Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERKEMBANGAN MASA REMAJA


Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Telompok
Mata Kuliah: Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu: Nuril Hidayanti, M.Pd

Oleh:

Nuril Hafizh Wardah NIM. 1811101078


Zulvia Afifatul Karimah NIM. 1811101275
Ridha Maghfiroh NIM. 1811101293

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SAMARINDA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang.
Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan pembuatan makalah ini
sebagai tugas dari mata kuliah Psikologi Perkembangan dengan materi “Perkembangan
Masa Remaja”.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat maupun
inspirasi untuk pembaca.

Samarinda, 10 September 2019

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….i

DAFTAR ISI ……………………………………….……………….…………….…ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………..…….….……..1


B. Rumusan Masalah …………………………………………..……………...1
C. Tujuan Masalah …………………………………………..………………...2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Remaja…………………….…………………….………....3


B. Perkembangan Fisik Masa Remaja ………………………………………….5
C. Perkembangan Kognitif Masa Remaja ……………...….………..…………..8
D. Perkembangan Psikososial Masa Remaja …….………………….…………..10
E. Tahap Perkembangan Masa Remaja……….…………………….…………....12

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………….…………………….….…....14

DAFTAR PUSTAKA ………..…………………………………………..…………...15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perkembangan manusia fase remaja merupakan fase peralihan dari
satu tahap ke tahap berikutnya. Jadi, perubahan yang telah terjadi sebelumnya
akan meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan
datang. Remaja merupakan generasi muda yang dapat berpengaruh pada
kemajuan bangsa dan negara. Seperti ungkapan ‘’pemuda hari ini adalah
pemimpin di masa depan’’. Tetapi pada faktanya tidak dapat kita pungkiri bahwa
remaja justru banyak menyumbang kerusakan-kerusakan di negara ini. Dapat
dibayangkan jika dalam suatu negara generasinya rusak maka secara otomatis
bangsa dan negara pun akan ikut rusak, oleh karena itu pendidik harus mampu
mencetak generasi yang dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara bukan yang
justru merugikan bangsa dan negara. Perkembangan sosial dan kepribadian
remaja akan berdampak pada kemampuannya dalam merespon pengetahuan atau
pengalamannya. Dalam pendidikan, perkembangan sosial pada remaja akan
mendorong remaja untuk senantiasa mentaati peraturan sekolah, menjalin
pertemanan yang baik, menghargai orang lain di lingkungan sekolah.
Dalam proses perkembangan kematangan psikologis dan biologis, anak
remaja sering kali mengalami rasa tegang , bingung, khawatir, dan rasa ingin tahu
yang berlebihan. Inilah yang kemudian membuat remaja mulai mencoba-coba hal
yang membuatnya penasaran. Bahkan tanpa berpikir panjang remaja bisa saja
melakukan hal yang akan merugikan dirinya sendiri.
Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan
masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan dewasa sudah
dicapai. Yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan yang terjadi
pada rentang kehidupan.. Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif, misalnya
pertambahan tinggi atau berat tubuh; dan kulitati, misalnya perubahan ara berpikir
secara kankret menjadi abstrak. Maka, peran pendidik dalam mewujudkan
generasi yang hebat akan menjadi sulit.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas tentang psikologi
perkembangan masa remaja untuk mempermudah kita semua mewujudkan
generasi yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari masa remaja?
2. Bagaimana perkembangan fisik pada remaja?
3. Bagaimana perkembangan kognitif pada remaja?
4. Bagaimana perkembangan psikososial pada remaja?
5. Apasaja tahap-tahap perkembangan masa remaja ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari masa remaja.
2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan fisik pada remaja.
3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan kognitif pada remaja.
4. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan psikososial pada remaja.
5. Untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan masa remaja.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Remaja


