Anda di halaman 1dari 5

A.

Analisis Perumusan Masalah

Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula, mengatakan bahwa dalam


menemukan masalah untuk diteliti, maka seorang peneliti yang bersangkutan harus
mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti Apa, Siapa, Bilamana, Dimana,
Mengapa, dan Bagaimana, apabila ia sudah menemukan masalah yang akan ia teliti.1
Contohnya seorang peneliti akan mengangkat suatu masalah mengenai suatu kasus
tentang Penghapusan Diskriminasi Ras. Maka peneliti tersebut harus mampu
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :

1. Apa itu Diskriminasi Ras?


2. Siapakah Pelaku dan Korban Diskriminasi Ras itu?
3. Bilamana kasus Diskriminasi Ras itu terjadi?
4. Dimanakah tempat terjadinya diskriminasi Ras?
5. Mengapa kasus Diskriminasi Ras dapat terjadi?
6. Bagaimanakah caranya untuk mengatasi Diskriminasi Ras?
Namun seringkali terjadi, khususnya bagi para peneliti pemula, yang
menemukan kesulitan dalam mendapatkan masalah untuk diteliti dan darimanakah
masalah untuk penelitian tersebut dicari. Maka muncullah pertanyaan, “Darimanakah
sumber-sumber masalah untuk diteliti itu?” Sebenarnya masalah itu dapat kita temui
dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana yang sudah disebutkan sebelumnya
mengenai definisi masalah bahwa masalah itu merupakan rangkaian dari peristiwa
sehari-hari yang selalu kita jumpai. Kita dapat mendapatkan masalah dari berbagai
fenomena yang kita lihat dalam kehidupan keseharian kita. Namun, selain dari
fenomena-fenomena yang nampak dan kita saksikan, kita juga dapat menemukan
masalah dari membaca buku, atau pun masalah yang didapatkan karena diberi oleh
orang lain, dan juga masalah yang malah datang dari diri kita sendiri.

1
Sukandarumidi, Metodologi Penelitian : ( Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula, 2006)
Sedangkan Faisal (1999; 45), dalam bukunya Format-format Penelitian
Sosial menyebutkan beberapa sumber-sumber masalah secara umum, diantaranya
adalah sebagai berikut:

a.Pengalaman di lingkungan pekerjaan atau profesi masing-masing


peneliti.
b. Deduksi dari suatu teori.
c.Laporan Penelitian, dan
d. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh suatu instansi,
lembaga atau organisasi.

Namun terlepas dari itu semua, alangkah baiknya jika masalah itu datang dari
diri sendiri sesuai dengan minat sang peneliti. Sehingga ketika menjalankan kegiatan
penelitian, peneliti benar-benar menghayati masalah yang sedang ia teliti tersebut.
Lebih jauh lagi, penelitian akan berjalan sebaik-baiknya jika peneliti menghayati
masalah. Karena peneliti tentu akan lebih senang menggarap masalah yang dihayati
daripada yang tidak.(Arikunto, 1992; 23)

B. Fokus Masalah

Perlu diketahui bahwa dalam penelitian kualitatif masalah itu bertumpu pada
suatu fokus. Fokus disini dalam penelitian kualitatif itu berarti pembatasan masalah
itu sendiri yaitu suatu usaha pembatasan dalam sebuah penelitian yang bertujuan agar
mengetahui secara jelas tentang batasan-batasan mana saja atau untuk mengetahui
ruang lingkup yang akan diteliti supaya sasaran penelitian tidak terlalu luas.
Sebenarnya ada dua maksud yang ingin dicapai dengan merumuskan masalah
penelitian melalui fokus. Pertama, penetapan fokus itu dapat membantu dalam
membatasi penyelidakan atau penelitian, artinya jika fokus itu sudah ditentukan, maka
secara pasti kita sudah mendapatkan batasan-batasan tentang yang akan diteliti, dan
yang lainya kita sudah tidak perlu lagi menelitinya.

 Kedua, penetapan fokus dapat membantu dalam mengidentifikasi data-data


mana yang dibutuhkan dan mana yang tidak dibutuhkan atau sudah memenuhi
bidang inklusi-ekslusi atau kriteria masuk-keluar informasi yang baru didapatkan,
maksudnya peneliti sudah mengetahui data-data mana yang relevan bagi
penelitiannya dengan adanya penetapan fokus tersebut.

Untuk menetapkan fokus penelitian, terdapat empat alternatif yang mana


dikemukakan oleh Spradley. 2 Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan
oleh informan.

1. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing


domain.
2. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek.
3. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-
teori yang ada.
Menurut Bungin (2008 : 64-65) erdapat lima kriteria lain dalam menentukan
fokus dalam penelitian kualitatif yaitu :

1. Interesting. Artinya tentukanlah fokus masalah yang akan diteliti yang


menarik baik bagi peneliti ataupun bagi masyarakat, agar bisa menarik
semua kalangan.
2. Aktual. Maksudnya fokus masalah yang kita pilih itu bersifat kekinian,
atau yang terjadi sekarang atau saat ini. Agar penelitian bisa memberikan
solusi bagi permasalahan yang sedang dihadapi.
3. Monumental. Yaitu masalah yang bisa selalu bisa diingat oleh masyarakat.
Seperti masalah tentang sosial, agama dan sebagainya.
4. Spektakuler. Maksudnya masalah yang dipilih itu masalah yang
menakjubkan yang mana akan menarik perhatian banyak kalangan.
5. Fokus pada tema tertentu. Yaitu fokus masalah itu pada tema tertentu saja
agar tidak melebar dan meluas sehingga menyulitkan bagi peneliti untuk
meneliti tentang apa yang mau diteliti.

Pada akhirnya penetapan fokus masalah dalam penelitian kualitatif itu akan
ditetapkan ketika sudah berada di lapangan penelitian. Maksudnya kepastianya akan
ditentukan di lapangan penelitian, walaupun rumusan masalah telah dilakukan dengan

2
Faisal, Sanapiah, Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), Hal. 99-100
baik namun mungkin saja terjadi bahwa peneliti tidak bisa meneliti tentang fokus itu
ketika sudah di lapangan penelitian.

Contoh; peneliti pada awalnya ingin meneliti tentang pengaruh filsafat Rene
Descartes di universitas A, karena universitas A tersebut terdapat jurusan filsafat barat
dan peneliti sudah melakukan studi kepustakaan bahwa Descartes itu mempunyai
pengaruh besar terhadap dunia. Namun setelah peneliti sudah terjun ke universitas A,
ternyata mahasiswa-mahasiswa di universitas A itu justru terpengaruh oleh filsafatnya
David Hume. Maka dengan ini, peneliti harus mengganti fokus masalahnya.

Menurut andi prastowo (2011-2012) Dalam penelitian kualitatif, perumusan


masalah melalui fokus itu bersifat tentatif dan ini sudah jelas jika melihat dari contoh
diatas. Terdapat tiga kemungkinan dalam penelitian kualitatif tentang masalah yang
akan kita teliti.

DAFTAR PUSTAKA

Sukandarumidi (2006). Metodologi Penelitian : Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula.


Faisal. (1999). Format-format Penelitian Sosial. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai