Anda di halaman 1dari 16

EMPYEMA THORAKS

Dr. ARIMBI, dr. Sp.P


ILMU PENYAKIT PARU
FK. UWK Surabaya
2017
DEFINISI EMPYEMA

Terkumpulnya pus (nanah) dalam rongga pleura yang


diawali keradangan paru dengan efek lanjutan
berupa syok sepsis dan gagal napas.
ETIOLOGI EMPYEMA
Berasal dari paru:
Pneumonia Fistel Bronkhopleural
Bronkhiektasis Mycosis paru
Tuberkulosisi paru Atelektasis
Abses paru Trauma dada

Berasal dari luar paru:


Abses hati (subfrenik)
Torakosintesis
Trauma otak
PATOGENESIS EMPYEMA
Fase Pleuritis sicca (Hari 1-7)
Pada fase ini, terjadi proses inflamasi parenkim paru yang meluas ke pleura
visceral, berakibat reaksi lokal berupa pleuritis. Dengan terjadinya pleuritis
(karakteristik nyeri memberat saat penderita inspirasi), karena persarafan
sensitif dari pleura parietal yang berdekatan dengan pleura visceralis dan
saling bergesekan.

Fase Eksudatif (Hari 7-14)


Pada fase ini, terjadi proses inflamasi berkelanjutan yang merangsang mediator
inflamasi menginduksi peningkatan permeabilitas jaringan lokal dan pembuluh
darah. Terjadi akumulasi cairan dalam rongga pleura berasal dari gabungan
masuknya cairan interstitial paru dan dari eksudat mikrovaskuler lokal.
Cairan ini biasanya jernih dan steril, spesimen sitologi menunjukkan dominasi
suatu neutrofil, pH normal dan dehydrogenate laktat (LDH) aktivitas adalah
<1.000 unit internasional
PATOGENESIS ...
Fase Fibropurulent (Hari 14-21)
Fase ini berkembang dengan cepat (dalam beberapa jam) yang terjadi akibat
pemberian antibiotika tidak adekwat. Fase ini ditandai oleh pengendapan
bekuan fibrin membentuk lapisan fibrin dalam cavum pleura dan makin
meningkatnya jumlah cairan terkumpul dalam cavum pleura.. disertai invasi
bakteri dalam parenkim paru. Cairan terkumpul dalam cavum pleura nampak
keruh mengandung pus (kumpulan debris, fibrin, bakteri dan sel inflamasi).
Sitologi sel neutrofil sedikit, dijumpai bakteri Gram positif, PH cairan efusi
rendah (<7,2), dan kegiatan LDH tinggi (Sering> 1.000 IU).

Fase organisasi (> 21 hari)


Fase ini ditandai dengan invasi fibroblas, transformasi membran fibrin
interpleural menjadi membran pleura web tebal dan nonelastic.
Secara fungsional, pertukaran gas terganggu pada sisi yang mengalami organisasi
Proses selanjutnya bervariasi dari penyembuhan spontan dengan cacat terus-
menerus membentuk empyema kronis dengan komplikasi (mis: bronkopleural
fistula, abses paru, atau empiema necessitatis/perforasi spontan melalui
dinding dada)
ETIOLOGI EMPYEMA

 Strept pneumoniae, Staph pneumoniae, Strept pyogenes


dan Staph aureus (aerobik gram-positif)
 Escherichia coli, Klebsiella spp, Pseudomonas spp, dan
Haemophilus influenzae (aerobik gram negatif)
 Bacteroides spp,dan Peptostreptococcus (anaerobik)
 Actinomyces spp., Nocardia spp, dan Aspergillus (jamur)
 Mycobacterium TBC
GEJALA KLINIS
Empyema akut
Gejala seperti Pneumonia (panas tinggi, nyeri
pleuritik, toksemia, anemia, dan jari tabuh).
Jika nanah tidak segera dikeluarkan akan
terjadi Fistel bronkhopleural (pus keluar dari lubang
penghubung antar pleura visceralis dan brokhiolus) dan
Empyema necesitas (pus menjalar ke lokasi berdekatan)

Empyema kronis
Empyema kronis berlangsung > 3 bulan). Gejala yang
timbul disertai keadaan umum lemah, pucat dan jari
tabuh
PEMERIKSAAN FISIK

Inspeksi :
Gerak dada tertinggal pada lokasi empyema
Palpasi :
Vremitus raba: gerakkannya tertinggal
Vremitus Vokal : menurun / menghilang
Perkusi :
Redup pada lokasi empyema
Auskultasi:
Vesikuler menurun pada lokasi empyema
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Foto Thoraks
Gambaran opacitas pada sisi hemitoraks yang
sakit. Trakhea dan jantung/mediastinum
tertarik ke sisi sakit
Prove Pungsi
Teraspirasi Pus (nanah)
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan smear pus
Kultur pus dengan tes kepekaan antibiotika
MENEGAKKAN DIAGNOSIS
PATOGENESIS
PENANGANAN EMPYEMA

Tujuan umum terapi adalah:


 Kontrol sepsis
 Sirkulasi pleura kembali normal
 Fungsi pernapasan kembali normal
 Minimalkan komplikasi, morbiditas, dan mortalitas
 Meminimalkan biaya
PENANGANAN...

Tujuan khusus terapi adalah:


1. Pengosongan cavum pleura dari nanah
(cara tertutup atau terbuka)
2. Penutupan cavum pleura
(Dekortikasi/ Torakoplasti) bila ada indikasi
3. Pemberian antibiotika
(antibiotika aerob dan anaerob)
4. Pengobatan simptomatik
(nyeri, panas, mual, dsb)
PENANGANAN ...

Pengosongan cavum pleura secara tertutup


Pemasangan bullau drainage, dilanjutkan instilasi bertahap
cavum pleura guna membilas dan membersih kan cavum pleura
dari sisa nanah dengan betadine:PZ=1:1

Pengosongan cavum pleura secara terbuka


Satu iga dipotong sebagai jalan keluarnya pus (pus dibiarkan
keluar terus-menerus sampai cavum pleura bersih/produksi
<50CC/hari). Cara terbuka di laksanakan, apabila produksi Pus
dalam cavum pleura terjadi terus menerus, sehingga tidak
memungkinkan dilakukan pemasangan bullau drainage >4 minggu
PENYULIT EMFISEMA

• Fistula Bronkhopleura
• Sepsis s/d syok septik
• Gagal jantung kongesti
• Otitis media
TERIMA KASIH
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai