Anda di halaman 1dari 12

Klasifikasi filum Cnidatia

Filum Cnidaria terbagi menjadi empat kelas, yaitu Hydrozoa, Scyphozoa, Anthozoa, dan Cubozoa.

Kelas Hydrozoa

Beberapa spesies dari kelas Hydrozoa adalah Hydra dan Obelia.Hydra lebih banyak ditemukan di air
tawar dalam bentuk polip. Sedangkan Obelia mengalami dua fase hidup, yaitu polip dan medusa, namun
fase polip lebih dominan.Bagian mulut hydra dikelilingi tentakel. Reproduksinya dilakukan secara seksual
dan aseksual. Hydra bersifat hermafrodit dan terdiri dari dua lapisan tubuh.

Kelas Scyphozoa

Salah satu contoh spesies Scyphozoa adalah ubur-ubur (Aurelia aurita). Ubur-ubur mengalami pergiliran
keturunan antara fase polip dan medusa, namun fase medusanya lebih menonjol.Scyphozoa bersifat
soliter atau hidup menyendiri. Bentuknya seperti payung dengan diameter 7,5 sampai 30 sentimeter.
Sistem pencernaannya dilakukan secara intrasel dan ekstrasel. Scyphozoa banyak ditemukan di air laut.

Kelas Anthozoa
dari kelas Anthozoa salah satunya anemon laut. Golongan anthozoa tidak memiliki fase medusa.
Tubuhnya menempel pada substrat dan hidup berkoloni.Perkembangbiakan dilakukan secara generatif
melalui peleburan ovum dan spermatozoid, serta vegetatif lewat pembentukan kuncup.

Kelas Cubozoa

Seperti namanya, cubozoa memiliki fase medusa berbentuk kotak. Sebagian besar kelas cubozoa hidup
di lautan tropis. Cubozoa memiliki knidosit yang sangat beracun.Contohnya, spesies ubur-ubur kotak
atau tawon laut (Chironex fleckeri) yang hidup di laut lepas Australia bagian utara.Chironex fleckeri
merupakan organisme paling mematikan yang diketahui, karena dapat menyebabkan kematian dalam
hitungan menit.

Klasifikasi Platyhelmintes

Platyhelmintes ( cacing pipih ) dibedakan menjadi 3 kelas antara lain sebagai berikut :
Turbellaria (Cacing Rambut Getar)

Turbellaria adalah Platyhelminthes yang memiliki silia (rambut getar) pada permukaan tubuhnya yang
berfungsi sebagai alat gerak. Pada lapisan epidermis terdapat banyak sel kelenjar yang disebut rhabdoid
yang berfungsi untuk melekat, membungkus mangsa, dan sebagai jejak lendir pada waktu merayap.
Dibawah epidermis terdapat serabut-serabut otot melingkar, longitudinal, diagonal, dan dorsoventral
sehingga Turbelaria mudah memutar dan meliuk-liuk.

Trematoda (Cacing Isap)

Keberadaan trematoda berjumlah sekitar 12000 spesies di seluruh dunia; hidup di dalam atau pada
tubuh hewan lain. Semua cacing hisap adalah parasit, berbentuk silinder atau seperti daun. Panjang
berkisar 1 cm hingga 6 cm. Cacing ini memiliki penghisap untuk menempelkan diri ke organ internal atau
permukaan luar inangnya, dan semacam kulit keras yang membantu melindungi parasit itu. Organ
reproduksinya mengisi hampir keseluruhan bagian interior cacing hisap.

Cestoda (Cacing Pita)


Keberadaannya berjumlah sekitar 3500 spesies di seluruh dunia; hidup sebagai parasit dalam tubuh
hewan. Cacing pita (Cestoda) memiliki tubuh bentuk pipih, panjang antara 2 – 3m dan terdiri dari bagian
kepala (skoleks) dan tubuh (strobila). Kepala (skoleks) dilengkapi dengan lebih dari dua alat pengisap.
Sedangkan setiap segmen yang menyusun strobila mengandung alat perkembangbiakan. Tubuhnya satu
strobila tertutup oleh cuticula yang tebal; tidak berpigmen; tidak mempunyai tractus digestivus atau alat
indera dalam bentuk dewasanya. Makin ke posterior segmen makin melebar dan setiap segmen
(proglotid) merupakan satu individu dan bersifat hermafrodit.

filum Ctenophora

Kelas tentaculata

Mertensia ovum adalah filum dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum
Ctenophora. Tentaculata adalah hewan yang termasuk kelas sisir jeli. Yang umum pada hewan kelas ini
adalah sepasang tentakel yang panjang, berbulu, kontraktil, yang dapat ditarik kembali ke dalam sarung
berbulu mata khusus. Tentakel memiliki colloblasts, yang berujung lengket yang berfungsi sebagai
perangkap mangsa.

Kelas Nuda
Ubur ubur sisir merpakan hewan dari Kelas Nuda tidak bertentakel, namun memiliki mulut lebar yang
dilengkapi dengan makrosilia, fungsinya untuk memerangkap dan menghancurkan mangsa. Selain itu,
anggota kelas ini juga memiliki rongga gastrovaskuler yang luas dengan faring yang berukuran besar,
sehingga disebut pula sebagai kelompok Macropharyngea.

Klasifikasi filum rotifera dibagi menjadi 3 kelas antara lain;

a. Kelas Bdelloidea

Mempunyai jumlah spesies kurang lebih 350 spesies. Tubuhnya tidak dilindungi oleh kutikula. Kelas
Bdelloidea biasanya hidup bersimbiosis dengan lumut. Ketika mengalami keadaan lingkungan yang tidak
dapat diprediksi, mereka dapat hidup dalam keadaan kekeringan sekalipun. Mereka akan mengalami
peristiwa yang dinamakan anhydrobiosis. Anhydrobiosis merupakan keadaan dormansi yang disebabkan
oleh kurangnya air pada habitat yang mereka tinggali. Mereka akan m engubah bentuk tubuhnya yang
dinamakan tun. Dengan mengecilnya jaringan dan sel yang ada didalam tubuhnya, kepala dan ekor
mereka akan masuk kedalam tubuhnya untuk mengurangi keluarnya air.

Contoh : Philodina roseola

b. Kelas Monogonata
Mempuyai spesies yang paling banyak, sekitar 1500 spesies. Mereka hidup sebagai parasit pada
bryophyte (alga hijau). Mempunyai reproduksi seksual dan aseksual, ukuran jantan lebih kecil
dibandingan dengan betina. Betina memproduksi telur yang tidak dapat dibuahi yang nanti akan
menjadi betina (reproduksi aseksual). Pada reproduksi seksual terjadi k etika pada lingkungan yang tidak
menguntungkan (terlalu kering atau terlalu basah). Ketika betina memproduksi telurnya pada fase
seksual, apabila telurnya dapat dibuahi, maka akan menjadi betina dan sebaliknya apabila tidak dapat
dbuahi, telur tersebut akan menjadi jantan.

Contoh : zooplankton

c. Kelas Seisonidea

Merupakan kelas yang mempunyai spesies primitif. Habitatnya di laut atau hidup pada ingsang
Crustaceans. Semua anggotanya parthenogenetic, , mereka hanya mempunyai satu betina yang
bereproduksi secara aseksual, untuk menghasilkan lebih banyak keturunan betina. Telurnya tidak dapat
dibuahi oleh sel sperma, ketika telurnya dewasa, semuanya akan menjadi betina. Setiap induk biasanya
hanya menghasilkan 10 hingga 50 telur saja.

Contoh: Hydratina senta

Klasifikasi Nematoda
Nematoda ini dibagi dalam beberapa kelas antara lain Adenophorea dan Secernentea, nah berikut ini
untuk lebih jelasnya simak dibawah ini.

1. Adenophorea

Dorylamoidea

Dorylamoidea umumnya hidup di dalam tanah dan air tawar, cuticula halus, tanpa bulu-bulu kaku, ujung
anterior dengan 2 lingkaran papillae yang masing-masing terdiri atas 6 dan 10 papillae, amphid
cyathiform, pharynx bersifat muscular dan jarang bagian posteriornya membesar.

2. Secernentea

Oxiyuris vermicularis atau Enterobius vermicularis ( cacing kremi ) berukuran 10-15. Cacing yang hidup di
usus besar manusia khususnya pada anak-anak. Cacing dewasa betina menujua ke dubur pada malah
hari untuk bertelur dan mengeluarkan suatu zat yang menyebabkan rasa gatal. Rasa gatal menyebabkan
penderita menggaruknya sehingga telur cacing mudah terselip di buku-buku. Telur cacing dapat tertelan
kembali pada saat penderita makan. Diusus telur akan menetas menjadi cacing kremi baru, cara
penularan cacing kremi tersebut disebut dengan autoinfeksi

Filum annelida

Filum Annelida terbagai kedalam tiga kelas yaitu: 1) kelas oligochaeta (cacing tanah dan kerabatnya), 2)
kelas polychaeta, 3) kelas Hirudinea (lintah).

Kelas oligochaeta
Kelas ini merupakan cacing bersegmen yang memiliki sedikit seta; oly = sedikit. Anggotanya yang paling
dikenal adalah cacing tanah, yaitu lumbricus terrestis dan pheretimasp. Berukuran kecil dan banyak
hidup di indonesia.Cacing tanah dapat hidup di darat atau di air tawar. Tubuhnya bersegmen dan
memiliki sedikit seta. Semua anggota cacing tanah tidak memiliki parapodia. Mereka bergerak dengan
otot longitudinal dan otot sirkuler. Cacing tanah memiliki 15 sampai 200 segmen. Pada segmen (somit)
ke 32 hingga 37(pada lumbricus) dan somit ke 10 hinnga ke 11 (pada pheretima) terdapat penebalan
kulit yang biasa di sebut klitelum atau sadel yang mentgandung kelenjar.

Kelas polychaeta

Nama kelas polichaeta berasal dari kata poly = banyak, chaeta= rambut atau seta. Jadi poichaeta berarti
cacing yang memiliki banyak rambut. Habibat cacing ini umunya ada di laut, cacing ini memiliki panjang
tubu h sekitar 5 sampai 10 cm, dengan garis tengah sampai 10 mm. warna tubuh beraneka ragam.
Misalnya berwarna merah, merah muda, hijau atau warna campuran. Segmen-segmen pada tubuh
hampir sama. Pda setiap segmen terdapat seta dan sepasang parapodia

(kaki berdaging) yang berfungsi sebagai alat gerak.

Kelas Hirudinea
Nama kelas hirudinea brasal dari kata hirudo yang berarti lintah. Hewan ini hidup di air tawar , laut , dan
darat. Tubuh lintah pipih dorsal ventral dan permikaan tertutup oleh kutikula yang di sekresikan oleh
epidermis. Lintah tidak memiliki seta dan parapodia. Hewan ini memiliki dua alat isap : satu bagian ujung
anterior dan satu di ujung posterior (berukuran).Lintah hidup sebagai ektoparasit temporer, yaitu hidup
menepel sementara pada menusia atau mamalia lainnya untuk mengisap darah. Cairan tubuh / darah
yang di isap di simpan di dalam tembolok. Lintah bersifat hemaprodit.

Filum molusca

1. Kelas Gastropoda (Siput)

Gastropoda merupakan anggota dari filum Mollusca yang tubuhnya lunak dan memiliki cangkang
tunggal. Kelompok ini juga memiliki torsi. Umumnya, kelompok ini habitatnya di lautan, dan ada
beberapa yang udah beradaptasi hidup di darat.Umumnya cangkang tersebut terbuat dari kalsium
karbonat yang dilapisi periostrakum dan zat tanduk. Selain itu, sebagian besar dari mereka juga
berlendir dan jarang berpindah tempat, karena pergerakannya lambat dan memiliki cangkang yang
keras. Tapi, beberapa di antaranya bisa memanjat, berenang, dan menggali

2 kelas Pelecypoda (Kerang-kerangan)

Pelecypoda atau Bivalvia merupakan hewan lunak yang memiliki cangkang yang terbagi menjadi dua,
umumnya simetri bilateral. Anggota kelompoknya rata-rata hidup di perairan.mereka bisa
menggerakkan cangkangnya (membuka dan menutup) dengan cara menggunakan otot aduktor dan
reduktornya. Di bagian dorsal ada gigi engsel dan ligamen, mereka juga dilengkapi dengan labial-palp
tanpa memiliki rahang dan radula. cara hidupnya juga beragam Ada yang perairan laut, ada juga yang
perairan tawar, dan ada juga yang berenang aktif.

3. Cephalopoda (Cumi-cumian)

Di antara filum Mollusca, Cephalopoda adalah yang paling kompleks, karena anggota kelompok ini
memiliki kepala.Pada bagian kepala, ada mulut yang langsung dikelilingi oleh kaki. Kaki tersebut ada
delapan lengan dan dua tentakel. Nah, tentakelnya ternyata lebih panjang dari tangannya. Tentakel ini
fungsinya untuk mencengkram mangsa dan menggigitanya menggunakan gigi yang menyerupai paruh.Di
bagian bawah kepala ada cerobong penyemprot yang disebut siphon, nah itu fungsinya untuk
mengalirkan air saat bernapas dan untuk berenang cepat. Kemudian, bagian tubuh selanjutnya ada
badan.

Filum arthropoda

1 kelas Arachnoidea
Kelas pertama dari filum Arthropoda adalah Arachnoidea atau biasa juga disebut dengan Arachida,
berasal dari bahasa Yunani yaitu arachne yang berarti laba-laba. anggota kelas ini adalah laba-laba,
kalajengking, dan tungau. Mereka memiliki tubuh yang terdiri atas sefalotoraks (kepala yang menyatu
dengan dada) dan perut (abdomen). Selain itu, mereka juga memiliki 4 pasang kaki yang terdapat pada
bagian sefalotoraks dan dua pasang mulut.

Contoh hewan Arachnoidea: laba-laba.

2. Kelas Crustacea

Ada kelas Crustacea. Crustacea atau udang-udangan juga terdiri dari sefalotoraks dan abdomen. Bagian
sefalotoraks dilindungi oleh kulit keras yang disebut karapas, mereka punya lima pasang kaki dengan
satu pasang kaki capit dan empat pasang kaki jalan.

Contoh hewan Crustacea: udang, lobster, dan kepiting.

3. Kelas Myriapoda
Myriapoda Berbeda dengan kelas sebelumnya, anggota Myriapoda hanya terdiri dari kepala dan bada,
yap mereka gak punya dada. Di setiap ruas badannya terdapat kaki yang berpasangan. Itulah mengapa
anggota kelas ini memiliki kaki yang banyak.

Contoh hewan Myriapoda: kaki seribu dan kelabang.

4. Kelas Insecta

Tubuhnya terdiri atas kepala, dada, dan abdomen. Di bagian kepala ada mulut, antena, mata tunggal
dan mata majemuk. mereka punya empat tipe mulut , yaitu tipe dipteran (penjilat dan penghisap), tipe
lepidoptera (penghisap), tipe hemipteran (penusuk dan pengisap), dan tipe orthopteran (penggigit).
Selain itu, mereka juga termasuk hewan yang mengalami metamorfosis, yaitu perubahan bentuk dari
telur hingga menjadi dewasa.

Contoh hewan Insecta: kupu-kupu, belalang, dan jangkrik.

Anda mungkin juga menyukai