Anda di halaman 1dari 3

Generasi X adalah generasi yang lahir sekitar tahun 1965 hingga tahun 1980.

Generasi X sering
disebut dengan baby bust dikarenakan penurunan angka kelahiran bayi yang signifikan
dibandingkan generasi baby boomer sebelumnya.Generasi X tumbuh di masa perkembangan
teknologi yang sama sekali baru seperti handphone dan laptop, juga kesulitan ekonomi pada
tahun 1980-an. Generasi X dinilai sebagai generasi yang mandiri, pekerja keras, berorientasi
pada karier, fleksibel, mahir dalam teknologi, logis, banyak akal, dan problem solver (pemecah
masalah) yang baik.

Generasi milenial atau generasi Y adalah generasi yang lahir sekitar tahun 1980 hingga tahun
1995 pada saat teknologi telah maju.Mereka tumbuh di dunia yang telah mahir menggunakan
media sosial dan juga smartphone sehingga otomatis mereka sangat mahir dalam teknologi.
Generasi milenial sering dinilai sebagai generasi yang malas karena sering bermain
ponsel.Namun sebenarnya generasi milenial adalah generasi yang memiliki keingintahuan
tinggi, percaya diri, dan merupakan generasi yang paling banyak membaca buku. Namun
generai milenial sangat rentan terserang depresi serta gangguan kecemasan

Affandi (2015) menjelaskan pula bahwa Generasi Y mempunyai orientasi untuk bergerak
dengan lebih cepat dan kreatif, namun tidak sabar dalam banyak situasi, serta
berkecenderungan untuk menuntut. Berbeda dengan generasi Y, sementara generasi X
memiliki kecenderungan jiwa berwirausaha yang kuat dan memahami teknologi.
PT. PLN (Persero) adalah salah satu perusahaan badan usaha milik negara (BUMN). perusahaan
ini bergerak dalam penyedia layanan jasa energi listrik di Indonesia, PT. PLN sendiri telah
mendistribusikan energi listrik ke berbagai daerah, sehingga untuk meningkatkan efektivitas
kinerja PT. PLN memiliki beberapa unit-unit induk yang tersebar ke setiap daerah, salah satunya
adalah Sektor Pembangkitan Kapuas, Kalimantan Barat. Sektor inipun memiliki sub unit yang
salah satunya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Siantan.
PLTD Siantan telah memiliki banyak tenaga kerja, dalam hal ini PLTD Siantan
mengklasifikasikan jenis generasi tenaga kerja berdasarkan rentang usia yang dikenal dengan
generasi X dan generasi Y. generasi x atau disebut juga dengan generasi tua dan generasi Y atau
disebut juga dengan generasi muda. Generasi X adalah generasi yang lahir sekitar tahun 1965
hingga tahun 1980. Generasi X tumbuh di masa perkembangan teknologi yang sama sekali baru
seperti handphone dan laptop, juga kesulitan ekonomi pada tahun 1980-an. Generasi X dinilai
sebagai generasi yang mandiri, pekerja keras, berorientasi pada karier, fleksibel, mahir dalam
teknologi, logis, banyak akal, dan problem solver (pemecah masalah) yang baik. Generasi Y
adalah generasi yang lahir sekitar tahun 1980 hingga tahun 1995 pada saat teknologi telah
maju.Mereka tumbuh di dunia yang telah mahir menggunakan media sosial dan juga
smartphone sehingga otomatis mereka sangat mahir dalam teknologi. Generasi Y sering dinilai
sebagai generasi yang malas karena sering bermain ponsel.Namun sebenarnya generasi Y
adalah generasi yang memiliki keingintahuan tinggi, percaya diri, dan merupakan generasi yang
paling banyak membaca buku.

Karyawan pada PLTD Siantan merasakan perbedaan tingkat Job Embeddedness antara generasi
X dan generasi Y. Job Embeddedness adalah keterikatan karyawan dalam organisasi melalui
jaringan sosial, yang dibagi menjadi dua yaitu kepercayaan dan kohesi. Perbedaan Job
Embeddedness disebabkan oleh generasi Y percaya bahwa tidak ada pengorbanan yang terlalu
berlebihan jika mereka meninggalkan pekerjaannya. Sedangkan generasi X keterbalikan dari
generasi Y, mereka lebih memikirkan pertimbangan untuk keluar dari perusahaannya. Generasi
X memiliki power yang lebih tinggi, dimana mereka memiliki konsistensi terhadap pekerjaan
nya berbeda dengan generasi Y atau generasi muda. Selain itu, terdapat perbedaan budaya
kolektivisme yang jelas antara generasi X dan generasi Y di PLTD Siantan, Kalimantan Barat.
Budaya kolektivisme adalah budaya mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan
dengan individu. Pada perusahaan tersebut budaya kolektivisme pada generasi X lebih tinggi
dari generasi Y.
Solusi yang diberikan dari jurnal tersebut untuk masalah yang terjadi pada perusahaan
adalah menyadari karakteristik pribadi sesuai dengan diferensiasi berdasarkan generasi serta
kultur kolektivisme dalam perusahaan. Berpartisipasi aktif dan mendukung program
perusahaan dalam rangka meningkatkan Job Embeddedness karyawan. Perusahaan juga
sebaiknya membuat kegiatan agar meningkatkan Job Embeddedness karyawan, memberikan
karyawan pekerjaan sesuai dengan bidang yang dikuasai dan perusahaan memberikan peluang
untuk jenjang karir agar dapat meningkatkan keinginan karyawan menetap di perusahaan lebih
lama.

Anda mungkin juga menyukai