Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN BAYI BARU LAHIR

By; Siti Fadhilah,S.SiT

Pengkajian pada bayi baru lahir dapat dilakukan segera setelah lahir yaitu untuk mengkaji penyesuaian
bayi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik secara
lengkap untuk mengetahui normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan

1. Pengkajian segera BBL


a. Penilaian awal
Nilai kondisi bayi :
• APAKAH BAYI MENANGIS KUAT/BERNAFAS TANPA KESULITAN ?
• APAKAH BAYI BERGERAK DG AKTIF/LEMAS?
• APAKAH WARNA KULIT BAYI MERAH MUDA, PUCAT/BIRU?

APGAR SCORE
• Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5 variabel
(pernafasan, frek. Jantung, warna, tonus otot & iritabilitas reflek)
• Ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar (1950)

Dilakukan pada :
• 1 menit kelahiran
yaitu untuk memberi kesempatan pd bayi untuk memulai perubahan
• Menit ke-5
• Menit ke-10
penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yg rendah & perlu tindakan resusitasi.
Penilaian menit ke-10 memberikan indikasi morbiditas pada masa mendatang, nilai yg
rendah berhubungan dg kondisi neurologis

SKOR APGAR
TANDA 0 1 2
Appearance Biru,pucat Badan Semuanya merah
pucat,tungkai muda
biru
Pulse Tidak teraba < 100 > 100

Grimace Tidak ada Lambat Menangis kuat

Activity Lemas/lumpuh Gerakan Aktif/fleksi tungkai


sedikit/fleksi baik/reaksi melawan
tungkai

Respiratory Tidak ada Lambat, tidak Baik, menangis kuat


teratur

Page 1 of 21
Preosedur penilaian APGAR

 Pastikan pencahayaan baik


 Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit pertama dg cepat & simultan. Jumlahkan
hasilnya
 Lakukan tindakan dg cepat & tepat sesuai dg hasilnya
 Ulangi pada menit kelima
 Ulangi pada menit kesepuluh
 Dokumentasikan hasil & lakukan tindakan yg sesuai

Penilaian

Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2


Nilai tertinggi adalah 10
 Nilai 7-10 menunjukkan bahwa by dlm keadaan baik
 Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang & membutuhkan tindakan resusitasi
 Nilai 0 – 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius & membutuhkan resusitasi segera
sampai ventilasi

2. Asuhan segera Bayi Baru Lahir

 Adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama satu jam pertama setelah kelahiran.
 Sebagian besar BBL akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dg sedikit
bantuan/gangguan
 Oleh karena itu PENTING diperhatikan dlm memberikan asuhan SEGERA, yaitu jaga bayi tetap
kering & hangat, kotak antara kulit bayi dg kulit ibu sesegera mungkin

a. Membersihkan jalan nafas


1). Sambil menilai pernafasan secara cepat, letakkan bayi dg handuk di atas perut ibu
2). Bersihkan darah/lendir dr wajah bayi dg kain bersih & kering/ kassa
3). Periksa ulang pernafasan
4). Bayi akan segera menagis dlm waktu 30 detik pertama setelah lahir

jika tdk dpt menangis spontan dallakukan :


1). letakkkan by pd posisi terlentang di t4 yg keras & hangat
2). gulung sepotong kain & letakkan di bwh bahu shg leher bayi ekstensi
3). bersihkan hidung, rongga mulut, & tenggorokan by dg jari tangan yg dibungkus kassa steril
4). tepuk telapak kaki by sebanyak 2-3x/ gosok kulit by dg kain kering & kasar

Gb. Posisi ekstensi

Page 2 of 21
Kebiasaan yang harus dihindari

LANGKAH-LANGKAH ALASAN TIDAK DIANJURKAN


Menepuk pantat bayi Trauma/cedera
Menekan dada Patah, pneumothorax, gawat nafas, kematian
Menekan kaki bayi ke bagian perutnya Merusak pembuluh darah dan kelenjar pada
hati/limpa, perdarahan
Membuka sphincter anusnya Merusak /melukai sphincter ani
Menggunakan bungkusan panas/dingin Membakar/hipotermi
Meniupkan oksigen/udara dingin pada tubuh/wajah hipotermi
bayi
Memberi minuman air bawang Membuang waktu, karena tindakan resusitasi
yang tidak efektif pada saat kritis

Penghisapan lendir
 Gunakan alat penghisap lendir mulut (De Lee)/ alat lain yg steril, sediakan juga tabung
oksigen & selangnya
 Segera lakukan usaha menghisap mulut & hidung
 Memantau mencatat usaha nafas yg pertama
 Warna kulit, adanya cairan / mekonium dlm hidung / mulut hrs diperhatikan

b. Perawatan tali pusat


setelah plasenta lahir & kondisi ibu stabil, ikat atau jepit tali pusat
Cara :
 celupkan tangan yg masih mggnakan sarung tangan ke dlm klorin 0,5% untuk
membersihkan darah & sekresi tubuh lainnya
 bilas tangan dengan air matang /DTT
 keringkan tangan (bersarung tangan)
 letakkan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih dan hangat
 ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dr pusat dengan menggunakan benang DTT. Lakukan
simpul kunci/ jepitkan
 Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat & lakukan
pengikatan kedua dg simpul kunci dibagian TP pd sisi yg berlawanan
 Lepaskan klem penjepit & letakkan di dlm larutan klorin 0,5%
 Selimuti bayi dg kain bersih & kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup

Gb. Pemotongan tali pusat Gb. Bayi yang telah diikat tali pusatnya

Page 3 of 21
Gb. Bayi terbungkus kain kering

INGAT !
JANGAN MENGOLESKAN SALEP APAPUN/ZAT LAIN KE BAGIAN TALI PUSAT

c. Mempertahankan suhu tubuh


Dengan cara :
 Keringkan bayi secara seksama
 Selimuti bayi dg selimut/kain bersih, kering & hangat
 Tutup bagian kepala bayi
 Anjurkan ibu untuk memeluk & menyusukan bayinya
 Lakukan penimbangan stl bayi mengenakan pakaian
 Tempatkan bayi di lingk yg hangat

Gb. Metode kanguru

d. Pencegahan infeksi
 Memberikan obat tetes mata/salep
 diberikan 1 jam pertama by lahir yaitu ; eritromysin 0,5%/tetrasiklin 1%.
 Yang biasa dipakai adalah larutan perak nitrat/ neosporin & langsung diteteskan pd mata
bayi segera stl bayi lahir

BBL sangat rentan terjadi infeksi, sehingga perlu diperhatikan hal-hal dalam perawatannya.
 Cuci tangan sebelum & setelah kontak dg bayi
 Pakai sarung tangan bersih pd saat menangani bayi yg blm dimandikan
 Pastikan semua peralatan (gunting, benang tali pusat) telah di DTT, jika menggunakan bola
karet penghisap, pastukan dlm keadaan bersih

Page 4 of 21
 Pastikan semua pakaian, handuk, selimut serta kain yg digunakan untuk bayi dlm keadaan
bersih
 Pastikan timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop & benda2 lainnya akan
bersentuhan dg bayi dlm keadaan bersih (dekontaminasi setelah digunakan)

2. Asuhan bayi baru lahir 1-24 jam pertama kelahiran

Tujuan :
Mengetahui aktivitas bayi normal/tdk & identifikasi masalah kesehatan BBL yg memerlukan
perhatian keluarga & penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan

Pemantauan 2 jam pertama meliputi :


 Kemampuan menghisap (kuat/lemah)
 Bayi tampak aktif/lunglai
 Bayi kemerahan /biru

Sebelum penolong meninggalkan ibu, harus melakukan pemeriksaan & penilaian ada tdknya
masalah kesehatan terutama pada :
 By kecil masa kehamilan/KB
 Gangguan pernafasan
 Hipotermia
 Infeksi
 Cacat bawaan/trauma lahir

Jika tidak ada masalah,


a. lanjutkan pengamatan pernafasan, warna & aktivitasnya
b. Pertahankan suhu tubuh bayi dg cara :
 hindari memandikan min. 6 jam/min suhu 36,5 C
 bungkus bayi dengan kain yg kering & hangat, kepala bayi harus tertutup

c. Lakukan pemeriksaan fisik


 gunakan tempat yg hangat & bersih
 cuci tangan sebelum & sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan &
bertindak lembut
 LIHAT, DENGAR, & RASAkan
 Rekam /catat hasil pengamatan
 jika ditemukan faktor risiko/masalah segera Cari bantuan lebih lanjut

d. Pemberian vitamin K
 untuk mencegah terjadinya perdarahan krn defisiensi vit. K
 Bayi cukup bulan/normal 1 mg/hari peroral selama 3 hari
 Bayi berisiko 0,5mg – 1mg perperenteral/ IM

e. Identifikasi BBL
 Peralatan identifikasi BBL harus selalu tersedia
 Alat yg digunakan; kebal air, tepi halus dan tidak melukai, tdk mudah sobek dan tdk
mudah lepas
 Harus tercantum ; nama bayi (Ny) tgl lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama
lengkap ibu
 Di tiap tempat tidur harus diberi tanda dg mencantumkan nama, Tgl lahir, nomor
identifikasi

