KARIES
1.1 Definisi Karies
- Karies gigi : penyakit pada jaringan keras gigi yang terjadi karena hilangnya ion-
ion mineral (demineralisasi) progresif dari jaringan gigi yang termineralisasi secara
kronis dan terus menerus dari jaringan gigi seperti, email,dentin, dan sementum,
serta diikuti oleh proses disintegrasi materi organik gigi, yang sebagian besar
distimulasi oleh adanya beberapa flora bakteri dan produk-produk yang
dihasilkannya.
Graham J. Mount, et al. 2016. Preservation and Restoration of Tooth Structure 3rd Edition. Wiley-Blackwell, Jurnal FKG UI, Andre V. Ritter. 2018. Sturdevant’s Art and
Science of Operative Dentistry 7th Edition. Mosby, Jurnal Poltekkes Denpasar
1.2 Klasifikasi Karies
A. ICDAS (The International Caries Detection and Assessment System)
American Dental Association into the Caries Classiication System (ADA CCS)
• 0 = Permukaan gigi yang sehat; tidak ada perubahan karies setelah
pengeringan udara (5 detik)
• 1 = Perubahan visual pertama pada email; terlihat hanya setelah
pengeringan
• 2 = Perubahan visual yang berbeda pada email; terlihat saat basah
• 3 = Kerusakan email terlokalisasi tanpa dentin yang terlihat atau
bayangan di bawahnya
• 4 = Bayangan gelap yang mendasari dari dentin, dengan atau tanpa
kerusakan email lokal
• 5 = Rongga yang jelas dengan dentin yang terlihat; kavitasi jujur yang
melibatkan kurang dari setengah permukaan gigi
• 6 = Rongga berbeda yang luas dengan dentin; rongga da lam dan lebar
yang melibatkan lebih Graham
dari setengah gigi
J. Mount, et al. 2016. Preservation and Restoration of Tooth Structure 3rd Edition. Wiley-Blackwell, Jurnal FKG UI, Andre V.
Ritter. 2018. Sturdevant’s Art and Science of Operative Dentistry 7th Edition. Mosby, Jurnal Poltekkes Denpasar
B. GV BLACK
• Lesi kelas I : lesi yang berasal dari pit atau fisura pada mahkota gigi.
• Lesi kelas II : lesi yang berasal dari atau dekat area kontak aproksimal pada gigi posterior.
• Lesi kelas III : lesi yang berasal dari atau dekat area kontak aproksimal pada gigi anterior.
• Lesi kelas IV : lesi yang berasal dari atau dekat area kontak aproksimal pada gigi anterior sejauh tepi insisal mahkota gigi
telah rusak atau gagal.
• Lesi kelas V : lesi yang berasal dari permukaan sepertiga gingival mahkota gigi, atau pada permukaan akar yang terbuka.
Graham J. Mount, et al. 2016. Preservation and Restoration of Tooth Structure 3rd Edition. Wiley-Blackwell, Jurnal FKG UI, Andre
V. Ritter. 2018. Sturdevant’s Art and Science of Operative Dentistry 7th Edition. Mosby, Jurnal Poltekkes Denpasar
C. Klasifikasi Site (Lokasi) dan Size (Ukuran) G.J. Mount
a.Site
● Site 1 – pit, fissure dan defek email pada permukaan oklusal gigi posterior, cingulum pit
pada anterior atau permukaan halus lainnya.
● Site 2 – permukaan aproksimal dalam kaitannya dengan area yang berkontak dengan gigi
yang berdekatan, baik anterior maupun posterior.
● Site 3 – sepertiga servikal mahkota atau, setelah resesi gingiva, permukaan akar yang
terbuka.
Graham J. Mount, et al. 2016. Preservation and Restoration of Tooth Structure 3rd Edition. Wiley-Blackwell, Jurnal FKG UI, Andre V. Ritter.
2018. Sturdevant’s Art and Science of Operative Dentistry 7th Edition. Mosby, Jurnal Poltekkes Denpasar
b. Size
● Size 0 – lesi paling awal yang dapat diidentifikasi pada tahap pertama demineralisasi.
● Size 1 – kavitasi permukaan minimal dengan keterlibatan dentin setelah perawatan dengan remineralisasi saja.
● Size 2 – berkembang dengan keterlibatan dentin sedang. Struktur gigi yang tersisa cukup kuat untuk mendukung
restorasi terbatas.
● Size 3 – lesi pada dentin melebihi ukuran sedang. Struktur gigi yang tersisa melemah sejauh cusp atau tepi insisal
dapat terbelah, atau cenderung gagal jika dibiarkan terkena beban oklusal.
● Size 4 – karies yang luas atau kehilangan sebagian besar struktur gigi.
