Disusun Oleh :
25-2018-053
Dosen :
Asisten :
BANDUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu klinik yang akan dibangun adalah “Klinik Umum Medika Utama”.
Dalam perencanaan dan perancangannya, bangunan ini akan dibangun 5
lantai dengan luas bangunan. 652,8 m2. Klinik Umum Medika Utama berada di
Jl. Bukit Mukti V No 77 Kecamatan Karang Asih, Kelurahan Karang Anyar,
Kota Surabaya, Jawa Timur.
Mengingat hal tersebut, maka Gedung Klinik Umum Medika Utama akan
dirancang sistem plambing yang meliputi sistem penyediaan air bersih,
sistem pembuangan, dan sistem penyaluran air hujan.
REFERENSI
DASAR PERENCANAAN
3.1Air Bersih
3.1.1 Pengertian Air Bersih
Air bersih adalah air sehat yang dipergunakan untuk kegiatan manusia dan
harus bebas dari kuman-kuman penyebab penyakit, bebas dari bahan-bahan
kimia yang dapat mencemari air bersih tersebut. Air merupakan zat yang
mutlak bagi setiap mahluk hidup dan kebersihan air adalah syarat utama
bagi terjaminnya kesehatan (Dwijosaputro, 1981).
3.1.2 Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan air dalam bangunan artinya air yang digunakan baik oleh
penghuninya ataupun oleh keperluan lain yang ada kaitannya dengan
fasilitas bangunan. Kebutuhan air didasarkan dalam kegiatan sehari – hari
misalnya mandi, mencuci, minum & memasak, menyiram tanaman, proses
industri dan lain sebagainya. Sumber air bersih untuk kebutuhan hidup
sehari-hari secara umum harus memenuhi standar kuantitas dan kualitas.
Kebutuhan air bersih dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga, industri,
pengelolaan kota dan lain – lain. (Ridwan, 2011)
3.1.3 Pencemaran Air Dan Pencegahannya
Dalam peralatan-peralatan sistem penyediaan air dingin yang meliputi
beberapa peralatan seperti tangki air bawah tanah, tangki air atas atap,
pompa-pompa, perpipaan, dan lain-lain, air bersih harus dapat dialirkan ke
tempat-tempat yang dituju tanpa mengalami pencemaran. (Noerbambang,
1993)
Hal-hal yang dapat menyebabkan pencemaran antara lain, masuknya
kotoran, tikus, serangga, terjadinya karat, rusaknya bahan tangki dan pipa
yang dapat menyebabkan pencemaran pada air bersih, adanya hubungan
pipa air minum dengan pipa dengan fungsi lain yang akan mengakibatkan
bercampurnya air minum dengan jenis kualitas air lainnya, aliran balik (back
flow). (Noerbambang, 1993)
Agar pencemaran air tidak terjadi, dapat ditanggulangi dengan cara-cara
sebagai berikut: (Noerbambang, 1993)
A. Larangan hubungan pintas
Larangan hubungan fisik antara dua sistem pipa yang berbeda, satu sistem
pipa untuk air minum dan sistem pipa air lainnya berisi air yang tidak
diketahui atau diragukan kualitasnya sehingga air akan dapat mengalir dari
satu sistem ke sistem lainnya.
B. Pencegahan aliran balik (back flow)
Aliran atau cairan lain, zat atau campuran, ke dalam sistem perpipaan air
minum yang berasal dari sumber lain yang bikan untuk air minum.
Pencegahan aliran balik yang dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Menyediakan celah udara
2. Memasang pencegah aliran balik
C. Pukulan Air
Pukulan air terjadi bila aliran air dalam pipa dihentikan secara mendadak
oleh keran atau katup. Tekanan air pada sisi atas akan meningkat dengan
tajam dan menimbulkan “gelombang tekanan” yang akan merambat dengan
kecepatan tertentu dan kemudian dapat dipantulkan kembali ke tempat
semula. Gejala ini menimbulkan kenaikan tekanan yang sangat tajam
sehingga menyerupai suatu pukulan dan dinamakan gejala pukulan air.
Pukulan mengakibatkan berbagai kesulitan seperti kerusakan pada peralatan
plambing, getaran pada sistem pipa, patahnya pipa, kebocoran dan suara
berisik. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gejala pukulan
air adalah menghindarkan tekanan kerja yang terlalu tinggi, menghindarkan
kecepatan aliran yang terlalu tinggi, memasang rongga udara atau alat
pencegah pukulan air dan menggunakan dua katup bola pelampung pada
tangki.
3.1.4 Sistem Penyediaan Air Bersih
Sistem Penyediaan air bersih terbagi menjadi empat system, yaitu:
(Noerbambang, 1993)
A. Sistem Sambungan Langsung
Dalam sistem ini pipa distribusi dalam gedung langsung terkoneksi dengan
pipa utama penyediaan air bersih (misalnya : pipa utama dibawah jalan dari
perusahaan air minum). Karena terbatasnya tekanan dalam pipa utama dan
dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama tersebut, maka sistem ini
terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan gedung-gedung kecil dan
rendah.
Ada beberapa metode yang digunakan untuk menaksir besarnya laju aliran
air diantaranya yang akan dibahas disini yaitu:
1. Berdasarkan jumlah pemakai (penghuni)
Metode ini didasarkan pada pemakaian air rata-rata sehari dari setiap
penghuni, dan perkiraan jumlah penghuni. Dengan demikian jumlah
pemakaian air sehari dapat diperkirakan, walaupun jenis maupun jumlah
alat plambing belum ditentukan. Metode ini praktis untuk tahap
perencanaan atau juga perancangan.
Apabila jumlah penghuni diketahui, atau ditetapkan, untuk sesuatu gedung
maka angka tersebut dipakai untuk menghitung pemakaian air rata-rata
sehari berdasarkan “standar” mengenai pemakaian air per orang per hari
untuk sifat penggunaan gedung tersebut. Tetapi kalau jumlah penghuni tidak
dapat diketahui, biasanya ditaksir berdasarkan luas lantai dan menetapkan
kepadatan hunian per luas lantai. Luas lantai gedung yang dimaksudkan
adalah luas efektif, berkisar antara 55 sampai 80 persen dari luas
seluruhnya. Angka pemakaian air yang diperoleh dengan metode ini biasanya
digunakan untuk menetapkan volume tangki bawah, tangki atap, pompa, dsb.
Sedangkan ukuran pipa yang diperoleh dengan metode ini hanyalah pipa
penyediaan air (misalnya, pipa dinas) dan bukan
untuk menentukan ukuran pipa-pipa dalam seluruh jaringan. Kalau jumlah
penghuni tidak diketahui, dapat diperkirakan berdasarkan luas lantai efektif,
serta menetapkan kepadatan hunian, misalnya 5 – 10 m2 per orang. Dengan
memilih standar pemakaian air per orang sehari berdasarkan jenis
penggunaan gedung, jumlah pemakaian air perhari seluruh gedung dapat
dihitung. Pemakaian air
rata-rata dapat pula dihitung, dengan membaginya untuk 24 jam. Pada
waktu-waktu tertentu pemakaian air ini akan melebihi pemakaian air rata-
rata, dan yang tertinggi dinamakan pemakaian air jam-puncak; laju aliran air
pada jam puncak inilah yang digunakan untuk menentukan ukuran pipa
dinas ataupun pipa utama (dari
tangki atap), pompa penyediaan air.
Qh= Qd / T
Dimana:
Qh = penaksiran air rata-rata (m3/jam)
Qd = pemakaian air rata-rata sehari (m3 )
T = jangka waktu pemakaian (jam)
Tabel 3.3 Unit beban alat plambing sistem penyediaan air dan ukuran minimum
pipa cabang
Ukuran pipa
Tempat
Perlengkapan cabang Pribadi Umum
berkumpul
atau peralatan minimum1,4) (UBAP) (UBAP)
(UBAP)
(inchi)
Pencuci piring,
½ 1,5 1,5 -
rumah tangga
Lavatory ½ 1 1 -
Urinal, tangki
½ 2 2 3
pembilas
Kloset, tangki
gravitasi 6LPF ½ 2,5 2,5 3,5
(Liter per flush)
Sumber :SNI 8153 : 2015