TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Konsep Dasar Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah hasil dari “kencan” sperma dan sel telur. Dalam
prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul –
betul penuh perjuangan. Dari sekitar 20 – 40 juta sperma yang di
keluarkan, hanya sedikit yang survive dan berhasil mencapai tempat sel
telur. Dari jumlah yang sudah seditik itu, Cuma 1 sperma saja yang bisa
membuahi sel telur (Walyani,2015).
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang
sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam
rahim). Kehamilan pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan,
dihitung dari awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan
(Walyani, 2015).
Penulis menyimpulkan berdasarkan pengertian dari berbagai sumber
bahwa kehamilan adalah bertemunya sperma dan sel telur (fertilisasi),
dilanjut dengan nidasi atau implantasi yang umumnya di dalam rahim
dan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan dihitung dari awal
periode menstruasi terakhir sampai melahirkan.
b. Fisiologi Kehamilan
Menurut Saifuddin (2016), untuk terjadi kehamilan harus ada
spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi
(implantasi) hasil konsepsi :
1) Ovulasi (pengeluaran sel telur)
Ovulasi biasanya terjadi kira-kira 14 hari sebelum menstruasi yang
akan datang, diantara dua haid yang berurutan, indung telur akan
mengeluarkan ovum, setiap kali satu dari ovarium kanan dan lain kali
dari ovarium kiri (Walyani, 2015).
1
2
(silia) serta kontraksi tuba. Hasil konsepsi tuba dalam kavum uteri
pada tingkat blastula (Walyani, 2015).
4) Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Blastula diselubungi oleh suatu sampai disebut
trofoblas, yang mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan.
Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan endometrium berada
dalam masa sekresi. Jaringan endometrium ini banyak mengandung
sel-sel desidua yaitu sel-sel besar yang mengandung banyak glikogen
serta mudah dihancurkan oleh trofoblas. Blastula dengan bagian yang
berisi massa sel dalam (inner cell mass) akan mudah masuk ke dalam
desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan
menutup lagi (Walyani, 2015).
Itulah sebabnya kadang-kadang pada saat nidasi terjadi sedikit
perdarahan akibat luka desidua (tanda Hartman). Umumnya nidasi
terjadi pada depan atau belakang rahim (korpus) dekat fundus uteri.
Bila nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel
lebih kecil yang terletak dekat ruang excoeloma membentuk
entoderm dan yolk sac sedangkan sel-sel yang tumbuh besar menjadi
entoderm dan membentuk ruang amnion. Maka terbentuklah suatu
5
5) Plasentasi
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta.
Setelah nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai.
Pada manusia plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah
fertilisasi (Saifuddin, 2016).
Menurut Rustam Mochtar (1998) dalam Walyani (2015)
pertumbuhan dan perkembangan desidua sejak terjadi konsepsi karena
pengaruh hormon terus tumbuh sehingga makin lama menjadi tebal.
Desidua adalah mukosa rahim pada kehamilan yang terbagi atas :
6
a) Desidua basalis
Terletak di antara hasil konsepsi dan dinding rahim, disini plasenta
terbentuk.
b) Desidua kapsularis
Meliputi hasil konsepsi ke arah rongga rahim yang lama kelamaan
bersatu dengan desidua vera karena obliterasi.
c) Desidua vera (parietalis)
Meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya.
Dalam 2 minggu pertama perkembangan hasil konsepsi, trofoblas
invasif telah melakukan penetrasi ke pembuluh darah endometrium.
Terbentuklah sinus intertrofoblastik yaitu ruangan-ruangan yang
berisi darah maternal dari pembuluh-pembuluh darah yang
dihancurkan. Pertumbuhan ini berjalan terus, sehingga timbul ruangan
interviler dimana vili korialis seolah-olah terapung-apung di antara
ruangan-ruangan tersebut sampai terbentuknya plasenta. Vili korialis
ini akan bertumbuh menjadi suatu massa jaringan yaitu plasenta
(Saifuddin, 2016).
Usia
Gestasi Organ
(minggu)
6 Pembentukan hidung, dagu, palatum, dan tonjolan paru. Jari-jari telah
terbentuk, namun masih tergenggam. Jantung telah terbentuk penuh.
7 Mata tampak pada muka. Pembentukan alis dan lidah.
8 Mirip bentuk manusia, mulai pembentukan genetalia eksterna.
Sirkulasi melalui tali pusat dimulai. Tulang mulai terbentuk.
9 Kepala meliputi separuh besar janin, terbentuk muka janin, kelopak
mata terbentuk namun tak akan membuka sampai 28 minggu.
13-16 Janin berukuran 15 cm. Ini merupakan awal dari trimester ke 2. Kulit
janin masih transparan, telah mulai tumbuh lanugo (rambut janin).
Janin bergerak aktif yaitu menghisap dan menelan air ketuban. Telah
terbentuk mekonium (faeces) dalam usus. Jantung berdenyut 120-
150/menit.
17-24 Komponen mata terbentuk penuh, juga sidik jari. Seluruh tubuh
diliputi oleh verniks kaseosa (lemak). Janin mempunyai refleks.
25-28 Saat ini disebut permulaan trimester ke-3, dimana terdapat
perkembangan otak yang cepat. Sistem saraf mengendalikan gerakan
dan fungsi tubuh, mata sudah membuka. Kelangsungan hidup pada
periode ini sangat sulit bila lahir.
29-32 Bila bayi dilahirkan, ada kemungkinan untuk hidung (50-70%).
Tulang telah terbentuk sempurna, gerakan napas telah reguler, suhu
relatif stabil.
33-36 Berat janin 1500-2500 gram. Bulu kulit janin (lanugo) mulai
berkurang, pada saat 35 minggu paru telah matur. Janin akan hidup
tanpa kesulitan.
38-40 Sejak 38 minggu kehamilan disebut aterm, di mana bayi akan
meliputi seluruh uterus. Air ketuban berkurang, tetapi masih dalam
batas normal.
Sumber : Saifuddin, 2016. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Bagian
Fisiologi Janin, Jakarta, halaman 158.
j) Epulis
Epulis adalah suatu hipertrofi papilla gingivae. Sering terjadi
pada triwulan pertama.
k) Varises
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran
pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat.
Varises dapat terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis
serta payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat hilang
setelah persalinan.
2) Tanda Kemungkinan Hamil (Probability Sign)
a) Pembesaran Perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan
keempat kehamilan.
b) Tanda Hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus
uteri.
c) Tanda Goodel
Tanda goodel adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak
hamil serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil
melunak seperti bibir.
d) Tanda Chadwick
Tanda chadwick adalah perubahan warna menjadi keunguan
pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga portio dan serviks.
e) Tanda Piskaseck
Tanda piskaseck adalah suatu pembesaran uterus yang tidak
simetris. Terjadi karena ovum ber-implantasi pada daerah dekat
dengan korpus sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.
f) Kontaksi Braxton Hicks
Uterus pada saat hamil bila dirangsang mudah berkontraksi.
Kontraksi yang tidak teratur tanpa nyeri disebut Braxton Hicks.
Adanya kontraksi Braxton Hicks ini menunjukkan bahwa
11
b) Vagina / vulva
Vagina terjadi hipervaskularisasi menimbulkan warna merah
ungu kebiruan yang disebut tanda Chadwick. Vagina ibu hamil
berubah menjadi lebih asam, keasaman (pH) berubah dari 4
menjadi 6.5 sehingga menyebabkan wanita hamil lebih rentan
terhadap infeksi vagina terutama infeksi jamur. Hypervaskularisasi
pada vagina dapat menyebabkan hypersensitivitas sehingga dapat
meningkatkan libido atau keinginan atau bangkitan seksual
terutama pada kehamilan trimester dua.
c) Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta,
terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama
kehamilan ovarium tenang/ beristirahat. Tidak terjadi pembentukan
dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi
siklus hormonal menstruasi.