Page 5 of 21
Gb. Bayi dalam box bayi dengan identitas

f. Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi, meliputi :


1). Pemberian nutrisi
 Berikan asi seserig keinginan bayi atau kebutuhan ibu (jika payudara ibu penuh)
 Frekuensi menyusui setiap 2-3 jam
 Pastikan bayi mendapat cukup colostrum selama 24 jam. Colostrum memberikan zat
perlindungan terhadap infeksi dan membantu pengeluaran mekonium.
 Berikan ASI saja sampai umur 6 bulan
2). Mempertahankan kehangatan tubuh bayi
 Suhu ruangan setidaknya 18 - 21ºC
 Jika bayi kedinginan, harus didekap erat ke tubuh ibu
 Jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur (misalnya botol berisi air
panas)

3). Mencegah infeksi


 Cuci tangan sebelum memegang bayi dan setelah menggunakan toilet untuk BAK/BAB
 Jaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih, selalu dan letakkan popok di bawah tali
pusat. Jika tali pusat kotor cuci dengan air bersih dan sabun. Laporkan segera ke bidan
jika timbul perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau bau busuk.
 Ibu menjaga kebersihan bayi dan dirinya terutama payudara dengan mandi setiap hari
 Muka, pantat, dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih , hangat, dan sabun setiap
hari.
 Jaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan pastikan setiap orang yang
memegang bayi selalu cuci tangan terlebih dahulu

7. Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua


 Pernafasan sulit/ > 60x/menit
 Suhu > 38 °C atau < 36,5 °C
 Warna kulit biru/pucat
 Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, rewel, banyak muntah, tinja lembek, sering warna hijau
tua, ada lendir darah
 Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk
 Tidak berkemih dalam 3 hari, 24 jam
 Mengigil, tangis yg tidak biasa, rewel, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang

8. Berikan immunisasi BCG, Polio dan Hepatis B

Page 6 of 21
Daftar pustaka
1. Bennett dan Brown, 1999, Myles Texbook for midwives, thirteennth edition. Churchill
Livingstone, Edinburgh
2. JHPIEGO.2003. Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen diploma III
kebidanan , Buku 5 asuhan bayibaru lahir,Pusdiknakes.Jakarta
3. Johnson dan Taylor. 2005. Buku ajar praktik kebidanan.cetaka I. EGC.Jakarta
4. Saifudin Abdul Bahri. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal
neonatal.YBP_SP.Jakarta

Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir

A. Pengertian Pemeriksaan Fisik atau Pemeriksaan Klinis


Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah
sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh
pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. hasil
pemeriksaan akan di catat dalam rekam medis. Rekam
medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam
penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.
pemeriksaan fisik pada bayi dapat dilakukan oleh bidan,
perawat atau dokter untuk menilai status kesehatannya.
Waktu pemeriksaan dapat di lakukan saat bayi baru
lahir, 24 jam setelah lahir (sesaat sesudah bayi lahir pada
saat kondisi atau suhu tubuh sudah stabil dan setelah di
lakukanpembersihan jalan nafas/resisutasi, pembersihan
badan bayi, perawatan tali pusat ) dan akan pulang pulang
dari rumah sakit.

B. Tujuan dari Pemeriksaan Fisik


Tujuan Dari Pemeriksaan Fisik adalah :
1. Untuk menentukan status kesehatan klien

Page 7 of 21
2. Mengidentifikasi masalah
3. Mengambil data dasar untuk menentukan rencana
tindakan
4. Untuk untuk mengenal dan menemukan kelainan
yang perlu mendapat tindakan segera.
5. Untuk menentukan data objektif dari riwayat
keperawatan klien.
Pada Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang
seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap
kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan.
Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak
kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi
rendah atau bayi tampak tidak sehat.
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru
lahir ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, antara lain :
1. Bayi sebaiknya dalam keadaan telanjang di bawah lampu
terang sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas atau
lepaskan pakaian hanya pada daerah yang di periksa.
2. Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala ke kaki
atau lakukan prosedur yang memerlukan observasi ketat
lebih dahulu, seperti paru, jantung dan abdomen.
3. Lakukan prosedur yang menggangu bayi, seperti
pemeriksaan refleks pada tahap akhir bicara lembut, pegang
tangan bayi di atas dadanya atau lainnya.

