Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENINGKATAN KESEMPATAN DAN MUTU PENDIDIKAN


YANG ADIL BAGI WARGA NEGARA
Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah “Filsafat Pendidikan”

Dosen Pengampu:
Endah Kurnia Yuningsih, M.PFis.
Diah Mulhayatiah, S.Si., M.Pd.

Disusun Oleh : Kelompok 11


Annisa Rohmatul Hasanah ( 1202070015 )
Firdza Nurhilmi ( 1202070029 )
Ali syabana ( 1202070090 )

Hari, Tanggal : Minggu, 14 Maret 2021


Kelas : 2A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat,
karunia serta kasih sayang-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
“Peningkatan Kesempatan dan Mutu Pendidikan yang Adil Bagi Warga Negara”
ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya
uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW, tidak lupa pula saya ucapkan
terima kasih kepada ibu Endah Kurnia Yuningsih, M.PFis. dan ibu Diah
Mulhayatiah, S.Si., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Filsafat Pendidikan.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih terdapat banyak


kesalahan, baik itu dalam materi yang kami bahas, maupun dari pengetikan
makalah. Namun, kami telah menyusun makalah ini dengan usaha semaksimal
mungkin.

Semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat umumnya


bagi pembaca, dan khususnya bagi kami selaku penulis makalah. Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari para pembaca guna memperbaiki
kesalahan sehingga kedepannya kami mampu membuat makalah dengan
ketentuan yang semestinya.

Bandung,14 Maret 2021

Penyusun,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan...........................................................................................................2

D. Sistematika Penulisan...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. .......................................................................................................................3

B. .......................................................................................................................4

C. .......................................................................................................................6

D. .......................................................................................................................7

E. .......................................................................................................................8

F. .......................................................................................................................9

BAB III PENUTUP...............................................................................................12

A. Kesimpulan.................................................................................................12

B. Saran...........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam alam globalisasi yang sangat dinamik dewasa ini, kita sungguh sangat
sedih melihat kenyataan bahwa anak-anak bangsa yang bisa mengisi kesempatan
yang terbuka luas di seluruh dunia hanya terbatas dalam bidang-bidang yang
memberi nilai tambah yang relatip rendah. Salah satu sebabnya adalah karena
sumber daya manusia yang kita miliki mutunya sangat rendah. Banyak
kesempatan lewat begitu saja karena sumber daya yang jumlahnya melimpah
tidak ada yang cocok, atau bahkan tidak pernah dipersiapkan untuk itu.
Hasil pendidikan di tempat kita sekarang ini belum mencapai taraf seperti
yang diharapkan. Tetapi diyakini bahwa hasil dari suatu kegiatan tidak akan
pernah maksimal bila tidak diawali dengan perencanaan yang memadai,
komprehensif dan terukur.

B.     Rumusan Masalah
Adapaun permasalahan dalam hal ini adalah tentang:
1.      Peningkatan mutu pendidikan, dan
2.      Peningkatan kesempatan pendidikan yang adil bagi semua warga nergara.

C.    Tujuan Masalah
Dalam hal ini tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui peningkatan mutu pendidikan, dan
2.      Untuk mengetahui peningkatan kesempatan pendidikan yang adil bagi semua
warga negara.
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Mutu Pendidikan
Berangkat dari arti kata mutu disini dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) yaitu, (ukuran) baik buruk suatu benda; kadar; taraf atau derajat
(kepandaian, kecerdasan, dsb); kualitas, berarti mutu sama halnya dengan
memiliki kualitas dan bobot. Jadi pendidikan yang bermutu yaitu pelaksanaan
pendidikan yang dapat menghsilkan tenaga profesional sesuai dengan kebutuhan
negara dan bangsa pada saat ini. Mutu di bidang pendidikan meliputi mutu input,
proses, output, dan outcome. Input pendidikan dinyatakan bermutu jika siap
berperoses. Proses pendidikan bermutu apabila mampu menciptakan suasana yang
PAKEM (Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan).

