Anda di halaman 1dari 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN MENU SEIMBANG

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah:

GIZI DAN MAKANAN

Dosen Pengampu:

Syamsudin, M.Pd.

Disusun Oleh:

Uswatun Chasanah (201912126073)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL FITHRAH
SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas anugrahNya sehingga
kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Penyusunan Menu Seimbang”. Shalawat serta salam tetap
tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW, sebagai suri tauladan sekaligus
pencerah dari jalan gelap gulita menuju jalan yang terang benerang, yakni
Addinul Islam. Semoga kita semua mendapatkan barokah dan syafa’at Beliau di
hari akhir nanti.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas
pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis telah berusaha untuk dapat
menyusun makalah ini dengan baik, namun penulis pun menyadari bahwa kami
memiliki akan adanya keterbatasan kami sebagai manusia biasa yang jauh dari
kata sempurna.
Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi
teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik serta
saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami
untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita
bersama sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca.

Surabaya, 14 Juni 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
A. Pengertian Menu Seimbang ........................................................... 3
B. Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Menu Seimbang ....... 4
C. Prinsip dan Syarat Penyusunan Menu Seimbang ....................... 11
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 12
Kesimpulan ...................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kewajiban orang tua adalah menjamin hak-hak anak untuk memperoleh
makanan secara cukup dan berkualitas. Disertai dengan pola asuh yang baik,
maka anak-anak akan tumbuh dan berkembang secara optimal menjadi
sumber daya manusia (SDM) yang tangguh. Salah satu indikator kualitas
manusia adalah keadaan gizi yang baik dimana kebutuhan dasarnya dapat
tercukupi baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi adalah pengetahuan
pangan dan gizi selain faktor ketersediaan pangan, produksi pangan, sehingga
diperlukan pendidkan gizi secara formal dan non formal. Pengetahuan gizi
pada setiap individu dinilai menjadi salah satu faktor yang penting dalam
konsumsi pangan dan status gizi.
Hal tersebut berhubungan dengan pemberian menu, pemilihan bahan
pangan, pemilihan menu, pengolahan pangan dan menentukan pola konsumsi
pangan yang akhirnya akan berpengaruh pada keadaan gizi individu yang
bersangkutan. Sasaran pendidikan gizi tidak hanya kaum wanita yang
meliputi ibu yang berpendidikan dan pengetahuan gizinya baik akan sangat
berperan dalam menyiapkan menu yang cukup mengandung energi dan
protein, serta gizi lainnya pada keluarganya.
Status sosial ekonomi keluarga misalnya penghasilan yang rendah dari
kepala keluarga dan pengetahuan tentang gizi yang rendah ditambah dengan
budaya dalam keluarga antara lain kebiasaan makan dan adat istiadat akan
mem-pengaruhi dalam proses pemilihan dan pengolahan makanan oleh ibu,
karena pengolahan makanan yang baik akan mempengaruhi status gizi
seorang anak.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan menu seimbang?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan menu seimbang?
3. Apa saja prinsip dan syarat penyusunan menu makanan seimbang?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Menu Seimbang


Menu adalah susunan makanan atau hidangan yang dimakan oleh
seseorang untuk sekali makan atau untuk sehari. Menu itu dapat terdiri dari
makan pagi, siang dan malam. Agar dapat memenuhi kebutuhan gizi maka
seorang atlet harus mengkonsumsi menu seimbang. Menu seimbang adalah
menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proporsi
yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna
pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta
pertumbuhan dan perkembangan. Seperti contoh, agar dapat menunjang
keberhasilan atlet selama pertandingan harus didukung oleh penyelenggaraan
makanan yang handal. 1
Keberhasilan suatu penyelenggaraan makan pada masa pemusatan latihan
dan masa pertandingan dapat dicapai bila penyelenggaraan makanan
dipandang suatu program yang utuh dikelola secara profesional. Penentu
keberhasilan pengolahan makanan tersebut adalah perencanaan menu yang
baik.
Menu adalah susunan makanan yang dimakan seseorang atau sekelompok
orang untuk sekali makan atau untuk sehari makan. Menu bisa diartikan
hidangan. Sedangkan Pengertian Menu seimbang adalah menu yang terdiri
dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai,
sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan
perbaikan sel-sel tubuh, dan pertumbuhan serta perkembangan.2

1
Syafrizar & Wilda Welis, Gizi Olahraga (Malang: Wineka Media, 2009), 82.
2
Sunita Almatsier, Gizi Seimbang: dalam daur Kehidupan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2004), 41.
3
4

Menu seimbang juga dapat diartikan menu yang disusun menggunakan


semua golongan bahan makanan dan penggantinya sehungga susunan
makanan tersebut lengkap dan memenuhi kebutuhan akan semua zat gizi
untuk mencapai kesehatan yang optimal.3

B. Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Menu Seimbang


Banyak faktor yang mempengaruhi penyusunan menu seimbang. Susunan
hidangan harus memenuhi syarat gizi agar yang mengkonsumsi menjadi
tertarik dan mendapat kesehatan baik serta mempertahankan kesehatannya.
Susunan hidangan harus (sanggup) memenuhi beberapa fungsi:
1. Menghilangkan rasa lapar, memberikan rasa kenyang.
2. Mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk berada dalam kondisi
tetap sehat dan dapat melakukan kegiatan sehari-hari.
3. Memenuhi nilai-nilai sosial budaya yaitu kebiasaan, pantangan dan
sebagainya dari masyarakat yang mengkonsumsi.
4. Biaya terjangkau bagi konsumennya.4
Dalam menyusun menu hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Kombinasi rasa yaitu asin, manis, asam, pahit, pedas jika disukai.
2. Kombinasi warna hidangan yaitu warna merah, hijau, cokelat, kuning dan
sebagainya.
3. Variasi bentuk potongan yaitu persegi, panjang, tipis, bulat dan
sebagainya.
4. Variasi kering atau berkuah karena ada jenis hidangan berkuah banyak
seperti sup, sayur asam maupun yang sedikit kuah seperti tumis sayur,
sambal goreng serta yang kering seperti ikan goreng, kering tempe.
5. Variasi teknik pengolahan yaitu hidangan yang diolah dengan teknik
pengolahan digoreng, direbus, disetup dan lainnya sehingga memberikan
penampilan, tekstur, dan rasa berbeda pada hidangan tersebut. Sebaiknya

3
Genis Ginanjar, Obesitas pada Anak (Bandung: Bentang Pustaka: 2009), 33.
4
Triana Septiani, Modul Ajar Gizi Ibu dan Anak Jilid 1 (Magetan, Kebidanan Magetan, 2019),
217.
5

dihindari adanya pengulangan warna, rasa, bentuk, teknik pengolahan


dalam satu menu.5
Di samping hal tersebut perlu juga diperhatikan beberapa hal lain yang
menunjang seluruh proses konsumsi seseorang yaitu kebersihan, pengolahan
yang tepat sehingga enak dimakan serta suasana menyenangkan ketika makan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan menu seimbang
antara lain:
1. Bahan Makanan
Faktor yang mempengaruhi penyusunan menu seimbang adalah
kesediaan bahan makanan. Makanan yang dikonsumsi, umumnya terdiri
atas satu atau beberapa jenis bahan makanan. Setiap bahan makanan terdiri
atas beberapa zat makanan atau zat gizi yang disebut nutrien tertentu. Zat
gizi adalah satuan-satuan yang menyusun bahan makanan atau bahan-
bahan dasar. Sedangkan bahan makanan adalah sesuatu yang dibeli,
dimasak dan disajikan sebagai hidangan untuk dikonsumsi.
Satu hidangan terdiri dari beberapa bahan makanan yang masing-
masing bahan makanan mengandung beberapa jenis zat gizi yang saling
melengkapi satu sama lainnya. Di Indonesia, digunakan berbagai jenis
bahan makanan yang terdiri atas empat kelompok yaitu bahan makanan
pokok, bahan makanan lauk pauk, bahan makanan sayuran, bahan
makanan buah-buahan dan susu serta telur.6
a. Bahan makanan pokok
Bahan makanan pokok, dalam susunan hidangan Indonesia sehari-
hari, memegang peranan penting. Bahan makanan pokok dapat dikenal
dari makanan yang dihidangkan pada waktu makan pagi, siang atau
malam. Dari sudut ilmu gizi, bahan makanan pokok merupakan sumber
energi (kuantitas atau volume) dan mengandung banyak karbohidrat.
Beberapa jenis bahan makanan pokok juga memberikan zat protein
yang relatif cukup besar jumlahnya dalam konsumsi manusia.

