Anda di halaman 1dari 8

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Tinjauan Umum Tentang Karies Gigi

a. Pengertian tentang Karies Gigi

Karies gigi merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu

email, dentin dan cementum yang di sebabkan aktivitas maloklusi yang ada

dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Proses karies ditandai dengan

terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan

bahan organiknya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan

kerusakan pada jaringan pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal

dan menimbulkan rasa nyeri. Sampai sekarang, karies masih merupakan

masalah kesehatan baik di negara maju maupun di negara-negara berkembang.

(SKRT, 2004).

b. Faktor Penyebab Karies gigi

Etiologi atau penyebab karies atas faktor penyebab primer yang langsung

mempengaruhi biofilm (lapisan tipis normal pada permukaan gigi yang berasal

dari saliva) dan faktor modifikasi yang tidak langsung mempengaruhi biofilm.

Karies terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian saja seperti penyakit

menular lainnya tetapi disebabkan serangkaian proses yang terjadi selama

beberapa kurun waktu. Karies gigi disebabkan oleh 4 faktor atau komponen

yang saling berinteraksi yaitu komponen dari gigi dan air ludah, komponen
mikroorganisme yang ada pada mulut, komponen makanan dan komponen

waktu (Isyro’in dan Andamoyo, 2012).

c. Klasifikasi Karies gigi

Menurut Dr. Aziz Ahmad Srigupta (2004), kedalaman karies dibagi menjadi :

1. Karies Superfisialis, Karies Superfisialis adalah dimana karies baru

mengenai email saja (sampai dentino enamel junction), sedang dentin

belum terkena. Perawatan pada tahap ini cukup sederhana, dimana dokter

gigi akan membersihkan jaringan karies kemudian menutupnya dengan

bahan restorasi amalgram atau bahan yang lebih baru yang sewarna dengan

gigi, yaitu resin komposit secara langsung.

2. Karies Media, Karies Media adalah dimana karies sudah mengenai dentin,

tetapi belum melebihi setengah dentin. Perawatan tahap ini biasanya

melakukan penambalan secara langsung dengan memberikan bahan pelapis

sebelum diberikan bahan penambalan.

3. Karies Profunda, Karies Profunda adalah dimana karies baru mengenai email

lebih dari setengah dentin dan kadang kadang sudah mengenai pulpa.

Perawatan saluran akar mutlak perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum

melakukan penambalan.

d. Pencegahan Karies Gigi

Pencegahan karies gigi dibagi menjadi 3 yaitu:

1). Pencegahan Primer, Menurut Alpers (2006), mencegah pembusukan dengan

tindakan pencegahan seperti memilih makanan dengan cermat yaitu

menghindari makanan yang lengket, kenyal dan memilih snack dengan cermat.
Lalu pemeliharaan gigi, Mulut tidak bisa dihindarkan dari bakteri, tetapi

mencegah bakteri dengan membersihkan mulut dengan teratur dengan cara

menyikat gigi minimal 2 kali sehari dan pemeriksaan gigi minimal 6 bulan

sekali, dan yang terakhir yaitu pemberian flour, membubuhkan flour dalam air

minum yang kekurangan flour untuk mencegah karies gigi, tambahan tersebut

dapat berupa tetes atau tablet.

2). Pencegahan Sekunder, pencegahan sekunder terbagi menjadi 2 yaitu :

a). Penambalan gigi, yaitu dengan membuang bagian gigi yang rusak dan

diganti dengan tambalan gigi.

b). Dental Sealant, yaitu perawatan untuk mencegah gigi berlubang dengan

menutupi permukaan gigi dengan suatu bahan.

3). Pencegahan Tersier, yaitu gigi dengan karies yang sudah dilakukan pencabutan

terhadap rehabilitasi dengan pembuatan gigi palsu.

2. Tinjauan Umum Tentang jumlah Karies

a).Jumlah Karies

Jumlah karies gigi disini dilihat dari indeks karies gigi, jumlah karies gigi

seseorang dapat diketahui dengan menggunakan indeks karies gigi.

b). Indeks Karies Gigi

Indeks karies gigi adalah angka yang menunjukan jumlah karies gigi

seseorang atau sekelompok orang, indeks karies gigi yang dipergunakan DMF-

T dan def-t.
1. Indeks DMF – T adalah untuk gigi permanen

Decay : Jumlah gigi yang kariesnya masih dapat ditambal atau tidak dapat

ditambal.

