Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat, rahmat serta karuniaNya, sehingga praktikan dapat menyusun Laporan
Praktikum Budidaya Pakan Alami untuk menambah pengetahuan. Selain
menambah pengetahuan, menjadikan sebagai bahan referensi bagi orang banyak,
itulah yang mendorong praktikan untuk menyusun laporan ini.
Praktikan menyadari bahwa laporan yang praktikan susun masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, dengan rendah hati praktikan mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari Dosen Pembimbing dan rekan-rekan Asisten Dosen
guna perbaikan dan peningkatan kualitas laporan praktikum ini.
Sekian pengantar dari praktikan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan laporan ini
agar dapat dimaklumi karena kekurangan berasal dari praktikan sendiri dan segala
kesempurnaan berasal dari Allah SWT.
Praktikan
i
ii
DAFTAR ISI
Halaman
ii
iii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
iii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
merupakan alga bersel tunggal dari golongan alga hijau (Chloropyta) yang
memiliki nilai gizi yang tinggi.
Chlorella sp memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, terutama
protein. Protein mempunyai fungsi yang sangat penting bagi ikan yaitu sebagai
sumber energi, pertumbuhan dan mengganti jaringan tubuh yang rusak (Lewaru,
2007). Chlorella sp merupakan komponen yang sangat penting dalam
pertumbuhan larva ikan maupun udang pada fase awal pengenalan makanan dan
juga berfungsi sebagai starter tambak. Larva ikan membutuhkan protein relatif
banyak daripada ikan dewasa, karena larva ikan sedang dalam fase pertumbuhan
yang cepat. Selain untuk pakan larva Chlorella sp juga berfungsi sebagai pakan
zooplankton dan starter tambak
2
3
Chlorella Sp adalah salah satu jenis alga hijau bersel satu. Selnya berdiri
sendiri dengan berbentuk bulat atau bulat telur dengan diameter 3 – 8 mikron,
memiliki khloroplas berbentuk seperti cawan dan dindingnya keras. Warnanya
hijau cerah, hidup dipermukaan air tawar, namun ada juga yang hidup di air asin
(Afandi, 2003). Chlorella Sp sp. dapat bergerak tetapi sangat lambat sehingga
pada pengamatan seakan-akan tidak bergerak.
Klasifikasi Chlorella Sp menurut (Bold dan Wynne 1985 dalam Prabowo,
2009) sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Filum : Chlorophyta
Kelas : Trebouxiophyceae
Ordo : Chlorellales
Famili : Chlorellaceae
Genus : Chlorella Sp
Spesies : Chlorella Sp pyrenoidosa
3
4
merupakan kisaran suhu yang optimal untuk pertumbuhan alga ini (Isnansetyo &
Kurniastuty, 1995 dalam Rizkillah M, 2015).
Chlorella Sp mempunyai pigmen warna hijau dan kaya dengan warna biru
yang disebut Phycocyanin merupakan protein complek. Phycocyanin merupakan
pembentuk darah putih didalam tubuh manusia dan merupakan antibodi atau
pembentuk imunitas dari serangan racun kimia dan radiasi. Warna hijau dari
klorofil pada Chlorella Sp disebut darah hijau (green blood) mempunyai
kandungan zat besi pembentuk hemoglobin yang berfungsi sebagai penambah
makanan bagi penyandang anemia. Chlorella Sp terdapat warna kuning oranye
mrupakan kandungan karoten terdiri dari xanthopill, myxoxanthopill, zeaxathin,
cryptoxanthin, echinenone, fucoxanthin, viol axanthin dan astaxanthin
(Pranayogi, 2009).
4
5
Alat-alat dan bahan yang dilihat pada tabel 3.1 dan tabel 3.2.
Tabel 3.1 Alat yang digunakan pada praktikum
No. Nama Kegunaan
1. Toples kaca Tempat media
2. Lampu neon 20 watt Pencahayaan
3. Aerator Menyuplai okesigen
4. Aerasi Menyuplai okesigen
5. Spuit Pengambilan sampel
6. Gelas ukur Mengukur air
7. Mikroskop Mengamati
8. Pipet tetes Mengambil sampel
9. Erlenmeyer Mengukur ekstrak dan starter
3. Masukkan bibit starter Chlorella Sp murni sebanyak 120 mL dan Green water
sebanyak 120 mL.
4. Setelah Chlorella Sp dimasukkan, toples diberi aerasi terus menerus.
5. Meletakkan lampu neon 20 watt sebagai sumber energi untuk fotosintesis serta
suhu ruangan dikontrol.
6. Menghitung kelimpahan alga Chlorella Sp.
3.4. Perlakuan
Perlakuan pada praktikum ini menggunakan media hidup yang berbeda –
beda yaitu :
Perlakuan 1 : ekstrak tauge
Perlakuan 2 : ekstrak tauge probiotik
Perlakuan 3 : ekstrak kacang hijau
Perlakuan 4 : ekstrak kacang hijau probiotik
Perlakuan 5 : ekstrak kacang Panjang
Perlakuan 6 : ekstrak kacang Panjang probiotik
Perlakuan 7 : ekstrak kacang tanah
Perlakuan 8 : ekstrak kacang tanah probiotik
Perlakuan 9 : ekstrak kacang merah
Perlakuan 10 : ekstrak kacang merah probiotik
6
7
4.1. Hasil
Hasil yang didapatkan setelah praktikum Budidaya Chlorella Sp dapat
dilihat pada Tabel 4.1 dan gambar 4.1, tabel 4.2 dan gambar 4.2
Tabel 4.1 Kelimpahan Chlorella Sp Non Probiotik
No. Perlakuan Ulangan Kelimpahan Jumlah
Chlorella Sp sel
1. Ekstrak tauge 3 58
2. Ekstrak kacang hijau 3 86
3. Ekstrak kacang panjang 3 67
4. Ekstrak kacang tanah 3 53
5. Ekstrak kacang merah 3 196
300
255
250 236
kelimpahan jumlah Chlorella
202
200 186
150
109
100
50
0
ekstrak tauge ekstra kacang ekstrak kacang ekstrak kacang ekstrak kacang
hijau panjang tanah merah
perlakuan
7
8
250
196
kelimpahan jumlah Chlorella
200
150
100 86
67
56 53
50
0
ekstrak tauge ekstra kacang ekstrak kacang ekstrak kacang ekstrak kacang
hijau panjang tanah merah
perlakuan
4.2. Pembahasan
8
9
Berdasarkan Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 kelimpahan jumlah Chlorella Sp ada
beberapa perlakuan yang berbeda – beda. Perlakuan menggunakan ekstrak tauge
probiotik dengan hasil kelimpahannya 109 sel dan tanpa probiotik hasil
kelimpahan 58 sel, perlakuan ekstrak kacang hijau probiotik dengan hasil
kelimpahannya 186 sel dan tanpa probiotik hasil kelimpahan 86 sel,, perlakuan
ekstrak kacang panjang probiotik dengan hasil kelimpahannya 202 sel dan tanpa
probiotik hasil kelimpahan 67 sel, perlakuan ekstrak kacang tanah probiotik
dengan hasil kelimpahannya 236 sel dan tanpa probiotik hasil kelimpahan 53 sel,
sel, dan perlakuan ekstrak kacang merah probiotik dengan hasil kelimpahannya
255 sel dan tanpa probiotik hasil kelimpahan 196 sel Menurut (Merizawati, 2008)
kelimpahan fitoplankton didefinisikan sebagai jumlah sel fitoplankton persatuan
volume. Fitoplankton merupakan tumbuhan yang paling banyak ditemukan di
perairan, tetapi karena ukurannya mikroskopis sehingga sulit dilihat tanpa alat
bantu penglihatan. Konsentrasinya bisa mencapai ribuan hingga jutaan sel perliter
air. Jumlah sel fitoplankton berlimpah pada lokasi tertentu, sedangkan pada lokasi
lain di perairan yang sama jumlahnya sedikit.
