Makalah ini Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebijakan dan Perbandingan
Pendidikan Islam
Disusun Oleh :
1443 H/2022 M
KATA PENGANTAR
Assalamulaikum Wr.Wb
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah swt yang telah memberikan
limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini saya susun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam
sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi sehingga bermanfaat
Makalah ini saya susun dengan segala kemampuan dan semaksimal mungkin. Namun,
saya sadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih banyak
kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu saya sebagai penyusun makalah ini mhon kritik,
saran dan pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama dosen mata kuliah Sejarah
Pendidikan Islam yang saya harapkan sebagai bahan koreksi saya.
Wassalamualiakum Wr.Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ...................................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................................
Dalam kehidupan manusia dan alam semesta, satu hal yang menjadi hukum alam yang
selalu menghampiri dan menemani kehidupan, baik dalam keadaan sadar atau tidak, ikhlas atau
tidak, kehidupan akan selalu menerima tamu perubahan. Problemnya adalah apakah perubahan
tersebut membawa pada perbaikan atau menjerumuskan kita pada kemunduran atau berubah
ke arah yang negative. Tentunya sebagai generasi terdidik kita akan selalu merindukan
perubahan tersebut kearah yang positif.
Menurut Kasali (2005), perubahan itu bagaikan badai Tsunami atau angin tornado. Ia
memiliki kekuatan menghancurkan yang sangat luar biasa. Setelah terjadinya perubahan yang
dimunculkan tanpak begitu aneh/asing (Strange). Perubahan dunia selalu mengajarkan kepada
kita bahwa untuk dapat menang di dalam setiap persaingan harus memiliki kemampuan
beradaptasi. Kemampuan beradaptasi menjadi dasar dari segala strategi. Dan menurut penulis
untuk dapat beradaptasi, maka kita harus mampu membandingkan dua keadaan yang berbeda
yaitu keadaan dalam diri kita dan keaadaan di luar diri kita (lingkunagan) tempat kita
beradaptasi.
Dala Al-Qur’an sendiri telah dijelaskan bahwa perubahan itu harus muncul dari dua
arah yaitu dalam diri kita dan luar diri kita. Dalam dunia pendidikan pun akan selalu mengalami
perubahan, sebagai contoh setiap detik teknologi informasi dan komunikasi mengalami
perubahan dan menyentuh dunia pendidikan, di belahan dunia banyak Negara maju dengan
perubahannya, berkembang bahkan mundur kerena tidak mempu menyikapi perubahan.
Indonesia termasuk Negara yang sedang berkembang, salah satu langkah untuk bisa menjadi
Negara yang maju adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya, dan cita-cita tersebut
sulit untuk diraih ketika kita tidak beajar dari Negara-negara yang sudah maju. Oleh karena itu
sangat urgen sekali kita membandingkan antara pendidikan dalam Negara kita dengan
pedidikan internasional (Negara-negara) lain. Sehingga dengan demikian maka kita akan
mengetahui kelemahan dan kelebihan dalam dunia pendidikan kita, yang akhirnya cita-cita
perbaikan pendidikan kita akan terwujud. Begitupun ketika kita tarik perhatian perbandingan
pendidikan ini ke dalam Islam, maka Islam sangat menjunjung tinggi adanya perbedaan dalam
segala ruang kehidupan, termasuk di dalamnya perbedaan dalam pendidikan. Di isyaratkan
oleh baginda Rasulullah dalam hadisnya “Uthlubul ‘Ilmi Walau Bissin” (tuntutlah ilmu hingga
ke Negeri Cina).
Bila kita cermati makna hadis tersebut secala luwes dan dalam maka kita akan
menemukan isyarat bahwa ada perbedaan pendidikan di negeri Arab (waktu itu) dengan Negeri
Cina yang mungkin secara lembaga dan menajemennyalebih maju. Sehingga diharapkan
dengan pertukaran ilmu tersebut dapat memberikan nilai plus untuk perbaikan pendidikan
secara local. Namun dalam semua itu, setiap ada hal atau obyek, maka pasti ada kekurangan
dan kelebihannya. Kekuarangan inilah yang kemudian menjadi masalah/problem. Dalam
makalah atau karya ini akan dideskripsikan berbagai Problematika dalam ilmu perbandingan
pendidikan. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat dan penulis sadar diberbagai belahan
tulisan ini terdapat kekuarangan, maka untuk lebih memperkaya khazanah keilmuan kita,
penulis mohon diberi masukan dan kritik yang membangun untuk sempurnannya karya ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Problematika
Kalimat Problematika dalam ilmu perbandingan pendidikan secara difinitif dapat
dijelaskan perkata yaitu Problematika, dalam kamus ilmiah diartikan sebagai masalah atau
perkara sulit dimana akar kata tersebut diambil dari kata Problem atau problema.
Kata perbandingan, dalam bahasa inggris diterjemahkan dengan istilah Comparative
yang memiliki arti bersamaan atau sama. Dan kata pendidikan dikenal dengan istilah
education. Jadi kata perbandingan pendidikan dapat diartikan dengan Comparative
education yang bila ditarik dari pengertian etimologis di atas, maka dapat kita jelaskan
sebagai usaha melihat kesamaan dalam pendidikan dan problem-problem juga latar
belakangnya. Maka menurut penulis problematika dalam ilmu perbandingan pendidikan
dapat diartikan sebagai problem yang timbul dalam membahas atau melihat kesamaan
kegiatan pendidikan.
Pengertian secara terminology dapat kita lihat dan analisa dari beberapa pendapat pakar
yaitu sebagai berikut :
1. L. Candel dalam bukunnya Comparative Education, mengatakan bahwa pendidikan
perbandingan adalah studi mengenai teori dan praktek pendidikan sekarang,
sebagaimana dipengaruhi oleh bermacam-macam latar belakang dan merupakan
kelanjutan dari sejarah pendidikan. Di sini Candel menunjukkan bahwa ketika kita
membahas perbandingan pendidikan, maka kita harus mempelajari lintas teori dan
praktek pendidikan sekarang dengan megingat berbagai macam latar belakang, yang
diantaranya adalah sejarah karena historis pendidikan masa lampau akan
mempengaruhi praktek pendidikan modern sekarang. Sejarah pendidikan tidak bisa
kita lupakan karena mata rantai pendidikan dari zaman-ke zaman selalu berhubungan
dan sifatnya sistematis.
2. Tokoh lain yang mendefinisikan perbandingan pendidikan adalah Carter V. Good.
Dikemukakannya bahwa pendidikan comparative adalah lapangan studi yang bertugas
mengadakan perbandingan teori dan praktek pendidikan yang dimiliki beberapa
negeri dengan meksuk untuk mengadakan perluasan pemandangan dan pengetahuan
di luar batas negeri sendiri.
Kalau Candel lebih menitik-beratkan pada latar belakang sejara, maka Carter, dapat
kita katakan lebih menitik-beratkan pada kegiatan penelitian perbandingan praktek
pendidikan antar Negara, jadi mengandung jiwa kepraktisan.
Namun terbebas dari perbedaan pendapat dua tokoh tersebut, kita tidak melihat
pertentangan melainkan saling mengisi dan melengkapi antara keduanya. Sebab
antara kedua pendapat tersebut menurut penulis sama-sama membandingkan teori dan
praktek pendidikan baik dari masa ke masa suatu Negara atau internasional maupun
teori dan praktek lintas Negara internasional yang tujuannya adalah sama-sama
meneliti dan mempelajari untuk peningkatan mutu dan kualitas pendidikan dalam
suatu negara.
Bila kita mencermati hadis tersebut dengan baik dan dalam, maka kita akan
menemukan isyarat bahwa kita harus sadar akan perbedaan tingkat pendidikan dari
tiap Negara dan tidak menutup diri dari perbedaan tersebut. Dari hadis di atas
sesungguhnya memberikan isyarat bahwa kita seyogyanya tidak egois dan menutup
diri, kita harus berani mempelajari teori dan terapan orang lain hingga memperkaya
khazanah dalam diri dan tentunya juga dapat menyumbang untuk orang lain.
antaralain:
a. Banyaknya anak usia sekolah yang tidak diasuh langsung oleh orang tua
mereka, karena adanya dinamika perubahan social masyarakat AS yang
umumnya baik sang ibu atau sang ayah memiliki kesibukan yang sangat
tinggi di luar rumah. Hal ini akan menjadi permasalahan yang serius bagi
perkembangan social anak dilihat dari aspek psikis dan emosional.
b. Tingginya tingkat perceraian, yang mengakibatkan banyaknya anak-anak
usia sekolah yang hanya diasuh oleh sang ibu sebagai single-parent dalam
rumah tangga. Tidak sedikit janda cerei di AS yang terpaksa harus
berporfesi rendahan dan kasar. Hal ini juga mempengaruhi perkembangan
social anak-anak mereka.
c. Tingginya tingkat imigrasi yang umumnya berasal dari kalangan tidak
mampu dan tidak terdidik, yang karenanya banyak diantara mereka yang
tidak memperoleh pekerjaan yang layak. Hal ini menyebabkan masalah
pendidikan anak-anak dari keluarga imigran tidak dapat teratasi. Ditambah
lagi factor bahasa dari kalangan imigran yang menyulitkan bagi anak-anak
imigran itu sendiri jika mereka mendapat akses pendidikan.
d. Dari berbagai monitoring dan evaluasi pendidikan yang dilakukan oleh
berbagai badan resmi AS sendiri, ternyata kualitas pendidikan dan lulusan
sekolah di AS masih kalah dibandingkan dengan negara-negara lain dalam
standar internasional. Banyak anak-anak yang drop-outs dan tingginya
kekerasan oleh anakanak.
Sekolah dan kampus tak ubahnya kelas besar untuk indokrinasi ideology
pemerintah (bukan ideology negara) yang tidak menginginkan adanya kritik terbuka.
Kurikulum didisain sedemikian rupa sehingga mata-mata pelajaran yang sifatnya
politis menjadi sangat dipentingkan. Mata pelajaran Pancasila, Sejarah, Kewiraan, dan
bahkan agama didisain untuk mengentalkan intervensi negara kepada otak, pikiran dan
sikap warga negaranya. Seiring dengan kejatuhan rejim ‘orde baru’ yang interventif
tersebut, yang dijatuhkan oleh adanya gerakan reformasi total masyarakat yang
dimotori oleh mahasiswa dan kalangan terpelajar, datanglah era yang penuh semangat
untuk mengurangi peran dan campur tangan pemerintah pusat dalam menangani
berbagai permasalahan kebijakan, termasuk kebijakan pendidikan.
Berkaitan dengan urgensi sektor pendidikan itu maka harus dilakukan reformasi
dalam pendidikan dari sentralisasi ke desentralisasi. Ada 3 hal yang dapat menjelaskan
urgensi desentralisasi pendidikan di Indonesia, yaitu :
Dari pandangan William di atas dapat kita analisa bahwa ruang lingkup
perbandingan pendidikan harus diawali dengan penjelasan gambaran pendidikan
diantara dua Negara atau lebih, kemudian dibandingkan dan dari perbandingan tersebut
dapat kita lihat kelebihan dan kekuarangan masing-masing yang kemudian promblem-
problem tersebut dapat kita carikan solusi untuk kematangan kebijakan pendidikan
dalam Negara tersebut.
Selain William watak nasional juga diuraikan oleh Nicholas Hans dalam
bukunya Komparative Education, dengan mengatakan, bahwa watak nasional itu
adalah kesudahan atau hasil-hasil yang berasal dari macam-macam ras, berbagai bentuk
adaptasi linguistic, gerakan-gerakan agama, situasi-situasi umum dari sejarah dan
geografis suatu Negara atau bangsa. Salaras dengan Nicholas Hans, Kandel juga
mengemukakan pentingnya latarbelakang pendidikan.
A. Kesimpulan
Comparative education merupakan usaha melihat kesamaan, problem-problem dalam
pendidikan lintas lembaga pendidikan dan Negara dengan mempelajari berbagai macam
latar belakangnya yang bertujuan membandingkan yang kemudian dipelajari hasil-
hasilnya untuk memperkaya dan mengembangkan pendidikan dalam negeri. Pendidikan
perbandingan mempunyai ciri-ciri yang ilmiah, kulturil, humanistic, komprehensif dan
interdisipliner.
Perbedaan adalah keniscayaan, Rasulullah SAW. dalam hadisnya “Uthlubul ‘Ilmi
Walau Bissin” (tuntutlah ilmu hingga ke Negeri Cina). Hadis tersebut sesungguhnya
mengisyaratkan adanya perbedaan dalam teori dan terapan pendidikan internasional dan
seyogyanya kita sebagai bangsa yang berkembang dan maju dapat mengaplikasikannya
dengan pempelajari dan saling tukar ilmu yang tujuannyauntuk saling melengkapi untuk
kemajuan bersama.
Dalam studi perbandingan pendidikan ada beberapa problem yang timbul diantaranya;
Keragaman latar belakang pendidikan dalam suatu Negara, keragaman bahasa, Panjang
pendeknya kewajiban belajar dan kurikulum yang digunakan, Kekurangan tenaga guru dan
peningkatan mutu guru. Dan lain-lain.
Secara historis perbandingan pendidikan erat hubungannya dengan pendidikan
internasional. Pendidikan internasional dan perbandingan makin berkembang pada abad
ke 20. Diantara tokoh-tokoh pencetusnya adalah Marc Antoine, Julien De Paris, John
Griscom, Harace Mann, I.L. Kandel.
B. Saran
Sebagai seorang pendidik seyogyanya mengetahui urgensi dari studi perbandingan
pendidikan untuk memperkaya pengalaman, dan life skill.
Makalah ini, merupakan sumber ilmu yang mudah-mudahan bermanfaat bagi kita
pelaksana pendidika, dan tentunya masih jauh dari sempurna. Mari kita terus menggali
referensi yang lebih mutaakhir dan penulis berharap pembaca dapat memberikan masukan,
saran-saran juga kritik yang membangun tentunya.