Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Citarasa dan Keamanan
Makanan” dengan tepat waktu. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Manajemen Makanan Institusi. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi
para pembaca dan juga bagi kami tim penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ony Linda, M.Kes selaku dosen Mata Kuliah
Manajemen Makanan Institusi yang telah memberikan bimbingan yang bermanfaat dalam proses
penyusunan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami membutuhkan saran dan kritik guna memperbaiki makalah ini.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah
ini dapat bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah................................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................................... 2
A. Kesimpulan............................................................................................................................. 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar makanan yang harus segera
terpenuhi untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Makanan sebagai faktor
yang sangat penting bagi kehidupan manusia selain harus memenuhi citarasa yang enak
dan penampilan yang menarik, makanan juga harus aman untuk dikonsumsi yaitu terbebas
dari segala bentuk kontaminasi yang dapat merugikan konsumen. Selain citarasa makanan
juga harus memperhatikan keamanan makanan yang menjadikan penting untuk menjaga
kualitas suatu produk agar aman untuk dikonsumsi.
1
bahwa risiko terhadap kesehatan publik masih ada. Dengan meningkatnya mobilitas global
dan kompleksitas rantai pasokan makanan, tantangan dalam menjaga keamanan pangan
semakin kompleks.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana memastikan bahwa makanan tidak hanya memiliki citarasa yang enak
dan penampilan yang menarik, tetapi juga aman untuk dikonsumsi?
2. Apakah mekanisme pengawasan dan penegakan hukum sudah efektif dalam
meminimalkan risiko kontaminasi dan memastikan keamanan makanan bagi
konsumen?
C. Tujuan
1. Mengetahui citarasa makanan yang baik.
2. Mengetahui keamanan makanan yang baik.
3. Mengetahui penyebab penyakit yang bersumber dari makanan.
4. Mengetahui ayat Al-Qur’an tentang citarasa makanan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Citarasa Makanan
Citarasa makanan, berpengaruh terhadap terpenuhinya kebutuhan seseorang, oleh
karena itu diperlukan cita rasa yang dapat memuaskan konsumen baik dari segi penampilan
dan rasa. Cita rasa adalah bentuk kerja sama dari kelima macam indera manusia, yakni
perasa, penciuman, perabaan, penglihatan, dan pendengaran.
3
● Inovasi: Inovasi dalam pengembangan resep dan teknologi produksi dapat
membantu meningkatkan citarasa makanan dan memenuhi preferensi konsumen
yang beragam.
B. Keamanan Makanan
Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah
pangan dari kemungkinan tiga cemaran, yaitu cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang
dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk
dikonsumsi. Pangan olahan yang diproduksi harus sesuai dengan cara pembuatan pangan
olahan yang baik untuk menjamin mutu dan keamanannya. Selain itu pangan harus layak
dikonsumsi yaitu tidak busuk, tidak menjijikkan, dan bermutu baik, serta bebas dari
Cemaran Biologi, Kimia dan Cemaran Fisik.
1. Cemaran Biologi
2. Cemaran Kimia
4
(tidak tercemar) untuk menangani dan mengolah pangan, tidak menggunakan
bahan tambahan (pewarna, pengawet, dan lain-lain) yang dilarang digunakan untuk
pangan, menggunakan Bahan Tambahan Pangan yang dibutuhkan seperlunya dan
tidak melebihi takaran yang diijinkan, Tidak menggunakan alat masak atau wadah
yang dilapisi logam berat, tidak menggunakan peralatan/pengemas yang bukan
untuk pangan, tidak menggunakan pengemas bekas, kertas koran untuk
membungkus pangan, Jangan menggunakan wadah styrofoam atau plastik kresek
(non food grade) untuk mewadahi pangan terutama pangan siap santap yang panas,
berlemak, dan asam karena berpeluang terjadi perpindahan komponen kimia dari
wadah ke pangan (migrasi).
3. Cemaran Fisik
Adalah benda-benda yang tidak boleh ada dalam pangan seperti rambut,
kuku, staples, serangga mati, batu atau kerikil, pecahan gelas atau kaca, logam dan
lain-lain. Benda benda ini jika termakan dapat menyebabkan luka, seperti gigi
patah, melukai kerongkongan dan perut. Benda tersebut berbahaya karena dapat
melukai dan atau menutup jalan nafas dan pencernaan.
Food borne disease diartikan sebagai penyakit yang menular atau beracun atau
bahkan keduanya dan ditularkan melalui konsumsi makanan. Food borne disease terjadi
akibat tidak tercapainya keamanan makanan. Beberapa gangguan kesehatan yang dapat
terjadi akibat makanan dikelompokkan menjadi 3 macam:
1. Foodborne disease (penyakit bawaan makanan): gejala penyakit yang terjadi akibat
mengkonsumsi makanan yang mengandung mikroorganisme atau toksin yang
berasal dari tumbuhan, bahan kimia, kuman maupun binatang.
2. Food infection: gejala penyakit yang terjadi akibat masuk dan berkembang biaknya
mikroorganisme dalam tubuh manusia melalui makanan yang dikonsumsi.
3. Food intoxication: gejala penyakit yang terjadi akibat mengkonsumsi makanan
yang mengandung racun yang ada dalam makanan.
Tantangan keamanan makanan yang berisiko pada kejadian food borne disease
terdiri dari 4 komponen utama yaitu:
5
1. Keamanan mikrobiologis
2. Keamanan kimia
Ancaman kejadian food borne disease dari bahan kimia pada makanan yaitu
keberadaan bahan tambahan yang berlebihan seperti pewarna, pengawet makanan,
kontaminasi residual dari peptisida hingga logam berat dari hasil pencucian
peralatan yang merusak lapisan permukaan peralatan dan kebersihan makanan
yang tidak memadai.
3. Higiene personal
4. Higiene lingkungan
D. Integrasi AIK
(46) ) كُلُ ۡوا43( َ) اِنَّا ك َٰذلِكَ ن َۡج ِزى ۡال ُم ۡح ِسن ِۡين44( َ) َو ۡي ٌل ي َّۡو َم ِٕٮ ٍذ ل ِۡل ُمك َِذبِ ۡين45( َكُلُ ۡوا َوت َ َمتَّعُ ۡوا قَل ِۡي اًل اِنَّكُ ۡم ُّمجۡ ِر ُم ۡون
اش َرب ُۡوا َهن ِْٓيئاا ۢ بِ َما كُ ۡنت ُ ۡم ت َعۡ َملُ ۡون
ۡ ََو
6
43. (Katakan kepada mereka), "Makan dan minumlah dengan rasa nikmat sebagai
balasan dari apa yang telah kamu kerjakan. 44. Sungguh, demikianlah Kami memberi
balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. 45. Celakalah pada hari itu, bagi mereka
yang mendustakan (kebenaran). 46. (Katakan kepada orang-orang kafir), "Makan dan
bersenang-senanglah kamu (di dunia) sebentar, sesungguhnya kamu orang-orang
durhaka!"
Allah berfirman dalam HADITS QUDSI “Tidak ada perlindungan yang lebih kuat
bagi hambaKu kecuali menyedikitkan makan.” (HQR Ad Dailani dan abdullah Ibnu abbar
RA). Jadi, menyedikitkan makan adalah kekuatan. Dari ‘Aisyah radhiyallahu anhu katanya
: “Tidak pernah kenyang keluarga Muhammad saw itu dari roti gandum selama 2 hari
terus menerus. Keadaan sedemikian ini sampai Beliau SAW dicabut ruhnya.” (Muttafaq
‘Alaihi).
