKAH DIAGNOSIS - PEMERIKSAAN
FISIK
TTV 01 03
● ↑ RR INSPEKSI PERKUSI
● Skor nyeri : Napas tertinggal pada sisi Dullness (redup) pada sisi
sedng–berat yang sakit yang sakit

02 04
PALPASI AUSKULTASI
Vokl fremitus melemah pad Suara napas menghilang pada
sisi yang sakit sisi yang sakit
Pemeriksaan Penunjang
USG Thorax CT scan Thorax
Gambaran akumulasi Gambaran akumulasi
cairan echoic dan cairan dengan “Split
septasi sign”

Foto Thorax
Thoracocentesis
PA/Lateral
Gambaran konsolidasi atau Analisis cairan pleura
meniskus sign
Foto Thorax PA Foto Thorax Lat
Akumulasi cairan pleura bikonveks kiri di
Tampak adanya meniscus sign
sepanjang dinding thorax lateral.
USG
Thorax
Tampak akukmulasi
cairan dan septasi
CT Scan
Thorax
“‘Split sign”
THORACOCENTESIS
Pemeriksaan Transudat Exudat (Tubercular) Exudat (Empiema)

Makroskopis Jernih Kekuningan Keruh/Cloudy

Mikroskopis < 1000 L/M > 1000 Liimfosit > 5000 PMN

pH > 7.3 < 7.3 < 7.3

glukosa >40mg/dL < 40mg/dL < 40mg/dL

Protein cairan pleura < 3 g/dL > 3 g/dL > 3 g/dL

Protein pleura/serum < 0.5 > 0.5 > 0.5

LDH Pleura/serum < 0.6 > 0.6 > 0.6


KLASIFIKASI - Light
KLASIFIKASI -
Penilaian resiko empiema
Alur
diagnosis
KLASIFIKASI
DIAGNOSTIK
DIAGNOSIS BANDING
TATALAKSANA
Prinsip Tatalaksana

Evakuasi Pus

Obliterasi Rongga empiema dan


Pengembangan paru

Eradikasi Kuman
TATALAKSANA
Tujuan pengobatan adalah untuk menyembuhkan infeksi dan menghilangkan pengumpulan pus dari ruang
antara paru dan permukaan bagian dalam dari dinding dada.

Mengatasi infeksi
Evaluasi Pus Penutupan Rongga Empiema
Antibiotik
Pengosongan Pus
● Antibiotik dosisnya adekuat. Prinsip penatalaksaan ini seperti umumnya yang Empiema menahun sering kali rongga
● Pemilihan antibiotik didasarkan pada dilakukan pada abses untuk mencegah efek
pewarnaan gram dan asupan nanah. toksiknya empiema tidak menutup karena penebalan
● Pengobatan selanjutnya bergantung Pembedahan
pada hasil kultur dan sensitivitasnya. dan kekakuan pleura.
● Antibiotik dapat diberikan secara ● Closed drainage-tube toracostorry water
sistemik atau topikal. Biasanya ● Dekortikasi
sealed drainage
diberikan Penicillin ●
● Drainage terbuka (Open drainage) Torakoplasti
KOMPLIKASI
● Perluasan secara per kontinuitatum
● Timbul fistula bronco-pleura
● Pyopneumothoraks
● Komplikasi lokal: perikarditis purulen, abses paru, peritonitis akibat
robekan melalui diafragma.
● Komplikasi sepsis: meningitis, arthritis, dan osteomielitis terjadi
secara hematogen, syok septik
PROGNOSIS
BAIK, JIKA
Pasien yang mencari pertolongan medis lebih dini karena
penyakitnya dan dengan diagnosis dan penatalaksanaan
yang tepat pula memiliki angka komplikasi yang lebih
rendah.

BURUK, JIKA
Empiema membawa prognosis yang buruk jika tidak
diobati dini dan agresif dari saat diagnosis.
● 1 dari 5 pasien memerlukan pembedahan
● 20% meninggal dalam tahun pertama
● Resiko perburukan 1,5 kali lipat pada lanjut usia,
dan dengan gangguan kekebalan.
Cuci tanggan pake sabun sampai bersih
Cukup sekian hatur nuhun TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai