Disusun Oleh:
Kelompok 6/ Perikanan B
Cindy Putri Diandry 230110180085
Rizka Nurfadillah 230110180091
Nabila Beestari 230110180096
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Asisten Laboratorium
Monica Naomi
NPM. 230110160031
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, taufik dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum ini. Ucapan terimakasih
kepada Dosen dan Asisten Laboraturium mata kuliah Fisiologi Hewan Air
Universitas Padjadjaran yang telah memberikan tugas ini.
Laporan Praktikum ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai pengaruh perubahan suhu media air terhadap membuka dan
menutup operkulum pada benih ikan Nilem (Osteochilus vittatus).
Sekiranya Laporan Akhir Praktikum yang telah disusun ini dapat berguna bagi
orang yang membacanya.
Penulis
ii
BAB DAFTAR ISI Halaman
iii
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1. Alat Praktikum ....................................................................................................... 7
2. Bahan-bahan Praktikum ........................................................................................ 7
3. Hasil perhitungan membuka dan menutup benih ikan nilem kelompok
6 pada suhu 240C.................................................................................................. 21
4. Hasil perhitungan membuka dan menutup benih ikan nilem kelompok
6 pada suhu 27℃ ................................................................................................ 21
5. Hasil perhitungan membuka dan menutup benih ikan nilem kelompok
6 pada suhu 21℃ ................................................................................................ 21
6. Hasil perhitungan kelas membuka dan menutup ikan mas dari
tiga perlakuan ..................................................................................................... 22
iv
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
v
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1. Alat ...................................................................................................................... 17
2. Bahan................................................................................................................... 18
3. Bagan Alir Prosedur ............................................................................................ 19
4. Data Kelompok ................................................................................................... 21
5. Data Kelas ........................................................................................................... 22
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2 Tujuan
Oleh karena itu dilakukan penelitian ini untuk mengetahuhi pengaruh suhu
media air terhadap membuka dan menutup operkulum benih ikan nilem.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat setelah melakukan praktikum, yaitu untuk
membedakan jumlah bukaan operkulum ikan nilem pada media suhu air yang
berbeda.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
Berikut klasifikasi ikan Nilem menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Cyprinoidae
Familia : Cyprinidae
Genus : Osteochilus
Spesies : Osteochilus vittatus
Pada ikan terdapat organ berupa insang yang digunakan untuk pertukaran gas,
oksigen yang terdapat dalam air berdifusi ke dalam sel-sel insang. Insang
mengandung darah yang mengangkut oksigen dari insang ke jaringan sebelah dalam
dari badan. Darah mengalir dari insang ke anyaman kapiler di bagian badan
5
selebihnya, dan pertukaran bahan makanan terjadi dengan jaringan kemudian darah
kembali ke jantung. Sistem tersebut telah tertutup karena terdapat di dalam pembuluh
di seluruh peredaran (Kimball 1991). Menurut Ville et al (1964), insang merupakan
yang ada lamela-lamela halus, atau filamen yang menjulur keluar dari permukaan
yang tampak. Meskipun fungsi utama untuk pertukaran gas, tetapi insang dapat juga
digunakan untuk keperluan lain, seperti dengan cara menyaring, ekskresi, pertukaran
ion, dan pertukaran tekanan osmosis. Ikan dan banyak amphibi mengadakan
pertukaran gas dengan lingkungan insang. Beberapa larva ikan dan amphibi
mempunyai insang dalam yang terdapat dalam ruang insang.
2.2 Suhu
Suhu menurut Kangingan (2007) adalah suatu besran yang menyatakan
ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Suhu menunjukkan derajat panas
benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut.
Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap
atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan
maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom
penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suhu juga disebut temperatur.
Benda yang panas memiliki suhu lebih tinggi dibandingkan benda yang dingin. Alat
yang digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer. Namun dalam kehidupan
sehari-hari, untuk mengukur suhu masyarakat cenderung menggunakan indera
peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah
termometer untuk mengukur suhu dengan valid.
energi yang dihasilkan (respirasi seluler). Proses respirasi erat kaitannya dengan laju
metabolisme (metabolit rate) yang didefinisikan sebagai unit energi yang dilepaskan
per unit waktu. Laju respirasi pada hewan tergantung pada aktivitas metabolisme total
dari organisme tersebut. Fungsi utama respirasi adalah dalam rangka memproduksi
energi melalui metabolisme aerobik dan hal tersebut terkait dengan konsumsi oksigen
(Santoso 2009).
3.2.2 Bahan :
Dalam pelaksanaan praktikum pengaruh perubahan suhu panas media air
terhadap membuka dan menutup operkulum benih ikan nilem, adapun bahan yang
di gunakan sebagai berikut:
mengatur suhu air pada beaker glass agar sesuai dengan suhu yang
diinginkan dengan cara menambah es dari cool box sedikit demi sedikit.
Usahakan pada saat pengamatan berlangsung suhu air turun pada kisaran
toleransi ± 0,5 ºC. Ikan di masukan kedalam beaker glass, diamati dan
dihitung membuka dan menutupnya operkulum selama satu menit,
dilakukan tiga kali pengulangan.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh data sebagai berikut:
4.1.1 Data Kelompok
Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh data seperti pada gambar 2.
10
11
250 223
203
Bukaan operkulum
200 172
(kali/menit)
150
100
50
0
21 25
suhu 27
4.2 Pembahasan
4.2.1 Data Kelompok
Berdasarkan data yang kita dapatkan pada kenaikan suhu (270) benih ikan
nilem mengalami kenaikan frekuensi atau bertambah cepat buka tutup operkulum ,
dan pada penurunan suhu (210) mengalami penurunan frekuensi atau melambatnya
buka dan tutup operculum, secara tidak lungsung bahwa suhu berpengaruh terhadap
buka tutup operculum benih ikan nilem.
Jika hasil dari kelompok 4 dengan perlakuan yang sama, diperoleh hasil data
kelompok 4 seperti berikut:
12
Hasil yang diperoleh oleh kelompok 4 setiap kenaikan suhu frekuensi buka
tutup operkulum benih ikan semakin cepat dan semakin turun suhu maka frekuensi
buka tutup operkulum melambat . Suhu dan frekuensi buka tutup operkulum benih
ikan berbanding lurus.
Suhu merupakan salah satu faktor fisika yang sangat penting di dalam air
karena bersama-sama dengan zat/unsur yang terkandung didalamnya akan
menentukan massa jenis air, densitas air, kejenuhan air, mempercepat reaksi kimia
air, dan memengaruhi jumlah oksigen terlarut di dalam air (Wardoyo 2005). Buka
tutup operculum bisa di sebabkan oleh setres karenanya suhu yang semakin tinggi
akan memebuat ikan menjadi stres misalnya stres yang menyebabkan tubuh lemah,
kurus, dan tingkah laku abnormal (Irianto 2005). Menurut Kordi (2000), perubahan
suhu sebesar 5° C di atas normal dapat menyebabkan stres pada ikan bahkan
kerusakan jaringan dan kematian. Karenanya perubahan suhu berpengaruh terhadap
perubahan suhu. Perubahan perilaku ikan dapat berupa cepatnya gerakan operkulum,
ikan mengambil udara dipermukaan air, dan ikan menjadi tidak aktif. (Affandi dan
Tang 2002).
13
Data kelas diambil berdasarkan rata-rata suhu dan hasil perhitungan seluruh
kelompok. Berdasarkan data masing-masing kelompok, ditemukan perhitungan yang
berbeda yaitu dari kelompok 7 dengan nilai pada suhu tinggi yang menurun yang
menurun (lampiran5), sedangkan kelompok 15 dan 17 memiliki hasil tidak stabil.
Hasil dari kelompok lainnya adalah semakin naik suhu maka semakin turun
membuka dan menutupnya operculum benih ikan nilem. Asil ini diperkuat dengan
pernyataan perubahan suhu sebesar 5° C di atas normal dapat menyebabkan stres
pada ikan bahkan kerusakan jaringan dan kematian. Karenanya perubahan suhu
berpengaruh terhadap perubahan suhu. Perubahan perilaku ikan dapat berupa
cepatnya gerakan operkulum, ikan mengambil udara dipermukaan air, dan ikan
menjadi tidak aktif. (Affandi dan Tang 2002).
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian kami, dapat disimpulkan bahwa perubahan suhu lingkungan
pada ikan sangat mempengaruhi bukaan operkulum. Dalam suhu kamar, kebutuhan
oksigen lebih optimal sehingga gerakan bukaan operkulum pada ikan stabil. Kenaikan
suhu pada media air menyebabkan oksigen di air tersebut mengalami penurunan,
sehingga kebutuhan organisme akan air terhadap oksigen semakin bertambah dengan
pergerakan bukaan operkulum yang semakin cepat. Sedangkan penurunan suhu pada
suatu perairan dapat menyebabkan oksigen dalam perairan itu meningkat, sehingga
kebutuhan organisme dalam air terhadap oksigen semakin berkurang, hal ini
menyebabkan jarangnya frekuensi gerakan bukaan operkulum pada ikan tersebut.
5.2 Saran
Untuk mendapatkan keakuratan disarankan dalam menghitung operkulum
ikan, ikan dibuat tenang sehingga tidak mengganggu laju dari pernapasan itu sendiri.
14
15
DAFTAR PUSAKA
Affandi, D. R. & Tang, D. U. M., 2002. FISIOLOGI HEWAN AIR. Pekanbaru: Unri
Press.
Ferdinand & Moekti, A., 2009. Praktis Belajar Biologi 2. Jakarta: Pusat Pembukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Nuryanto, 2001. Morfologi, Kariotip dan pola protein ikan Nilem dari sungai
Cikawung dan kolam budidaya kabupaten Cilacap.
Salmin, 2005. Oksigen terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai
Salah Satu Indikator untuk Menentukan Kulitas Perairan. Journal Oseana,
Volume III, pp. 21-26..
Soedibya & Pramono, 2006. Kajian Fisiologis Ikan Bawal Dengan Suhu Rendah.
Dasar Pengembangan Transportasi Ikan.
12
LAMPIRAN
17
Lampiran 1. Alat
Lampiran 2. Bahan
Ambil sebanyak 3 ekor benih ikan nilem dari akuarium stok, lalu
masukkan ke dalam salah satu wadah plastik yang telah diberi media
air.
Masukkan satu persatu ikan uji ke dalam beaker glass yang sudah diketahui
suhunya (perlakuan a) kemudian hitung banyaknya membuka dan menutup
operkulum ikan tersebut selama satu menit dengan menggunakan hand counter
dan stopwatch dan diulang sebanyak tiga kali. Data yang diperoleh dicatat
pada kertas lembar kerja yang telah tersedia.
Dilanjutkan dengan ikan uji berikutnya sampai ke tiga ikan tersebut teramati.
Ikan yang telah diamati dimasukkan ke dalam wadah plastik lain yang telah
tersedia.
12
Dilanjutkan dengan perlakuan b dengan mengatur suhu air pada beaker glass
agar sesuai dengan suhu yang diinginkan dengan cara menambah air panas
dari teko pemanas. Usahakan pada saat pengamatan berlangsung suhu air
turun pada kisaran toleransi ± 0,5 ºC. Ikan dimasukan kembali ke dalam
beaker glass, diamati dan dihitungan membuka dan menutup operkulumnya
selama satu menit, pengulangan dilakukan sebanyak tiga kali.
Dilanjutkan dengan perlakuan c dengan mengatur suhu air pada beaker glass
agar sesuai dengan suhu yang diinginkan dengan cara menambah es dari cool
box. Usahakan pada saat pengamatan berlangsung suhu air turun pada kisaran
toleransi ± 0,5 ºC. Ikan di masukan kedalam beaker glass, diamati dan
dihitung membuka dan menutupnya operkulum selama satu menit,
dilakukan tiga kali pengulangan.
Tabel 3. Hasil perhitungan membuka dan menutup benih ikan nilem kelompok 6
pada suhu kamar 24℃
Tabel 4. Hasil perhitungan membuka dan menutup benih ikan nilem kelompok 6
pada suhu 27℃
Tabel 5. Hasil perhitungan membuka dan menutup benih ikan nilem kelompok 6
pada suhu 21℃
Tabel 6. Hasil perhitungan kelas membuka dan menutup ikan nilem dari tiga
perlakuan