Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU PRODUKSI ANEKA TERNAK

MAGGOT

DIUSUN
OLEH :

Nama : Asral Afriadi


Nim : O12119242
Kelas : Ptk 5 (kelompok 1)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU PRODUKSI ANEKA TERNAK

Disusun sebagai salah satu syarat


Dalam menyelesaikan mata kuliah
Ilmu produksi Aneka Ternak

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, sebab berkat rahmat dan
hidayah-Nya Laporan Praktikum Ilmu Produksi Aneka Ternak ini dapat selesai tepat pada
waktunya. Tak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
ikut membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Saya berharap laporan ini dapat menjadi
suatu tambahan literatur yang nantinya dapat menambah kepustakaan pembaca sekalian
dalam menyelesaikan mata kuliah, khususnya mata kuliah Ilmu Produksi Aneka Ternak .
Sebagai manusia biasa, kita tidak luput dari berbagai kesalahan dan kekeliruan, saya
berharap agar pembaca kiranya dapat memaklumi jika dalam penulisan laporan Praktikum
ini masih terdapat kekeliruan. Sehingga, saya memohon agar pembaca memberikan
masukan dan kritikan yang sifatnya membangun.

Selasa,21 Desember 2021

ASRAL AFRIADI
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

KATA PENGANTAR..................................................................................... iii


DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Tujuan Pratikum .............................................................................. 2
1.3 Manfaat Peraktikum ....................................................................... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Manggot Black Solider Flay (BSF) ................................................ 3
2.2 Siklus Hidup..................................................................................... 4
2.3 Pertumbuhan ..................................................................................... 5
2.4 Kandungan Protein .......................................................................... 5

BAB III. METODE


3.1 Metode Praktikum ............................................................................ 6
3.2 Waktu dan Tempat............................................................................ 6
3.3 Alat dan Bahan................................................................................. 6
3.4 Cara Kerja ........................................................................................ 7
BAB IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil .................................................................................................... 8
4.2 Pembahasan ....................................................................................... 8
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 11
5.2 Saran .................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13
LAMPIRAN ..................................................................................................... 14
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Magot atau larva BSF merupakan hasil metamorfosis lalat tentara


hitam (Hermetia illucens L.) fase kedua setelah fase telur dan sebelum fase
pupa, yang dimana pada fase kedua tersebut mempunyai sumber protein yang
paling banyak. Larva BSF dapat dijadikan sebagai bahan pakan hewan ternak
dan dapat menekan harga pakan lebih murah. Menurut Anggitasari, Sjofjan,
dan Djunaidi (2016), bahan baku dalam pembutan pakan masih bergantung
pada impor, dan harga pakanpun meningkat). Sehingga, perlu ada pakan
alternatif yang dapat memenuhi ketersediaan pakan. Oleh karena itu yang
dapat digunakan adalah larva BSF (Hermetia illucens L. ).

Larva BSF (Hermetia illucens L) dapat dijadikan sebagai pakan hewan


ternak karena memiliki sumber protein yang cukup, untuk memenuhi
kebutuhan ternak. Menurut Muhayat, Yuliansyah, dan Prasetya (2016), larva
BSF memiliki kandungan lemak 30% dan protein sebesar 45-50%. Menurut
Fauzi dan Sari (2018), kandungan protein dalam tubuh larva BSF sebanyak
40%. Larva BSF dapat mengubah limbah organik di dalam tubuhnya menjadi
lemak dan protein (Supriyatna dan Putra, 2017). Selain itu, pakan dari larva
BSF dapat menurunkan pengeluaran biaya pakan, meningkatkan protein
hewan perternak dan menstabilkan pruduktivits hewan ternak. Larva BSF
dapat dikonsumsi oleh hewan ternak secara langsung ataupun dicampur
dengan dedak yang akan dibuat sebagai pelet.
Limbah organik pada umumnya dikelola oleh masyarakat dijadikan
sebagai pupuk kompos guna meningkatkan sektor pertanian dan meminimalisir
pengeluaran. Namun, limbah organik juga dapat dijadikan sebagai bahan pakan
ternak, sehingga memiliki nilai yang lebih ekonomis dan menguntungkan bagi
pengelola. Salah satu pemanfaatan limbah organik yang baru-baru ini adalah
dijadikan sebagai media perkembangbiakan Maggot atau larva lalat tentara hitam
( Hermetia illucens L. ) yang bisa digunakan sebagai pakan. Menurut Virnanto,
Rachmawati, dan Samidjan (2016), pakan merupakan sumber materi yang
berguna untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan hewan ternak.

Pemanfaatan limbah organik sebagai media perkembangbiakan larva BSF


(Hermetia illucens L.) dapat dimanfaatkan oleh Dosen dan Mahasiswa sebagai
sumber belajar yang selama ini belajar hanya dilakukan di dalam ruangan.
Dengan belajar di luar ruangan Mahasiswa akan jauh lebih senang dan dapat
memberikan pengetahuan bagi Mahasiswa tentang proses perkembangbiakan
larva BSF (Hermetia illucens L.) dan juga dapat diaplikasin sebagai pakan hewan
ternak

1.2 Tujuan Peraktikum

 Untuk Mengetahui bagaimana tehnik budidaya maggot dalam skala kecil

 Mengetahui pengaruh limbah organik terhadap kadar protein larva (


Hermetia illucens L.)

 Mengetahui cara budidaya maggot dengan memggunakan berbagai media

1.3 Manfaat Peraktikum

 Manfaat pratikum budidaya maggot adalah mahasiswa dapat mengetahui


teknik budidaya maggot dengan menggunakan limbah organik dan berbagai
media
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hermetia illucens

Hermetia illuces merupakan salah satu jenis serangga yang banyak


dijumpai,dan didapat hampir disetiap kawasan. Serangga jenis lalat ini sering
dijumpai pada kawasan yang cukup lemab dikarenakan habitat yang sesuai dengan
karesteristinya. Menurut Silmia, Edriani, dan putri (2010)
Disklafiksasi sebagai berikut :

Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Diptera
Family :
Stratiomydae
Subfamily : Hermetiinae
Genus : Hermetia
Species : Hermetia illucens

Hermetia illucens dewasa berukuran panjang 15 sampai dengan 20 mm dan


memiliki bentuk pipih. Tubuh betina mempunyai warna biru sampai dengan
hitam, pada tubuh jantan mempunyai warna abdomen yang lebih coklat. Pada
kedua jenis kelamin terdapat warna putih pada ujung kaki dan sayap berwarna
kelabu. Abdomen memiliki bentuk memanjang dan menyempit pada basis,
dengan 2 segmen yang memperlihatkan daerah translusen. Venasi sayap
tersusun padat dekat costa dan lebih berpigmen dibandingkan bagian belakang,
sedangkan vena C tidak seluruhnya mengitari sayapnya. Kebutuhan nutrisi
lalat dewasa tergantung dari kandungan lemak yang disimpan pada saat pupa.
Ketika simpanan lemak habis.
2.2 Morfolgi

Lalat Black soldier Fly memiliki warna hitam dan bagian segmen
babdomennya berwarna transparan sehingga sekilas menyerupai adbomen lebah,
panjang lalat berkisar antara 15-20 mm dan mempunyai waktu hidup lima sampai 8
hari. Saat lalat dewasa berkembang dari pupa, kondisi sayap masih terlipat
kemudian mulai mengembang sempurna hingga menutupi bagiab torak. Lalat
dewasa tidak memiliki bagian mulut yang fungsional, karena lalat dewasa hanya
beraktivitas untuk kawin dan bereproduksi sepanjang hidupnya, kebutuhan nutrien
lalat dewasa tergantung pada kandungan lemak yang disimpan saat masa pupa.
Ketika simpanan lemak habis, maka lalat akan mati, berdasarkan jenis kelaminnya,
lalat betina umumnya memiliki daya tahan hidup yang lebih pendek dibangdingkan
dengan lalat jantan ( Tomberlin, Sheppard, and joyee 2002 ) .

2.3 Pertumbuhan

Setelah masa inkubasi selesai telur akan menetas menjadi larva bayi
yang memiliki warna putih pada usia hari ke-0 dan akan menjadi larva dewasa
yang memiliki warna putih keciklatan pada usia hari ke-18 sampai usia hari
ke-21 seperti pada gambar. Molting (pergantian kulit) terjadi karena rangka
luarnya tidak akan muat dengan ukuran tubuh yang lebih besar sehingga
menjadi larva dewasa, pergantian kulit terjadi sampai beberapa kali kemudian
larva dewasa akan menjadi prapupa dan membutuhkan waktu selama 7 sampai
dengan 9 hari untuk menjadi pupa .

2.4 Kandungan Protein

Kandungan protein maggot cukup tinggi, yaitu 44,26% dengan


kandungan lemak 29,65% sedangkan nilai asam amino, asam lemak dan
mineral terkandung pada maggot juga tidak kalah dengan sumber protein
lainnya, oleh sebab itu maggot BSF sebagai bahan penyusunan pakan ternak
(ransum) (Fahmi dkk. 2007). Dilihat dari umur maggot mempunyai nutrisi
yang berbeda, kandungan bahan kering (BK) maggot BSF berhubungan
positif dengan peningkatan usia yaitu 26,61% pada usia 5 hari berubah jadi
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Metode Praktikum

Dalam melakukan praktikum ini saya melakukan peraktikum degan turun


lagsung ketempat praktikum dan melakukan langsung langkah-langkah dan
prosedur kerja praktikum.

3.2 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 18 Desember 2021,


pukul 13: 00 WITA. Bertempat di Peternakan Universitas Tadulako yang berada
di Sibalaya.

3.3 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :

- Alat tulis menulis - Timbangan kapasitas 10 kg (1 gram)

- Kamera - Tali

- Pisau - Penutup baskom atau Jaring Kecil

- Talanan - Karung

- Baskom

Bahan yang digunakan dalam peraktikum :

- Buah pisang

- Terong

- Tomat
- Pakis

- Kankung

- Gambas & EM4

- Daun kol & daun pisang kering

- Wortel & bayam

- Mentimun & bayam

3.4 Cara Kerja

Prosedur kerja praktikum yaitu

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam melakukan


praktikum.
2. Potong atau cincang semua sayuran dan pisang yang akan digunakan
hingga semua bahan berukuran kecil.
3. Lalu bahan dimasukan kedalam baskom.

4. Kemudian bahan ditambahakn larutan EM 4 sebanyak 30 ml, lalau


aduk hingga EM 4 benar-benar tercampur rata.
5. kemudian bahan ditimbang hingga mencapai berat 3 kg.

6. lalu letakan daun pisang kering diatas bahan.

7. Kemudian bahan ditutup degan menggunakan jaring kecil berwarna


hitam dan diikat menggunakan tali.
8 .Letakan baha praktikum ditempat yang sejuk dan terhindar jauh dari
keramaian.
9. Tunggu hingga 18-20 hari hingga lalat tentara bertelur dan
menghasilkan manggot didalam baskom yang telah berisi potongan
limbah
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dari dilakukanya pembuatan tempat budidaya atau produksi manggot dari


bahan limbah organik yang sederhana dan ditambahkan degan cairan EM4 yaitu
memperoleh hasil sebagai berikut :

Gambar 1. Hasil dari Budidaya Manggot menggunakan limbah sayuran setelah 7


hari.
4.2 Pembahasan

Maggot merupakan organisme yang berasal dari telur black soldier


yang mengalami metamorfosis pada fase kedua setelah fase telur dan sebelum
fase pupa yang kemudian berubah menjadi lalat dewasa.
Maggot mengalami beberapa tahapan selama siklus hidupnya, yang
diawali dengan telur yang dihasilkan oleh black soldier, kemudian telur menetas
menjadi larva, larva berkembang menjadi pupa, dan akhirnya pupa menjadi black
soldier dewasa. Maggot dapat tumbuh pada bahan organik yang membusuk di
wilayah temperate dan tropis. Maggot dewasa tidak masuk
tetapi hanya membutuhkan air sebab nutrisi hanya diperlukan untuk
reproduksi selama fase larva.
Berdasarkan Praktikum yang telah dilakukan media yang digunakan untuk
menumbuhkan maggot antara lain limbah sayuran dan limbah buah-buahan. Seluruh
media ditimbang sebanyak 2695 Kg, kemudian diletakkan didalam ember yang
berukuran 10 Kg. selanjutnya media ditempatkan didalam ruangan yang jauh dari
keramain manusia dan banyak terdapat lalat black soldier fly disekitar ruangan atau
lingkungan tersebut. Budidaya dilakukan selama kurang lebih 18 hari kemudian
dilihat produksinya. Setalah dilakukan penyimpanan selama kurang lebih 18 hari
diperoleh hasil berupa ulat belatung yang berwarna putih kecoklatan dan terdapat
skat-skat ditubuhnya, ukuran tubuhnya boleh dikatakan kecil dengan bobot maggot
383 gram dan panjang maggot 2,186 cm. hasil penelitian menunjukkan perlakuan
terbaik pada kombinasi limbah sayuran dan buah-buahan dengan nilai rata-rata 0,20
ekor. Maka dapat disimpulkan bahwa madia limbah buah-buahan dan sayur-sayuran
berpotensi untuk menjadi media budidaya maggot.
Setelah bahan disimpan selama kurang lebih 7-9 hari dan sudah ada
terlihat manggot namun masih berukuran kecil meyerupai ulat dan masih
telur- telur dari lalat BSF yang berada pada media yang telah dibuat (daun pisang
kering). Ini membuktikan bahwa peraktikum atau kegiatan cara budidaya manggot
yang telah dilakukan sudah berhasil dan telah diterapkan degan cukup baik.
Maggot atau larva dari black soldier fly ( BSF ) yang dapat diproduksi besar-
besaran berpeluang menjadi bahan pakan sumber protein dan energi, karena kadar
protein kasar mencapai 38% dan kadar lemak 20%. Siklus hidupnya mulai dari
maggot dewasa hingga menghasilkan telur, kemudian larvanya, seperti pupa,
digunakan untuk bahan pakan sumber protein tersebut. Guna menopang pertumbuhan
larva BSF, maka dapat memanfaatkan left over atau sampah seperti sisa-sisa sayuran
maupun buah-buahan yang bersifat organik.
Manfaat maggot adalah untuk mereduksi bau atau polusi, sehingga dengan
adanya maggot sampah organik baunya akan berkurang bahkan sampai tidak tercium.
Manfaat selanjutnya adalah bisa mengontrol populasi lalat rumah, namun yang
terpenting stakeholder peternakan adalah sumber nutrisi yang dihasilkan maggot.
Salah satu media pertumbuhan maggot adalah limbah sawit, yang digadang-
gadang sebagai media tumbuh yang higienis, sehingga produknya baik untuk pakan.
Sebab media yang hiegenis merupakan syarat apabila larva akan diekspor.
Pengolahan ditujukan untuk menekan kandungan lemak yang tinggi, sebab lemak
menjadi batas untuk penggunaan bahan baku diransum unggas. Pengolahannya
dilakukan dengan ditekan menggunakan alat dan suhunya dapat diatur supaya
kandungan proteinnya tidak rusak. Toleransi suhu yang dapat digunakan yaitu antara
60℃ - 90℃, tujuannya untuk mengurangi kerusakan nutrisi pada BSF.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan :


1. Maggot dapat tumbuh dan berkembangbiak pada berbagai jenis media
seperti limbah sayur,sisah buah, dedak dan daun pisang kering.
2. Maggot dengan jumlah tertinggi diperoleh pada media limbah sayur..
3. Ketika masa pemeliharaan media tumbuh maggot tidak boleh kerring dan
harus tetap lembab, maggot dapat dipanen berkisar antara 10-14 hari atau 2
minggu.

5.2 saran
Berdasarkan pratikum yang dilaksanakan, maka dapat disarankan bawha :
1. Media tumbuh dapat dilakukan lebih bervareasi lagi
2. Untuk kedepan maggot ini lebih bagus diaplikasikan keternak dan diperjual
belikan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2020. Siklus Hidup Black Soldier Fly (BSF).


https://manggotbsf.com/indek.php/17-seputar-manggot-bsf/13siklushidup-
black-soldier-fly-bsf. Diakses Pada Tanggal 07 Oktober 2020.

Barros-Cordeiro KB., Nair Báo S. dan Pujol-Luz JR. 2014. Intrapuparial


development of the black soldier fly, Hermetia illucens. J Insect Sci. 14:1-
10.

Fahmi, M. R., Hem, S., & Subamia, I. W. (2009) ‘Potensi maggot untuk
peningkatan pertumbuhan dan status kesehatan ikan’, Jurnal Riset
Akuakultur.

Fauzi, R.U.A dan Sari, E.R.N. 2018. Analisis usaha budidaya maggot sebagai
alternatif pakan lele. Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen
Agroindustri. 7(I):39-46

Makkar HPS, Tran G, Heuze V, & Ankreas P. (2014) ‘State-of-the-art on use of


insects as animal feed . Anim Feed Sci Technol

Pratiwi, N. I. (2020). Degradasi Sampah Organik Dengan Bantuan Maggot Black


Soldier Fly. In Universitas Bakrie.

Rachmawati, Buchori D. et al. 2010. Perkembangan dan kandungan nutrisi larva


Hermetia illucens (Linnaeus) (Diptera: Startiomyidae) pada bungkil
kelapa sawit. J Entomol Indones. 7:28- 41.

Supriyatna Ateng dan Ramadhani Eka Putra, 2017. Estimasi Pertumbuhan Larva
Lalat Black Soldier (Hermetia Illucens) Dan Penggunaan Pakan Jerami
Padi Yang Difermentasi Dengan Jamur P. Chrysosporium. Jurnal Biodjati.
Volume 2 Nomor 2.

Tomberlin JK, Adler PH, Myers HM. 2009. Development of the Black Soldier
Fly (Diptera: Stratiomyidae) in relation to temperature. Enviromental
Entomol. 38:930-934.
LAMPIRAN

1. Bahan-Bahan yang digunakan

2. Peroses pemotongan dan pencampuran bahan praktikum


1. Bahan yang telah tercampur dan ditimbang

2. Hasil yang diporoleh Selma 7 hari

Anda mungkin juga menyukai