Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

Mengemukakan masalah yang sering di jumpai pada gigi dalam beberapa tahun
bekalangan ini, prevalansi karies pada gigi dilaporkan menjadi salah satu penyakit gigi yang
sering dijumpai baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Di negara maju seperti Amerika
serikat, dilaporkan bahwa anak-anak usia 5-9 tahun mempunyai paling sedikit satu lesi karies
pada mahkota giginya dan hampir 50 % lansia ( < 75 tahun) menderita karies pada
permukaan akar gigi. Dinegara berkembangpun demikian, bahkan karies berada pada
proporsi epidemik dengan prevalensi yang cukup tinggi sampai mencapai lebih 90%. Di
Indonesia, prevalensi karies gigi dilaporkan sekitar 76.92% dengan angka pengalaman karies
2.21 gigi/anak (survei kesehatan rumah tangga,1995). Lalu, Berdasarkan survei kesehatan
rumah tangga (SKIRT Tahun 2004) prevalensi gigi berlubang di Indonesia mencapai 90,05
persen yang tergolong cukup tinggi dibanding negara lainnya.

Masalah-masalah kesehatan gigi yang timbul akibat dari faktor sosial dimana
lingkungan yang jauh dari sarana kesehatan seperti: puskesmas. kurangnya sumber daya
manusia yang profesional, masyarakat yang berada pada tingkat ekonomi yang rendah,
menyebabkan masyarakat merasa enggan untuk memeriksakan gigi mereka ke dokter gigi,
masyarakat berasumsi bahwa kedokter gigi hanya untuk orang-orang yang memiliki uang
lebih, sehingga mereka malas untuk memeriksakan gigi mereka, ada juga anggapan anak-
anak bahwa kedokter gigi menakutkan, kebiasaan mengkonsumsi makanan-makanan
penyebab plak, asam dsb, lalu kebiasaan buruk tidak mau menyikat gigi sesudah makan atau
sedikitnya 2 kali sehari, serta pengetahuan yang minim mengenai cara merawat gigi agar
jauh dari berbagai penyakit gigi dan rongga mulut tanpa tindakan klinik atau dapat dilakukan
oleh individu.

Melalui cara pengobatan saja gigi berlubang di dalam masyarakat tidak dapat diatasi,
oleh karena itu pencegahan merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan.
namun masih banyak yang tidak mengetahui bahwa selain. Pencegahan(preventif) melalui 2
alternatif yaitu : khusus (klinik kesehatan) dan umum (individu), meninjau dari sektor
Page | 1
ekonomi masyarakat dengan menggunakan prinsip ekonomi, di temukan suatu kendala yang
menjadi satu permasalaha adalah “bagaimana cara mencegah gigi berlubang dengan biaya
yang tidak mahal?” dan “bagaimana cara mencegah gigi berlubang secara sederhana
tanpa melalui klinik (oleh individu)?”

Pembuatan makalah dengan melakukan peninjauan lebih lanjut melalui jurnal dan
buku-buku yang berkenaan dengan upaya mencegahan gigi berlubang tanpa melalui klinik
kesehatan bertujuan untuk menekan angka penderita karies ( gigi berlubang ) di Indonesia,
serta menjelaskan penyebab dan akibat dari gigi berlubang.

Dengan membaca makalah yang saya buat ini diharapkan masyarakat dapat
mengetahui cara pencegahan gigi berlubang secara sederhana dan efisien.

TINJAUAN PUSTAKA
Page | 2
Gigi adalah jaringan tubuh yang paling keras dibandingkan yang lainnya.
stukturnya berlapis-lapis mulai dari e-mail yang amat keras, dentin(tulang gigi)
didalamnya, pulpa yang berisi pembuluh darah, pembuluh saraf, dan bagian lain yang
memperkokoh gigi. proses perusakan gigi diawali dengan adanya lubang gigi atau
disebut juga karies. karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai
dari email gigi hingga menjalar ke dentin ( tulang gigi ). untuk menjaga kekerasan
email luar gigi sangat dibutuhkan ion kimia yang disebut fluor. email- menjalar
kebawah hingga keruang pulpa(berisi jringan saraf dan pembuluh darah)- gigi sakit
dan akhirnya mati.

Faktor penyebab karies yang paling utama adalah : Gigi dan air ludah dimana
bentuk gigi yang tiak beraturan dan air ludah yang banyak lagi kental, mempermudah
terjadinya karies. Adanya bakteri penyebab karies (sreptococcus dan lactobacillus),
dan makanan yang dikonsumsi adalah makanan penyebab plak seperti permen,
coklat dll. Ada juga faktor yang turut andil yaitu tingkat kebersihan mulut, frekuensi
makanan, usia dan jenis kelamin, penyakit yang sedang diderita seperti kencing
manis , TB, serta sikap atau perilaku dalam menjaga kesehatan gigi.

Cara pencegahan gigi berlubang yang sederhana adalah mengurangi makanan


penyebab plak. Menggosok gigi secara teratur dan benar dengan memilih sikat gigi
yang berbulu halus dan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor, fluoride
menghalangi proses pembentukan lesi karies, cukup sebiji jagung dengan penyikatan
yang benar, oleh karena itu, penggunaan pasta fluoride adalah cara dimana
masyarakat dapat merawat giginya sendiri. Makanlah makanan yang banyak
mengandung kalsium (seperti, ikan susu), fluor(sayur, daging, teh), vitamin
A(wortel),vitamin C(jeruk,) vitamin D(susu) ,vitamin E(kecambah).

Berdasarkan Dentika Dental Journal yaitu penelitian yang dilakukan Sondang


Pintauli dengan judul 'PENCEGAHAN KARIES GIGI DENGAN IMUNISASI', ia
Page | 3
menyimpukan bahwa imunisasi adalah salah satu upaya pencegahan karies gigi.
imunisasi merupakan upaya pencegahan yang sangat menarik oleh karena efektivitas
imunisasi yang dapat meningkatkan kekebalan seseorang terhadap penyakit infeksi.
Imuninasi dapat dilakukan secara alami ataupun buatan(vaksinasi). Sejak Paul keyes,
fitzgerald dan Keys menyatakan S. Mutan sebagai penyebab utama karies, upaya
utama adalah dengan mengembangkan suatu vaksin pencah karies yang
memfokuskan pada mikroorganisme ini. menurut lehner (1992), vaksin sebaiknya
diberikan sebelum gigi susu tumbuh, kira-kira usia 6 bulan, dan dapat diberikan pada
waktu yang sama dengan anti tetanus atau difteria. pertimbangan digunakan vaksin
sebagai pencegah karies adalah aman digunakan manusia, mengandung antigen S.
mutan yang dapat meningkatkan antibodi, pemberiannya harus melalui route yang
tepat sehingga dapat meningkatkan respons yang diinginkan, mempunyai komposisi
yang efektif, serta Harga yang terjangkau (cost-effective vaccine) sehingga dapat
digunakan masyarakat luas.

Page | 4
Page | 5

Anda mungkin juga menyukai