Masa remaja merupakan suatu masa yang sagat menarik perhatian para
ahli. Banyak ahli yang berpendapat bahwa hakekat daripada masa ini ialah
pematangan kehidupan seksual karena itu tidaklah mengherankan bahwa banyak
penyelidikan yang mengenal anak-anak masa remaja itu dilakukan dalaam bidang
kehidupan seksual, terutama oleh para dokter. 1
Pada masa remaja terjadi perubahan mendasar yang sangat
berpengaruh terhadap eksistensi dan perannya dalam berbagai dimensi
kehidupan. Perubahan-perubahan itu antara lain meliputi jasmani, rohani, pikiran,
perasaan, dan sosial (Daradjat, 1978) yang dapat membuatnya menunjukan sikap
dan perilaku berbeda dari masa sebelumnya (masa kanak-kanak).
Istilah adolescence atau remaja, saat ini mempuyai arti yang lebih luas
yang mencakup kematangan mental, emosional, social, dan fisik. Pandangan ini
diungkapkan oleh Piaget (121) dengan mengatakan, “Secara psikologis, masa
remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa,
usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang – orang yang lebih
tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang – kurangnya
dalam masalah hak… Transformasi intelektual yang khas dari masa remaja ini
memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan social orang
dewasa, yang kenyatannya merupakan ciri khas yang umum dari periode
perkembangan ini.”
Ciri – ciri masa remaja ialah sebagai berikut
1. Masa remaja sebagai periode yang penting, akibat perubahan fisik dan
psikologis akan berpengaruh pada sikap da perilaku.
2. Masa remaja sebagai periode peralihan, periode masa remaja berada diantara
masa remaja dan masa dewasa dimana remaja aka mulai mencari nilai dan sifat
yang paling sesuai denga dirinya.
3. Masa remaja sebagai periode perubahan,yang meliputi meningginya emosi,
perubahan tubuh, perubahan minat dan pola perilaku, sebagian ada yag bersifat
ambivalen terhadap perubahan.

1
Sumadi Suryobroto, “ Psikologi Perkembangan”(Yogyakarta: Rake Sarasin 1990) hal 129.
3
4. Masa remaja sebagai usia bermasalah, ketidakmampuan remaja utuk
mengatasi masalahnya sendiri tak diimbangi oleh keinginannya yang ingin
menjadi mandiri dalam menyelesaikan permasalahan.
5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas, remaja berusaha unutk mencari
tahu siapa dirinya, apa perananannya dalam masyarakat.
6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, “Banyak anggapan
popular tentang remaja yang mempunyai arti yang bernilai, dan sayangnya,
banyak diantaranya yang bersifat negatif.” - Majeres
7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis, cenderung memandang
kehidupan melalui kaca berwarna merah jambu.
8. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa, mulai memusatkan diri dengan
perilaku yang berhubungan dengan status dewasa.2
Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi
dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkatan
orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama.
Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, kurang
lebih berhubungan dengan masa puber. Termasuk juga perubahan intelektual yang
mencolok, transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini
memungkinkannya untuk mencpai integrasi dalam mencapai hubungan social
orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode
perkembangan ini.
Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi
perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya
dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun
atau awal dua puluhan tahun. Papalia & Olds (2001) juga berpendapat bahwa
masa remaja merupakan masa antara kanak-kanak dan dewasa. Bagian dari masa
kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan
masih terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa dewasa antara lain proses
kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan
kognitif  yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak.
Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan
masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan dewasa sudah
dicapai. Yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan yang terjadi

2
Purwadi, “Proses Pembentukan Identitas Diri Remaja”, diakses dari
https://media.neliti.com/media/publications/24503-ID-peroses-pembentukan-identitas-diri-remaja.pdf pada
tanggal 10 September 2019 pukul 09.31
4
pada rentang kehidupan.. Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif, misalnya
pertambahan tinggi atau berat tubuh; dan kulitati, misalnya perubahan ara berpikir
secara kankret menjadi abstrak.
Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau
pencarian identitas diri. Selain itu, James Marcia juga menemukan bahwa ada
empat status identitas diri pada remaja yaitu
a)      identity diffusion confussion ( kebingungan identiras )
b)      moratorium ( penundaan )
c)      foreclosure ( penyitaan )
d)     identity achieved ( pengakuan identitas )
  Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri
ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja. Beberapa karakteristik
remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu :
1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan
2.  Ketidakstabilan emosi
3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk
hidup.
4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua
5. Senang bereksperimentasi
6. Senang bereksplorasi
7.  Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan
8.  Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan
kelompok3
B. Perkembangan Fisik Masa Remaja
Remaja dikenal sebagai periode yang duduk pada tahap perkembangan
fisik dimana alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Perubahan-
perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam
pertumbuhan remaja. Sedangkan perubahan psikologis menurut Sarlito (2002:52)
muncul antara lain akibat dari perubahan-perubahan fisik itu. 4
Perubahan yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali adalah
perubahan fisik. Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik
yang cepat, dan hal ini dipandang sebagai suatu hal yang penting sehingga
berdampak pula pada aspek psikologis. Tanda-tanda perubahan fisik dari masa
3
“Perkembangan Kognitif Pada Masa Remaja”, diakses dari
http://idayoce.blogspot.com/2016/07/perkembangan-kognitif-pada-masa-remaja.html , pada tanggal 10
September 2019.
4
Elfi Yuliani, Psikologi Perkembangan, cet. I (Yogyakarta: Teras, 2005), hal 192.
5
remaja terjadi dalam konteks pubertas, yang mana dalam konteks ini kematangan
oragan-oragan seks dan kemampuan reproduktif bertumbuh dengan cepat.
Menurut Zigler dan Sevenson (dalam Desmita, 2008) secara garis besar
perubahan fisik pada masa remaja dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu
perubahan-perubahan yang berhubungan dengan pertumbuhan fisik dan
perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan karakteristik
seksual. Beberapa dimensi perkembangan fisik pada masa remaja akan diuraikan
sebagai berikut:
1. Perubahan tinggi dan berat badan
Tinggi rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun
adalah sekitar 59 atau 60 inci (± 150cm). Pada usia 18 tahun, tinggi rata-
rata remaja laki-laki adalah 69 inci, secangkan tinggi rata-rata remaja
perempuan hanya 64 inci. Untuk anak perempuan tingkat pertumbuhan
tertinggi terjadi pada usia sekitar 11 atau 12 tahun dan 13 dan 14 tahun
untuk anak laki-laki. Dalam tahun itu tinggi kebanyakan anak perempuan
bertambah sekitar 3 inci dan tinggi kebanyakan anak lelaki bertambah
lebih dari 4 inci (Zigler dan Sevenson, dalam Desmita, 2008).
Faktor yang menyebabkan laki-laki rata-rata lebih tinggi dari
perempuan adalah karena laki-laki memulai pertumbuhan mereka dua
tahun lebih lambat dibandingkan dengan anak-anak perempuan. Dengan
demikian anak laki-laki mengalami penambahan pertumbuhan selama dua
tahun pada masa anak-anak. Tinggi rata-rata anak perempuan terjadi pada
saat ia memulai masa percepatan pertumbuhan, yakni sekitar 54 atau 55
inci, secangkan bagi laki-laki sekitar 59 atau 60 inci. Karena penambahan
tinggi anak laki-laki dan perempuan selama masa remaja sekitar 9 atau 10
inci maka perempuan pada akhirnya lebih pendek dibanding dengan rata-
rata laki-laki. (Seifert dan Hoffnung, dalam Desmita, 2008).
Pada masa remaja, selain terjadi pertumbuhan terjadi juga
pertambahan berat badan. Pertambahan berat badan ini sekitar 13 kg untuk
anak laki-laki dan 10 kg bagi anak perempuan. Meskipun berat badan ikut
bertambah seiring proses pertumbuhan namun ia dapat lebih mudah
dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya pola hidup, asupan nutrisi, diet
dan latihan.

2. Perubahan Proporsi Tubuh

6
Pertambahan tinggi dan berat badan berhubungan juga dengan
proporsi tubuh. Misalnya bagian-bagian tubuh tertentu yang dulunya kecil
saat masa anak-anak, pada masa remaja berubah menjadi besar. Hal ini
dapat dilihat dengan jelas pada pertumbuhan tangan dan kaki, yang kadang
tidak proporsional.
Perubahan lain dalam proporsi tubuh juga terlihat pada perubahan
ciri-ciri wajah, di mana wajah anak-anak mulai menghilang. Terjadi
perubahan struktur kerangka, pertumbuhan otot. Pertumbuhan otot ini
perkembang seiring dengan bertambahnya tinggi badan. Pertumbuhan otot
laki-laki lebih cepat karena mereka memiliki lebih banyak jaringan otot.
3. Kematangan Seksual
Kematangan seksual terjadi dengan pesat pada awal masa remaja.
Periode ini disebut masa pubertas. Kematangan seksual sebagai suatu
rangkaian perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan perubahan
ciri-ciri seks primer (primary sex characteristics) dan ciri-ciri seks
sekunder (secondary sex characteristics). Tanda-tanda kematangan
seksual remaja dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Perubahan ciri-ciri seks primer
Yang dimaksud dengan ciri-ciri seks primer adalah ciri-ciri
fisik yang secara langsung menunjuk pada proses reproduksi
yang khas membedakan laki-laki dan perempuan. Dengan
demikian antara laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan
ciri-ciri seks primer.
Pada remaja pria, perubahan ciri-ciri seks primer dapat
dilihat pada pertumbuhan yang cepat pada penis dan skrotum
dan mengalami mimpi basah untuk pertama kalinya. Perubahan
ini sangat dipengaruhi oleh hormon perangsang yang
diproduksi oleh kelenjar bawah otak (pituitary gland). Hormon
ini merangsang testis yang terdapat pada skrotum sehingga
testis menghasilkan hormon testosteron dan androgen serta
spermatozoa. Sperma yang diproduksi ini memungkinkan
untuk mengadakan reproduksi.
Pada remaja wanita, perubahan ciri-ciri seks primer
ditandai dengan menarche atau munculnya periode menstruasi
untuk pertama kalinya. Munculnya peristiwa menstruasi sangat

7
dipengaruhi oleh perkembangan indung telur (ovarium), yang
berfungsi memproduksi sel-sel telur (ovum) serta hormon
estrogen dan progesteron. Hormon progesteron bertugas
mematangkan sel telur sehingga siap untuk dibuahi.
Sementara hormon estrogen berfungsi membantu
pertumbuhan ciri kewanitaan pada tubuh seseorang seperti
pembesaran payudara dan pinggul serta mengatur siklus haid.
Ketika percepatan pertumbuhan mencapai puncaknya ciri-ciri
seks primer pada wanita meliputi ovarium, uterus, vagina, labia
dan klitoris mengalami perkembangan pesat.
b. Perubahan ciri-ciri seks sekunder
Ciri-ciri seks sekunder merupakan tanda-tanda fisik yang
tidak berhubungan secara langsung dengan proses reproduksi
namun manjadi penanda khas yang membedakan seorang laki-
laki dan perempuan; merupakan konsekuensi dari bekerjanya
hormon-gormon pria dan wanita. Pada anak lelaki, ciri-ciri seks
sekunder yang terjadi antara lain tumbuhnya kumis dan
janggut, jakun, suara menjadi berat, bahu dan dada melebar,
tumbuh bulu di ketiak, dada, kaki, tangan dan daerah kelamin
serta otot-otot menjadi kuat. Pada anak perempuan tanda-tanda
fisik ini berupa payudara dan pinggul membesar, suara menjadi
halus, tumbuh bulu di ketiak dan sekitar kemaluan.5

C. Perkembangan Kognitif Masa Remaja


Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kognitif adalah hal yang
berhubungan dengan atau melibatkan kognisi. Kognisi adalah kegiatan atau
proses memperoleh pengetahuan (termasuk kesadaran, perasaan,dsb) atau usaha
mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri. Maka dapat disimpulkan bahwa
perkembangan kognitif adalah perkembangan kemampuan mental berdasarkan
proses memperoleh pengetahuan seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan
bahasa.
Keat melihat secara umum perkembangan kognitif atau perkembangan
mental sebagai proses-proses mental yang mencakup pemahaman tentang dunia,

5
Dofri Bone, “Perkembangan Fisik Pada Masa Remaja”, diakses dari
https://unudb.wordpress.com/tag/perkembangan-fisik-pada-masa-remaja/ , pada tanggal 10 September
2019, pukul 10.51
8
penemuan pengetahuan, pembuatan perbandingan, berpikir, dan mengerti. Keat
juga menjelaskan bahwa proses mental tersebut tidak lain adalah proses
pengolahan informasi yang menjangkau kegiatan kognisi, intelegensia, belajar,
pemecahan masalah, dan pembentukan konsep. Secara lebih luas yaitu
menjangkau kreativitas, imajinasi, dan ingatan. (Hartinah, 2008)
Dalam pandangan Piaget, perkembangan mental pada hakekatnya adalah
perkembangan kemampuan penalaran logis (development of ability to reason
logically). Menurut Piaget, makna berpikir dalam proses mental lebih penting dari
mengerti. Piaget berpendapat bahwa pada masa remaja, mereka termotivasi untuk
memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis dirimya. Dalam
pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di
mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam
skema kognitif mereka. Remaja telah mampu membedakan antara hal-hal atau
ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya. Remaja juga sudah dapat
menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan
apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir
mereka sehingga memunculkan suatu ide baru. (Jahja, 2011)
Piaget mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan
kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan
lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan
remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan
kognitif ini sebagai tahap operasi formal. Tahap formal operations adalah
suatu tahap di mana seseorang telah mampu berpikir secara abstrak.
Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman
yang benar-benar terjadi. (Jahja, 2011)
Ditinjau dari perspektif teori kognitif Piaget, maka pemikiran masa remaja
telah mencapai tahap pemikiran operasional formal (formal operational thought)
yakni suatu tahap perkembangan kognitif yang dimulai pada usia kira-kira 11 atau
12 tahun dan terus berlanjut sampai remaja mencapai masa tenang atau dewasa.
Pada tahap ini anak sudah dapat berpikir secara abstrak dan hipotesis. Pada masa
ini, anak sudah mampu memikirkan sesuatu yang akan atau mungkin terjadi.
Selain itu, pada tahap ini remaja juga sudah mampu berpikir secara sistematik
untuk memecahkan permasalahan.
Sebagai contoh apabila terdapat mobil yang tiba-tiba mogok misalnya,
bagi anak yang berada pada tahap konkrit operasional segera diambil kesimpulan

9
bahwa bensinnya habis. Ia hanya menghubungkan sebab-akibat dalam satu
rangkaian saja. Lain halnya dengan remaja, ia bisa memikirkan beberapa
kemungkinan yang menyebabkan mobil tesebut mogok, seperti mungkin businya
mati, mungkin platinanya atau kemungkinan-kemungkinan lain yang memberikan
dasar bagi pemikirannya.
Dari teori Piaget tersebut maka dapat dipahami bahwa karakteristik
pemikiran remaja pada tahap operasional formal ini sudah memiliki
kemampuan untuk berpikir secara abstrak, dapat menalar secara logis, dan
menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.6

D. Perkembangan Psikososial Masa Remaja


Teori perkembangan psikososial menurut Erikson dalam Wong
(2009), menganggap bahwa krisis perkembangan pada masa remaja
menghasilkan terbentuknya identitas. Periode remaja awal dimulai dengan
awitan pubertas dan berkembangnya stabilitas emosional dan fisik yang
relatif pada saat atau ketika hampir lulus dari SMU. Pada saat ini, remaja
dihadapkan pada krisis identitas kelompok versus pengasingan diri.
Pada periode selanjutnya, individu berharap untuk mencegah otonomi dari
keluarga dan mengembangkan identitas diri sebagai lawan terhadap difusi peran.
Identitas kelompok menjadi sangat penting untuk permulaan pembentukan
identitas pribadi. Remaja pada tahap awal harus mampu memecahkan masalah
tentang hubungan dengan teman sebaya sebelum mereka mampu menjawab
pertanyaan tentang siapa diri mereka dalam kaitannya dengan keluarga dan
masyarakat.

1) Identitas kelompok

Selama tahap remaja awal, tekanan untuk memiliki suatu


kelompok semakin kuat. Remaja menganggap bahwa memiliki
kelompok adalah hal yang penting karena mereka merasa menjadi
bagian dari kelompok dan kelompok dapat memberi mereka
status. Ketika remaja mulai mencocokkan cara dan minat
berpenampilan, gaya mereka segera berubah. Bukti penyesuaian
diri remaja terhadap kelompok teman sebaya dan

6
Siti Qomariyah, “Perkembangan Kognitif Pada Masa Remaja”, diakses dari
https://www.academia.edu/11623352/Perkembangan_Kognitif_Remaja?auto=download , pada tanggal 10
September 2019, pukul 11.05
10
ketidakcocokkan dengan kelompok orang dewasa memberi
kerangka pilihan bagi remaja sehingga mereka dapat memerankan
penonjolan diri mereka sendiri sementara menolak identitas dari
generasi orang tuanya. Menjadi individu yang berbeda
mengakibatkan remaja tidak diterima dan diasingkan dari
kelompok.
2) Identitas Individual

Pada tahap pencarian ini, remaja mempertimbangkan hubungan


yang mereka kembangkan antara diri mereka sendiri dengan
orang lain di masa lalu, seperti halnya arah dan tujuan yang
mereka harap mampu dilakukan di masa yang akan datang. Proses
perkembangan identitas pribadi merupakan proses yang memakan
waktu dan penuh dengan periode kebingungan, depresi dan
keputusasaan. Penentuan identitas dan bagiannya di dunia
merupakan hal yang penting dan sesuatu yang menakutkan bagi
remaja. Namun demikian, jika setahap demi setahap digantikan
dan diletakkan pada tempat yang sesuai, identitas yang positif
pada akhirnya akan muncul dari kebingungan. Difusi peran
terjadi jika individu tidak mampu memformulasikan kepuasan
identitas dari berbagai aspirasi, peran dan identifikasi.
3) Identitas peran seksual

Masa remaja merupakan waktu untuk konsolidasi identitas peran


seksual. Selama masa remaja awal, kelompok teman sebaya mulai
mengomunikasikan beberapa pengharapan terhadap hubungan
heterokseksual dan bersamaan dengan kemajuan perkembangan,
remaja dihadapkan pada pengharapan terhadap perilaku peran
seksual yang matang yang baik dari teman sebaya maupun orang
dewasa. Pengharapan seperti ini berbeda pada setiap budaya,
antara daerah geografis, dan diantara kelompok sosioekonomis.
4) Emosionalitas

Remaja lebih mampu mengendalikan emosinya pada masa


remaja akhir. Mereka mampu menghadapi masalah dengan tenang
dan rasional, dan walaupun masih mengalami periode depresi,
perasaan mereka lebih kuat dan mulai menunjukkan emosi yang

11
lebih matang pada masa remaja akhir. Sementara remaja awal
bereaksi cepat dan emosional, remaja akhir dapat mengendalikan
emosinya sampai waktu dan tempat untuk mengendalikan
emosinya sampai waktu dan tempat untuk mengekspresikan
dirinya dapat diterima masyarakat. Mereka masih tetap
mengalami peningkatan emosi, dan jika emosi itu diperlihatkan,
perilaku mereka menggambarkan perasaan tidak aman,
ketegangan, dan kebimbangan.

