Masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia merupakan salah satu yang perlu
diperhatikan, hal ini ditandai dengan tingkat prevalensi kerusakan gigi dan mulut seperti
karies dan penyakit periodontal yang tinggi. Penyakit tersebut dikarenakan kurangnya
perhatian dan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut. Penyakit periodontal
digunakan untuk menggambarkan suatu kondisi yang dapat menyebabkan peradangan
pada jaringan peridontal yaitu, gingiva, ligamen periodontal, sementum, dan tulang
alveolar. Penyakit periodontal adalah peradangan pada jaringan pendukung gigi yang
disebabkan oleh mikroorganisme tertentu pada plak. Bakteri Aggregatibacter
actinomycetemcomitans merupakan bakteri yang berperan penting pada terjadinya
periodontitis. Bakteri tersebut dapat berkolonisasi lebih awal pada permukaan gigi yang
bersih dan membentuk plak atau biofilm pada area subgingiva. Plak adalah deposit lunak
yang membentuk lapisan biofilm dan melekat pada permukaan gigi dan gusi serta
permukaan keras lainnya dalam rongga mulut. Penyakit periodontal di awali ketika plak
dan kalkulus terakumulasi pada permukaan gigi. Kalkulus merupakan faktor yang
mempunyai kontribusi sebagai faktor etiologi penyakit periodontal. Kalkulus adalah plak
gigi yang terklasifikasi. Pembentukan plak atau biofilm tersebut dapat dicegah dengan
cara mekanis yaitu menyikat gigi dan membersihkan interdental gigi. Inflamasi jaringan
periodontal yang sudah disertai dengan kehilangan perlekatan tulang serta resorpsi tulang
alveolar disebut dengan periodontitis. Untuk menghindari timbulnya hal tersebut, maka
sangatlah penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini. Dental Health
Education (DHE) untuk menambah pengetahuan masyarakat dalam meningkatkan
kebersihan gigi dan mulutnya. Selain itu perlu dilakukan perawatan pembersihan karang
gigi, seperti Scaling, root planning, maupun kuretase. Scaling dan root planning bukan
merupakan suatu prosedur yang terpisah. Setelah dilakukan perawatan ini, tampak
berkurangnya atau hilangnya inflamasi. Apabila setelah dilakukan perawatan masih
ditemukan adanya inflamasi, edema, dan poket dengan kedalaman 4-6 mm pada gingiva,
maka dapat dilakukan perawatan lanjutan yaitu kuretase. Kuretase adalah prosedur untuk
menghilangkan jaringan granulasi terinflamasi yang berada pada dinding poket
periodontal (Asykarie dan Faizah, 2017).
ISI
(Carranza, 2006)
Kuretase dibagi menjadi dua jenis yaitu kuretase gingival dan kuretase subgingival
- Kuretase gingival yaitu menghilangkan jaringan lunak yang terinflamasi yang berada
di lateral dinding poket
- Kuretase subgingival yaitu prosedur yang dilakukan dengan menghilangkan
perlekatan dari jaringan ikat sampai tulang alveolar
a. Siapkan 2 tube pasta surgical yaitu pasta basis dan pasta akselerator yang sama
panjang
b. Lalu diaduk sampai mendapatkan warna yang merata
c. Pasta diaduk dalam 2-3 menit
d. Lalu diletakkan pada wadah yang berisi air dalam suhu ruangan, selama ±30 detik
e. Keringkan daerah luka terlebih dahulu agar memudahkan pack melekat pada
daerah luka
f. Gunakan vaselin pada jari agar memudahkan dalam pengaplikasian, pack
dibentuk membulat lalu aplikasikan pada daerah luka.
g. Periodontal pack diaplikasikan pada daerah gingiva dan interproksimal.
Penekanan pada daerah proksimal sebagai retensi dilakukan dengan bantuan hand
instrument. Periodontal pack menutupi sebagian gigi dan gingiva. Harus
diperhatikan agar periodontal pack tidak menghalangi oklusi dan tidak meluas ke
daerah lipatan mukosa bukal
h. Memberikan edukasi ke pasien seperti hindari makan makanan panas pedas dan
jangan menyikat daerah pack
i. Seminggu kemudian, periodontal pack dilepas
KESIMPULAN
Carranza F.A., Takei H.H, Newman M.G, 2006, Clinical Periodontology.13th ed. Elsevier
Saunders, California, hal. 9-47
Asykarie, I.N.A., Faizah, A., 2017, Perawatan Kuretase Gingiva Pada Gigi Incisivus
Lateral Rahang Bawah, Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi, Vol. 1, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, hal.64-66