Anda di halaman 1dari 17

PENDAHULUAN

Landasan Teori Senyawa aroma adalah senyawa kimia yang memiliki aroma atau bau. Sebuah senyawa kimia memiliki aroma atau bau ketika kondisi terpenuhi yaitu (1) senyawa tersebut bersifat volatile, sehingga mudah mencapai system penciuman di bagian atas hidung, dan (2) perlu konsentrasi yang cukup untuk dapat berinteraksi dengan satu atau lebih reseptor penciuman. Senyawa aroma dapat ditemukan dalam makanan, anggur, rempah-rempah, parfum, minyak wangi dan minyak esesnsial. Disamping itu senyawa aroma memainkan peran penting dalam produksi penyedap, yang digunakan di industry jasa makanan, untuk meningkatkan rasa dan umumnya meningkatkan daya tarik produk makanan tersebut. Senyawa aroma lebih berperan dalam memberikan aroma pada produk terutama digunakan untuk pengharum ruangan, pembersih dan kosmetik (Wartini, 2008). Senyawa citarasa adalah senyawa yang dapat memberikan citarasa tertentu pada saat dicampur dengan bahan pangan ataupun tanpa dicampur. Senyawa citarasa biasa juga disebut senyawa flavor. Penggunaan senyawa citarasa lebih banyak ditujukan untuk meningkatkan kesukaan pada produk makanan. Meskipun penggunaan senyawa aroma dan citarasa berbeda penekanannya namun sifat-sifatnya dan cara ekstraksi dari sumbernya mempunyai kesamaan. Sumber sebagian besar senyawa aroma dan citarasa adalah minyak atsiri (Wartini, 2008). Salah satu faktor yang menentukan kualitas makanan adalah kandungan senyawa citarasa. Senyawa citarasa merupakan senyawa yang menyebabkan timbulnya sensasi rasa

(manis, pahit, masam, asin), trigeminal (astringent, dingin, panas) dan aroma setelah mengkonsumsi senyawa tersebut. Pada makanan atau minuman sering yang tidak atau sedikit citarasa mempunyai citarasa ditambahkan senyawa

tertentu, untuk meningkatkan kualitas rasa dan aromanya. Senyawa citarasa dapat berasal dari bahan sintetik ataupun bahan alami. Bahan alami dapat berupa bagian akar, batang, biji, bunga atau daun tanaman yang selanjutnya diisolasi senyawa citarasanya. Daun tanaman yang sering digunakan sebagai pemberi citarasa antara lain selasih, kemangi, jeruk perut dan salam (Wright, J. 2002). Definisi citarasa tergantung pada sudut pandang pendefinisinya, yaitu yang pertama, citarasa adalah persepsi biologis seperti sensasi yng dihasilkan oleh materi yang masuk kemulut, dan yang kedua citarasa adalah karakter/sifat bahan yang menghasilkan sensasi. Citarasa terutama dirasakan oleh reseptor aroma dalam hidung dan reseptor rasa dalam mulut (Wright, J. 2002). Senyawa citarasa merupakan senayawa atau campuran senyawa kimia yang dapat mempengaruhi indera tubuh, misalnya lidah sebagai indera pengecap. Pada dasarnya lidah hanya mampu mengecap empat jenis rasa yaitu pahit, asam, asin dan manis. Selain itu citarasa dapat membangkitkan rasa lewat aroma yang disebarkan, lebih dari sekedar rasa pahit, asin, asam dan manis. Lewat pencitarasa atau proses pemberian aroma pada suatu produk pangan, lidah dapat mengecap rasa lain sesuai aroma yang diberikan. Semua citarasa tidak tersedia dengan teknologi, sendirinya, industri tetapi citarasa melewati kini proses yang rumit, dan diantaranya proses distilasi. Sejalan dengan semakin canggihnya mampu menciptakan menghasilkan produk yang kisarannya mulai dari 100% alami samapi 100% sintetis (Wijaya, 1995).

Penggunaan produk industri citarasa hanya sedikit sekali dalam produk-produk pangan dan non pangan meskipun demikian citarasa tersebut besar peranannya dalam menentukan kualitas hasil akhir yang digunakan masyarakat sehari-hari. Mie instant, es krim dan berbagai jenis makanan, kualitasnya banyak dipengaruhi produk citarasa. Produk citarasa pada dasarnya hanya merupakan bahan baku, dan bukan produk akhir, oleh karena itu sering luput dari perhatian masyarakat. Peran produk citarasa cukup besar dalam menentukan minat beli konsumen, sehingga citarasa banyak digunakan untuk menghasilkan berbagai produk dibidang industry makanan, minuman, farmasi dan kesehatan ((Wijaya, 1995). Citarasa diklasifikasikan menjadi tiga yaitu sensasi rasa (taste), trigeminal dan aroma (odour). Sensasi rasa dibagi menjadi empat yaitu asin, manis, masam, dan pahit, senasi trigeminal dideskripsikan sebagai astringent, pedas dan dingin. Sensasi rasa dan trigeminal kebanyakan dihasilkan oleh bahan non volatile, polar dan larut dalam air, sedangkan sensasi aroma dihasilkan oleh senyawa volatile. Selain itu citarasa diklasifikasikan berdasarkan sumbernya diantaranya citarasa buah, citarasa sayur, citarasa rempah, citarsa daging. Citarasa rempah meliputi aromatic herbs yaitu daun tanaman yang mengandung senyawa volatile (Yousif, 1999). Flavor adalah komponen-komponen bahan yang dibawa ke dalam mulut dan dirasakan oleh indera rasa dan bau yang selanjutnya diinterpretasikan oleh otak. flavor berasal dari jenisnya ada tiga yaitu flavor alami, flavor identik alami dan flavor sintetik. Flavor alami dapat berasal dari tumbuhtumbuhan, seperti flavor buah dan flavor rempah-rempah, dan ada juga berasal dari hewan, seperti keju dan ayam. Flavor alami juga dapat berasal melalui proses pengolahan seperti dengan adanya reaksi Mailard. Flavor hasil reaksi Mailard dapat berupa

flavor

ayam

bawang,

barbeque,

dan

jagung

bakar

(Hustiany,2010). Flavor-flavor ini dapat berbentuk satu komponen (single compound) atau berupa campuran beberapa komponen flavor (complex compound). Komponen-komponen flavor dapat berupa ethyl butanoate, ethyl crotonate, pinene, myrcene, limonene, pyrazine, hexanal, dan banyak lagi lainnya. Adapun flavor campuran dapat berupa flavor strawberry, flavor mangga, dan flavor ayam bawang (Hustiany,2010). Flavor-flavor ini dapat dikenali secara satu persatu melalui uji sensori. Uji sensori dapat dilakukan dengan cara dirasakan atau hanya dicium saja. Manusia dengan indera dan pembaunya dapat membedakan antara satu flavor dengan flavor lainnya. Flavor yang dirasakan dengan indera perasa dan pembau dapat dideskripsikan dengan satu atau beberapa kata (Hustiany,2010). Flavor adalah sensasi yang dihasilkan bahan makanan ketika diletakkan dalam mulut terutama yang ditimbulkan oleh rasa dan bau, atau disebut juga sebagai gabungan dari tiga komponen yaitu bau, rasa, dan rangsangan mulut. Flavor memegang peran penting dalam urusan kenikmatan menyantap makanan, tanpa adanya flavor jelas produk pangan jenis apapun akan terasa kurang enak bila disantap dan flavor merupakan kesan atau persepsi gabungan terutama oleh aroma (sme/0 dan rasa (taste) yang dipengaruhi oleh penampakan tekstur serta akustik. Hal ini karena komposisi makanan dan senyawasenyawa pemberi rasa dan bau akan berinteraksi dengan reseptor organ perasa dan penciuman. Reaksi ini akan menghasilkan signal yang kemudian dibawa menuju pusat susunan syaraf untukmemberi pengaruh dari flavor. Berdasarkan proses pembuatannya, flavor sendiri dibedakan atas flavor natural (alami), sintetis (buatan), dan natur identical (diolah dari bahan alami untuk menghasilkan flavor sintetis). Flavor alami