C. Prinsip Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir

Page 8 of 21
1. Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan
tindakan .
2. Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan .
3. Pastikan pencahayaan baik.
4. Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian
yangg akan diperiksa(jika bayi telanjang pemeriksaan harus
dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali
dengan cepat.
5. Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh.

D. Peralatan dan Perlengkapan :


a. Kapas alkohol dalam tempatnya.
b. Bak instrumen
c. Handscoon
d. Tissue dalam tempatnya
e. Senter
f. Termometer
g. Stetoskop
h. Tongs patel
i. Selimut bayi
j. Bengkok
k. Timbangan bayi
l. Selimut bayi
m. Bengkok
n. Timbangan bayi
o. Pita ukur/metlin
p. Timer
q. Pengukur panjang badan
Page 9 of 21
r. Buku catatan

E. Prosedur Pelaksanaan:
1. Penilaian Apgar score
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai kemampuan laju
jantung, kemampuan bernafas, kekuatan tonus otot,
kemampuan refleks dan warna kulit. Caranya:
a. Lakukan penilaian apgar Score dengan cara menjumlahkan
hasil penilaian tanda, seperti laju jantung, kemampuan
bernafas, kekuatan tonus otot, kemampuan refleks dan
warna kulit.
b. Tentukan hasil penilaian, sebagai berikut :
 Adaptasi baik : skor 7-10
 Asfiksia ringan-sedang : skor 4-6
 Asfiksia berat : skor 0-3

Tabel Penilaian Apgar Score


TANDA 0 1 2

Frekuensi jantung Tidak ada ≤100 ≥100

Usaha bernafas Tidak ada Lambat Menangis kuat

Tonus otot Lumpuh Ekstermitas fleksi sedikit Gerakan Aktif

Refleks Tidak bereaksi Gerakan sedikit Melawan

Tubuh Kemerahan, Seluruh tubuh


Warna Kulit Seluruh tubuh biru / pucat
Ekstermitas Atas Biru kemerahan

Page 10 of 21
2. Pengukuran Antropometri
a. Lakukan Penimbangan berat badan
Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala
penimbangan ke titik nol sebelum penimbangan. Hasil
timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi. Berat
badan normal adalah 2500-3500 gram apabila BB kurang
dari 2500 gram disebut bayi Premature dan apabila BB bayi
lebih dari 3500 gram maka bayi disebut Macrosomia.
b. Lakukan Pengukuran panjang badan
Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan
dari kepala sampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan.
Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur. Panjang
badan normal adalah 45-50 cm
c. Ukur lingkar kepala
Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala
kembali lagi ke dahi. Lingkar kepala normal adalah 33-35
cm.
d. Ukur lingkar dada
Ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke
dada (pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu).
Lingkar dada normal adalah 30 -33 cm. Apabila diameter
kepala lebih besar 3 cm dari lingkar dada maka bayi
mengalami Hidrocephalus. Dan apabila diameter kepala
lebih kecil 3 cm dari dada maka bayi
mengalami Microcephalus.
e. Mengukur Lingkar Lengan atas (LILA)
Normalnya 11-15 cm. Untuk LILA pada BBL belum
mencerminkan keadaan tumbuh kembang bayi.
Page 11 of 21
F. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
 Lakukan Inspeksi pada daerah kepala. Raba sepanjang
garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya
normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan
bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada
kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala
tumpang tindih yang disebut moulding/moulase. Keadaan ini
normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun
mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya.
Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat
terjadi akibatprematuritas atau hidrosefalus, sedangkan
yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel
menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan
intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat
deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel
anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi
21.
 Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput
suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan
subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak.
 Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali,
mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya.
2. Wajah
 Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak
asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri.

