A 1/2 RUMAH SAKIT DITETAPKAN OLEH : AKADEMIS JAURY JUSUF PUTERA DIREKTUR, MAKASSAR TANGGAL TERBIT : STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) Prof.dr. John. MF Adam,So.PD-KEMD
PENGERTIAN : Perawat atau dokter melakukan asesmen awal mengenai nyeri
terhadap semua pasien yang datang ke bagian IGD, poliklinik, ataupun pasien rawat inap.
TUJUAN : Mengetahui tingkat nyeri yang dialami penderita yang dirawat di
Rumah Sakit Akademis Jaury Jusuf Putera.
KEBIJAKAN :
PROSEDUR : 1. Asesmen nyeri dapat menggunakan Visual Analogue Scale
- Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang dapat - Menggunakan ekspresi wajah pasien yang dikonversi ke angka 0 – 10 2. Perawat menanyakan mengenai faktor yang memperberat dan memperingan nyeri kepada Pasien : Bapak/ ibu/ saudara/i……..apakah yang memperberat/ memperingan rasa nyeri yang Bapak/ibu/sdr/i rasakan? 3. Tanyakan juga mengenai deskripsi nyeri : - Lokasi nyeri : dimana nyeri yang Bapak/ibu/sdr/I rasakan? - Kualitas dan atau pola penjalaran / penyebaran : Bagimana rasa nyerinya? Diiris? Ditusuk? Ditekan? Apakah nyeri tersebut dijalarkan? - Onset, durasi, dan faktor pemicu : Kapan nyeri itu timbul? berapa lama setiap kali nyeri itu timbul? Apakah ada hal – hal yang memicu nyeri? - Riwayat penanganan nyeri sebelumnya dan efektifitasnya: Apakah yang Bapak/ibu/sdr/I lakukan untuk mengurangi nyeri sebelumnya? Seberapa besar hal itu menolong Bapak/ibu/sdr/i - Efek nyeri terhadap aktivitas sehari-hari: apakah nyeri yang Bapak/ibu/sdr/I rasakan mengganggu kegiatan sehari – hari ? - Obat-obatan yang dikonsumsi pasien : apakah ada obat yang diminum untuk mengurangi nyeri sebelumnya? 4. Pada pasien dalam pengaruh obat anestesi atau dalam kondisi sedasi sedang, asesmen dan penanganan nyeri dilakukan saat pasien menunjukkan respon berupa ekspresi tubuh atau verbal akan rasa nyeri. 5. Asesmen ulang nyeri: dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari beberapa jam dan menunjukkan adanya rasa nyeri, sebagai berikut : ASESMEN NYERI
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
RUMAH SAKIT 2/2 AKADEMIS JAURY JUSUF PUTERA MAKASSAR
- Lakukan asesmen nyeri yang komprensif setiap kali
melakukan pemeriksaan fisik pada pasien. - Dilakukan pada: pasien yang mengeluh nyeri, 1 jam setelah tatalaksana nyeri, setiap empat jam (pada pasien yang sadar/ bangun), pasien yang menjalani prosedur menyakitkan, sebelum transfer pasien, dan sebelum pasien pulang dari rumah sakit. - Pada pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung), lakukan asesmen ulang setiap 5 menit setelah pemberian nitrat atau obatobat intravena. - Pada nyeri akut / kronik, lakukan asesmen ulang tiap 30 menit – 1 jam setelah pemberian obat nyeri. 6. Tuliskan hasil asesmen nyeri pada status pasien.