Dosen Pengampu:
Syamsudin, M.Pd.
Disusun Oleh:
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas anugrahNya sehingga
kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Penyusunan Menu Seimbang”. Shalawat serta salam tetap
tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW, sebagai suri tauladan sekaligus
pencerah dari jalan gelap gulita menuju jalan yang terang benerang, yakni
Addinul Islam. Semoga kita semua mendapatkan barokah dan syafa’at Beliau di
hari akhir nanti.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas
pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis telah berusaha untuk dapat
menyusun makalah ini dengan baik, namun penulis pun menyadari bahwa kami
memiliki akan adanya keterbatasan kami sebagai manusia biasa yang jauh dari
kata sempurna.
Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi
teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik serta
saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami
untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita
bersama sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kewajiban orang tua adalah menjamin hak-hak anak untuk memperoleh
makanan secara cukup dan berkualitas. Disertai dengan pola asuh yang baik,
maka anak-anak akan tumbuh dan berkembang secara optimal menjadi
sumber daya manusia (SDM) yang tangguh. Salah satu indikator kualitas
manusia adalah keadaan gizi yang baik dimana kebutuhan dasarnya dapat
tercukupi baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi adalah pengetahuan
pangan dan gizi selain faktor ketersediaan pangan, produksi pangan, sehingga
diperlukan pendidkan gizi secara formal dan non formal. Pengetahuan gizi
pada setiap individu dinilai menjadi salah satu faktor yang penting dalam
konsumsi pangan dan status gizi.
Hal tersebut berhubungan dengan pemberian menu, pemilihan bahan
pangan, pemilihan menu, pengolahan pangan dan menentukan pola konsumsi
pangan yang akhirnya akan berpengaruh pada keadaan gizi individu yang
bersangkutan. Sasaran pendidikan gizi tidak hanya kaum wanita yang
meliputi ibu yang berpendidikan dan pengetahuan gizinya baik akan sangat
berperan dalam menyiapkan menu yang cukup mengandung energi dan
protein, serta gizi lainnya pada keluarganya.
Status sosial ekonomi keluarga misalnya penghasilan yang rendah dari
kepala keluarga dan pengetahuan tentang gizi yang rendah ditambah dengan
budaya dalam keluarga antara lain kebiasaan makan dan adat istiadat akan
mem-pengaruhi dalam proses pemilihan dan pengolahan makanan oleh ibu,
karena pengolahan makanan yang baik akan mempengaruhi status gizi
seorang anak.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan menu seimbang?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan menu seimbang?
3. Apa saja prinsip dan syarat penyusunan menu makanan seimbang?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Syafrizar & Wilda Welis, Gizi Olahraga (Malang: Wineka Media, 2009), 82.
2
Sunita Almatsier, Gizi Seimbang: dalam daur Kehidupan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2004), 41.
3
4
3
Genis Ginanjar, Obesitas pada Anak (Bandung: Bentang Pustaka: 2009), 33.
4
Triana Septiani, Modul Ajar Gizi Ibu dan Anak Jilid 1 (Magetan, Kebidanan Magetan, 2019),
217.
5
5
Ibid., 131.
6
Ibid., 133.
6
7
Ibid., 135.
7
8
Ibid., 137.
8
9
Ibid., 139.
10
Ibid., 141.
9
Bagian terbesar dari penyediaan zat gizi untuk tubuh selama 24 jam
terdapat pada kedua jenis hidangan tersebut. Hal yang perlu diperhatikan
adalah bahwa kandungan gizinya lengkap sesuai dengan kebutuhan
anggota keluarga atau orang-orang yang makan. Umumnya semua bahan
makanan yang termasuk didalamnya adalah bahan makanan pemberi
tenaga seperti kentang, nasi, singkong; bahan makanan pemberi zat
pembangun yaitu lauk pauk ikan, telur, ayam; bahan makanan pemberi
vitamin dan mineral yaitu sayuran dan buah-buahan.
Disamping makan pagi, siang dan malam juga dapat diadakan
makanan selingan. Makanan selingan berguna sebagai penambah zat gizi,
terutama kalori maupun zat gizi lainnya yang kurang diperoleh pada waktu
makan yang ada. Untuk yang memberikan makanan selingan pada pagi
hari, paling tepat diberikan antara pukul 09.00–10.00 atau antara pukul
10.00-11.00 pagi. Ini untuk menjaga jangan sampai pada waktu makan
siang perut masih terasa kenyang, sehingga makanan tidak dihabiskan.
Untuk yang memberikan selingan dua kali sehari, selingan sore diberikan
antara pukul 16.00–17.00.