dibuat atau diambil dari bahan-bahan alami, misalnya rasa bawang yang diambil dari ekstrak bawang, rasa ayam yang diperoleh dari sari ayam, rasa udang yang berasal dari kaldu udang, dan seterusnya. Pada flavor buatan dihasilkan dari bahan-bahan sintetis, seperti sintesis bahan-bahan kimia yang berasal dari turunan minyak bumi. Khusus pada flavor buatan, biasanya bahan-bahan tersebut memiliki karakter seperti penyusun rasa tertentu. Misalnya butil cinamaldehid yang memiliki rasa mirip dengan bunga (melati dan lili), butil butirat yang memiliki rasa mirip buah-buahan pir dan nanas, dan berbagai asam amino yang disintesis dari bahanbahan kimia yang bisa menyerupai rasa daging atau ayam (Rothe, 1988). Flavor merupakan suatu apresiasi kompleks dari penerimaan total yang diterima ketika seseorang mengonsumsi makanan dan minuman. Dalam pengertian sehari-hari flavor sering diartikan secara sederhana sebagai aroma bahan pang an. Komponen aroma tersebut baru bisa dikenali apabila berbentuk gas atau uap dan molekul-molekulnya yang menyentuh sel olfaktpri (Wilkinson, 1976). Aroma suatu produk terdeteksi ketika komponen volatil produk memasuki rongga hidung dan diterima oleh indera penciuman. Jumlah komponen volatil yang dilepaskan oleh suatu produk dipengaruhi oleh suhu dan komponen alaminya. Rasa dapat didefinisikan sebagai karakteristik sensori yang diterima oleh indera pengecap manusia ketika makanan dikonsumsi (Larsen dan Poli, 1990)). . Tujuan Praktikum Tujuan flavor dari praktikum dengan ini cara adalah mahasiswa serta dapat dapat mengenal dan membedakan beberapa komponen flavor dan campuran sensori

mendeskripsikan beberapa komponen flavor dengan bahasa masing-masing.

TATA CARA PENELITIAN

Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 12 September 2013 pada pukul 13:20 - 14.00 Wita bertempat di Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian Fakultas pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru . Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah ethyl butanoate, ethyl crotonate, -pinene, -pinene, myrcene, limonene, linalool, terpineol, dan beberapa flavor lainnya. Prosedur Kerja

Beberapa jenis flavor A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q dan R

Dibuka tutup botolnya Deskripsikan aroma yang tercium dengan bahasa masingmasing dan diisi ke dalam tabel yang telah dibuatkan Hasil Pengamatan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Tabel 1. Deskripsi Flavor Kode A B D F G H I J Deskripsi Flavor Ayam bawang Vanilla Jagung bakar Barbeque -pinene, Limonene Ethyl-butanoate Ethyl-crotonoate

K L M N O P Q R

Myrcene Terpineol Linalool -pinene Cocopandan Pisang ambon Leci Lemon squash

Pembahasan Menurut Crouzet et al (1995) aroma adalah parameter kualitas yang paling signifikan dan menentukan dalam pemilihan suatu produk. Komponen aroma yang terdapat dalam bahan baku tidak hanya dalam bentuk komponen volatil tetapi juga dalam bentuk prekursor non-volatil seperti sistein sulfosida, thioglikosida, glikosida, karatenoid, dan turunan asam sianamat. Langkah kerja pada praktikum pengenalan dan deskripsi flavor ini dimulai dengan diletakkannya beberapa jenis flavor (A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q dan R) didepan praktikan lalu dibuka tutup botolnya dan dicium aromanya. Kemudian praktikan mendeskripsikan aroma yang tercium dengan bahasa masing-masing dan diisi ke dalam tabel yang telah dibuatkan. Perlakuan ini disebut dengan uji sensori. Uji sensori dapat dilakukan dengan cara dirasakan atau hanya dicium saja. Manusia dengan indera dan pembaunya dapat membedakan antara satu flavor dengan flavor lainnya. Uji sensori atau organoleptik adalah ilmu pengetahuan yang menggunakan indera manusia untuk mengukur tekstur, penampakan, aroma dan flavor produk pangan. Penerimaan konsumen terhadap suatu produk diawali dengan penilaiannya terhadap penampakan, flavor dan tekstur. Oleh karena pada akhirnya

yang dituju adalah penerimaan konsumen, maka uji organoleptik yang menggunakan panelis (pencicip yang telah terlatih) dianggap yang paling peka dan karenanya sering digunakan dalam menilai mutu berbagai jenis makanan untuk mengukur daya simpannya atau dengan kata lain untuk menentukan tanggal kadaluwarsa makanan. Pendekatan dengan penilaian organoleptik dianggap paling praktis lebih murah biayanya. Menurut Acree (1993) Untuk mendapatkan kesesuaian data antara komponen flavor yang teridentifikasi dengan deskripsi aromanya secara subyektif perlu dilakukan adanya suatu uji sensori sehingga prosedur uji sensori ini merupakan salah bagian yang penting dalam penelitian flavor. Uji sensori bertujuan mengetahui ada tidaknya perubahan aroma karena reaksi kimia atau proses fisik di dalam bahan selama proses ekstraksi ataupun selama penyimpanan bahan dan untuk menentukan kerelevanan serta korelasi antara komponen kimia dengan flavor yang dihasilkan. Berdasarkan hasil pengamatan secara sensori flavor-flavor ini dapat berbentuk satu komponen ( single compound) dan campuran beberapa komponen flavor (complex compound). Komponen-komponen flavor tunggal yaitu ethyl butanoate, ethyl crotonate, -pinene, -pinene, myrcene, limonene, linalool dan terpineol. Sedangkan flavor campuran yaitu flavor ayam bawang, flavor vanilla, flavor jagung manis, flavor barbeque, flavor cocopandan, flavor pisang ambon, flavor leci, dan flavor lemon squash. Flavor ayam bawang merupakan flavor campuran (complex compound) yang terdiri dari beberapa kompone flavor seperti flavor ayam dan flavor bawang. Flavor ayam bawang termasuk dalam jenis flavor identik alami dimana flavor ayam biasanya mengandung penguat rasa ribotida. Penguat rasa ini biasanya ditemukan dalam bumbu penyedap makanan MSG

(monosodium glutamate) yang dapat menimbulkan rasa gurih pada makanan tersebut. Sedangkan flavor bawang menyempurnakan rasa dari flavor ayam sehingga rasanya lebih enak dengan aroma bawang yang lebih kuat. Flavor vanilla terbentuk dari satu komponen (single compound) yang berasal dari tanaman panilli (Vanilla planifolia Andrews). Aromanya menyegarkan dan mirip dengan minuman instant segar sari. Flavor jagung manis termasuk kedalam jenis flavor alami yang diperoleh dari proses pengolahan seperti reaksi Mailard. Aromanya manis (sweety). Flavor Barbeque terbentuk dari beberapa komponen flavor (complex compound) dan flavor ini berasal dari hasil reaksi mailard. Aromanya menyengat seperti bau obat-obatan. Komponen ethyl butanoate merupakan senyawa yang termasuk kedalam golongan ester dengan aroma yang menyengat seperti perment mint. Komponen ethyl crotonoate juga merupakan senyawa yang termasuk kedalam golongan ester dengan aroma seperti bau balon. Komponen -Pinene merupakan senyawa organik dari kelas terpene, salah satu dari dua isomer pinene. -Pinene adalah alkena dan mengandung empat cincin yang reaktif. Hal ini ditemukan dalam minyak banyak spesies banyak pohon konifer, terutama pinus. Hal ini juga ditemukan dalam minyak esensial rosemary (Rosmarinus officinalis) Kedua enantiomer dikenal di alam,. (1S, 5S) - atau (-)--pinene lebih sering terjadi pada pinus Eropa, sedangkan (1R , 5R) - atau (+)--isomer lebih umum di Amerika Utara. Campuran rasemat hadir di beberapa minyak seperti minyak kayu putih dan minyak kulit jeruk. Komponen Beta Pinene (-pinene) adalah cairan tak berwarna, larut dalam alkohol, tapi bukan air. -pinene memiliki

bau pinus seperti kayu hijau. Hal ini terjadi secara alami dalam rosemary, peterseli, dill, kemangi, yarrow, dan bangkit. -pinene juga merupakan unsur utama aroma dan rasa. Komponen Linalool adalah alami kimia alkohol terpene ditemukan dalam banyak bunga dan tanaman rempah-rempah dengan banyak aplikasi komersial, yang sebagian besar didasarkan pada aroma yang menyenangkan (bunga, dengan sentuhan kepedasan). Memiliki nama lain seperti -linalool, alkohol linalyl, linaloyl oksida, p-linalool, allo ocimenol-, dan 2,6dimetil-2,7-octadien-6-ol. Komponen Terpineol adalah alkohol monoterpen alami yang telah diisolasi dari berbagai sumber seperti minyak kayu putih, minyak pinus, dan minyak petitgrain. Ada tiga isomer, alpha-, beta-, dan gamma-terpineol, dua terakhir hanya berbeda dengan lokasi ikatan rangkap. Terpineol biasanya campuran isomer dengan alpha-terpineol sebagai unsur utama. Terpineol memiliki bau menyenangkan atau mirip dengan lavender dan merupakan bahan umum dalam parfum, kosmetik, dan rasa. Komponen Myrcene, -myrcene, merupakan senyawa organik alami olefin. Hal ini diklasifikasikan sebagai hidrokarbon, lebih tepatnya seperti monoterpene a. Terpen adalah dimer dari isoprena, dan myrcene adalah salah satu yang paling penting. Myrcene adalah komponen dari minyak esensial dari beberapa tanaman termasuk bay, ylang-ylang, thyme liar, peterseli, dan hop. Diproduksi terutama semi-sintetis dari Myrcia. Myrcene adalah kunci dalam produksi beberapa wewangian. -Myrcene adalah nama untuk isomer struktural 2-metil-6-metilen-1,7oktadiena, yang tidak ditemukan di alam dan sedikit digunakan. Terpenes muncul secara alami dari dehidrasi terpenol geraniol. Ini pada prinsipnya bisa diekstraksi dari sejumlah tanaman, misalnya thyme liar, yang daunnya mengandung hingga 40% berat myrcene. Rute saat ini untuk sampel komersial oleh

pirolisis (400 C) dari pinene, yang diperoleh dari terpentin. Myrcene adalah perantara penting yang digunakan dalam industri wewangian. Myrcene memiliki bau yang menyenangkan, tetapi jarang digunakan secara langsung. Myrcene ini juga tidak stabil di udara, cenderung untuk polimerisasi. Sampel yang stabil dengan penambahan alkilfenol atau tokoferol. Dengan demikian lebih sangat dihargai sebagai perantara untuk persiapan rasa dan aroma bahan kimia seperti mentol, citral, sitronelol, sitronelal, geraniol, nerol, dan linalool. Pengobatan myrcene dengan hidrogen klorida memberikan geranyl klorida, neryl klorida, dan linalyl klorida. Pengobatan senyawa ini dengan asetat memberikan geranil asetat, neryl asetat, dan linalyl asetat, berturut-turut. aroma lain Ester tersebut kemudian dihidrolisis melalui dengan alkohol myrcenol, yang sesuai. Myrcene juga dikonversi ke ditemukan dalam lavender,

hydroamination uncatalyzed dari 1,3-diena diikuti oleh hidrolisis dan Pd-katalis penghapusan amina. Sebagai 1,3-diena, baik myrcene dan mycenol mengalami reaksi Diels-Alder dengan beberapa dienophiles seperti akrolein untuk memberikan turunan sikloheksena yang juga wewangian berguna. Komponen Limonene adalah hidrokarbon cair tak berwarna diklasifikasikan sebagai terpene siklik. Yang lebih umum D isomer memiliki bau yang kuat dari jeruk. sebagai pelarut terbarukan berbasis Limonene ini digunakan dalam sintesis kimia sebagai prekursor carvone dan diproduk pembersih. Limonene mengambil namanya dari lemon, sebagai kulit dari lemon, seperti buah jeruk lainnya, mengandung sejumlah besar senyawa, yang memberikan kontribusi untuk bau mereka. Limonene adalah molekul kiral, dan sumber-sumber biologis menghasilkan satu enansiomer: sumber industri utama, buah jeruk, mengandung D-limonene ((+)-limonene), yang merupakan (R)-enansiomer (Nomor CAS 5989-27-5, EINECS nomor 227-813-

5). Rasemat limonene dikenal sebagai dipentene D Limonenediperoleh secara komersial dari buah jeruk melalui dua metode utama:. Pemisahan sentrifugal atau distilasi uap. Limonene umumnya dalam produk kosmetik. Sebagai konstituen utama bau jeruk (tanaman Rutaceae keluarga), D-limonene digunakan dalam pembuatan makanan dan obat-obatan, misalnya sebagai penyedap untuk menutupi rasa pahit alkaloid, dan sebagai wangi parfum, melainkan juga digunakan sebagai insektisida botani, khususnya (R) - (+)-enansiomer yang paling aktif sebagai insektisida. Limonene ini ditambahkan ke produk pembersih seperti pembersih tangan untuk memberikan aroma lemon-jeruk (lihat jeruk minyak). Limonene semakin banyak digunakan sebagai pelarut untuk membersihkan tujuan, seperti penghapusan minyak dari bagian mesin, seperti yang dihasilkan dari sumber terbarukan (minyak jeruk, sebagai produk sampingan dari pembuatan jus jeruk). Hal ini digunakan sebagai stripper cat dan juga berguna sebagai alternatif harum bagi terpentin. Limonene juga digunakan sebagai pelarut pada beberapa lem pesawat model. Penyegar udara komersial semuaalam, dengan propelan udara, mengandung limonen digunakan oleh filatelis untuk menghapus prangko berperekat dari kertas amplop. Flavor cocopandan termasuk kedalam jenis flavor alami yang terbentuk dari campuran beberapa komponen flavor (complex compound). Komponen flavor yang berupa ekstak kelapa dan daun pandan. Aromanya menyenangkan seperti bau panili. Flavor pisang ambon termasuk kedalam jenis flavor alami yang terbentuk dari campuran beberapa komponen flavor (complex compound). Komponen flavor yang berupa senyawa ester seperti isomil asetat yang khas untuk aroma pisang.

