Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONDISI OBJEKTIF PENDIDIKAN DI INDONESIA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebijakan Pendidikan

Dosen pengampu : Ust. Diyon, M. Pd

Oleh :

Zalva Mu'allifatul Ummah (22012093)

Moh. Abdullah Azzam Al-'Amiin (2021095)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS DARUNNAJAH JAKARTA SELATAN
TAHUN AKADEMIK 2024

Jl. Ciledug Raya No.01, RT.1/RW.3, Ulujami, Kec. Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12250
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Kondisi Objektif
Pendidikan di Indonesia” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang kondisi
pendidikan di Indonesia. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah
SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber
yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Harapan
kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena
itu kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami
selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf.
Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Ponorogo, 19 Februari 2024

Kelompok 1

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................I
DAFTAR ISI............................................................................................................................II
BAB I.........................................................................................................................................1
A. Latar belakang masalah...................................................................................................1
B. Rumusan masalah............................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
A. Dampak Krisis Multidimensi..........................................................................................3
B. Beberapa Permasalahan Pendidikan...............................................................................5
C. Perlunya Reformasi Pendidikan......................................................................................7
D. Kebijakan Pendidikan di Indonesia.................................................................................8
BAB III....................................................................................................................................11
A. Kesimpulan...................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Pendidikan di Indonesia, seperti di banyak negara lain, menghadapi
tantangan yang kompleks dan beragam akibat dari krisis multidimensi yang
melanda negara ini. Krisis ini tidak hanya mencakup aspek ekonomi yang
terpuruk, tetapi juga ketidaksetaraan sosial, politik, dan lingkungan yang
merajalela, yang secara signifikan memengaruhi kondisi pendidikan. Dalam
konteks ini, pemahaman yang mendalam tentang dampak krisis multidimensi
terhadap beberapa permasalahan pendidikan menjadi sangat penting untuk
memetakan arah reformasi pendidikan yang dibutuhkan.
Salah satu permasalahan utama adalah akses terhadap pendidikan
berkualitas. Meskipun telah ada upaya untuk meningkatkan aksesibilitas
pendidikan di seluruh negeri, ketidaksetaraan masih menjadi masalah yang
signifikan, terutama di daerah pedesaan dan bagi kelompok-kelompok rentan
seperti anak-anak dari keluarga miskin. Disamping itu, kualitas guru juga
menjadi perhatian utama, dengan kebutuhan untuk meningkatkan kualifikasi
dan kompetensi mereka agar dapat memberikan pembelajaran yang efektif.
Selain itu, relevansi kurikulum juga menjadi perhatian serius dalam
konteks pendidikan di Indonesia. Kurikulum yang terlalu teoritis dan kurang
terhubung dengan kebutuhan dunia kerja dapat menghasilkan lulusan yang
kurang siap untuk menghadapi tantangan dunia nyata. Hal ini memunculkan
kebutuhan mendesak untuk merevisi kurikulum pendidikan agar lebih relevan
dan responsif terhadap tuntutan zaman.
Oleh karena itu, pentingnya reformasi pendidikan tidak dapat
dipungkiri. Reformasi yang komprehensif diperlukan untuk meningkatkan
efektivitas sistem pendidikan, serta memastikan inklusivitas dan kesetaraan
akses pendidikan bagi semua warga negara Indonesia. Kebijakan pendidikan
yang baik dan berbasis bukti juga menjadi kunci dalam mencapai tujuan
tersebut, dengan mengarahkan sumber daya dan inisiatif ke arah yang paling
penting dan efektif.
Dengan memahami kompleksitas tantangan dan perubahan yang
dibutuhkan, makalah ini bertujuan untuk menguraikan kondisi objektif
pendidikan di Indonesia, mengidentifikasi dampak krisis multidimensi terhadap
beberapa permasalahan pendidikan, serta menyoroti perlunya reformasi
pendidikan dan kebijakan pendidikan yang lebih baik sesuai dengan
kebutuhan masa kini. Dengan makalah ini berharap dapat memberikan
pandangan yang komprehensif dan rekomendasi yang berharga bagi upaya
perbaikan pendidikan di Indonesia.

1
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana dampak krisis multidimensi?
2. Apa saja masalah pendidikan?
3. Bagaimana reformasi pendidikan?
4. Bagaimana kebijakan pendidikan di Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dampak krisis multidimensi.
2. Untuk mengetahui masalah pendidikan.
3. Untuk mengetahui reformasi pendidikan.
4. Untuk mengetahui kebijakan pendidikan di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dampak Krisis Multidimensi


"Multidimensi" merujuk pada keberadaan atau keterlibatan beberapa dimensi
atau aspek dalam suatu fenomena atau situasi tertentu. Ketika digunakan dalam
konteks "krisis multidimensi", istilah ini menyoroti kompleksitas dan keragaman
berbagai aspek yang terlibat dalam krisis tersebut.
Dalam konteks krisis multidimensi, dimensi-dimensi yang dimaksud
mencakup berbagai bidang kehidupan manusia seperti ekonomi, sosial, politik, dan
lingkungan. Krisis multidimensi seringkali tidak hanya melibatkan satu aspek
kehidupan, tetapi melibatkan interaksi kompleks antara berbagai dimensi ini.1
Misalnya, dalam sebuah krisis ekonomi, selain masalah keuangan dan
lapangan kerja yang terkait langsung dengan dimensi ekonomi, juga mungkin terdapat
dampak sosial seperti peningkatan tingkat pengangguran yang dapat mengarah pada
ketidakstabilan sosial. Selain itu, krisis ekonomi juga dapat memiliki dampak
lingkungan, seperti penurunan permintaan terhadap produk-produk yang berdampak
pada polusi dan penggunaan sumber daya alam.
Sejak tahun 1997 bangsa Indonesia menglami krisis ekonomi dan politik,
kemudian menjadi krisis yang multidimensional, dimana sampai sekarang indonesia
belum mampu keluar dari persoalan tersebut. Banyak tudingan bahwa krisis
berkepanjangan yang menyebabkan terpuruknya bangsa ini adalah sebagai akibat
kegagalan proses pendidikan menghasilkan output yang diharapkan. Pendidikan
hanya mampu melahirkan orang-orang berpengetahuan dan terampil, tapi tidak
banyak dilandasi penanaman nilai-nilai, seperti agama, moral, keadilan, kejujuran dan
lain-lain.
Secara umum kualitas pendidikan di Indonesia memang masih sangat rendah
bila di bandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara lain. Hal-hal yang
menjadi penyebab utamanya yaitu efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pendidikan
yang masih kurang dioptimalkan. Masalah-masalah lainya yang menjadi penyebabnya
yaitu:
1. Rendahnya sarana fisik,
1
H.M. Hasbullah. Kebijakan Pendidikan (dalam Perspektif Teori, Aplikasi, dan Kondisi Objektif Pendidikan di
Indonesia), (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm. 5-6.

3
2. Rendahnya kualitas guru,
3. Rendahnya kesejahteraan guru,
4. Rendahnya prestasi siswa,
5. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
6. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,
7. Mahalnya biaya pendidikan.
Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang
terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing
secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional.
Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia mengalami kesadaran
akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena
beberapa hal yang mendasar. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru,
dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan negara lain.
Yang dirasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan.
Baik pendidikan formal maupun informal. Kondisi ini disimpulkan dari perbandingan
dengan negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam
meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa.
Selain itu, pada tahun 2019 Indonesia dan negara lainnya dikejutkan dengan
adanya wabah virus Corona atau yang sering disebut dengan covid-19. Dalam konteks
pandemi COVID-19, dampaknya tidak hanya terbatas pada aspek kesehatan, tetapi
juga meluas ke aspek ekonomi dan sosial. Kebijakan pembatasan sosial dan karantina
wilayah dapat menghambat aktivitas ekonomi, menyebabkan penurunan pertumbuhan
ekonomi, dan meningkatkan tingkat pengangguran. Kelompok yang paling rentan
terhadap dampak ini adalah penduduk miskin, dengan prediksi peningkatan jumlah
penduduk miskin global selama masa pandemi. 2 Pada masa ini pendidikan juga
terkena dampaknya, yaitu pembelajaran dilakukan secara online atau dalam jaringan
(daring). Dengan menggunakan sistem belajar daring, sering muncul masalah yang
dihadapi guru dan murid. Akses informasi karena terkendala sinyal jadi lambat,
terlambat menerima informasi karena sinyal tidak memadai, dan guru harus
menyesuaikan kembali metode pengajaran yang digunakan untuk pembelajaran
daring.3
2
Nurul Aeni. 2021. Pandemi Covid-19: Dampak kesehatan, ekonomi, dan sosial. Jurnal Litbang: Media
Informasi Penelitian, Pengembangan, dan IPTEK. Vol 17, No 1, hlm. 18.
3
Matdi. Siahaan. 2020. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Dunia Pendidikan. Jurnal Kajian Ilmiah, Vol 1, No
1, hlm. 2-3.