5
Ibid., 131.
6
Ibid., 133.
6

Penggunaan makanan pokok didasarkan atas ketersediaannya di daerah


bersangkutan.
b. Bahan makanan lauk pauk
Bahan makanan lauk pauk didalam pola makan orang Indonesia
selain sebagai teman makanan pokok yang memberikan rasa enak,
merupakan sumber zat gizi protein dalam menu makanan sehari-hari.
Sebagai sumbernya dikenal bahan makanan berasal dari hewan dan
tumbuhan. Lauk pauk banyak mengandung protein sebagai zat
pembangun, pada bahan makanan yang berasal dari hewan disebut
protein hewani, protein yang terdapat pada bahan tumbuh-tumbuhan
disebut protein nabati.
c. Bahan makanan sayur mayur
Bahan makanan sayur mayur adalah sebagai teman makanan pokok,
pemberi serat dalam hidangan. Sayur dapat berupa bagian dari
tumbuhan seperti batang, daun, bunga, umbi maupun buah muda. Sayur
mayur merupakan sumber vitamin dan mineral. Zat-zat gizi ini dapat
rusak atau berkurang jika mengalami pemanasan.7
d. Buah-buahan
Buah-buahan merupakan sumber vitamin bagi manusia. Ada
beberapa jenis buah yang juga memberikan kalori yang cukup tinggi
seperti lemak yang terkandung dalam apokat ataupun karbohidrat yang
terdapat pada durian.
e. Susu dan telur
Susu merupakan bahan makanan yang khusus, karena kandungan zat
gizinya dan fungsinya terutama untuk golongan masyarakat tertentu
seperti bayi, anak, ibu hamil dan menyusui. Telur dan susu memiliki
kandungan zat gizi yang banyak. Telur menjadi sumber protein dan
mineral yang baik bagi manusia, dapat dikonsumsi anak kecil sampai
orang tua. Telur banyak diolah menjadi hidangan dalam menu makanan

7
Ibid., 135.
7

sehari-hari masyarakat Indonesia karena harganya cukup murah, disukai


dan mudah diperoleh.8
2. Anggota keluarga dan kondisi anggota keluarga
Faktor lain yang mempengaruhi penyusunan menu seimbang adalah
jumlah anggota keluarga dan kondisi anggota keluarga. Makanan keluarga
adalah makanan yang dihidangkan dalam suatu keluarga dari hari ke hari.
Lengkap tidaknya susunan makanan keluarga ini banyak bergantung pada
kemampuan keluarga untuk menyusun makanan, kemampuan untuk
mendapatkan bahan-bahan makanan yang diperlukan, adaptasi kebiasaan
dan sedikit banyak pengetahuan menyusun makanannya.
Setiap keluarga terdiri dari beberapa perorangan yang dengan
demikian memiliki suatu perhatian-perhatian khusus terhadap makanan
mana yang disukai dan tidak disukai. Seorang ibu harus mampu mencari
jalan yang sebaik-baiknya, sehingga seluruh anggota keluarga itu akan
merasa puas terhadap hidangan yang disajikan. Dengan demikian perlu
digilir jenis makanan yang disukai tersebut agar nafsu makan tetap
meningkat.
Pembagian makanan antar anggota keluarga perlu mendapat perhatian.
Harus diperhatikan bahwa setiap anggota keluarga memperoleh porsi
makanan yang sebanding dengan kebutuhannya berbagai zat gizi. Anak
usia dibawah lima tahun (Balita), ibu yang sedang hamil dan menyusui,
perlu diperhatikan oleh karena kebutuhan mereka akan berbagai zat gizi
relatif baik dibandingkan dengan kelompok usia yang lain. Jenis makanan
yang diberikan kepada Balita pada umumnya sama dengan yang diberikan
pada orang dewasa, hanya makanan balita kurang memberikan rasa pedas
atau rasa lain yang terlalu merangsang. Makanan bayi biasanya agak
berbeda dari makanan orang dewasa maupun balita. Susu yang diberikan
pada bayi juga berbeda dengan balita.
3. Keuangan

8
Ibid., 137.
8

Setelah diperkirakan jenis-jenis bahan makanan yang diperlukan dan


kuantumnya, maka perlu diperkirakan harganya, apakah masih didalam
jangkauan keuangan keluarga atau tidak. Kalau jumlah seluruhnya terlalu
mahal dan tidak sanggup terbeli dengan keuangan yang ada, bisa dikurangi
secara bertahap.9
4. Jenis Menu dan manfaatnya
Faktor lainnya yang mempengaruhi penyusunan menu seimbang
adalah jenis menu dan manfaatnya. Menu menurut waktu makan. Susunan
menu seimbang untuk satu hari terdiri dari hidangan berupa makan pagi,
makan siang, makan malam, dan kadang-kadang ditambahkan juga
selingan. Makanan pagi sangat bermanfaat untuk mempertahankan kadar
gula darah pada waktu pagi karena telah terpakai pada malam harinya. Jika
tidak makan pagi, tubuh berusaha menaikkan kadar gula darah dengan
mengambil cadangan glikogen, dan jika ini habis, maka cadangan
lemaklah yang akan diambil. Dalam keadaan seperti ini pastilah tubuh
tidak berada dalam keadaan yang cocok untuk melakukan pekerjaan
dengan baik.
Menu makan pagi biasanya dipilih hidangan yang cepat dan mudah
dalam persiapan, penyajian dan dimakan. Hidangan dapat diolah sehari
sebelumnya bila pagi hari terlalu sempit waktunya. Perlu diusahakan agar
hidangan yang disajikan mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap,
yaitu zat gizi pemberi tenaga, pembangun dan pengatur.10
Untuk susunan hidangan makan siang dan makan malam perlu
diperhatikan dalam menilai cukup tidaknya konsumsi, karena biasanya
makan pagi tidak merupakan hidangan yang lengkap. Menilai cukup
tidaknya hidangan harus dilakukan 24 jam, tetapi yang paling menentukan
ialah hidangan yang dikonsumsi sebagai makan siang dan makan malam,
yang biasanya merupakan hidangan paling lengkap.

9
Ibid., 139.
10
Ibid., 141.
9

Bagian terbesar dari penyediaan zat gizi untuk tubuh selama 24 jam
terdapat pada kedua jenis hidangan tersebut. Hal yang perlu diperhatikan
adalah bahwa kandungan gizinya lengkap sesuai dengan kebutuhan
anggota keluarga atau orang-orang yang makan. Umumnya semua bahan
makanan yang termasuk didalamnya adalah bahan makanan pemberi
tenaga seperti kentang, nasi, singkong; bahan makanan pemberi zat
pembangun yaitu lauk pauk ikan, telur, ayam; bahan makanan pemberi
vitamin dan mineral yaitu sayuran dan buah-buahan.
Disamping makan pagi, siang dan malam juga dapat diadakan
makanan selingan. Makanan selingan berguna sebagai penambah zat gizi,
terutama kalori maupun zat gizi lainnya yang kurang diperoleh pada waktu
makan yang ada. Untuk yang memberikan makanan selingan pada pagi
hari, paling tepat diberikan antara pukul 09.00–10.00 atau antara pukul
10.00-11.00 pagi. Ini untuk menjaga jangan sampai pada waktu makan
siang perut masih terasa kenyang, sehingga makanan tidak dihabiskan.
Untuk yang memberikan selingan dua kali sehari, selingan sore diberikan
antara pukul 16.00–17.00.
Biasanya makanan selingan dihidangkan dengan teh atau kopi. Bentuk
makanan selingan ini disajikan dengan bentuk yang menarik, mudah
dimakan, ukuran porsi tidak terlalu mengenyangkan. Contoh makanan
selingan adalah pisang goring/rebus/penggang, berbagai bubur seperti
bubur kacang hijau/bubur sumsum/bubur ketan hitam, kue-kue basah
seperti getuk lindri/kue onde/combro/kue putu/kue lapis dan sebagainya.
Bahan utama dalam pembuatan makanan selingan biasanya dari golongan
serelia diolah misalnya lemper, ketan panggang, arem-arem, macam-
macam roti dan kue. Umbi-umbian seperti singkong, ubi, pisang, sagu
biasanya dimakan bersama kelapa dan gula; dalam bentuk gorengan atau
kolak dan sebagainya. Kacang-kacangan seperti kacang hijau, mendoan
tempe, tahu, isi dan sebagainya.
Kebanyakan makanan selingan memiliki segi positif yaitu dapat
mengenyangkan dan mengandung karbohidrat yang cukup tinggi. Namun
10