E. Tahap Perkembangan Masa Remaja

Menurut Sarwono (2006) ada 3 tahap perkembangan remaja dalam


proses penyesuaian diri menuju dewasa :
1. Remaja Awal (Early Adolescence)
Seorang remaja pada tahap ini berusia 10-12 tahun masih
terheran–heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya
sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan
itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada
lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang
bahunya saja oleh lawan jenis, ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan
yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali
terhadap “ego”. Hal ini menyebabkan para remaja awal sulit
dimengerti orang dewasa.
2. Remaja Madya (Middle Adolescence)
Tahap ini berusia 13-15 tahun. Pada tahap ini remaja sangat
membutuhkan kawan-kawan. Ia senag kalau banyak teman yang
menyukainya. Ada kecenderungan “narastic”, yaitu mencintai diri
sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat
yang sama dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondisi
kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana: peka atau
tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis
atau meterialis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri
dari Oedipoes Complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa
kanak-kanak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan dari
lawan jenis.
3. Remaja Akhir (Late Adolescence)
12
Tahap ini (16-19 tahun) adalah masa konsolidasi menuju
periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal dibawah ini.
1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang
lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.
3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri)
diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri
dengan orang lain.7

7
Diakses dari http://digilib.unimu.ac.id/files/disk1/116/jtptunimus-gdl-jokobenyar-5776-2-babii.pdf, pada
tanggal 10 September 2019, pukul 12.10
13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa,
usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang – orang yang lebih tua
melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang – kurangnya dalam masalah hak.
Remaja dikenal sebagai periode yang duduk pada tahap perkembangan fisik
dimana alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Perubahan-perubahan fisik
yang terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja.
Secara umum perkembangan kognitif atau perkembangan mental sebagai proses-
proses mental yang mencakup pemahaman tentang dunia, penemuan pengetahuan,
pembuatan perbandingan, berpikir, dan mengerti
Pada periode selanjutnya, individu berharap untuk mencegah otonomi dari
keluarga dan mengembangkan identitas diri sebagai lawan terhadap difusi peran. Identitas
kelompok menjadi sangat penting untuk permulaan pembentukan identitas pribadi.
Remaja pada tahap awal harus mampu memecahkan masalah tentang hubungan dengan
teman sebaya sebelum mereka mampu menjawab pertanyaan tentang siapa diri mereka
dalam kaitannya dengan keluarga dan masyarakat.

Ada 3 tahap perkembangan remaja dalam proses penyesuaian diri menuju


dewasa :
1. Remaja Awal (Early Adolescence)
Seorang remaja pada tahap ini berusia 10-12 tahun masih
terheran–heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya
sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan
itu.
2. Remaja Madya (Middle Adolescence)
Tahap ini berusia 13-15 tahun. Pada tahap ini remaja sangat
membutuhkan kawan-kawan.
3. Remaja Akhir (Late Adolescence)
Tahap ini (16-19 tahun) adalah masa konsolidasi menuju
periode dewasa dan ditandai dengan beberapa pencapaian

14
DAFTAR PUSTAKA

Sumadi Suryobroto, Psikologi Perkembangan (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1990)

Purwadi, “Proses Pembentukan Identitas Diri Remaja”, diakses dari


https://media.neliti.com/media/publications/24503-ID-peroses-pembentukan-identitas-
diri-remaja.pdf, pada tanggal 10 September 2019 pukul 09.31

Perkembangan Kognitif Pada Masa Remaja, diakses dari


http://idayoce.blogspot.com/2016/07/perkembangan-kognitif-pada-masa-remaja.html, ,
pada tanggal 10 September 2019.

Elfi Yuliani, Psikologi Perkembangan, cet. I (Yogyakarta: Teras, 2005), hal 192.

Dofri Bone, “Perkembangan Fisik Pada Masa Remaja”, diakses dari


https://unudb.wordpress.com/tag/perkembangan-fisik-pada-masa-remaja/ , pada tanggal
10 September 2019, pukul 10.51

Siti Qomariyah, “Perkembangan Kognitif Pada Masa Remaja”, diakses dari


https://www.academia.edu/11623352/Perkembangan_Kognitif_Remaja?auto=download ,
pada tanggal 10 September 2019, pukul 11.05

Diakses dari http://digilib.unimu.ac.id/files/disk1/116/jtptunimus-gdl-jokobenyar-5776-2-


babii.pdf, pada tanggal 10 September 2019, pukul 12.15

15

Anda mungkin juga menyukai