1. Tidak mengidentifikasi setiap tahapan yang kritis 2. Menerapkan prosedur pengendalian seperti menggunakan APD (penutup kepala, masker, sarung tangan, celemek), tidak menggunakan alas kaki saat masuk keruang produksi, menggunakan mesin produksi sesuai dengan prosedur, batas roti hanya berlaku selama 3 hari. 3. Memantau prosedur pengendalia dengan cara visualisasi, dan mengingat batas exp. roti. 4. Meninjau prosedur pengendalian secara berkala setiap minggu b. Aspek kunci pengendalian hygiene : 1. Tidak memiliki pengendalian suhu, tetapi memiliki pengendalian waktu seperti saat proses mengoven menggunakan pengendalian waktu. 2. Tahapan proses spesifik (pengadonan, pembagian, pengisian, pembentukan, pengembangan, pemanasan (oven), pendinginan, pengemasan, dan pelabelan tanpa konposisi) 3. Analisa hanya secara fisika, tidak ada kimia dan mikrobiologi 4. Tidak ada kontaminasi silang karena pengolahan dilakukan secara teratur dan tempat pengolahan, pencucian, pengovenan yang berbeda. c. Bahan 1. Bahan memenuhi standar mutu, sudah memiliki izin produksi dari BPOM. 2. Spesifikasi bahan yang digunakan sudah diidentifikasi dan diterapkan dengan melihat masa berlaku bahan. 3. Sudah teruji organoleptik, fisik, kimia, dan mikrobiologi 4. Menggunakan bahan baku yang sesuai dengan keperluan produksi d. Kemasan Kemasan sesuai persyaratan, dapat melindungi dan mempertahankan mutu, tidak berpengaruh terhadap isi, tidak toksis, layak dan aman digunakan, bersih dan saniter atau steril. e. Air Air yang kontak dengan pangan sesuai dengan persyaratan, yaitu air gallon. f. Manajemen pengawasan Supervisor langsung dari pemilik IRTP yang sudah memiliki pengetahuan praktek dan prinsip hygiene pangan (sudah terlatih) g. Dokumentasi dan rekaman Dokumentasi hasil pengolahan ada, tetapi dokumentasi alur produksi tidak ada. h. Recall Tidak tersedia prosedur recall Pemeliharaan dan Sanitasi a. Prosedur pembersihan 1. Sudah menghilangan kotoran dari permukaan, seperti pada bahan telur. 2. Melakukan pelepasan tanah dan lapisan bakteri dengan menggunakan deterjen. 3. Melakukan pembilasan dengan air mengalir. 4. Melakukan pembersihan kering untuk menghilangkan sisa kotoran. b. Program Area Penanggung Metode Frekuensi Monitoring Jawab Tempat Operator 1. Bilas dengan 1x Cek pengolahan air seminggu kebersihan (Semua 2. Lap dengan oleh menin kain bersih supervisor produksi) area (owner) Tempat Karyawan Lap dengan kain Setiap hari Cek penyajian penjaga bersih kebersihan roti sudah etalase dan oleh jadi (etalase) kasir supervisor area (owner) Ruangan Karyawan 1. Membersihkan Setiap hari Cek pengunjung lantai dengan kebersihan menggunakan oleh kain pel supervisor 2. Membersihkan area (owner) lantai menggunakan Sapu 3. Lap dengan kain bersih untuk meja 1. Memprioritaskan pemantauan bahan masuk untuk meminimalkan penggunaan pestisida 2. Memiliki penutupan akses masuk hama 3. Tidak memiliki kawat kasa, tidak memiliki jendela yang terbuka (jendela kaca), pintu terbuka mengarah kedalam 4. Pangan disimpan dalam wadah anti hama, disusun ditempat yang aman dan bersih, mempunyai jarak dari dinding, dan tidak terkena lantai 5. Tidak ada terdeteksi tikus, karena tempat pengolahan memiliki lantai yang bersih, dan tidak ada lubang akses tikus masuk. c. Pengelolaan Limbah Tidak tersedia tempat sampah khusus, hanya tersedia plastik besar yang cukup untuk menampung sampah setiap hari, dan dipantau setiap hari secara rutin, jika sudah penuh langsung dibuang ke TPS yang diangkut oleh petugas.