Anda di halaman 1dari 4

ASESMEN NYERI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


011.KEP.SPO.0451 00/00 1/3
RS. PANTI WALUYO

PURWOREJO
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:
PROSEDUR Direktur,
OPERASIONAL 18 Februari 2015
dr. Regowo, MKes
PENGERTIAN Perawat atau dokter melakukan asesmen nyeri terhadap
semua pasien dengan nyeri yang datang ke bagian IGD, IRJ
maupun pasien rawat inap.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah perawat atau
dokter untuk melakukan asesmen nyeri pada pasien.
KEBIJAKAN Peraturan Direktur Rumah Sakit Panti Waluyo Purworejo
No:0251/RSPWP-Per.Dir/II/2015 Tentang Hak dan Kewajiban
Pasien dan Keluarga

PROSEDUR 1 .Ucapkan salam.


2. Pastikan identitas pasien.
3. Dokter dan perawat memperkenalkan diri kepada pasien
dan keluarganya
dan menjelaskan tugas dan perannya saat melakukan
asesmen nyeri pada
pasien.
4. Lakukan pengkajian nyeri berdasarkan P,Q,R,S,T :
a. P ( Provokes ) : faktor yang mempengaruhi berat dan
ringannya nyeri, traumatik atau non-traumatik.
b. Q ( Quality ) : bagaiman rasa nyerinya, nyeri tumpul,
nyeri tajam, rasa terbakar,
tidak nyaman, kesemutan, neuralgia.
c. R ( Radiation ) : melacak daerah nyeri dan titik yang
paling nyeri, lokasi dan pola
penjalaran / penyebaran nyeri
d. S ( Severity ) : keparahan atau intensitas nyeri
e. T ( Time / Onset ) : waktu / lama serangan atau
frekuensi nyeri
5. Lakukan asesmen nyeri dengan menggunakan Numeric
ASESMEN NYERI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
011.KEP.SPO.0451 00/00 1/3

RS. PANTI WALUYO


PURWOREJO
Rating Scale bila
a. Indikasi : digunakan pada pasien dewasa dan anak
berusia >9 tahun.
b. Menggunakan angka untuk melambangkan intensitas
nyeri yang dirasa-
kan.
c. Instruksi : pasien akan di tanya mengenai intensitas
nyeri yang dirasakan
dilambangkan dengan angka 0 10 :
Bapak / ibu / Sdr /imohon sampaikan pada skala
berapa nyeri yang
Bapak / ibu / sdr / I rasakan ? ( sambil menyebutkan
skala berikut ini ) :
0 = tidak nyeri
1-3 = nyeri ringan ( sedikit mengganggu aktifitas
sehari-hari )
4-6 = nyeri sedang ( gangguan nyata pada aktifitas
sehari-hari )
7-10 = nyeri berat ( tidak dapat melakukan aktifitas
sehari-hari )

6. Pada pasien yang tidak dapat menggambarkan intensitas


nyerinya dengan
Angka, gunakan asesmen Wong Baker Faces Pain Scale.

1) Indikasi: Pada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun)


yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya
dengan angka, gunakan asesmen
2) Instruksi: pasien diminta untuk menunjuk / memilih
gambar mana yang paling sesuai dengan yang ia
rasakan. Tanyakan juga lokasi dan durasi nyeri.
0 = tidak merasa nyeri sama sekali
ASESMEN NYERI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
011.KEP.SPO.0451 00/00 1/3

RS. PANTI WALUYO


PURWOREJO
1-3 = sedikit nyeri
4-5 = cukup nyeri
6-7 = lumayan nyeri
8-9 = sangat nyeri
10 = amat sangat nyeri

7. Pada pasien dalam pengaruh obat anestesi atau dalam


kondisi sedasi
sedang, asesmen dan penanganan nyeri dilakukan saat
pasien menunjukkan
respon berupa ekspresi tubuh atau verbal akan rasa nyeri.
8. Asesmen ulang nyeri: dilakukan pada pasien yang
dirawat lebih dari
beberapa jam dan menunjukkan adanya rasa nyeri,
sebagai berikut:
a. Lakukan asesmen nyeri yang komprehensif setiap kali
melakukan
pemeriksaan fisik pada pasien.
b. Dilakukan pada: pasien yang mengeluh nyeri setelah
tatalaksana nyeri,
pasien yang menjalani prosedur menyakitkan, sebelum
transfer pasien, dan
sebelum pasien pulang dari rumah sakit.
c. Pada pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung),
lakukan asesmen
ulang setelah pemberian nitrat atau obat-obat intravena
d. Pada nyeri akut / kronik, lakukan asesmen ulang tiap 1
jam setelah
ASESMEN NYERI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
011.KEP.SPO.0451 00/00 1/3
RS. PANTI WALUYO

PURWOREJO
pemberian obat nyeri.
9. Asesmen ulang nyeri di tulis di catatan perkembangan
terintegrasi pada
status rekam medik pasien.
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap
Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat

Anda mungkin juga menyukai