2) Perubahan Sistem Pernapasan
Wanita hamil sering mengeluh sesak napas yang biasanya terjadi
pada umur kehamilan 32 minggu lebih, hal ini disebabkan karena
uterus yang semakin membesar sehingga menekan usus dan
14
b) Progesteron
Produksi hormon progesteron bahkan lebih banyak
dibandingkan estrogen, pada akhir kehamilan produksinya kira-kira
250 mg/hari.
c) Human Chorionic gonadotropin (HCG)
Puncak sekresinya terjadi kurang lebih 60 hari setelah konsepsi,
fungsinya adalah untuk mempertahankan korpus luteum.
d) Human Placenta Lactogen (HPL)
Hormon ini diproduksi terus naik dan pada saat aterm mencapai
2 gram/hari. Ia bersifat diabetogenik, sehingga kebutuhan insulin
wanita hamil naik.
e) Pituitary Gonadotropin
FSH dan LH berada dalam keadaan sangat rendah selama
kehamilan karena ditekan oleh estrogen dan progesteron plasenta.
f) Prolaktin
Produksinya terus meningkat, sebagai akibat kenaikan sekresi
estrogen. Sekresi air susu sendiri dihambat oleh estrogen di tingkat
target organ.
g) Growth Hormone (STH)
Produksinya sangat rendah karena mungkin ditekan oleh HPL.
h) TSH, ACHT, dan MSH
Hormon-hormon ini tidak banyak dipengaruhi oleh kehamilan.
i) Titoksin
Kelenjar tyroid mengalami hipertropi dan produksi T4
meningkat.
j) Aldosteron, renin dan angiotensin
Hormon ini naik, yang menyebabkan naiknya volume
intravaskuler.
k) Insulin
Produksi insulin meningkat sebagai akibat estrogen,
progesteron dan HPL.
19
l) Parathormon
Hormon ini relative tidak dipengaruhi oleh kehamilan.
e. Perubahan Psikologi Kehamilan
1) Trimester I
Trimester I disebut sebagai masa penentuan artinya penentuan
untuk membuktikan bahwa wanita dalam keadaan hamil. Seorang ibu
setelah mengetahui dirinya hamil maka responnya berbeda – beda.
a) Sikap ambivalent sering dialami pada ibu hamil, artinya kadang -
kadang ibu merasa senang karena segera akan menjadi ibu dan
orangtua, tetapi tidak sedikit juga ibu hamil merasa sedih dan
bahkan kecewa setelah mengetahui dirinya hamil. Perasaan sedih
dan kecewa ini dapat disebabkan oleh karena segera setelah
konsepsi kadar hormon progesterone dan estrogen dalam
kehamilan meningkat.
b) Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-
tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.
Setiap perubahan pada tubuhnya selalu diperhatikan dengan
seksama.
c) Sikap ibu terhadap suami atau terhadap orang lain juga berbeda–
beda, kadang ingin merahasiakannya, tapi ada juga ibu yang ingin
segera memberitahukan kehamilannya kepada suami atau orang
lain.
d) Hasrat untuk melakukan hubungan sex, pada wanita trimester
pertama ini juga berbeda. Kebanyakan mereka mengalami
penurunan libido selama periode ini disebabkan ibu hamil trimester
I masih sering mengalami mual muntah sehingga merasa tidak
sehat. Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual,
pembesaran payudara, keprihatinan, dan kekhawatiran.
Perasaan ibu hamil akan stabil setelah ibu sudah bisa menerima
kehamilannya sehingga setiap ibu akan berbeda–beda (Tyastuti &
Wahyuningsih, 2016).
20
2) Trimester II
Trimester II ini sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan
karena pada saat ini ibu merasa lebih sehat.
Pada trimester ini ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan
banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan, rasa tidak
nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan
merasakan meningkatnya libido . Ibu merasa lebih stabil, kesanggupan
mengatur diri lebih baik, kondisi ibu lebih menyenangkan, ibu mulai
terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi serta perubahan fisik
tubuhnya, janin belum terlalu besar sehingga belum menimbulkan
ketidaknyamanan. Ibu sudah mulai menerima dan mengerti tentang
kehamilannya (Tyastuti & Wahyuningsih, 2016).
3) Trimester III
Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada
sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran
bayinya.
Kadang - kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir
sewaktu – waktu atau takut kalau–kalau bayi yang akan dilahirkannya
tidak normal dan kebanyakan ibu akan bersikap melindungi dan
menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya
membahayakan bayinya. Seorang ibu mulai merasa takut akan rasa
sakit yang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman
akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu
yang merasa dirinya aneh dan jelek.
Disamping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari
bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil.
Pada trimester inilah ibu sangat memerlukan keterangan dan
dukungan dari suami, keluarga dan bidan (Tyastuti & Wahyuningsih,
2016).
21
7) Keputihan / Leukorrea
Ibu hamil sering mengeluh mengeluarkan lendir dari vagina yang
lebih banyak sehingga membuat perasaan tidak nyaman karena celana
dalam sering menjadi basah. Kejadian keputihan ini bisa terjadi pada
ibu hamil trimester pertama, kedua maupun ketiga.
Penyebab utama adalah meningkatnya kadar hormon estrogen pada
ibu hamil trimester I yang dapat menimbulkan produksi lendir servix
meningkat. Pada ibu hamil terjadi hyperplasia pada mukosa vagina.
Cara meringankan dan mencegah yaitu
a) Menjaga kebersihan dengan mandi setiap hari.
b) Bersihkan alat kelamin dari arah depan ke belakang dan keringkan
setiap sehabis BAB atau BAK.
c) Ganti celana dalam apabila basah, pakai celana dalam yang terbuat
dari katun sehingga menyerap keringat dan membuat sirkulasi
udara yang baik, tidak dianjurkan memakai semprot atau douch.
8) Keringat Bertambah
Ibu hamil seringkali mengeluh kepanasan, mengeluarkan keringat
yang banyak. Keringat yang banyak menyebabkan rasa tidak nyaman,
kadang – kadang mengganggu tidur sehingga ibu hamil merasa lelah
karena kurang istirahat.
Faktor penyebabnya karena perubahan hormon pada kehamilan
sehingga meningkatkan aktifitas kelenjar keringat, aktifitas kelenjar
sebasea (kelenjar minyak) dan folikel rambut meningkat, penambahan
Berat Badan dan meningkatnya metabolisme pada ibu hamil.
Cara meringankan atau mencegah yaitu dengan mandi / berendam
secara teratur, memakai pakaian yang longgar dan tipis, terbuat dari
katun supaya menyerap keringat, perbanyak minum cairan untuk
menjaga hidrasi.
9) Palpitasi
Palpitasi atau rasa berdebar – debar sering dirasakan oleh ibu hamil
pada awal kehamilan. Pada ibu hamil terjadi peningkatan kerja
25
d) Perawatan kuku
Kuku supaya dijaga tetap pendek sehingga kuku perlu dipotong
secara teratur, untuk memotong kuku jari kaki mungkin perlu
bantuan orang lain. Setelah memotong kuku supaya dihaluskan
sehingga tidak melukai kulit yang mungkin dapat menyebabkan
luka dan infeksi.
e) Perawatan rambut
Wanita hamil menghasilkan banyak keringat sehingga perlu
sering mencuci rambut untuk mengurangi ketombe. Cuci rambut
hendaknya dilakukan 2– 3 kali dalam satu minggu dengan cairan
pencuci rambut yang lembut, dan menggunakan air hangat supaya
ibu hamil tidak kedinginan.
4) Pakaian
Pakaian yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah pakaian yang
longgar, nyaman dipakai, tanpa sabuk atau pita yang dapat menekan
bagian perut atau pergelangan tangan karena akan mengganggu
sirkulasi darah. Stocking tungkai tidak dianjurkan karena dapat
menghambat sirkulasi darah. Pakaian dalam atas (BH) dianjurkan
yang longgar, menyangga payudara, tali bahu yang lebar sehingga
tidak menimbulkan rasa sakit pada bahu, yang bahannya dari katun
karena selain mudah dicuci juga jarang menimbulkan iritasi.
Menggunakan korset khusus ibu hamil dapat membantu menahan
perut bawah yang melorot dan mengurangi nyeri punggung.
5) Eliminasi
a) Buang Air Besar (BAB)
Pada ibu hamil sering terjadi obstipasi. Dengan terjadinya
obstipasi pada ibu hamil maka panggul terisi dengan rectum yang
penuh feses selain membesarnya rahim, maka dapat menimbulkan
bendungan di dalam panggul yang memudahkan timbulnya
haemorrhoid. Hal tersebut dapat dikurangi dengan minum banyak
30
RI (2013) efek samping yang umum dari zat besi adalah gangguan
saluran cerna (mual, muntah, diare, konstipasi). Tablet zat besi
sebaiknya tidak diminum bersama dengan teh atau kopi karena
mengganggu penyerapan.
h) Tes laboratorium
Tes golongan darah apabila belum pernah dilakukan sebelumnya
(untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila diperlukan), tes
hemoglobin (untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah/
anemia), tes pemeriksaan urine (terutama protein urine pada
trimester kedua dan ketiga), tes pemeriksaan darah lainnya seperti
HIV dan sifilis, sementara pemeriksaan malaria dilakukan di daerah
endemis.
i) Tatalaksana/penanganan kasus sesuai kewenangan
Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil.
j) Temu wicara (konseling)
Tenaga kesehatan memberikan penjelasan mengenai perawatan
kehamilan, pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi
menyusui dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI
eksklusif, Keluarga Berencana, dan imunisasi pada bayi.
4) Standar Kunjungan Ibu Selama Kehamilan
Menurut Kemenkes RI (2019) ibu hamil disarankan untuk
melakukan kunjungan ANC minimal 4 kali selama kehamilan dengan
jadwal kunjungan :
a) Satu kali pada Trimester I (Usia Kehamilan 0-12 minggu)
b) Satu kali pada Trimester II (Usia Kehamilan 12-24 minggu)
c) Dua kali pada Trimester III (Usia Kehamilan 24-menjelang
persalinan)
Menurut Kostania (2015) jadwal pemeriksaan antenatal yang
dianjurkan adalah :
38
l. Program P4K
1) Pengertian
Menurut Depkes (2010) dalam Kostania (2015) Stikerisasi
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) adalah merupakan suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan
di desa dalam rangka peran aktif suami, keluarga dan masyarakat
dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan
menghadapi komplikasi bagi ibu hamil, termasuk perencanaan
penggunaan KB pasca persalinan dengan menggunakan stiker
sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan
45
cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru
lahir.
2) Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari stiker Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yaitu:
a) Semua ibu hamil terdata dan rumahnya tertempel stiker P4K.
b) Bidan memberikan pelayanan antenatal sesuai dengan standar
c) Ibu hamil dan keluarganya mempunyai rencana persalinan
termasuk KB yang dibuat bersama dengan penolong persalinan
d) Bidan menolong persalinan sesuai dengan standar
e) Bidan memberikan pelayanan nifas sesuai dengan standar
f) Keluarga menyiapkan biaya persalinan, kebersihan, dan
kesehatan lingkungan (sosial budaya)
g) Adanya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun non
formal dan forum peduli KIA/pokja posyandu dalam rencana
persalinan termasuk KB pasca persalinan sesuai dengannya
perannya masing – masing.
h) Ibu mendapatkan pelayanan kontrasepsi pasca persalinan
i) Adanya kerjasama yang mantap antara bidan, petugas pustu,
forum peduli KIA, dukun bayi, dan pendamping persalinan.
3) Peran Bidan
a) Masa Kehamilan
(1) Melakukan pemeriksaan ibu hamil (ANC) sesuai standar
minimal 4 kali
(2) Melakukan penyluhan dan konseling pada ibu hamil dan
keluarga
(3) Melakukan kunjungan rumah
(4) Melakukan rujukan apabila diperlukan
(5) Melakukan pencatatan pada : Kartu ibu, Kohort Ibu, Buku
KIA
(6) Membuat laporan (PWS KIA)
46
2. Asuhan Kehamilan
a. Pengkajian
Pengkajian ini dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi
yang akurat, relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi klien, yaitu meliputi data subyektif dan data obyektif.
