Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM PREVENTIF DENTISTRY III

“FISSURE SEALANT”
Dosen Pembimbing: Irmanita Wiradona, S.Si.T, M.Kes

Disusun oleh:
Nama : Hera Selviana
NIM : P1337425221007
Kelas : 4A

PRODI TERAPI GIGI PROGRAM SARJANA TERAPAN


JURUSAN KESEHATAN GIGI
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fissure sealant merupakan tindakan pencegahan non-invasif pada permukaan
pit dan fissure agar gigi tidak mudah terserang karies (Fernandes et al., 2012). Pit dan
fissure sealant adalah metode yang paling efektif untuk mencegah karies pada
permukaan oklusal. Hal ini didasarkan pada isolasi fissure yang ketat dari lingkungan
luar yang bersifat kariogenik (Kouzima etal., 2009).
Fissure sealant dianggap sebagai langkah preventif karies yang paling efektif
yang dapat ditawarkan untuk pasien. Untuk mencapai manfaat terbesar sealant harus
berikatan dengan tepat ke permukaan enamel. Telah disepakati bahwa retensi
memadai sealant akan tercapai jika gigi memiliki luas permukaan yang luas,
mendalam, pit dan fissure tidak teratur (irreguler).
Menurut Sukanto (2017), bahan sealant yang ideal adalah bahan mempunyai
kemampuan retensi yang tahan lama, kelarutan terhadap cairan mulut rendah,
biokompatibel dengan jaringan rongga mulut, dan mudah diaplikasikan. Ada beberapa
macam bahan yang sering digunakan sebagai pit and fissure sealent, yaitu diantaranya
bahan Glass Ionomer cement (GIC).
Pada anak-anak terdapat gigi permanen yang baru erupsi sehingga belum
terjadi karies. sealant yang baik adalah bahan yang dapat mengisi celah pit dan fisura
gigi dengan baik, memiliki daya alir yang optimal, dan memiliki waktu setting yang
cepat, serta mampu bertahan lama di dalam area tersebut, sehingga diperoleh retensi
yang baik untuk mencegah masuknya sisa makanan di area tersebut dan mencegah
terjadinya karies pada gigi tersebut.
B. Tujuan
Tujuan dari aplikasi pit dan fissure sealant adalah untuk menutup area pit dan
fissure yang dalam pada permukaan email gigi. Dengan demikian, area tersebut
tertutup dari aktivitas bakteri sehingga menurunkan terjadinya risiko karies.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
a. Nama : Abiyyu Novia Janto
b. Usia : 20 Tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Pekerjaan : Mahasiswa
e. Alamat : Sragen
2. Data subyektif : pasien datang dengan keluhan gigi geraham bawah kanan dan
kiri terdapat pit dan fissure dalam serta ada warna hitam dibagian oklusal.
3. Data obyektif: terdapat fissure pada gigi 46

B. Alat dan Bahan

1. Nierbekken
2. Diagnostic set (kaca mulut, sonde, excavator, pinset)
3. Pumice + pasta gigi
4. Brush
5. Cotton roll
6. Cotton pellet
7. Lowspeed handpiece
8. Cocoa butter
9. Plastis filling instrument
10. Dentin conditioner
11. GIC Fuji VII
12. Paper pad
13. Agate spatel
14. Gelas kumur
15. Handscoon
16. Articulating paper
17. Burnisher
C. Prosedur Kerja Fissure Sealant
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri.
2. Menanyakan identitas pasien (nama, alamat, umur, dll).
3. Menanyakan keluhan pasien.
4. Menjelaskan prosedur perawatan “saya akan melakukan perawatan fissure sealant
dengan bahan GIC pada kasus tersebut”.
5. Meminta informed consent.
6. Mempersilakan pasien duduk di dental chair.
7. Mempersiapkan alat perlindungan diri (menggunakan APD, menggunakan
masker, mencuci tangan 6 langkah WHO, menggunakan handscoon).
8. Mempersiapkan alat dan bahan.
9. Melakukan persiapkan pasien (menggunakan polibib, suction, dan gelas kumur
disiapkan).
10. Memposisikan duduk pasien.
RA: semi supine, mulut pasien setinggi bahu operator
RB: duduk tegak, dataran okusal gigi sejajar dengan lantai, mulut pasien setinggi
siku operator
11. Memposisikan operator
12. Melakukan tell, show, do kepada pasien
13. Lakukan oral prophylaksis dengan pumice dan brush pada lowspeed handpiece
14. Pasien diminta untuk berkumur kemudian cek pada fissure untuk mengetahui
apakah sudah bersih
15. Isolasi gigi dengan cotton roll dan keringkan gigi dengan three way syringe
16. Aplikasikan dentin conditioner dengan cotton pellet dan pinset, tunggu 10-20
detik
17. Lalu dibilas 20 detik hingga bersih
18. Kemudian ganti cotton roll dan keringkan gigi dengan air syringe
19. Aduk GIC di atas paper pad menggunakan agate spatula hingga konsistensi susu
kental manis
20. Lalu aplikasikan GIC pada pit dan fissure menggunakan plastis instrument
kemudian haluskan dengan burnisher, tunggu hingga setting 3-7 menit
21. Cek oklusi dan artikulasi menggunakan articulating paper
22. Kemudian aplikasikan cocoa butter untuk menghindari kontaminasi saliva
23. Berikan edukasi setelah perawatan
- Instruksi untuk tidak makan dan minum selama 1 jam setelah dilakukan
perawatan.
- Tetap menjaga kebersihan rongga mulut pasien dengan menyikat gigi 2 kali
sehari.
24. Tanyakan kepada pasien apakah ada pertanyaan (apabila tidak pasien dapat
pulang)
25. Matikan lampu dental unit, melepaskan celemek pasien, menurunkan dental chair,
buang handscoon, dan masker di sampah medis.
26. Mempersilakan pasien untuk keluar
D. Hasil Pembahasan
Setelah dilakukan tindakan fissure sealant, pasien merasa senang dan merasa tidak ada
yang mengganjal di giginya. Saat ditanya juga tidak ada yang sakit. Dapat dilihat hasil
sebelum dan sesudah dilakukan fissure sealant pada gigi 46 sebagai berikut:
SEBELUM SESUDAH
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fissure Sealant adalah perawatan preventif dengan cara meletakkan bahan
pada pit dan fissure gigi yang bertujuan untuk mencegah proses karies gigi. Bahan
yang digunakan yaitu Glass Ionomer Cement karena bahan ini memiliki kemampuan
melepas fluor dan melekat pada email. Retensi adekuat sealant diperlukan untuk
menutupi permukaan gigi terutama pada area yang dalam, pit dan fisura yang tidak
teratur, dan aplikasinya dilakukan pada daerah yang bersih dan kering saat prosedur
dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai