Anda di halaman 1dari 11

11

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Desain Fungsional


3.1.1 Alat Pengering
Alat pengering Vacuum Drying dirancang dengan memiliki fungsi masing-
masing, yaitu :
1) Panel Pengendali
Panel pengendali berguna untuk mengoperasikan dan mengontrol kecepatan
putaran, mengatur tekanan, dan waktu pada proses pengeringan.
2) Tutup Tangki Pengering
Dirancang untuk dapat digunakan sebagai tempat meletakkan alat ukur
tekanan.
3) Pompa Vakum
Untuk memvakum sistem dan menurunkan tekanan pada tabung vakum.
4) Drying Room
Merupakan bagian utama dari alat Vacuum Drying dimana digunakan untuk
tempat pengeringan.
5) Jacket
Untuk menahan suhu pada bahan (daun kelor) tetap dalam keadaan dingin
atau beku.
6) Motor Penggerak
Motor penggerak berfungsi untuk memutar tabung (drying room) selama
proses pengeringan.

3.2 Pendekatan Desain Struktural


3.2.1 Gambar Desain Mesin Vacuum Drying
12

Gambar 2. Skema Susunan Alat Vacuum drying

3.2.2 Spesifikasi Alat Vacuum Drying


1) Bentuk Tangki = Tabung Silinder
2) Panjang Tangki Spining = 40cm
3) Lebar Tangki Spining = 12cm
4) Tinggi Tangki Spining = 40cm
5) Tebal Tangki Spining = 1,5mm
6) Panjang Jaket Tangki Spining = 45cm
7) Lebar Jaket Tangki Spining = 22cm
8) Tinggi Jaket Tangki spining = 45cm
9) Bahan = stainless stell

3.2.3 Spesifikasi Motor


13

Gambar 3. Motor

- Merk : COSMEC
- Type : COSMEC 0.25 HP
- Daya Elektrik Motor : 1/4 HP
- Pole Elektrik Motor : 4 Pole
- Phase Elektrik Motor : 1 PHASE
- Input Voltase : 220 V
- Proteksi Ip : IP55
- Kelas Insulasi Elektrik Motor : F - IP 55
- Rpm Elektrik Motor : 1.500 RPM
- Dimensi (Pxlxt) : 29 x 21,5 x 21,5cm
- Frekuensi : 50 Hz

3.2.4 Spesifikasi Pompa Vakum

Gambar 4. Pompa Vakum


- Model : VE2100N
- Free Air Displacement : 12 CFM
- Ultimate Vacuum : 15micron
- Voltage : 230V /50-60Hz
- Power : 1HP

3.2.5 Spesifikasi Pressure Gauge


14

Gambar 5. Pressure Gauge

- Tipe : Freon Pressure Gauge


- Range Kerja : hitam=hingga 300Psi

3.3 Pertimbangan dan Percobaan


3.3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan persiapan bahan baku, pembuatan alat, dan penelitian
dilakukan pada bulan April 2019 sampai dengan bulan Juli 2019 di
Laboratorium Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya
Palembang.

3.3.2 Alat dan Bahan yang digunakan


1. Alat yang digunakan terbagi menjadi dua yaitu :
a. Alat pembuatan Vacuum Drying
 Mesin Las 1 Buah
 Gerinda 1 Buah
 Obeng, tang dan palu 1 Buah
 Meteran 1 Buah
 Bor 1 Buah
 Kuas 2 Buah
 Gergaji Besi 2 Buah
 Pensil 1 Buah
 Penggaris 1 Buah
 Gunting 1 Buah
b. Alat untuk penelitian
 Stopwacth 1 buah
 Neraca Analitik 1 buah
 Ember/kaca arloji 2 buah/1 buah
 Thermometer 2 buah
 Beaker glass 250ml 3 buah
 Mortar dan alu 1 buah
 Spatula/pengadu 1 buah/1 buah
15