1.      Karaktersitik Mutu Pendidikan


Husaini Usman (2006 : 411) mengemukakan 13 (tiga) belas karakteristik yang
dimiliki oleh mutu pendidikan (artikelindonesia.blogspot.com) yaitu:
 Kinerja (performa) yakni berkaitan dengan aspek fungsional sekolah
meliputi : kinerja guru dalam mengajar baik dalam memberikan penjelasan
meyakinkan, sehat dan rajin mengajar, dan menyiapkan bahan pelajaran lengkap,
pelayanan administratif dan edukatif sekolah baik dengan kinerja yang baik
setelah menjadi sekolah vaforit
 Waktu wajar (timelines) yakni sesuai dengan waktu yang wajar meliputi
memulai dan mengakhiri pelajaran tepat waktu, waktu ulangan tepat.
 Handal (reliability) yakni usia pelayanan bertahan lama. Meliputi
pelayanan prima yang diberikan sekolah bertahan lama dari tahun ke tahun, mutu
sekolah tetap bertahan dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
 Data tahan (durability) yakni tahan banting, misalnya meskipun krisis 
moneter, sekolah masih tetap bertahan
 Indah (aesteties) misalnya eksterior dan interior sekolah ditata menarik,
guru membuat media-media pendidikan yang menarik.
 Hubungan manusiawi (personal interface) yakni menunjung tinggi  nilai-
nilai moral dan profesionalisme. Misalnya warga sekolah saling menghormati,
demokrasi, dan menghargai profesionalisme.
 Mudah penggunaanya (easy of use) yakni sarana dan prasarana dipakai.
Misalnya aturan-aturan sekolah mudah diterapkan, buku-buku perpustakaan
mudah dipinjam di kembalikan tepat waktu.
 Bentuk khusus (feature) yakni keuggulan tertentu misalnya sekolah unggul
dalam hal penguasaan teknologi informasi (komputerisasi).
 Standar tertentu (comformence to specification) yakniu memenuhi standar
tertentu. Misalnya sekolah tetlah memenuhi standar pelayanan minimal.  
 Konsistensi (concistency) yakni keajengan,  konstan dan stabil, misalnya
mutu sekolah tidak menurun dari dulu hingga sekarang, warga sekolah konsisten
dengan perkataanya.
 Seragam (uniformity) yakni tanpa variasi, tidak tercampur. Misalnya
sekolah melaksanakan aturan, tidak pandang bulu, seragam dal berpakaian.
 Mampu melayani (serviceability) yakni mampu memberikan pelayanan
prima. Misalnya sekolah menyediakan kotak saran dan saran-saran yang  masuk
mampu dipenuhi dengan baik sehingga pelanggan merasa puas. 
 Ketepatan (acuracy) yakni ketepatan dalam pelayanan misalnya sekolah
mampu memberikan pelayanan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan sekolah.
B.        PENINGKATAN PEMERATAAN atau KESEMATAN PENDIDIKAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemerataan bersal dari kata rata yang
artinya,  meliputi seluruh bagian, tersebar kesegala penjuru, dan sama-sama
memperoleh jumlah yang sama. Sedangkan kata pemerataan berarti proses, cara,
dan perbutan melakukan pemerataan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerataan
pendidikan adalah suatu proses, cara dan perbuatan melakukan pemerataan
terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat
merasakan pelaksanaan pendidikan.

Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana system


pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh
warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi
wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang pendidikan.
Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara
khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat ditampung di dalam system atau
lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang
tersedia. Pemerataan dan perluasan pendidikan atau biasa disebut perluasan
keempatan belajar merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan pembangunan
nasional. Hal ini dimaksudkan agar setiap orang mempunyai kesempatan yang
sama untuk memperoleh pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan
tersebut tidak dapat dibedakan menurut  jenis kelamin, status sosial, agama,
amupun letak lokasi geografis.
Dalam propernas tahun 2000-2004 yang mengacu kepada GBHN 1999-2004
mengenai kebijakan pembangunan pendidikan pada poin pertama menyebutkan:
“Mengupayakan perluasan dan pemeraatan memperoleh pendidikan yang bermutu
tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya Manusia Indonesia
berkualitas tinggi dengan peninggakatan anggaran pendidikan secara berarti“. Dan
pada salah satu tujuan pelaksanaan pendidikan Indonesia adalah
untuk  pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan bagi setiap warga negara.
Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa Pemerataan Pendidikan merupakan
tujuan pokok yang akan diwujudkan. Jika tujuan tersebut tidak dapat dipenuhi,
maka pelaksanaan pendidikan belum dapat dikatakan berhasil. Hal inilah yang
menyebabkan masalah pemerataan pendidikan sebagai suatu masalah yang paling
rumit untuk ditanggulangi. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 amandemen yaitu
tentang pendidikan dan kebudayaan pasal 31 ayat 1 diterangkan bahwa
pendidikan adalah hak, yaitu: setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan.

Permasalahan pemerataan pendidikan dapat ditanggulangi dengan


menyediakan fasilitas dan sarana belajar bagi setiap lapisan masyarakat yang
wajib mendapatkan pendidikan. Pemberian sarana dan prasrana pendidikan yang
dilakukan pemerintah sebaiknya dikerjakan setransparan mungkin, sehingga tidak
ada oknum yang dapat mempermainkan program yang dijalankan ini. Peningkatan
kesempatan pendidikan yang adil untuk semua warga negara dalam hal ini banyak
sekali yang telah dilakukan oleh pemeritah dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, lankah-langkah yang ditempuh dengan cara konvensional dan
cara inovaif.
Cara konvensional antara lain:
·         Membangun gedung sekolah sperti SD inpres dan atau ruang belajar,
·         Menggunakan gedung sekolah untuk double shif (sistem bergantian pagi dan
sore).
Sehubungan dengan itu yang perlu digalkka, utamanya untuk pendidikan dasar
ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat keluarga yang kurang
mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
Cara inovatif antara lain:
·         Sistem pamong (pndidikan oleh masyarakat; orang tua; dan guru),
·         SD kecil pada daerah terpencil,
·         Sistem guru kunjung,
·         SMP Terbuka ,
·         Kejar paket A dan B,
·         Belajar jarak jauh.

C.      PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN


Sejalan dengan proses pemerataan pendidikan, peningkatan mutu untuk setiap
jenjang pendidikan melalui persekolahan juga dilaksanakan. Peningkatan mutu ini
diarahkan kepada peningkatan mutu masukan dan lulusan, proses, guru, sarana
dan prasarana, dan anggaran yang digunakan untuk menjalankan pendidikan.
Rendahnya mutu pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang
terpenting  yang mempengaruhi adalah mutu proses pembelajaran yang belum
mampu menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas. Padahal hasil belajar
yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses belajar yang bermutu. Jika
proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang
bermutu. Jika terjadi belajar yang  tidak optimal mengahsilkan skor hasil ujian
yang baik maka hampir dapat dipastikan bahwa hasil belajar tersebut adalah semu.
Ini berarti bahwa pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada
masalah pemerosesan pendidikan.
Selain itu, kurikulum menjadi faktor terpenting dalam proses pendidikan bagi
setiap lembaga pendidikan. Hal ini menunjukkan, kurikulum merupakan
perangkat yang berkaitan dengan tujuan pendidikan dan sekaligus merupakan
pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan.
Alasannya, karena di dalam kurikulum tidak hanya dijabarkan serangkaian ilmu
pengetahuan yang harus diajarkan, apa yang harus dipelajari, akan tetapi juga
mencakup segala kegiatan yang bersifat kependidikan yang dipandang perlu, serta
hal-hal yang dinilai mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kpribadian
peserta didik dalam rangka mecapai tujuan pendidikan. Untuk itu dalam
melaksanakan kurikulum sekolah harus mampu menjadikan proses belajar yang
menarik dan mampu memupuk kreativitas peserta didik dengan efektif. Dalam hal
ini, guru maupun dosen pun harus melakukan pembelajaran atau pengelolaan
belajar lebih inovatif.
 Selanjutnya kelancaran pemerosesan pendidikan ditinjau oleh komponen
pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana
pembelajaran, bahkan juga masyarakat sekitar. Sering terjadi pada komponen
pendidikan tidak adanya dukungan atau kerja sama serta mobilitas komponen
yang mengarah kepada tujuan yang hendak dicapai. Sebagai contoh, komponen
sarana pembelajaran yang lengkap tetapi tidak didukung oleh guru-guru yang
termpil maka sumbangan sarana tersbut pada pencapaian tujuan tidak akan
optimal.
Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu. Di dalam
Tap MPR. RI 1988 tentang GBHN dinyatakan bahwa titik berat pada
peningkatan  mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan dan dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan khususnya untuk memacu penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi perlu lebih disempurnakan dan ditingkatkan
pengajaran ilmu pengetahuan alam dan matematika. Umumnya kondisi mutu
pendidikan di seluruh tanah air menunjukkan bahwa di daerah pedesaan utamanya
di daerah terpencil lebih rendah dari pada di daerah perkotaan.
Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-masing
memiliki kekhususuan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu
pendidikan bersasaran pada perbaikan kualitas komponen pendidikan serta
mobilitas komponen-komponen tersebut.  Upaya peningkatan mutu pendidikan
dalam garis besarnya meliputi hal-hal berikut:
·         Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA
dan PT.
·         Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut, misalnya
berupa pelatihan, penataran, seminar, kegiatan-kegiatan kelompok studi seperti
PKG dan lain-lain.
·         Penyempurnaan kurikulum, misalnya dengan memberi materi yang lebih
esensial dan mengandung muatan lokal, metode yang menantang dan
menggairahkan belajar dan melaksanakan evaluasi yang beracuan PAP.
·         Penyempurnaan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram untuk
belajar.
·         Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran dan
peralatan laboratorium.
·         Peningkatan administrasi khususunya yang mengenai angaran.
Kegiatan pengendalian mutu yang berupa kegiatan-kegiatan:
1)      Laporan penyelenggaraan pendidikan oleh semua lembaga pendidikan.
2)      Supervisi dan monitoring pendidikan oleh penilik dan pengawas.
3)      Sistem ujian nasional/negara seperti Ebtanas, Sipenmaru/UMPTN.
4)      Akreditasi terhadap lembaga pendidikan untuk menetapkan status suatu
lembaga.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003 pasal 3
Visi: terselenggaranya layanan prima pendidikan nsional untuk membentuk insan
indonesia cerdas komprehensif.
Misi: meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, memperluas keterjangkauan
layanan pendidikan, meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan
pendidikan, mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh pendidikan, menjamin
kepastian memperoleh layanan pendidikan.
BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Masalah dalam pendidikan yang sangat penting yaitu kesempatan pendidikan
dan mutu pendidikan dan masih banyak lagi masalah-masalah lainnya. Dalam hal
ini, terkait dengan kesempatan pendidikan yang adil bagi semua warga negara
telah dinyatakan dalam undang-undang, yang masih ditunggu-tunggu oleh semua
warga negara yaitu realita dari pernyataan tersebut, sehingga pendidikan nasional
diharapkan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi semua
warga negara untuk memperoleh pendidikan khususunya di tanah air yang tercinta
ini.  Berbicara tentang mutu pendidikan, maka berbicara tentang kualitas
komponen pendidikan dan kerja samanya serta mobilitas komponen yang
mengarah kepada pencapaian tujuan.
Peningkatan kesempatan pendidikan atau pemerataan pendidikan dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa telah banyak lankah-langkah yang ditempuh
melalui cara konvensional (kesepakatan, kebiasaan) dan cara inovatif. Sedangkan
peningkatan mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat
fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manajemen.

DAFTAR PUSTAKA

Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:


PT Asdi Mahastya.
Jalaluddin. 2001. Teologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Nahdi, Khirjan. 2010. Menata Kembali Pendidikan. Yogyakarta: Insyira.
http://permasalahan_pendidikan_-ihsan.com
 ArtikelIndonesia.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai