3
Proporsi
4
TUJUAN DAN SASARAN P2 DIARE
1. Tujuan
Menurunkan angka kematian dan kesakitan
diare bersama program dan sektor terkait
2. Sasaran
a. Semua umur
* Kesakitan 270/ 1.000 pddk (2015)
* CFR KLB: < 1% (2015)
b. Balita
* Kesakitan 843/1.000 balita (2015)
* Kematian : 0,61% (2012)
* Episode : 1,2 x/th (2012)
KEBIJAKAN
• Melaksanakan tatalaksana diare sesuai standar, baik di sarana
kesehatan maupun di rumah tangga / masyarakat.
• Melaksanakan SKD diare.
• Melaksanakan surveilans dan penanggulangan KLB diare
• Penyediaan logistik yang cukup.
• Mengembangkan pedoman penyakit diare
• Peningkatan SDM.
• Pencegahan diare dengan pengendalian faktor risiko.
• Mengembangkan jejaring lintas program dan lintas sektor.
• Meningkatan Monitoring dan Evaluasi
6
Meningkatkan pemberian cairan RT
TTL di RUMAH Teruskan pemberian ASI
TANGGA
Rujuk
ORALIT osmolaritas rendah
ZINC 10 hari
TTL di SARKES ASI dan MP ASI
(LINTAS DIARE)
ANTI BIOTIK SELEKTIF
NASIHAT
SKD dan
SKD PRE KLB
PENANGGULANGAN Penyelidikan dan Penanggulangan KLB
KLB TL Pasca KLB
Training
PENINGKATAN SDM Sosialisasi
7
PRINSIP TATALAKSANA
LINTAS DIARE
1. ORALIT
osmolaritas rendah
2. Obat ZINC selama
10 hari
3. ASI dan Makanan
sesuai umur
4. Antibiotika selektif
5. Nasihat pada
ibu/pengasuh
DEHIDRASI
GANGGUAN LAMA,BERAT
NUTRISI DAN EPISODE
PEMBERIAN ZINC
AIR &
MAKANAN
ELEKTROLIT
Keunggulan ORALIT osmolaritas rendah :
a.Mengurangi volume tinja hingga 25%
b. Mengurangi mual-muntah hingga 30%
c. Mengurangi pemberian cairan intravena hingga 33%
ORALIT ORALIT
(WHO/ (WHO/
UNICEF 1978) UNICEF 2004)
Na 90 mEq/l 75 mEq/l
K 20 mEq/l 20 mEq/l
HCO3 30 mEq/l 10 mEq/l
Cl 80 mEq/l 65 mEq/l
Glucose 111 mmol/l 75 mmol/l
Cara pemberian :
Tablet dilarutkan dalam
satu sendok air matang,
ASI atau oralit.
INDIKATOR PROGRAM
HEPATITIS DAN PENYAKIT ISP
INDIKATOR PROGRAM
P2 DIARE, HEPATITIS & ISP (Tifoid)
15
B. HEPATITIS
NO INDIKATOR 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Desa/Kel yang melaksanakan kegiatan deteksi dini hepatitis B pada ibu hamil dan
kelompok beresiko sebesar 80% pada tahun 2019.
IKK : Meningkatnya Desa/kel. yang melaksanakan kegiatan deteksi dini
Hepatitis B & C sebesar 90% pada tahun 2019.
1 % Desa/kel yang melakukan 3 10 20 40 80 90
sosialisasi dan atau advokasi ttg
program hepatitis.
2 Jumlah Kab/Kota yang melakukan
kegiatan surveilans Sentinel
Hepatitis pada populasi beresiko
3 % Desa/kel yang melakukan 3 10 20 40 80 90
deteksi dini hep B pada bumil
4 % Desa/kel yang melakukan NA 10 20 40 80 90
deteksi dini hep B dan C pada
populasi beresiko
Lanjutan
HEPATITIS
NO INDIKATOR 2014 2015 2016 2017 2018 2019
a. Menurunnya angka kematian balita akibat diare sebesar 50% dari kondisi saat ini
b. Menurunnya angka kesakitan demam tifoid pada anak sekolah sebesar 30% dari
kondisi saat ini
1 % Kab/kota yang Sosialisasi dan atau advokasi dilakukan pada masyarakat dan atau Jumlah Puskesmas di
melaksanakan pemangku kepentingan dan atau petugas kesehatan. kab/kota yang
advokasi dan atau Suatu kab/kota melakukan sosialisasi apabila kab/kota paling tidak melaksanakan sosialisasi
sosialisasi dalam 1 tahun melakukan kegiatan : dan atau advokasi
pengendalian diare Sosialisasi dan atau advokasi tentang diare ke masyarakat dan tentang diare dibagi
atau pemangku kepentingan dan atau petugas kesehatan jumlah Puskesmas di
a. Sosialisasi dapat dilakukan dengan cara langsung dengan kab/kota yang ada dikali
melakukan penyuluhan atau diseminasi atau 100 %
b. Dengan radio spot, running text di TV, TV spot, talk shw, leaflet,
poster, baliho/spanduk dll media
c. Materi yang disampaikan tentang diare, cara penularan,
pencegahan, tatalaksana diare yang dapat dilakukan
2 % kab/kota yang LAYANAN REHIDRASI ORAL adalah merupakan salah satu layanan Jumlah Puskesmas di
mempunyai yang ada di puskesmas, pustu, posyandu, poskesdes yang kab/kota dengan LROA,
layanan rehidrasi memberikan: 1) layanan rehidrasi oral pada masyarakat/balita yang dibagi jumlah
oral aktif mengalami diare, 2) memberikan konseling rehidrasi, 3)memberikan Puskesmas di kab/kota
penyuluhan tg diare, upaya pencegahan dan pertolongannya. yg ada dikalikan 100%
LAYANAN REHIDRASI ORAL AKTIF adalah layanan rehidrasi oral
yang PALING TIDAK memberikan layanan 2 layanan yaitu 1. layanan
rehidrasi oral dan
2) atau 3)
KAB/KOTA LROA aktif, apabila di kab/kota tersebut paling tidak
terdapat 60% dari jumlah puskesmas + pustu + posyandu/poskesdes
melakukan LROA
LROA
LAYANAN REHIDRASI ORAL AKTIF
28
DISTRIBUSI PENYAKIT DEMAM TIFOID
• Tifoid merupakan penyakit endemis terutama pada
anak usia sekolah dan usia produktif. Menyebabkan
angka absensi yang tinggi & mengganggu produktivitas
30
Riskesdas 2007,
Prevalensi Tifoid
JENIS
KELAMIN LAKI-LAKI > PEREMPUAN
PERDESAAN >PERKOTAAN
TEMPAT
KARIER
Kebijakan Prog PL 32
PENYEBAB PENULARAN TIFOID
Hygiene/ perilaku
Karier
Sanitasi Makanan
Salmonela
34
Diagnose klinis
TATALAKSANA
DIAGNOSIS Diagnose Etiologi
Diagnose Komplikasi
TATALAKSANA
S PENGOBATAN &
PERAWATAN
T
R Pencegahan &
A PENCEGAHAN & Pengendalian Carier
T PENGENDALIAN
G
I SURVEILANS
PENANGGULANGAN KLB
35
Tatalaksana
SURVEILANS
PENCATATAN PELAPORAN
PENANGULANGAN KLB
TANTANGAN & KESIMPULAN
38
TANTANGAN
P2 Diare :
– masalah besar, lengah, tidak menjadi fokus
prioritas, kepedulian, komitmen, cenderung
dilupakan, ada infeksi lain yg dapat
memperberat keadaan, kondisi lingkungan yg
buruk, bencana alam.
– Pengetahuan, pedoman, tatalaksana dan obat
telah ditemukan dan mudah dilakukan untuk
mencegah terjadinya akibat yg lebih buruk
P2 Tifoid :
– P2 Tifoid : masalah besar, program blm
dikembangkan, bisa dicegah
KESIMPULAN
DIREKTORAT
