Anda di halaman 1dari 2

Rasa pada Kualitas Makanan

Rasa makanan merupakan salah satu aspek utama cita rasa makanan yang terdiri dari
aroma makanan, kesesuaian bumbu-bumbu, keempukan makanan, tingkat kematangan dan suhu
makanan. Aspek ini sangat penting untuk diperhatikan agar dapat menghasilkan makanan yang
memuaskan pasien (Moehyi,1992). Titik perasa dari lidah adalah kemampuan mendeteksi dasar
yaitu manis,asam, asin, pahit. Dalam makanan tertentu empat rasa ini digabungkan sehingga
menjadi satu rasa yang unik dan menarik untuk dinikmati.

Rasa makanan adalah aspek penilaian yang sukar untuk dinilai secara akurat jika
dibandingkan dengan tekstur dan warna makanan. Oleh karena itu, rasa makanan sangat bersifat
subjektif, tergantung selera pasien yang mengonsumsinya (Brokks et al,.1996). Namun ada
beberapa pasien yang menyatakan rasa makanan yang diberikan tidak memuaskan banyak
menyisakan makanannya baik makanan pokok maupun sayur. Makanan yang memiliki cita rasa
tinggi adalah makanan yang disajikan dengan menarik menyebar bau yang sedap, dan
memberikan rasa yang sedap sehingga memuaskan bagi yang memakannya (Moehyi, 1992).

Rasa masakan merupakan faktor yang kedua yang menentukan cita rasa makanan setelah
penampilan makanan Jika penampilan makanan yang disajiakan merangsang syaraf melalui indra
penglihatan, sehingga mampu membangkitkan selera untuk mencicipi makanan tersebut, pada
tahap berikutnya cita rasa makanan itu ditentukan oleh rangsangan terhadap individu penciuman
dan indra pengecapan. Rasa makanan yang meliputi :

1. Aroma makanan mempunyai daya tarik sangat kuat dan mampu merangsang indra
penciuman, sehingga dapat membangkitkan selera makan.
2. Bumbu dapur maupun rempah-rempah dapat digunakan untuk membangkitkan selera
makan, dikarenakan menghasilkan bau yang sedap dan memberikan rasa yang khas pada
makanan.
3. Temperatur atau suhu makanan ketika disajikan berperan penting dalam penetuan cita
rasa makanan. Dikarenakan makanan yang disajikan terlalu panas maupun terlalu dingin
dapat mengurangi sensivitas saraf pengecap terhadap rasa makanan.
4. Keempukan merupakan makanan yang masuk kedalam mulut dan dikunyah
menyebabkan pengeluaran air liur yang kemudian merangsang saraf pengecapan pada
lidah.
5. Tingkat kematangan makanan yang diolah dibedanakan setengah matang dan yang diolah
benar-benar matang. (Siregar ,dkk, 2016).

Sumber informasi :

Kamsiah, E. E. (2015). PENAMPILAN DAN RASA MAKANAN SEBAGAI FAKTOR SISA


MAKANAN PASIEN ANAK DI RUMAH SAKIT Dr. SOBIRIN MUSI RAWAS.
Jurnal.poltekkes-kemenkes-bengkulu.ac.id. file:///C:/Users/user/Downloads/282-Article
%20Text-335-1-10-20181115.pdf. Diakses pada Senin 13 Juli 2020 pukul 09:43 WITA.

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1331/4/4.Chapter%202.pdf

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00816-HM%20Bab2001.pdf

Diakses pada Senin 13 Juli 2020 pukul 10:00 WITA

Anda mungkin juga menyukai