Page 12 of 21
 Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down
atau sindrom piere robin.
 Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti
laserasi, paresi N.fasialis.
3. Mata
 Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata
bayi terbuka.
 Lakukan inspeksi daerah mata. Periksa jumlah, posisi atau
letak mata
 Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang
belum sempurna
 Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak
sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada
kornea
 Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna
putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang ditemukan
bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat
mengindikasikan adanya defek retina
 Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan
konjungtiva atau retina
 Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman
gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan
kebutaan
 Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi
mengalami sindrom down.
4. Hidung

Page 13 of 21
 Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan
lebarnya harus lebih dari 2,5 cm. Bayi harus bernapas
dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan
kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia
koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang
menonjol ke nasofaring.
 Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang
berdarah , hal ini kemungkinan adanya sifilis congenital.
 Periksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping
hidung mengembang menunjukkan adanya gangguan
pernapasan.
5. Mulut
 Lakukan Inspeksi apakah ada kista yang ada pada mukosa
mulut.
 Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris.
Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah.
Mulut yang kecil menunjukkanmikrognatia.


 Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula
(kista lunak yang berasal dari dasar mulut)
 Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada
persambungan antara palatum keras dan lunak.
 Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau palatum
yang biasanya terjadi akibat Epistein’s pearl atau gigi.

Page 14 of 21
 Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi
dengan edema otak atau tekanan intrakranial meninggi
seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote).
6. Telinga
 Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya.
 Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang.
 Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan
lengkungan yang jelas dibagia atas.
 Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya
rendah (low set ears) terdapat pada bayi yangmengalami
sindrom tertentu (Pierre-robin).
 Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat
berhubungan dengan abnormalitas ginjal.
 Bunyikan bel atau suara. Apabila terjadi refleks terkejut
maka pendengarannya baik, kemudian apabila tidak terjadi
refleks maka kemungkinan terjadi gangguan pendengaran.
7. Leher
 Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa
kesimetrisannya.Pergerakannya harus baik. Jika terdapat
keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang
leher.
 Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan
kerusakan pad fleksus brakhialis
 Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya
pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid
dan vena jugularis

Page 15 of 21
 Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang
leher menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21.
 Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya
terutama pada bayi yang lahir dengan presentasi bokong
atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur.
8. Dada, Paru dan Jantung
 Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila
tidak simetris kemungkinan bayi
mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia
diafragmatika. Pernapasan bayi yang normal dinding dada
dan abdomen bergerak secara bersamaan. Tarikan sternum
atau interkostal pada saat bernapas perlu diperhatikan.
Frekuensi pernapasan bayi normal antara 40-60 kali
permenit. Perhitungannya harus satu menit penuh karena
terdapatperiodic breathing, dimana pola pernapasan pada
neonatus terutama pada premature ada henti nafas yang
berlangsung 20 detik dan terjadi secara berkala. Pada bayi
cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan
tampak simetris
 Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal.
 Lakukan palpasi pada daerah dada, untuk menentukan ada
tidaknya fraktur klavikula dengan cara meraba ictus
cordis dengan menentukan posisi jantung.
 Lakukan Auskultasi paru dan jantung dengan menggunakan
stetoskop untuk menlai frekuensi dan suara napa/jantung.
Secara normal frekuensi denyut jantung antara 120-160 x /
menit.

Page 16 of 21
9. Abdomen
 Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara
bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas. Kaji
adanya pembengkakan
 Lakukan pemeriksaan pada tali pusat bertujuan untuk
menilai ada tidaknya kelainan pada tali pusat seperti, ada
tidaknya vena dan arteri, tali simpul pada tali pusat dan lain-
lain.
 Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia
diafragmatika
 Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-
splenomegali atau tumor lainnya
 Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis
vesikalis, omfalokel atau ductus omfaloentriskus persisten.
 Lakukan Auskultasi adanya bising Usus.
 Lakukan perabaan hati, umumnya teraba 2-3 cm di bawah
arkus kosta kanan. Limpa teraba 1 cm di bawah arkus kosta
kiri.
 Lakukan palpasi ginjal, dengan cara atur posisi terlentang
dan tungkai bayidi lipat agar otot-otot dinding perut dalam
keadaan relaksasi, batas bawah ginjal dapat di raba setinggi
umbilikus di antara garis tengah dan tepi perut bagian ginjal
dapat di raba sekitar 2-3 cm. Adanya pembesaran pada
ginjal dapat di sebabkan oleh neoplasma, kelainan bawaan,
atau trombosis vena renalis
10. Ekstermitas Atas