4
B. Permasalahan Pendidikan
Fitria dalam jurnalnya membagi permasalahan pendidikan menjadi 2, yaitu
makro dan mikro.4
Permasalahan pendidikan dalam lingkup makro adalah sebagai berikut:
1. Kurikulum yang membingungkan dan terlalu kompleks. Di Indonesia terhitung
10-11 kali kurikulum berubah semenjak Indonesia merdeka. Perubahan
kurikulum ini mengakibatkan kebingungan bagi pendidik, peserta didik, juga
orang tua peserta didik. Selain itu, kurikulum di Indonesia juga kompleks. Peserta
didik akan terbebani dengan sejumlah materi yang harus dikuasainya. Sehingga,
sulit bagi peserta didik untuk memilih dan mengembangkan potensi dalam dirinya
yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka. Selain peserta didik,
pendidik juga terkena dampaknya. Pendidik akan terbebani dengan tugas yang
banyak untuk mempelajari materi-materi dan tugas mengajari muridnya dengan
materi yang banyak. Sehingga, tidak menutup kemungkinan pendidik menjadi
kurang optimal dalam mengajari muridnya.
2. Pendidikan yang kurang merata. Ketidakmerataan ini sering dialami oleh lapisan
masyarakat yang miskin. Seperti yang kita ketahui, semakin tinggi pendidikan
semakin mahal juga biayanya. Sehingga, tak jarang banyak orang yang memilih
tidak sekolah dibandingkan harus mengeluarkan banyak biaya.
3. Masalah penempatan guru. Masalah penempatan guru ini biasanya terjadi karena
kekurangan guru di suatu daerah tertentu. Hal itu membuat guru yang ada harus
bisa mengajar bidang studi lain untuk memenuhi kebutuhan siswanya.
Kekurangan guru ini biasa terjadi di daerah yang terpencil, karena tidak
meratanya penyaluran guru ke daerah tersebut.
4. Rendahnya kualitas guru. Banyak guru yang memandang pekerjaannya adalah
suatu hal yang mudah dan hanya melakukan pekerjaannya sekadar untuk
mendapat penghasilan. Padahal, Indonesia membutuhkan guru yang berkualitas
dan profesional. Pendidikan di Indonesia saat ini membutuhkan guru yang
melakukan tugasnya sebagai panggilan bukan sekadar tuntutan pekerjaan.
Dengan menjalankan tugasnya sebagai seorang guru, diharapkan guru dapat
mendidik dan membimbing siswanya menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional.

4
Fitria. N. Aulia. 2022. Meninjau Permasalahan Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia dan Solusi, AoEJ:
Academy of Education Jurnal, Vol 13, No 1, hlm. 5-8.

5
5. Biaya pendidikan yang mahal. Saat ini sudah menjadi rahasia umum dengan
anggapan “semakin tinggi pendidikan semakin tinggi piula biaya yang
dikeluarkan”. Hal tersebut perlu menjadi perhatian pemerintah, dikarenakan
banyak masyarakat yang terdampak akibat mahalnya biaya pendidikan. Mahalnya
biaya pendidikan sangatlah membebani masyarakat Indonesia yang kebanyak
adalah lapsan menengah kebawah. Tak sedikit orang lebih memilih tidak sekolah
dibandingkan harus mengeluarkan biaya yang besar. Adapula anak yang ingin
bersekolah namun terkendala biaya sehingga terpaksa untuk berhenti sekolah.
Masalah pendidikan dalam lingkup mikro:
a. Pembelajaran monoton. Metode pembelajaran yang monoton ini berarti tidak
ada perubahan dan inovasi, dengan kata lain metode ini dilakukan begitu saja
tidak ada perbedaan saat menyampaikan materi. Padahal, metode
pembelajaran yang digunakan sangatlah berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Oleh sebab itu, dalam kegiatan pembelajaran, guru atau pendidik perlu
menerapkan metode yang kreatif dan inovatif guna menarik perhatian
siswanya yang kemudian dapat mencapai hasil pembelajaran sesuai harapan.
b. Sarana dan prasarana yang kurang memadai. Sampai saat ini masih kerap
dijumpai di sekolah-sekolah daerah tertentu fasilitas yang tidak memadai,
bahkan tidak ada fasilitas sama sekali. Masalah rendahnya kualitas sarana dan
prasarana pendidikan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti
penyaluran dana yang terhambat, penyalahgunaan dana sekolah, perawatan
sarana dan prasarana yang buruk, pengawasan pihak sekolah yang acuh
terhadap sarana dan prasarana, dan faktor lainnya. Akibatnya, banyak siswa
yang tidak dapat menikmati fasilitasi di sekolah dengan baik. Padahal adanya
sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dapat meningkatkan hasil
pembelajaran siswa.
Menurut Idris, permasalahn pendidikan ini akan berdampak terhadap segala
aspek di kehidupan, akan merajalelanya pengangguran, marak kriminalitas,
kemiskinan yang semakin meningkat, dan sebagainya.
C. Perlunya Reformasi Pendidikan
Di Indonesia sendiri telah melakukan berbagai reformasi pendidikan sejak dari
kemerdekaan dengan berbagai perubahan tujuan utama dan kurikulum pendidikan.
Pasca reformasi demokrasi Republik Indonesia, anggara pendidikan mendapatkan

6
porsi 20% dari total Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebagaimana yang
tercantum dalam amandemen keempat Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat 4
yang ditetapkan pada tahun 2001.
1. Zonasi untuk pemerataan pendidikan. Pembentukan kebijakan sistem zonasi ini
telah dianalisis sebagaimana ketimpangan pendidikan serta pendistribusian tenaga
pengajar, dalam konsepnya zonasi diharapkan dapat menata penempatan guru
agar terciptanya kualitas pengajaran yang merata disetiap daerah.5
2. Pemerataan pembangunan dan fasilitas sekolah. Berbagai macam upaya telah
dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan pemerataan pembangunan
pendidikan diantaranya dengan adanya Dana Alokasi Khusus (DAK), Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dana swasta dan masyarakat, dana
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), serta beberapa dana yang lainnya.
3. Penerapan teknologi dalam pendidikan. Penggunaan teknologi dalam pendidikan
merupakan bagian penting dari reformasi pendidikan karena teknologi
memungkinkan akses yang lebih luas terhadap sumber daya pendidikan,
meningkatkan keterlibatan siswa melalui metode pembelajaran interaktif, dan
mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan dalam era digital. Ini juga
membantu memperbarui kurikulum, memfasilitasi pembelajaran berbasis
kompetensi, dan meningkatkan efisiensi dalam penyampaian materi
pembelajaran.
4. Pendekatan kurikulum inti. Dengan pendekatan kurikulum ini dengan
menawarkan mata ajaran wajib. Yaitu: matematika, bahasa, sains (IPA & IPS),
pendidikan jasmani, dan kesenian yang merupakan dasar pengembangan ilmu dan
pembentukan kemampuan untuk mengembangkan kemampuan siswa pada
jenjang tinggi. Selebihnya adalah mata pelajaran pilihan yang dapat diambil
sesuai minat dan bakat siswa.6
5. Peningkatan kualitas guru. Pemerintah terus berupaya mencari alternative dan
solusi untuk meningkatkan kualitas dan kinerja guru yang berujung pada hasil
akhir yaitu mutu pendidikan nasional. Terobosan yang telah dilakukan oleh
pemerintah adalah melakukan standar kompetensi dan sertifikasi guru. Selain itu
dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional pemerintah juga
5
Wahyudi. A., & Luthfi. A. 2019. Analisis Reformasi Pendidikan dalam Mewujudkan Pemerataan Kualitas
Pendidikan di Indonesia. Jurnal Administrasi Publik, Vol 9, No 2, hlm. 196-197.
6
Veronica. 2019. Reformasi Pendidikan di Indonesia Menghadapi Tantangan Abad 21. Jurnal Ilmu Pendidikan,
Vol 6, No 3, hlm. 172

7
melakukan pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan kompetensi
guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan
perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan mutu manajemen
sekolah.7
D. Kebijakan Pendidikan di Indonesia
Pemerintah di Indonesia menerapkan beberapa kebijakan yang harus
dilaksanakan dalam sistem pendidikan yang ada dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan. Diantara kebijakan tersebut adalah sebagai berikut:8
1. Penghapusan UN.
UN (Ujian Nasional) dihapuskan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2020.
Keputusan ini diambil karena adanya pandemi COVID-19 yang mengganggu
jalannya pendidikan dan proses ujian. Pemerintah mengambil langkah untuk
memprioritaskan keselamatan dan kesehatan siswa serta masyarakat secara
keseluruhan. Selain itu, ada juga pertimbangan bahwa UN memiliki banyak
kelemahan dan kritik terkait validitasnya sebagai ukuran keberhasilan siswa dan
sistem pendidikan secara keseluruhan.
2. Mengubah kurikulum K 13 menjadi kurikulum merdeka.
Pemerintah Indonesia mengganti Kurikulum 2013 dengan Kurikulum
Merdeka pada tahun 2021. Alasan utama perubahan ini adalah untuk
meningkatkan relevansi kurikulum dengan kebutuhan zaman, menggali potensi
siswa secara lebih holistik, serta memperkuat karakter bangsa dan keunggulan
kompetitif Indonesia di era globalisasi.
Kurikulum Merdeka dirancang untuk memberikan lebih banyak fleksibilitas
kepada sekolah dan guru dalam mengadaptasi pendidikan kepada kebutuhan lokal
serta potensi siswa masing-masing. Selain itu, perubahan ini juga bertujuan untuk
memperbaiki sistem pendidikan yang dianggap memiliki beberapa kelemahan
dalam implementasi dan evaluasi Kurikulum 2013.
3. Five days school (LHS).
"Five days school" mengacu pada kebijakan pendidikan yang mengatur waktu
belajar di sekolah selama lima hari dalam seminggu, dengan libur pada hari Sabtu

7
Lailatussaada. 2015. Upaya Peningkatan Kinerja Guru. Jurnal Intelektua, Vol 3, No 1, hlm. 21-22.
8
Josly.,dkk. 2023. Problematika dan Perubahan Kebijakan Pendidikan di Indonesia. Jurnal Educational, Vol 9, No
2, hlm. 805-806.

8
dan Minggu. Sebelumnya, di beberapa negara, termasuk Indonesia, sistem
sekolah umumnya beroperasi selama enam hari dalam seminggu.
Pemerintah Indonesia mulai memberlakukan kebijakan lima hari sekolah pada
tahun 2013 sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan keseimbangan antara
waktu belajar di sekolah dan waktu istirahat siswa, serta memberikan waktu
tambahan untuk kegiatan ekstrakurikuler, sosialisasi, dan kegiatan lain yang
mendukung pengembangan siswa secara holistik. Selain itu, kebijakan ini juga
dianggap dapat meningkatkan kesejahteraan siswa dan guru dengan memberikan
waktu istirahat yang lebih panjang.
4. Pengadaan Indonesia Pintar dan sekolah gratis.
Program Indonesia Pintar (PIP) dan Sekolah Gratis telah diperkenalkan oleh
pemerintah Indonesia sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan akses dan
kualitas pendidikan bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang kurang mampu
secara ekonomi.
Program Sekolah Gratis pertama kali diperkenalkan pada tahun 2007 sebagai
bagian dari program pemerintah dalam meningkatkan akses pendidikan bagi
semua lapisan masyarakat. Program ini bertujuan untuk menghapuskan biaya
sekolah, seperti biaya pendaftaran, biaya seragam, dan biaya lainnya yang dapat
menjadi hambatan bagi anak-anak untuk mendapatkan pendidikan.
Sementara itu, Program Indonesia Pintar (PIP) diperkenalkan pada tahun
2012. Tujuan utamanya adalah memberikan bantuan kepada siswa-siswa dari
keluarga miskin agar mereka dapat tetap bersekolah dan mendapatkan pendidikan
yang layak. Bantuan tersebut meliputi bantuan biaya pendidikan, bantuan buku
sekolah, serta bantuan seragam sekolah bagi siswa dari keluarga miskin.
Kedua program ini diperkenalkan sebagai bagian dari komitmen pemerintah
Indonesia dalam meningkatkan akses dan kualitas pendidikan serta mengurangi
kesenjangan sosial di bidang pendidikan.

9
BAB III
PENUTUP

10
A. Kesimpulan
Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini menunjukkan adanya berbagai
tantangan yang perlu segera diatasi. Terdapat ketimpangan yang signifikan dalam
akses, mutu, dan relevansi pendidikan di antara berbagai daerah dan golongan
masyarakat. Permasalahan tersebut tidak hanya disebabkan oleh faktor internal, tetapi
juga dipengaruhi oleh krisis multidimensi yang melanda Indonesia, seperti krisis
ekonomi, kesehatan, sosial, dan lingkungan.
Tantangan utama yang dihadapi adalah rendahnya akses pendidikan bagi
masyarakat miskin dan daerah terpencil, kurangnya kualitas pendidikan yang merata
di seluruh wilayah, serta kurangnya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dan
perkembangan zaman. Selain itu, keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan yang
memadai juga menjadi hambatan dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Dengan demikian, diperlukan upaya serius dalam melakukan reformasi
pendidikan yang komprehensif dan berkelanjutan. Reformasi tersebut harus
melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat,
dan sektor swasta. Perlunya kebijakan yang progresif dan inklusif untuk
meningkatkan akses, mutu, dan relevansi pendidikan di Indonesia menjadi suatu
keharusan.
Kesimpulannya, upaya bersama dalam melakukan reformasi pendidikan dan
pembentukan kebijakan yang berkelanjutan sangat penting untuk memastikan bahwa
setiap anak di Indonesia memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas
yang relevan dengan tuntutan zaman dan dapat memberikan kontribusi positif bagi
pembangunan bangsa.

11
DAFTAR PUSTAKA
Fitria. N. Aulia. 2022. Meninjau Permasalahan Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia
dan Solusi, AoEJ: Academy of Education Jurnal, Vol 13, No 1, hlm. 5-8.
H.M. Hasbullah. Kebijakan Pendidikan (dalam Perspektif Teori, Aplikasi, dan Kondisi
Objektif Pendidikan di Indonesia), (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm. 5-6.
Josly.,dkk. 2023. Problematika dan Perubahan Kebijakan Pendidikan di Indonesia. Jurnal
Educational, Vol 9, No 2, hlm. 805-806.
Lailatussaada. 2015. Upaya Peningkatan Kinerja Guru. Jurnal Intelektua, Vol 3, No 1, hlm.
21-22.
Matdi. Siahaan. 2020. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Dunia Pendidikan. Jurnal Kajian
Ilmiah, Vol 1, No 1, hlm. 2-3.
Nurul Aeni. 2021. Pandemi Covid-19: Dampak kesehatan, ekonomi, dan sosial. Jurnal
Litbang: Media Informasi Penelitian, Pengembangan, dan IPTEK. Vol 17, No 1, hlm.
18.
Veronica. 2019. Reformasi Pendidikan di Indonesia Menghadapi Tantangan Abad 21. Jurnal
Ilmu Pendidikan, Vol 6, No 3, hlm. 172.
Wahyudi. A., & Luthfi. A. 2019. Analisis Reformasi Pendidikan dalam Mewujudkan
Pemerataan Kualitas Pendidikan di Indonesia. Jurnal Administrasi Publik, Vol 9, No
2, hlm. 196-197.

12

Anda mungkin juga menyukai