Flavor leci termasuk kedalam jenis flavor alami. Aromanya menyenangkan dan baunya mirip nata de coco. Flavor lemon squash terbentuk dari satu komponen (single compound) yaitu senyawa limonene golongan monoterpenoid. Aromanya menyegarkan dan bau lemonnya cukup menyengat.

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum ini adalah sebagai berikut : Flavor merupakan suatu apresiasi kompleks dari penerimaan total yang diterima ketika seseorang mengonsumsi makanan dan minuman. Dalam pengertian sehari-hari flavor sering diartikan secara sederhana sebagai aroma bahan pang an. Komponen aroma tersebut baru bisa dikenali apabila berbentuk gas atau uap dan molekul-molekulnya yang menyentuh sel olfaktpri. Uji sensori atau organoleptik adalah ilmu pengetahuan yang menggunakan indera manusia untuk mengukur tekstur, penampakan, aroma dan flavor produk pangan. Penerimaan konsumen terhadap suatu produk diawali dengan penilaiannya terhadap penampakan, flavor dan tekstur. Flavor berasal dari jenisnya ada tiga yaitu flavor alami, flavor identik alami dan flavor sintetik. Flavor-flavor ini dapat berbentuk satu komponen (single compound) atau berupa campuran beberapa komponen flavor (complex compound). Komponen-komponen flavor dapat berupa ethyl butanoate, ethyl crotonate, -pinene, -pinene, myrcene, limonene, pyrazine, hexanal, linalool, terpineol dan banyak lagi lainnya. Adapun flavor campuran dapat berupa flavor strawberry, flavor mangga, flavor ayam bawang, flavor vanilla, flavor jagung manis, flavor pisang ambon, flavor cocopandan, flavor leci dan flavor lemon squash Saran Dengan adanya praktikum seperti ini, mahasiswa dapat mengetahui dan mengenal apa itu flavor, komponenkomponennya dan jenis-jenisnya.

DAFTAR PUSTAKA

Acree, T.E. 1993. GC-Olfactometry in C. T. Ho dan C. H. Manley (Eds.). Flavor Measurement.Marcell Dekker Inc., New York. Crouzet, J., Chassagne, D., dan Sakho, M. 1995. Contribution of glycosidically bound volatile compounds to processed food aroma. Dalam: Contribution of Low and Non-volatile Materials to the Flavor of Food Symposium. American Chemical Society, Chicago. Hustiany, Rini. 2010. Penuntun Praktikum Teknologi Flavor dan Food Aditif. Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru Laarsen, M. dan L. Poll. 1990. Quick and Simple Extraction Method for Analysis of Aroma Compounds in Fruit Products. Di dalam Y. Rothe, M. 1988. Introduction to Aroma Research. Kluwer

Academic. London Wartini, N.M., Hariyono, T. Susanta, Yunianta dan R. Retnowati. 2008. Tingkat Kesukaan dan Senyawa Penyusun Ekstrak Citarasa Daun Salam (Eugenia polyantha Wight) dari beberapa Metode Separasi. Agrotekno 14(2): 56-60 Wijaya, H. 1995. Oriental Natural Citarasa : Liquid and Spary Dried of Jeruk Purut (Citrus hystrix DC) Leaves in Food Citarasa : Generation, Analysis and Process Influence. G. Charalambous (Ed.) p. Elsevier, Amsterdam, New York, Tokyo.

Wilkinson, G., Cotton, F.A. 1976. Basic Inorganic Chemistry. John Wiley & Son Inc., New York. Wright, J. 2002. Creating and Formulating Citarasas in Food Citarasa Technology. A.J. Taylor (Ed.). Sheffield Academic Press, CRC Press, U.S.A and Canada. p. 1-26 Yousif, A.,N., C.H. Scaman, T.D. Durance and B. Girard. 1999. Citarasa Volatils and Physical of Vacuum-Microwave and Air-Dried Sweet Basil (Ocimum basillicum L.). J. Agric. Food Chem. 47:4777-4781

Anda mungkin juga menyukai