Anda di halaman 1dari 2

Dilihat dulu kondisi dari tambalannya, apabila tambalan amalgam masih dalam keadaan baik, sebaiknya

tidak diganti dengan tambalan lain karna akan mengakibatkan berkurangnya struktur gigi yang tersisa
dan sangat riskan menyebabkan jatuhnya bahan tambal yang mengandung merkuri ke dalam mulut
pasien.
Apabila memang perlu dibongkar, perlu dilakukan dengan alat-alat lengkap supaya uap yang dilepaskan
dan tambalan yang dibongkar tidak tertelan maupun terhirup
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penatalaksanaan tambalan amalagam:
-Gunakanlah amalgam dalam kapsul dan gunakan amalgamator dengan tutup yang balk.
-Gunakan alai penyedot (oral evacuation equipment) yang cukup kuat dan pakailah masker ketika
membongkar dan memoles amalgam. Sistem penyedotan ini harus dilengkapi filter yang harus secara
teratur dibersihkan atau diganti.
-Simpanlah merkuri dalam tempat yang tidak mudah pecah, tertutup rapat, pada tempat dengan
ventilasi baik, serta jauh dari sumber panas.

-Amalgam merupakan kombinasi alloy dengan merkuri melalui suatu proses yang disebut amalgamasi.
Campuran bahan plastis dimasukkan ke dalam kavitas dan bahan menjadi keras karena kristalisasi.
-Proses selanjutnya adalah triturasi, yaitu pengadukan powder dengan liquid dimana tujuan triturasi ini
adalah menggabungkan Hg dengan alloy agar didapat suatu massa yang plastis yang disebut amalgam.
Proses ini dapat dilakukan secara manual menggunakan mortar dan pastel maupun secara mekanis
menggunakan amalgamator dan kapsul. Secara manual, homogenitas amalgam tergantung dari tekanan
yang terjadi antara mortal dan pastel. Tekanan yang berbeda – beda dari operator menyebabkan
kekuatan amalgam yang berbeda homogenitasnya sehingga hasilnya kurang baik. Ada 2 cara memegang
pastle yaitu pen grip dan palm grip. berbeda dengan cara mesin (amalgamator) yang tekanannya selalu
sama sehingga menghasilkan amalgam yang homogen dan waktu pengerjaan yang lebih singkat antara
5-20 detik. triturasi dihentikan bila alloy dan Hg sudah homogen , lunak, mengkilap, melekat pada
dinding mortal.
Hasil pencampuran :
1. Under trituration/ under mix
- pengadukan yang kurang
- warna keabuan, kering dan rapuh
- sulit saat kondensasi dan carving, krn
tepi tumpatan mudah hancur
- mudah korosi, tarnish (perubahan warna akibat reaksi kimia), ekspansi besar
2. Normal mix
- massa campuran halus, permukaan mengkilap, tak melekat pada mortal
3. Over Trituration
- pengadukan berlebihan
- massa amalagam melekat pd dinding mortal, sulit diangkat
- dapat terjadi karena pengadukan yang terlalu cepat
-Setelah triturasi, amalgam dimasukkan ke dalam kavitas menggunakan amalgam carrier dan dilanjutkan
dengan mengeluarkan kelebihan Hg yang dapat melemahkan struktur amalgam dan menyebabkan
porositas pada amalgam. Dilakukan selama 2-5 detik dengan kain pemeras.
-Setelah itu dilakukan kondensasi . dimana kondensasi yaitu memberikan tekanan yang besar
menggunakan amalgam stopper agar bahan tambalan dapat berkontak rapat dengan dinding kavitas,
dan untuk memadatkan partikel amalgam.
-Prosedur selanjutnya adalah dilakukan finishing dengan menggunakan carving yang dilakukan untuk
mendapatkan kontur, kontak dan anatomi yang sesuai sehingga mendukung kesehatan gigi dan jaringan
lunak di sekitarnya. Setelah itu dilakukan pemolesan (polishing) dengan burnisher untuk meminimalisir
korosi dan mencegah perlekatan plak. Pemolesan dilakukan 24 jam setelah penambalan, setelah
tambalan dirasa cukup kuat.

Anda mungkin juga menyukai