ISSN : 0852-3681
E-ISSN : 2443-0765
©Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/
ABSTRACT: Residu bahan kimia dalam produk pangan asal ternak merupakan an-
caman serius bagi keamanan pangan dan kesehatan. Desinfeksi merupakan program bi-
osecurity yang wajib dilaksanakan dalam proses pemeliharaan ayam broiler, oleh karena
itu, untuk menjaga keamanan produk, diperlukan inovasi dan alternatif untuk menggan-
tikan desinfektan kimia sintetis yang sampai saat ini masih digunakan oleh peternak.
Daun babadotan (Ageratum conyzoides) diketahui memiliki daya antibakteri yang
mampu menghambat perkembangan dan membunuh bakteri patogen. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan desinfektan herbal berba-
han dasar ekstrak daun babadotan terhadap produktivitas ayam broiler yang diketahui
berdasarkan pertambahan bobot badan harian (PBBH) dan konversi pakan (Feed Con-
vertion Rate, FCR). Penelitian ini menggunakan desinfektan herbal konsentrasi 1% dan
1,5%, serta desinfektan sintetis komersial 1,5% sebagai pembanding. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa PBBH ayam broiler yang dipelihara dengan menggunakan desin-
fektan herbal dan sintetis tidak berbeda (P>0,05). Nilai PBBH desinfektan herbal 1%
dan 1,5% adalah 35,11 dan 33,69 g/ekor/hari, sedangkan desinfektan sintetis 32,75
g/ekor/hari. Nilai FCR ayam pada pemeliharaan menggunakan desinfektan herbal juga
menunjukkan hasil yang sama (P>0,05) dengan desinfektan sintetis. Nilai FCR desin-
fektan herbal 1% dan 1,5% adalah 1,6 dan 1,67. Sedangkan FCR desinfektan sintetis
sebesar 1,63. Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa desinfektan herbal ekstrak
daun babadotan dapat digunakan dalam kegiatan biosecurity di peternakan ayam broiler
sebagai pengganti desinfektan sintetis.
DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.02.03 1
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (2):19 –
DOI : 2
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (2):19 –
Tabel 1. Pengaruh perlakuan pemberian desinfektan dari daun babadotan terhadap per-
tambahan bobot badan harian dan nilai konversi ransum pada ayam broiler
Perlakuan
Parameter
T1 T2 T3
FCR 1,63 1,6 1,67
PBBH (g/ekor/hari) 32,75 35,11 33,69
Keterangan: non-significant (P<0,05)
DOI : 3
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (2):19 –
Pada tabel 1 terlihat bahwa pada sumsi pakan terganggu maka akan
perlakuan pertama dengan desinfeksi mengganggu pertumbuhan.
menggunakan desinfektan sintetis
dengan konsentrasi 1,5 % selama Pengaruh nilai FCR (Feed Convertion
pemeliharaan ayam broiler sampai peri- Rate) terhadap penggunaan desin-
ode panen memiliki pertambahan bobot fektan herbal dan sintetis.
badan sebesar 32,75 g/ekor/hari dengan Hasil nilai FCR (Feed Conver-
nilai FCR sebesar 1,63 sedangkan untuk sion Rate) pada pemeliharaan ayam
perlakuan kedua dan ketiga broiler selama 30 hari menunjukkan
menggunakan desinfektan herbal dari bahwa desinfektan yang berasal dari
ekstrak daun babadotan dengan konsen- ekstrak daun babadotan memiliki ke-
trasi 1% dan 1,5% memiliki pertamba- mampuan yang sama dengan desin-
han bobot badan berturut – turut sebesar fektan sintetis terhadap nilai FCR sela-
35,11 g/ekor/hari dan 33,69 g/ekor/hari. ma pemeliharaan. Hal tersebut dapat
diketahui dari nilai FCR dari yang tidak
Pengaruh pertambahan bobot badan berbeda nyata (P<0,05) antara ke-
terhadap penggunaan desinfektan lompok desinfektan dari ekstrak daun
herbal dan sintetis babadotan (T2 dan T3) dengan ke-
Nilai pertambahan bobot badan lompok desinfektan sintetis (T1). Nilai
harian pada ayam broiler setelah perla- FCR merupakan perbandingan antara
kuan desinfeksi menggunakan desin- konsumsi pakan dengan pertambahan
fektan herbal dan sintetis ditampilkan bobot badan yang diperoleh dalam
dalam Tabel 1. Hasil ekstrak daun ba- jangka waktu tertentu, FCR dapat
badotan pada konsentrasi 1% dan 1,5% digunakan untuk mengukur produktivi-
memiliki nilai efektifitas yang sama tas ternak. Menurut Allama dkk. (2012)
dengan desinfektan sintetis untuk dapat bahwa nilai konversi pakan yang rendah
menaikkan nilai pertambahan bobot ba- menunjukkan bahwa efisiensi
dan ayam broiler selama 30 hari. Hal penggunaan pakan yang baik, karena
tersebut ditunjukkan dengan nilai per- semakin efisien ayam mengkonsumsi
tambahan bobot badan yang sama anta- pakan untuk memproduksi daging. In-
ra kelompok desinfeksi ekstrak daun deks konversi ransum akan naik apabila
babadotan (T2 dan T3) dengan ke- hubungan antara jumlah energi dalam
lompok desinfeksi sintetis (T1) formula dan kadar protein disesuaikan
(P<0,05). Menurut Fahrudin dkk. secara teknis (Mookiah et al., 2014).
(2016) bahwa pertambahan bobot badan Nilai konversi ransum dipengaruhi oleh
diperoleh dari perbandingan antara jumlah konsumsi ransum dan per-
selisih dari bobot akhir dan bobot awal tambahan bobot badan (Usman, 2009;
dengan lamanya pemeliharaan. Qur- Zuidhof et al., 2014). Faktor lain yang
niawan (2016) berpendapat bahwa dapat mempengaruhi nilai FCR yaitu
faktor yang berpengaruh pada per- kualitas day old chick (DOC), kualitas
tambahan bobot badan yaitu perbedaan nutrisi, manajemen pemeliharaan dan
jenis kelamin, konsumsi pakan, ling- kualitas kandang (Fontana et al., 1992;
kungan, bibit dan kualitas pakan. Uzer Andriyanto et al., 2015)
dkk (2013) bahwa pertambahan bobot Penelitian ini menunjukkan
badan sangat berkaitan dengan pakan, bahwa hasil perbandingan antara desin-
dalam hal kuantitas yang berkaitan feksi kandang menggunakan desin-
dengan konsumsi pakan apabila kon- fektan dengan ekstrak daun babadotan
DOI : 4
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (2):19 –
DOI : 5
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (2):19 –
DOI : 6