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT MENULAR LANGSUNG
SUBBAGIAN
TATA USAHA
SUBDIREKTORAT
SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT
SUBDIREKTORAT HEPATITIS DAN
SUBDIREKTORAT HIV AIDS DAN PENYAKIT TROPIS
INFEKSI SALURAN PENYAKIT INFEKSI
TUBERKULOSIS PENYAKIT INFEKSI MENULAR
PERNAPASAN AKUT SALURAN
MENULAR SEKSUAL LANGSUNG
PENCERNAAN
SEKSI
SEKSI
INFEKSI SALURAN SEKSI SEKSI SEKSI
TUBERKULOSIS
PERNAPASAN HIV AIDS HEPATITIS KUSTA
SENSITIF OBAT
ATAS
SEKSI SEKSI
SEKSI PENYAKIT PENYAKIT
SEKSI SEKSI
TUBERKULOSIS INFEKSI INFEKSI
PNEUMONIA FRAMBUSIA
RESISTENSI OBAT MENULAR SALURAN
SEKSUAL PENCERNAAN
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
fokus
Obat-obatan
HEPATITIS
HEPATITIS
Vertikal
Horizontal
Hep B Secara Vertikal
(95% akan kronis)
Pasien bedah
umum/tindakan gigi Petugas Kes Mahasiswa Kesehatan WPS
Keluarga penderita
Hepatitis Penderita IMS ODHA Hemodialisis
Tanpa Deteksi…
54
PERKIRAAN BEBAN BARU BAGI NEGARA AKIBAT HEPATITIS B /TAHUN
120.00
100.00
90.00
100.00
87.50
73.33
70.00
80.00
66.67
66.67
63.16
60.00
52.17
60.00
45.71
45.45
41.67
41.18
40.00
33.66
33.33
30.77
28.57
40.00
27.59
25.00
23.68
21.43
20.00
16.67
15.38
14.81
14.29
11.76
10.00
20.00
9.09
7.69
7.14
6.06
4.55
0.00
70.00
59.89
58.12
56.24
60.00
51.31
50.00
42.65
41.73
40.04
36.62
40.00
32.32
32.15
30.20
29.76
29.54
24.91
24.34
23.95
30.00
23.20
22.77
22.26
21.75
19.15
17.25
16.35
20.00
13.13
13.04
12.68
11.94
11.94
11.32
9.77
7.01
10.00
3.42
2.58
1.40
0.00
• Pemberdayaan
Meningkatnya
masyarakat PENGENDALIAN HEPATITIS
• Keterlibatan lintas Surveilans
sektor epidemiologi
2010 2012
2014 2016
95% bayi baru lahir HBO<24 jam; 95% bumil lakukan DDHB; 95% bayi yg lahir
dari bumil HBsAg pos diberikan HBIG
TARGET GLOBAL PENGENDALIAN HEPATITIS
2030
Eliminasi
2019 Hepatitis
90% Kab/Kota B dan C
melakukan DDHBC
2017 2022
30%Kab/kota Eliminasi Hep B (PPIA)
melakukan DDHBC
2018 Kab/kota yang melaksanakan
60% Kab/Kota DDHB pada > 90% Bumil
melakukan DDHBC
TARGET SASARAN
PPIA 5,3 JT BUMIL
DIDETEKSI
Roadmap Eliminasi Hepatitis B and C ( 2015-2030)
2005-2009 2010-2014 2015-2019 2020-2030
Universal
Coverage
Upaya Kuratif Elimination
Hepatitis
B and C
(2030)
Pendukung/penunjang
∑ bayi
∑ Ibu hamil mendapatkan
yang dideteksi HBIg <24 jam:
dini Hepatitis B: 6.103
585.664
(28,36%)
DETEKSI
DINI IBU
HAMIL Bayi IBU Bayi
Ibu
Ibu • Ibu dengan HBsAg (+) dan DNA VHB > 106 IU/mL harus diberikan
antiviral pada trimester 3, untuk menurunkan muatan virus
• Bayi yang lahir tanpa diketahui status HBsAg ibunya, diberikan
vaksinansi dalam 12 jam pertama kehidupan setelah vit. K
• Bayi yang lahir dengan ibu HBsAg positif, diberikan vaksinasi Hep B
dan HBIg (0.5 mL) pada paha yang berbeda dalam 12 jam pertama
kehidupan
• Belum ada bukti untuk melarang pasien hepatitis B menyusui
bayinya
Bayi
1. Liaw YF, Kao JH, Piratvisuth T, Chan HLY, Chien RN, Liu CJ, et al. Asian-Pacific consensus
statement on the management of chronic hepatitis B: a 2012 update. Hepatol Int.
(2012). DOI 10.1007/s12072-012-9365-4.
2. Xu M, Cui Y, Wang L, Yang Z, Liang X, Li S, et al. Lamovudine in late pregnancy to prevent
perinatal transmission of hepatitis B virus infection: a multicenter, randomized, double- PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESIA
blind, placebo-controlled study. J Vir Hepatol 2008;16(2):94-103.
PPHI INA-ASL
MENGAPA HEPATITIS B merupakan masalah
HEP B PARENTE Primer & IMM Interferon Long Life, Mesin DDH, Kelg
RAL sekunder HEP B Lamivudin tdk dpt ELISA, Upaya dekat org
(Aktif & Adefovir dinyataka Fibroscan pencegah terinfeksi
Pasip) Entecavir n , PCR. an, Surv , org dg
Telbivudin sembuh HIV; Org
Tenofovir dari pem dg
lab perilaku
seks
berisiko;
pasien
klinik IMS
RANGKUMAN PROGRAM
JENIS CARA CARA VAKSI OBAT LAMA PERALAT KEG KELOMP
PENY PENULAR PENCEGA N PENGOB AN UTAMA OK POP
AN HAN ATAN/BI PENDUK BERISIKO
AYA UNG
HEP C PARENTE Primer & Tidak -Pegylated 12 – 48 Mesin DDH, -
RAL sekunder ada Inter α minggu ELISA, Upaya Penasun;
-Ribavirin tgt dari Fibroscan pencegah pasien
- Obat baru genotype , an, Surv penerima
oral, tkt virusnya, PCR.mesi transfusi
kesembuha dapat n darah
n diatas sembuh. genotype secara
90%, SE rutin;
rendah, Kelg
harga di dekat org
US&Eropa terinfeksi,
84.000 org dg
USD; sdg HIV; Org
dilakukan dg
negosiasi perilaku
utk harga seks
murah berisiko;
RANGKUMAN PROGRAM
180
166
160
136
140 131
120 114
100 94
90
86
84
81
Cakupan
80
66
62
59
60 54
49
45
41 42 41
39
40 34 35
31
27 28
22
18
20
-
10
20
30
40
50
60
70
80
90
-
Getasan
30
Jetak
14
Tengaran
45
Susukan
37
Kaliwungu
24
7
Suruh
Dadapayam
36
Pabelan
43
Semowo
19
Tuntang
21
Gedangan
Banyubiru 30
Jambu
19 17
Sumowono
88
Ambarawa
24
Duren
18
Bawen
14
Jimbaran
11
Bringin
Bancak
Bergas
23 24 24
Pringapus
12
Ungaran
56
Lerep
17
Di Kab Semarang Januari /d Desember 2018
Leyangan
22
Kalongan
Cakupan Penemuan Kasus Diare Balita Puskesmas
16
Cakupan Penderita Diare Balita diberi Oralit
Puskesmas Di Kab Semarang Januari /d Desember 2018
1,400
1,230
1,200
1,000
800
600 518
400
266 280
170
200
92 85 89 82 82 97 91 84
56 68 60 62 49 56 69
25 30 40 39 45 41
Leyangan
Ungaran
Jetak
Bancak
Pabelan
Kaliwungu
Banyubiru
Duren
Bawen
Lerep
Bergas
Pringapus
Dadapayam
Tengaran
Semowo
Susukan
Gedangan
Jambu
Ambarawa
Kalongan
Suruh
Tuntang
Sumowono
Jimbaran
Bringin
Getasan
P2 TYPHOID
GRAFIK JUMLAH KASUS TYPHOID LAB (+) PER GOL UMUR
PUSKESMAS DI KAB SEMARANG BLN JAN S/D DES 2018
P2 HEPATITIS
TARGET DAN CAPAIAN BUMIL DDHB PUSKESMAS
KABUPATEN SEMARANG BULAN JAN S/D DES 2018
2500
1998
2000
SASARAN CAPAIAN
GRAFIK CAKUPAN PENEMUAN KASUS HEPATITIS PADA BUMIL PUSKESMAS
DI KABUPATEN SEMARANG BLN JANUARI S/D DESEMBER TH 2018
90.00
83.61
79.0178.0277.90
80.00 76.5375.4575.36
72.7771.7871.70
71.1970.7070.3569.99
70.00 66.6766.4765.77
60.69
59.2258.84
60.00 57.73
50.76
■ % Cakupan
50.00 47.55 penemuan
43.39 hepatitis
40.24
40.00 bumil
30.00
20.00
8.51
10.00
0.00
Bringin
Duren
Gedangan
Jetak
Banyubiru
Pringapus
Kaliwungu
Lerep
Suruh
Tuntang
Bergas
Ambarawa
Semowo
Tengaran
Jambu
Bawen
Leyangan
Bancak
Susukan
Jimbaran
Ungaran
Sumowono
Pabelan
Dadapayam
Kalongan
Getasan
GRAFIK : HASIL LAB DDHB BUMIL PUSKESMAS KAB SEMARANG
BLN JANUARI S/D DESEMBER 2018
800
714
700
597
600 557
▀ NON REAKTIF
▀ REAKTIF
500 474
455
199 194
200 176
154
108 105 105 97
88
100 67
13 24 25
9 10 4 5 2 8 2 1 0 4 0 8 1 0 1 4 2 7 0 0 3 00 00 00
0
Duren
Ungaran
Jetak
Pringapus
Bringin
Banyubiru
Suruh
Kaliwungu
Gedangan
Tuntang
Semowo
Jambu
Lerep
Bergas
Bancak
Tengaran
Bawen
Ambarawa
Leyangan
Susukan
Sumowono
Pabelan
Jimbaran
Kalongan
Dadapayam
Getasan
PUSKESMAS DIBERI HBIG
Getasan 2
Jetak 1
Tengaran 4
Susukan 5
Kaliwungu 5
Suruh 1
Dadapayam 0
Pabelan 1
Semowo 1
Tuntang 3
Gedangan 2
Banyubiru 1
Jambu 6
Sumowono 3
Ambarawa 1
Duren 2
Bawen 2
Jimbaran 1
Bringin 1
Bancak 5
Bergas 8
Pringapus 9
Ungaran 3
Lerep 1
Leyangan 1
Kalongan 6
TERIMA KASIH