--/--/IV/2016 0 1/4 Ditetapkan oleh, Tanggal Ditetapkan Direktur RS Biomedika Mataram STANDAR 15 April 2016 PROSEDUR OPERASIONAL dr. Stephanus Gunawan NIK. 02.0812.01 Pengelolaan / manajemen nyeri adalah penanganan nyeri yang dilakukan PENGERTIAN pada pasien berdasarkan hasil pengkajian / asesmen nyeri awal dan asesment nyeri ulang, termasuk edukasi pengelolaan rasa nyeri oleh DPJP dan perawat.
Semua pasien nyeri ditangani dengan baik sesuai panduan
TUJUAN
1. Surat Keputusan Direktur RS. Biomedika No………….......Tentang
KEBIJAKAN pengelolaan Nyeri 2. Semua pasien yang dilayani di RS dilakukan asesmen nyeri oleh dokter dan perawat yang bertugas. 3. Rumah sakit berkewajiban untuk memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penanganan nyeri dan melibatkan pasien/keluarga untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam penanganan nyeri pasien, disesuaikan dengan konteks keyakinan pribadi, budaya dan agama. 4. Asesmen ulang nyeri: dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari beberapa jam dan menunjukkan
adanya rasa nyeri, sebagai berikut:
– Dilakukan secara periodik/regular minimal setiap shift
jaga perawat. – Lakukan asesmen nyeri yang komprehensif setiap kali melakukan pemeriksaan fisik dan vital sign pada pasien PENGELOLAAN NYERI
No.Dokumen No.Revisi Halaman
--/--/IV/2016 0 2/4
– Ada keluhan nyeri secara verbal/ekspresi tubuh
– 1 jam setelah tata laksana nyeri dilanjutkan setiap 4 jam ( sesuai dengan jenis dan onset masing-masing obat) – Pasien yang menjalani prosedur menyakitkan – Pada pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung), lakukan asesmen ulang setiap 5 menit setelah pemberian nitrat atau obat-obat intravena. 4. Assessment nyeri menjadi tanda vital yang ke 5 5. Staf yang terlibat dalam penanganan nyeri kompeten.
1. Dokter/ perawat melakukan identifikasi rasa nyeri setiap pasien
yang dilayani di semua ruang rawat menggunakan assesmen nyeri sesuai dengan protap Assesmen Nyeri) dan didokumentasikan dalam rekam medis. 2. Asessment awal dilakukan pada saat pengkajian fisik yang menjadi bagian dari pemeriksaan tanda-tanda vital (menjadi vital sign yang ke 5). Asessment ulang dilakukan sesuai dengan kondisi pasien dan setiap terjadi perubahan kondisi pasien sesuai dengan protap Assesmen Nyeri 3. Penatalaksanaan terhadap semua pasien (dewasa, neonatus, anak, atau pasien tidak sadar) dilakukan sesuai dengan skala penilaian nyeri masing-masing – Bila skala nyeri 3 : pasien mempunyai derajat rasa nyeri yang ringan. Penatalaksanaan nyerinya bisa dilakukan secara non farmakologik ( tehnik relaksasi, distraksi, pengalihan perhatian, dll) PENGELOLAAN NYERI
No.Dokumen No.Revisi Halaman
--/--/IV/2016 0 3/4
– Bila skala nyeri >4 : pasien mempunyai derajat rasa nyeri
sedang / berat, maka Dokter Jaga, perawat harus melaporkan ke DPJP untuk dilakukan intervensi farmakologik yang sesuai. 4. Pelaksanaan evaluasi nyeri dilakukan oleh perawat setelah 1 jam pemberian obat injeksi atau sesuai jenis dan onset obat dari DPJP kemudian didokumentasikan dalam Catatan Perkembangan Terintegrasi 5. Bila penilaian nyeri <4 : pasien mempunyai derajat rasa nyeri yang ringan dan dilakukan evaluasi setiap shift sesuai evaluasi tanda vital dan ditulis dalam lembar monitor terpadu dan catatan Perkembangan Terintegrasi 6. Bila skala > 4 ditulis dalam catatan perkembangan terintegrasi (RM) sebagai masalah keperawatan. 7. Bila penilaian nyeri > 4, maka evaluasi nyeri dapat dilakukan diluar jadwal pemeriksaan tanda vital. 8. Setelah ditangani DPJP, tetapi nyeri pasien belum berkurang, maka DPJP perlu melakukan konsul ke dokter syaraf atau ke dokter anestesi untuk intervensi blok/intervensi khusus. 9. Semua intervensi nyeri yang dilakukan, diinformasikan kepada pasien dan keluarga serta didokumentasikan dalam Catatan Edukasi Pasien Terintegrasi B 10. Penatalaksanaan kembali ke nomor 3, jika pasien kembali mengalami nyeri. 11. Dokter/perawat mendokumentasikan: skala nyeri, lokasi nyeri, jenis tata kelola nyeri oleh perawat/dokter, efektivitas dari tatakelola yang telah dilakukan. 12. Dokter/ perawat melakukan edukasi tentang nyeri dan didokumentasikan dalam Catatan Edukasi Pasien Terintegrasi A PENGELOLAAN NYERI