Page 17 of 21
 Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara
meluruskan kedua lengan ke bawah
 Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang
kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur
 Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau
sidaktili
 Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang
hanya satu buah berkaitan dengan abnormaltas kromosom,
seperti trisomi 21
 Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi
atau tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan.
11. Ekstermitas Bawah
 Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang
kedua kaki dengan meluruskan keduanya dan bandingkan
 Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya
gerakan berkaitan dengan adanya trauma, misalnya fraktur,
kerusakan neurologis.
 Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki.
12. Spinal
 Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari
adanya tanda-tanda abnormalitas seperti spina bifida,
pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang
dapat menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis
atau kolumna vertebra
13. Genetalia

Page 18 of 21
 Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3
cm.Periksa posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh
ditarik karena akan menyebabkan fimosis
 Periksa adanya hipospadia dan epispadia
 Skrotum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis
ada dua
 Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi
labia minora
 Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
 Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari
vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon
ibu (withdrawl bedding)
14. Anus dan Rectum
 Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya
 Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika
sampai 48 jam belum keluar kemungkinan
adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi
saluran pencernaan
15. Kulit
 Perhatikan kondisi kulit bayi.
 Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir
 Periksa adanya pembekakan
 Perhatinan adanya vernik kaseosa ( zat yang bersifat
seperti lemak berfungsi sebagai pelumas atau sebagai
isolasi panas yang akan menutupi bayi cukup bulan).

Page 19 of 21
 Perhatikan adanya lanugo(rambut halus yang terdapat pada
punggung bayi) jumlah yang banyak terdapat pada bayi
kurang bulan daripada bayi cukup bulan.
16. Refleks-Refleks
Pemeriksaan
Cara Pengukuran Kondisi Normal Kondisi Patologis
Refleks
Berkedip Sorotkan cahaya ke mata Dijumpai pada Jika tidak di jumpai
bayi. tahun pertama menunjukkan kebutaan.
Tanda babinski Gores telapak kaki Jari kaki mengembang Bila pengembangan jari
sepanjang tepi luar, di ulai dan ibu jari kaki kaki dorsofleksi setelah
dari tumit dorsofleksi, di umur 2 tahun adanya tanda
jumpai sampai umur lesi ekstrapiramidal.
2 tahun.
Moro’s Ubah posisi dengan tiba- Lengan Ekstensi, Refleks yang menetap
tiba atau pukul meja/tempat jari-jari lebih 4 bulan adanya
tidur. mengembang kepala kerusakan otak, respon
terlempar ke tidak simetris adanya
belakang, tungkai hemiparesis, fraktur
sedikit ekstensi, klavikula, atau cidera
lengan kembali ke fleksus brachialis. Tidak
tengah dengan ada respons ekstermitas
tangan bawah adanya dislokasi
menggenggam pinggul atau cidera medulla
tulang belakang dan spinalis.
ekstermitas bawah
ekstens. Lebih kuat
selama 2 bulan
menghilang pada
umur 3-4 bulan.
Mengenggam Letakkan jari di telapak Jari-jari bayi Fleksi yang tidak simetris
(palmar grap’s) tangan bayi dari sisi ulnar, melengkung di menunjukkan adanya
jika refleks lemah atau sekitar jari yang di paralysis, refleks
tidak ada berikan bayi botol letakkan di telapak menggenggam yang
atau dot, karena mengjisap tangan bayi dari sisi menetap menunjukkan
akan mengeluarkan refleks. ulnar, refleks ini gangguan serebral
menghilang dari
umur 3-4 bulan.
Rooting Gores sudut mulut bayi Bayi memutar kea Tidak adanya reflek
garis tengah bibir. rah pipi yang di menunjukkan adanya
gores, refleks ini gangguan neurology berat
menghilang pada
umur 3-4 bulan.
Tetapi bias menetap
sampai umur 12
bulan khususnya
selama tidur.
Kaget (startle) Bertepuk tangan dengan Bayi mengekstensi Tidak adanya refleks

Page 20 of 21
keras. dan memfleksi menunjkkan adanya
lengan dalam gangguan pendengaran
berespon terhadap
suara yang keras
tangan tetap rapat,
refleks ini akan
menghilang setelah
umur 4 bulan.
Menghisap Berikan bayi botol dan dot. Bayi menghisap Reflek yang lemah atau
dengan kuat dalam tidak ada menunjukkan
berespons terhadap kelambatan perkembangan
stimulasi, reflek ini atau keadaan neurologi
menetap selama yang abnormal
masa bayi dan
mungkin terjadi
selama tidur tanpa
stimulasi

Page 21 of 21

Anda mungkin juga menyukai