Biasanya makanan selingan dihidangkan dengan teh atau kopi. Bentuk
makanan selingan ini disajikan dengan bentuk yang menarik, mudah
dimakan, ukuran porsi tidak terlalu mengenyangkan. Contoh makanan
selingan adalah pisang goring/rebus/penggang, berbagai bubur seperti
bubur kacang hijau/bubur sumsum/bubur ketan hitam, kue-kue basah
seperti getuk lindri/kue onde/combro/kue putu/kue lapis dan sebagainya.
Bahan utama dalam pembuatan makanan selingan biasanya dari golongan
serelia diolah misalnya lemper, ketan panggang, arem-arem, macam-
macam roti dan kue. Umbi-umbian seperti singkong, ubi, pisang, sagu
biasanya dimakan bersama kelapa dan gula; dalam bentuk gorengan atau
kolak dan sebagainya. Kacang-kacangan seperti kacang hijau, mendoan
tempe, tahu, isi dan sebagainya.
Kebanyakan makanan selingan memiliki segi positif yaitu dapat
mengenyangkan dan mengandung karbohidrat yang cukup tinggi. Namun
10
bila dianggap sebagai pengganti makanan utama yaitu beras dengan lauk-
pauknya, maka makanan selingan ini kurang kandungan proteinnya. Maka
perlu diperhatikan pola makan seseorang yang makan dua kali makan
utama, yaitu hendaknya memilih makanan selingan yang cukup kandungan
gizinya. Segi negatif makanan selingan adalah karena keterbatasan
kandungan zat gizinya.11
5. Nilai gizi
Faktor nilai gizi juga berpengaruh pada penyusunan menu seimbang.
Makanan yang dihidangkan harus mengandung zat gizi yang diperlukan
baik dalam kualitas maupun kuantitasnya. Porsi bagi masing-masing
anggota keluarga diperhatikan, apakah sesuai dengan kebutuhan masing-
masing menurut umur dan jenis kelamin serta jenis pekerjaan yang
menjadi tugasnya sehari-hari. Suasana hidangan harus terlihat berwarna
warni dan mengandung berbagai jenis bahan makanan yang berganti-ganti
setiap harinya.
Dalam pengolahan makanan, perlu diketahui bahwa proses dalam
pengolahan makanan dapat meningkatkan mutu makanan yang dikonsumsi
misalnya lebih baik dan lebih mudah dicerna juga dapat terjadi hal yang
merugikan yaitu rusak atau hilangnya beberapa zat gizi yang ada pada
bahan makanan. Oleh sebab itu perlu diperhatikan tahap-tahap dalam
proses penyiapan makanan yaitu penyiangan bahan makanan, pencucian,
pemotongan, dan pengolahan atau pemasakan dengan proses yang tepat.12
11
Ibid., 142.
12
Ibid., 144.
11
13
Auliana, Gizi dan Pengolahan Pangan (Yogyakarta: Adicita Yogyakarta, 2001), 75.
14
Irianto, Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan (Yogyakarta: CV. Andi, 2007), 69.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Menu seimbang adalah menu yang disusun menggunakan semua
golongan bahan makanan dan penggantinya sehungga susunan makanan
tersebut lengkap dan memenuhi kebutuhan akan semua zat gizi untuk
mencapai kesehatan yang optimal.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan menu seimbang adalah:
a. Bahan makanan
b. Anggota keluarga dan kondisi anggota keluarga
c. Keuangan
d. Jenis menu dan manfaatnya
e. Nilai gizi
3. Prinsip menu seimbang adalah:
a. Kualitas dan kuantitas gizi yang diperlukan tercukupi dalam menu.
b. Hidangan dapat dinikmati dan memenuhi selera seluruh anggota
keluarga.
c. Dapat memberi rasa kenyang.
d. Harus terjangkau oleh keuangan keluarga.
e. Tidak bertentangan dengan persyaratan sosial budaya.
f. Disesuaikan dengan ketersediaan pangan setempat.
Adapun syarat menu yang baik adalah:
a. Harus cukup mengandung zat-zat gizi, sehingga memenuhi syarat-
syarat kesehatan.
b. Dapat menimbulkan selera.
c. Harus dikombinasikan dengan baik antara rasa, warna, jenis
hidangan.
d. Ada pergantian menu setiap hari.
12
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita, Gizi Seimbang: dalam daur Kehidupan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2004.
Auliana, Gizi dan Pengolahan Pangan. Yogyakarta: Adicita Yogyakarta, 2001.
Ginanjar, Genis, Obesitas pada Anak. Bandung: Bentang Pustaka: 2009.
Irianto, Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Yogyakarta: CV.
Andi, 2007.
Septiani, Triana, Modul Ajar Gizi Ibu dan Anak Jilid 1. Magetan, Kebidanan
Magetan, 2019.
Wilda Welis, Syafrizal, Gizi Olahraga. Malang: Wineka Media, 2009.
13