bila dianggap sebagai pengganti makanan utama yaitu beras dengan lauk-
pauknya, maka makanan selingan ini kurang kandungan proteinnya. Maka
perlu diperhatikan pola makan seseorang yang makan dua kali makan
utama, yaitu hendaknya memilih makanan selingan yang cukup kandungan
gizinya. Segi negatif makanan selingan adalah karena keterbatasan
kandungan zat gizinya.11
5. Nilai gizi
Faktor nilai gizi juga berpengaruh pada penyusunan menu seimbang.
Makanan yang dihidangkan harus mengandung zat gizi yang diperlukan
baik dalam kualitas maupun kuantitasnya. Porsi bagi masing-masing
anggota keluarga diperhatikan, apakah sesuai dengan kebutuhan masing-
masing menurut umur dan jenis kelamin serta jenis pekerjaan yang
menjadi tugasnya sehari-hari. Suasana hidangan harus terlihat berwarna
warni dan mengandung berbagai jenis bahan makanan yang berganti-ganti
setiap harinya.
Dalam pengolahan makanan, perlu diketahui bahwa proses dalam
pengolahan makanan dapat meningkatkan mutu makanan yang dikonsumsi
misalnya lebih baik dan lebih mudah dicerna juga dapat terjadi hal yang
merugikan yaitu rusak atau hilangnya beberapa zat gizi yang ada pada
bahan makanan. Oleh sebab itu perlu diperhatikan tahap-tahap dalam
proses penyiapan makanan yaitu penyiangan bahan makanan, pencucian,
pemotongan, dan pengolahan atau pemasakan dengan proses yang tepat.12

11
Ibid., 142.
12
Ibid., 144.
11

C. Prinsip dan Syarat Penyusunan Menu Seimbang


Dalam penyusunan menu seimbang, perlu diperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Kualitas dan kuantitas gizi yang diperlukan tercukupi dalam menu. Dalam
hal kualitas menu harus memenuhi kaidah 4 sehat 5 sempurna. Sedangkan
dalam hal kuantitas menu harus sesuai dengan umur, jenis kelamin, dan
aktifitas anggota keluarga.
2. Hidangan dapat dinikmati dan memenuhi selera seluruh anggota keluarga.
3. Dapat memberi rasa kenyang.
4. Harus terjangkau oleh keuangan keluarga.
5. Tidak bertentangan dengan persyaratan sosial budaya.
6. Disesuaikan dengan ketersediaan pangan setempat.13
Adapun syarat-syarat menu yang baik adalah:
1. Harus cukup mengandung zat-zat gizi, sehingga memenuhi syarat-syarat
kesehatan.
2. Dapat menimbulkan selera.
3. Harus dikombinasikan dengan baik antara rasa, warna, jenis hidangan.
4. Ada pergantian menu setiap hari.14

13
Auliana, Gizi dan Pengolahan Pangan (Yogyakarta: Adicita Yogyakarta, 2001), 75.
14
Irianto, Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan (Yogyakarta: CV. Andi, 2007), 69.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Menu seimbang adalah menu yang disusun menggunakan semua
golongan bahan makanan dan penggantinya sehungga susunan makanan
tersebut lengkap dan memenuhi kebutuhan akan semua zat gizi untuk
mencapai kesehatan yang optimal.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan menu seimbang adalah:
a. Bahan makanan
b. Anggota keluarga dan kondisi anggota keluarga
c. Keuangan
d. Jenis menu dan manfaatnya
e. Nilai gizi
3. Prinsip menu seimbang adalah:
a. Kualitas dan kuantitas gizi yang diperlukan tercukupi dalam menu.
b. Hidangan dapat dinikmati dan memenuhi selera seluruh anggota
keluarga.
c. Dapat memberi rasa kenyang.
d. Harus terjangkau oleh keuangan keluarga.
e. Tidak bertentangan dengan persyaratan sosial budaya.
f. Disesuaikan dengan ketersediaan pangan setempat.
Adapun syarat menu yang baik adalah:
a. Harus cukup mengandung zat-zat gizi, sehingga memenuhi syarat-
syarat kesehatan.
b. Dapat menimbulkan selera.
c. Harus dikombinasikan dengan baik antara rasa, warna, jenis
hidangan.
d. Ada pergantian menu setiap hari.

12
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita, Gizi Seimbang: dalam daur Kehidupan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2004.
Auliana, Gizi dan Pengolahan Pangan. Yogyakarta: Adicita Yogyakarta, 2001.
Ginanjar, Genis, Obesitas pada Anak. Bandung: Bentang Pustaka: 2009.
Irianto, Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Yogyakarta: CV.
Andi, 2007.
Septiani, Triana, Modul Ajar Gizi Ibu dan Anak Jilid 1. Magetan, Kebidanan
Magetan, 2019.
Wilda Welis, Syafrizal, Gizi Olahraga. Malang: Wineka Media, 2009.

13

Anda mungkin juga menyukai