1) Data Subyektif
a) Identitas
(1) Nama
Untuk mengenal ibu dan suami (Handayani, 2017).
(2) Umur
Usia wanita yang dianjurkan untuk hamil adalah wanita
dengan usia 20-35 tahun. Usia di bawah 20 tahun dan diatas 35
tahun mempredisposisi wanita terhadap sejumlah komplikasi.
Usia di bawah 20 tahun meningkatkan insiden preeklampsia
dan usia diatas 35 tahun meningkatkan insiden diabetes melitus
tipe II, hipertensi kronis, persalinan yang lama pada nulipara,
seksio sesaria, persalinan preterm, IUGR, anomali kromosom
dan kematian janin (Handayani, 2017).
48
(3) Suku/Bangsa
Asal daerah atau bangsa seorang wanita berpengaruh terhadap
pola pikir mengenai tenaga kesehatan, pola nutrisi dan adat
istiadat yang dianut (Handayani, 2017).
(4) Agama
Untuk mengetahui keyakinan ibu sehingga dapat membimbing
dan mengarahkan ibu untuk berdoa sesuai dengan
keyakinannya (Handayani, 2017).
(5) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektual ibu sehingga tenaga
kesehatan dapat melalukan komunikasi termasuk dalam hal
pemberian konseling sesuai dengan pendidikan terakhirnya
(Handayani, 2017).
(6) Pekerjaan
Status ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pencapaian
status gizinya. Hal ini dapat dikaitkan antara asupan nutrisi ibu
dengan tumbung kembang janin dalam kandungan, yang dalam
hal ini dipantau melalui tinggi fundus uteri ibu hamil
(Handayani, 2017).
(7) Alamat
Bertujuan untuk mempermudah tenaga kesehatan dalam
melakukan follow up terhadap perkembangan ibu (Handayani,
2017).
b) Keluhan Utama
Keluhan yang muncul pada kehamilan trimester III meliputi sering
kencing, nyeri pinggang dan sesak napas akibat pembesaran uterus
serta merasa khawatir akan kelahiran bayinya dan keselamatannya.
Selain itu, konstipasi dan sering lelah merupakan hal yang wajar
dikeluhkan oleh ibu hamil (Handayani, 2017).
49
c) Riwayat Menstruasi
Untuk mengkaji kesuburan dan siklus haid ibu sehingga didapatkan
hari pertama haid terakhir (HPHT) untuk menentukan usia
kehamilan dan memperkirakan tanggal taksiran persalinannya
(Handayani, 2017).
d) Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui kondisi psikologis ibu yang akan mempengaruhi
proses adaptasi terhadap kehamilan, persalinan, dan masa nifas-nya
(Handayani, 2017).
e) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
Untuk mengetahui kejadian masa lalu ibu mengenai masa
kehamilan, persalinan dan masa nifas-nya. Komplikasi pada
kehamilan, persalinan dan nifas dikaji untuk mengidentifikasi
masalah potensial yang kemungkinan akan muncul pada
kehamilan, persalinan dan nifas kali ini. Lama persalinan
sebelumnya merupakan indikasi yang baik untuk memperkirakan
lama persalinan kali ini. Metode persalinan sebelumnya merupakan
indikasi untuk memperkirakan persalinan kali ini melalui seksio
sesaria atau melalui per vaginam. Berat badan janin sebelumnya
yang dilahirkan per vaginam dikaji untuk memastikan keadekuatan
panggul ibu untuk melahirkan bayi saat ini (Handayani, 2017).
f) Riwayat Hamil Sekarang
Untuk mengetahui beberapa kejadian maupun komplikasi yang
terjadi pada kehamilan sekarang. Hari pertama haid terakhir
digunakan untuk menentukan tafsiran tanggal persalinan dan usia
kehamilan. Gerakan janin yang dirasakan ibu bertujuan untuk
mengkaji kesejahteraan janin. Gerakan janin mulai dapat dirasakan
pada minggu ke-16 sampai minggu ke-20 kehamilan (Handayani,
2017).