Graham J. Mount, et al. 2016. Preservation and Restoration of Tooth Structure 3rd Edition. Wiley-Blackwell, Jurnal FKG UI, Andre V. Ritter. 2018. Sturdevant’s Art and Science of
Operative Dentistry 7th Edition. Mosby, Jurnal Poltekkes Denpasar
1.3 Etiologi Karies
1. Host
Gigi
● Morfologi gigi: Pit dan fisur pada permukaan oklusal, bukal dan lingual
yang dalam sangat rentan terhadap karies karena sisa-sisa makanan
mudah menumpuk.
● Komposisi gigi: Enamel merupakan jaringan tubuh dengan susunan
kimia kompleks yang mengandung 97% mineral (kalsium, fosfat,
karbonat, fluor), air 1% dan bahan organik 2%.
● Lokasi gigi pada lengkung rahang: Gigi posterior lebih rentan terkena
karies daripada gigi anterior karena gigi posterior lebih susah dijangkau
pada saat dibersihkan.
Referensi : B. G. Jansen van Rensburg, B.D.S. Oral Biology. Ed 2nd. page 474-475
Air liur
Saliva berperan penting melindungi gigi dan mukosa mulut dari pengaruh asam, dehidrasi atau
iritasi
● Fungsi saliva :
a. Memberikan perlindungan dengan mempertahankan mikro-organisme normal dalam
mulut.
b. Mempertahankan keutuhan permukaan gigi, termasuk menghilangkan bakteri, aktivitas
anti bakteri, sistem dapar dan proses remineralisasi, membersihkan, melarutkan makanan,
membantu pembentukan bolus makanan, membersihkan makanan dan bakteri,
Referensi : B. G. Jansen van Rensburg, B.D.S. Oral Biology. Ed 2nd. page 474-475
2. Substrate (lingkungan gigi): Diet (pola makan)
Substrat adalah campuran makanan halus dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari yang
menempel pada gigi. Seringnya mengkonsumsi gula (terutama sukrosa) akan menambah pertumbuhan
plak dan menambah jumlah Streptococcus mutans didalamnya.
Kidd, E, A.M & Bechal, S. J. 2012. Dasar – Dasar Karies dan Penanggulangan. Jakarta: EGC
3. Mikroorganisme (Bakteri)
a. Bakteri
● Karies gigi tidak terjadi jika rongga mulut bebas dari bakteri. Bakteri yang paling sering
terlihat terkait dengan karies adalah Streptococcus mutans, Lactobacillus spp., Veillonella
spp. dan Actinomyces spp
b. Plak gigi
Plak adalah kumpulan bakteri yang tidak terklasifikasi, melekat erat pada permukaan gigi,
Plak akan terbentuk pada semua permukaan gigi dan tambalan, perkembangannya paling baik
pada daerah yang sulit untuk di bersihkan seperti daerah tepi gingiva,pada permukaan proksimal,
dan di dalam fissure.
Periode waktu di mana ketiga faktor langsung di atas, yaitu gigi, mikroorganisme dan substrat
bekerja bersama-sama harus cukup untuk menghasilkan pH asam yang sangat penting untuk
pembubaran email untuk menghasilkan lesi karies.
Garg Nisha and Amit Garg. 2011. Textbook Of Preclinical Conservative Dentistry. New Delhi : Jaypee Brothers
Medical Publishers.
1.4. FAKTOR RESIKO KARIES
1. Penilaian Saliva
a. Kelenjar saliva minor b. Konsistensi dari saliva yang tidak
terstimulasi
1.4. FAKTOR RESIKO KARIES
Graham J. Mount, et al. 2016. Preservation and Restoration of Tooth Structure 3rd Edition. Wiley-Blackwell
1.4.FAKTOR RESIKO KARIES
3. Flour
Fluoride akan memberikan perlindungan terhadap karies pada 3 tingkatan
4. Modifying factors
a. Gaya Hidup d. Obat resep
b. Menyikat gigi e. Narkoba
c. Riwayat Kesehatan f. Status social ekonomi
Graham J. Mount, et al. 2016. Preservation and Restoration of Tooth Structure 3rd Edition. Wiley-Blackwell
1.5 Perawatan Non-Invasif
a. Dental Health Education
(Fejerskov, Ole. 2008. Dental Caries, The Disease and its Clinical Management. 2 nd Ed. Blackwell Publishing Company)
1.5 Perawatan Non-Invasif
b. Aplikasi Fluorida
Fluorida sering direkomendasikan untuk melindungi dari karies gigi.
Fluorida dapat meningkatkan ketahanan gigi dan struktur untuk
demineralisasi, oleh karena itu, sangat penting untuk pencegahan karies.
(Fejerskov, Ole. 2008. Dental Caries, The Disease and its Clinical Management. 2 nd Ed. Blackwell Publishing Company)
1.5 Perawatan Non-Invasif
d. Pit and Fissure Sealant
Penggunaan sealant merupakan pengobatan pencegahan yang efektif untuk
karies. Indikasi untuk Penggunaan sealant adalah untuk:
(Fejerskov, Ole. 2008. Dental Caries, The Disease and its Clinical Management. 2 nd Ed. Blackwell Publishing Company)
1.6 Perawatan Invasif