Berdasarkan Grafik 4.1 dan Grafik 4.2 jumlah kelimpahan Chlorella Sp
yang tertinggi pada perlakuan ekstrak kacang merah probiotik dan tanpa probiotik
dengan jumlah kelimpahan Chlorella Sp probiotik 255 sel dan tanpa probiotik
196, untuk kelimpahan terendah pada perlakuan menggunakan ekstrak tauge
probiotik 109 sel dan ekstrak kacang merah tanpa probiotik 53 sel. Hal ini
diakibatkan karena jenis perlakuan yang berbeda dan faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan kultivasi Chlorella Sp. Hal inj menurut (Edwards et
al., 2006 dalam Choochote et al., 2012) yang mempengaruhi keberhasilan
kultivasi Chlorella Sp adalah kualitas air yang meliputi suhu, salinitas, pH dan
intensitas cahaya juga mempengaruhi terhadap kelimpahan Chlorella Sp.
Intensitas cahaya memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kepadatan
populasi Chlorella Sp Ini berarti intensitas cahaya berpengaruh terhadap
kepadatan populasi Chlorella Sp. Hal ini karena intensitas cahaya merupakan
faktor yang sangat penting untuk memaksimalkan konversi dari energi cahaya
menjadi biomasa alga menghasilkan pertumbuhan mikroalga yang baik tentu
diperlukan kondisi lingkungan dengan nutrien yang sesuai. Menurut (Wulandari,
et al., 2010) bahwa medium Ekstrak Tauge (MET) merupakan medium kultur
9
10
10
11
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah untuk praktikan agar dapat lebih
serius, teliti, berhati-hati dan lebih memahami lagi apa yang diarahkan oleh
asisten dalam melakukan kultur/budidaya Chlorella Sp agar berhasil dan
mendapatkan hasil yang maksimal.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Y.V., 2003, Uji Penurunan Kandungan Nitrat dan Fosfat oleh Alga Hijau
(Chlorella Sp sp) secara Kontinyu Jurusan Teknik Lingkungan ITS.
Surabaya.
Akbar, Junius. 2018. Metode Analisis Data. Fakultas Perikanan dan Kelautan.
Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Choochote, W., K. Paiboonsin, S. Ruangpan and A. Pharuang. 2012. Effects of
Urea and Light Intensity on the Growth of Chlorella Sp sp. The 8th
International Symposium on Biocontrol and Biotechnology. Bangkok
p.130-131.
Hastuti dan Gunawan, 2006, Amobilasasi Biomassa Chlorella Sp sp. pada Silika
Gel Sebagai Adsorben Tembaga. Skeletonema. http://www.google.com.
Diakses 29 Oktober 2018.
Merizawati. 2008.Analisis Sinar Merah, Hijau, dan Biru (RGB) untuk Mengukur
Kelimpahan Fitoplankton (Chlorella Sp sp.). Skripsi. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Mufidah, W. B. Rahardja, B. S. Satyantini, W. H. 2009. Pengkayaan Daphnia sp.
Dengan Viterna Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Larva
Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepnus). Jurnal Ilmiah Perikanan dan
Kelautan.
Prihantini, N. B., Damayanti, D. dan Yuniati, R. 2007. Pengaruh Konsentrasi
Medium Ekstrak Tauge (MET) terhadap Pertumbuhan Scenedesmus Isolat
Subang. Makara, Sains,
Pranayogi, D. 2003. Studi Potensi Pigmen Klorofil dan Karotenoid dari
Mikroalga Jenis Chlophyceae. Lampung: Universitas Lampung.
Pratama, I. 2011. Pengaruh Metode Pemanenan Mikroalga terhadap Biomassa dan
Kandungan Esensial Chlorella vulgaris. Skripsi. Fakultas Teknik Program
Sarjana. Universitas Indonesia. Depok.
Wigajatri R.P, Handojo, A., Kurniawan, H., & Prihantini, N. B. (2003). Studi
Karakteristik Fluoresensi Chlorella Sp Sp : Pengaruh pH Terhadap
Pengkulturan. Jurnal MAKARA, TEKNOLOGI, VOL 7, . NO. 2, Agustus
2003 STUDI.
Wulandari, A.P., Frida N., Annisa E.P., dan Dilaekha R.P.. 2010. Identifikasi
Mikroalgae di Sekitar Pantai Pangandaran dan Potensi Pertumbuhannya
pada Formulasi Medium Ekstrak Tauge (MET). Prosiding Seminar
Nasional Limnologi,
12
13
13