Missing : Jumlah gigi yang hilang karena dicabut, kecelakaan dll

Filling : Jumlah gigi yang sudah ditambal.

2. Indeks def-t untuk gigi sulung.

Indeks ini sama dengan DMF-T hanya saja indeks def-t digunakan untuk

gigi sulung.

d (decayed), yaitu jika ditemukan gigi sulung dengan satu atau lebih karies

yang tidak ditambal tapi masih dapat ditambal.

e (extracted), yaitu jika ditemukan gigi sulung yang berkaries dan tidak

dapat ditambal lagi sehingga harus dicabut.

f (filled), yaitu jika ditemukan gigi sulung yang mempunyai satu atau lebih

tambalan yang masih baik.

3. Tinjauan Umum tentang Karakteristik Pasien.

Karakteristik adalah mengacu kepada karakter dan gaya hidup seseorang

serta nilai nilai yang berkembang secara teratur sehingga tingkah laku menjadi

lebih konsisten dan mudah diperhatikan (Nanda, 2013). Menurut Caragih (2013)

Karakteristik merupakan ciri atau Karakteristik yang secara ilmiah melekat pada

diri seseorang yang meliputi usia, jenis kelamin,pendidikan dan pekerjaan.

a. Usia.

Usia adalah waktu atau bertambahnya hari sejak lahir sampai ahir hidup,

Usia sangat mempengaruhi seseorang, semakin bertambah usia maka akan


semakin banyak pengetahuann yang di dapat (Priyoto, 2014). Kategori usia

menurut Depkes RI (2009) yaitu masa remaja akhir 17-25 tahun, masa dewasa

awal 26-35 tahun, masa dewasa akhir 36-45 tahun, masa lansia awal 46-55

tahun, sedangkan dalam penelitian ini, usia yang digunakan adalah usia antara

13 – 20 tahun dan 21 – 44 tahun.

Pertambahan usia seseorang juga berpengaruh terhadap faktor resiko

terjadinya karies. Usia anak mempengaruhi faktor resiko terjadinya karies jika

jumlah kariesnya lebih besar pengaruhnya maka akan semakin kuat dibanding

yang kurang kuat pengaruhnya.

b. Jenis Kelamin

Pengertian jenis kelamin adalah merupakan suatu akibat dari dimorfisme

seksual (perbedaan sistematik tampakan luar antar individu yang mempunyai

perbedaan jenis kelamin dalam spesies sama). Jenis kelamin perempuan

berpotensi terhadap karies gigi dibanding pria. Hal itu disebabkan erupsi gigi

anak perempuan lebih cepat dibanding anak laki-laki sehingga gigi anak

perempuan berada lebih lama dalam mulut, akibatnya gigi anak perempuan

akan lebih lama berhubungan dengan faktor resiko terjadinya karies. Demikian

pula wanita dewasa lebih menyukai makanan sampingan.

c. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung

seumur hidup, pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui


upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik

(Notoatmidjojo, 2010). Menurut UU RI No 20 Tahun 2010, tingkat pendidikan

dibagi menjadi pendidikan dasar, yaitu pendidikan yang berbentuk Sekolah

dasar dan madrasah Ibtidaiyah, lalu pendidikan menengah, yang terdiri atas

pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah jurusan, seperti SMA,

MA, SMK, MAK atau yang sederajat, dan yang terakhir yaitu Pendidikan

Tinggi, adalah pendidikan yang berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi,

institut dan universitas.


B. Kerangka konsep

Variabel Pengaruh Variabel Terpengaruh

Karakteristik Pasien yang Jumlah Karies Gigi


berkunjung di layanan gigi
di Puskesmas Pekuncen
1. Usia
a). 13 – 20 tahun
b). 21 – 44 tahun
2. Jenis Kelamin
a). laki – laki
b). Perempuan
3. Tingkat Pendidikan
a) Pendidikan dasar
meliputi SD dan
SMP
b) pendidikan
menengah, meliputi
SMA, MA, SMK

Keterangan :

: Diteliti
C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep tersebut, maka dapat diambil pertanyaan

bagaimanakah gambaran karakteristik pasien berdasarkan jumlah karies gigi di

Puskesmas Pekuncen Tahun 2019?

Anda mungkin juga menyukai