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengalaman makan yang memuaskan tidak hanya bergantung pada rasa makanan,
tetapi juga pada elemen-elemen seperti aroma, penampilan, dan tekstur. Oleh karena itu,
penting bagi produsen makanan untuk memperhatikan aspek-aspek ini dalam proses
produksi mereka guna memastikan produk yang dihasilkan dapat memuaskan konsumen.
keamanan pangan juga merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam industri
makanan. Cemaran biologis, kimia, dan fisik dapat mengancam keamanan makanan dan
menyebabkan penyakit bawaan makanan jika tidak diatasi dengan baik. Praktik higiene
personal dan lingkungan, serta pemilihan bahan baku yang baik dan proses pengolahan
yang benar, menjadi kunci dalam menjaga keamanan makanan.
Dengan memperhatikan cita rasa dan keamanan pangan secara holistik, diharapkan
industri makanan dapat terus meningkatkan kualitas produk mereka dan memastikan
kesejahteraan konsumen. Integrasi antara cita rasa yang memuaskan dan keamanan pangan
yang terjamin merupakan langkah penting dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
masyarakat melalui pemenuhan gizi.
8
DAFTAR PUSTAKA
Delwiche, J. F. (2012). The Impact of Perceptual Interactions on Perceived Flavor. Food Reviews
International, 28(2), 138–150. doi:10.1080/87559129.2012.661997
European Perspective of Consumers’ Food Choices. Springer Science & Business Media.
Tauxe, R. V. (2010). Emerging foodborne diseases: an evolving public health challenge. Emerging
Infectious Diseases, 3(4), 425-434.
Febianti, D., Rahmawati, A. Y., Hendriyani, H., & Subandriani, D. N. (2015). Perbedaan penilaian
cita rasa dan sisa hidangan sayur berdasarkan pengembangan resep pada pasien kelas III
dengan diet biasa di rumah sakit umum daerah kota semarang. Jurnal Reset Gizi, 1–13.
http://ejournal.poltekkes-
smg.ac.id/ojs/index.php/jrg/article/download/4294/1146%0Ahttp://ejournal.poltekkes-
smg.ac.id/ojs/index.php/jrg/article/view/4294/1146
Frewer, L. J., Risvik, E., & Schifferstein, H. N. (Eds.). (2012). Food, People and Society: A
Iffathurjannah, M. I., & Harti. (2021). Pengaruh keamanan makanan, harga dan rasa terhadap
keputusan pembelian pada konsumen mie Lemonilo. Jurnal Akuntabel, 18(2), 235–246.
Juhaina, E. (2021). Keamanan Makanan Ditinjau Dari Aspek Higiene Dan Sanitasi Pada Penjamah
Makanan Di Sekolah, Warung Makan Dan Rumah Sakit. Electronic Journal Scientific of
Environmental Health And Disease, 1(1). https://doi.org/10.22437/esehad.v1i1.10763
Meiselman, H. L. (2016). A Review of the Current State of Food Choice and Eating Behavior
Research. The SAGE Handbook of Food and Nutrition, 1-21. doi:10.4135/9781473957863.n1
Moskowitz, H. R., & Silcher, M. (2012). Taste Perception: From the Tongue to the Test Tube.
Food Reviews International, 28(2), 155–174. doi:10.1080/87559129.2012.661999
Muna, F., & Khariri. (2020). Bakteri Patogen Penyebab Foodborne Diseases. Prosiding Seminar
Nasional Biologi Di Era Pandemi Covid-19, September, 74–79. http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/psb/
Puspitasari, R., & Kusumaningrum, H. D. (2019). Analysis of food safety law enforcement based
on the principle of lex specialis derogate lex generalis in the industrial sector. Journal of Indonesian
Legal Studies, 4(2), 43-56.
Smith, K. (2017). The Sensory Science of Food. Cambridge University Press.
Suryani, D., & Rustiawan, A. (2022). Keamanan Makanan di Tempat Wisata. In Buku Monograf.