50
(6) LILA
Batas minimal LILA bagi ibu hamil adalah 23,5 cm
(Handayani, 2017).
(7) Tanda-tanda Vital
Rentang tekanan darah normal pada orang dewasa sehat adalah
100/60 – 140/90 mmHg, tetapi bervariasi tergantung usia dan
variable lainnya. WHO menetapkan hipertensi jika tekanan
sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan diastolic ≥ 95 mmHg. Pada
wanita dewasa sehat yang tidak hamil memiliki kisaran denyut
jantung 70 denyut per menit dengan rentang normal 60-100
denyut per menit. Namun selama kehamilan mengalami
peningkatan sekitar 15-20 denyut per menit. Nilai normal
untuk suhu per aksila pada orang dewasa yaitu 35,8-37,3° C.
53
6) Payudara
Payudara menjadi lunak, membesar, vena-vena di bawah kulit
lebih terlihat, puting susu membesar, kehitaman dan tegak,
areola meluas dan kehitaman serta muncul strechmark pada
permukaan kulit payudara. Selain itu, menilai kesimetrisan
payudara, mendeteksi kemungkinan adanya benjolan dan
mengecek pengeluaran ASI (Handayani, 2017).
7) Perut:
(a) Inspeksi
Muncul Striae Gravidarum dan Linea Gravidarum pada
permukaan kulit perut akibat Melanocyte Stimulating
Hormon (Handayani, 2017).
(b) Palpasi
(1) Leopold 1
Pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil,
menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang
terdapat pada fundus. ( Tinggi fundus uteri yang normal
untuk usia kehamilan 20-36 minggu dapat diperkirakan
dengan rumus: (usia kehamilan dalam minggu + 2 cm)
(2) Leopold 2
Menentukan batas samping rahim kanan dan kiri,
menentukan letak punggung janin dan pada letak
lintang, menentukan letak kepala janin.
(3) Leopold 3
Menentukan bagian terbawah janin dan menentukan
apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk ke pintu
atas panggul atau masih dapat digerakkan.
(4) Leopold 4
Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu hamil dan
menentukan konvergen (Kedua jari-jari pemeriksa
menyatu yang berarti bagian terendah janin belum
55
(c) Auskultasi
Denyut jantung janin normal adalah antara 120-160x/menit.
(Handayani, 2017). Menggunakan fetoscope atau doppler
saat usia >16 minggu.
56
c. Perencanaan
Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi
ibu, tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan secara komprehensif.
Standar pelayanan antenatal merupakan rencana asuhan pada ibu hamil
yang minimal dilakukan pada setiap kunjungan antenatal, antara lain
timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur LILA,
ukur TFU, tentukan status imunisasi dan berikan imunisasi TT sesuai
status imunisasi, berikan tablet tambah darah, tentukan presentasi janin
dan hitung DJJ, berikan konseling mengenai lingkungan yang bersih,
kebutuhan nutrisi, pakaian, istirahat dan rekreasi, perawatan payudara,
body mekanik, kebutuhan seksual, kebutuhan eliminasi, senam hamil,
serta persiapan persalinan dan kelahiran bayi, berikan pelayanan tes
laboratorium sederhana, dan lakukan tatalaksana (Handayani, 2017).
d. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil disesuaikan dengan
rencana asuhan yang telah disusun dan dilakukan secara komprehensif,
59
efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada ibu dalam
bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Asuhan
kebidanan pada ibu hamil itu meliputi menimbang berat badan,
mengukur tinggi badan, mengukur tekanan darah, mengukur LILA,
mengukur TFU, menentukan status imunisasi dan memberikan imunisasi
TT sesuai status imunisasi, memberikan tablet tambah darah,
menentukan presentasi janin dan menghitung DJJ, memberikan konseling
mengenai lingkungan yang bersih, kebutuhan nutrisi, pakaian, istirahat
dan rekreasi, perawatan payudara, body mekanik, kebutuhan seksual,
kebutuhan eliminasi, senam hamil, serta persiapan persalinan dan
kelahiran bayi, memberikan pelayanan tes laboratorium sederhana, dan
melakukan tatalaksana (Handayani, 2017).