 HPLC 1 buah
 Spektrofotometer GC 1 buah
2. Bahan yang digunakan Terbagi menjadi dua yaitu :
a. Bahan untuk pembuatan Vacuum Drying
 Plat stainless steel tangki spinning 1,5mm (400x120x400)mm
 Plat stainless steel jaket tangki spinning 1,5mm (450x220x450)mm
 Koil 2 buah
 Motor penggerak ¼ hp 1 buah
 Pompa vakum 1 buah
 Tiang besi penyangga 4 buah
 Dempol 2 kaleng
 Cat minyak 2 kaleng
b. Bahan untuk penelitian
 Daun Kelor
 Nitrogen Cair -200C
 Aquadest
 Bahan Kimia (Benzene, H2SO4, NaOH 40%, HCl 0,05N, metil-orange,
metil-red dan larutan DPPH (2,2-diphenyl-1-1-pycrilhirazyl0,002% )).

3.3.3 Perlakuan dan Rancangan Percobaan


Perlakuan yang akan dilakukan terhadap rancangan percobaan terdiri dari
2 perlakuan, yaitu tahap rancang bangun dan pengujian (pengambilan data) yang
akan dilakukan di Laboratorium Teknik Kimia, Politeknik Negeri Sriwijaya.
Diagram alir rancangan alat vacuum drying dan diagram alir proses pembuatan
tepung daun kelor dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6 sebagai berikut :

Studi Literatur
StartDrying
Vacuum Jurnal
Text Book

Rancang Alat

Pembuatan Alat
Siap

Pengujian Alat Pengeringan daun kelor

Layak No

Yes

Persiapan Alat untuk Pembuatan Tepung Daun Kelor


16

Selesai
Pencucian

Gambar 6. Blok Diagram Pembuatan dan Pengujian Alat


Penyaringan

Daun Kelor

Air

Air + Kotoran
Dibekukan

Pengeringan dengan
(Vacuum Drying)
Didinginkan pada suhu ruang 3-4jam

Data :

- Kecepatan
Putaran
Terhadap Waktu
pengeringan
- Berat awal
umpan
- Berat akhir
Data
umpan
- Suhu umpan
Tepung
masuk dan
Data : Penghancuran
umpan keluar
uji kandungan - Suhu udara
nutrisi tepung Data masuk dan
dan kekuatan Pengayakan 80mesh udara keluar
aktivitas
antioksidan.

Selesai
17

Analisis Data

Gambar 7. Diagram Alir Proses Pembuatan Tepung Daun Kelor

3.4 Pengamatan

Tabel 3. Data Pengamatan Kondisi Daun Kelor Awal


Berat Kadar Antioksidan
Kadar Air Kadar Lemak
No Sampel Protein (%)
(%) (%)
(Kg) (%)
1 1
2 2
3 2,5

Tabel 4. Pengamatan Kondisi Daun Kelor Setelah Proses Pengeringan


Kecepatan Putara Berat Sampel Kadar Air
No. Waktu (Jam)
(Rpm) (Kg) (%)
1 800
2 900
3 1000

3.5 Prosedur Percobaan


3.5.1 Pembuatan Alat Vacuum Freeze Drying
- Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat
tangki alat vacuum freeze drying
- Membuat penyangga tangki alat pengering pada bagian bawah tangki
untuk membuat tangka berdiri tegak dengan memotong besi siku.
18

- Memasang roda pada dudukan alat vacuum freeze drying agar mudah
dipindahkan.

3.5.2 Prosedur Pengujian Rancang Bangun Alat Vacuum Freeze Drying


- Menyiapkan daun kelor 1-2kg kemudian mengatur kecepatan udara
masuk dan kecepatan spin, jika daun kering berarti alat layak
digunakan.
- Menyiapkan daun kelor sebanyak 1kg, 2kg dan 2,5kg kemudian
memasukkannya ke dalam tangki pengering.
- Mengatur kecepatan spin dan kecepatan udara dengan mengatur pada
motor penggerak dan control panel.
- Melihat kondisi daun kelor bisa dikeringkan artinya layak digunakan.
- Mencatat berapa kecepatan udara dan kecepatan spin yang digunakan
untuk waktu 2jam berputar.

3.5.3 Prosedur Persiapan Bahan Baku


- Menyiapkan daun kelor.
- Mencuci daun kelor hingga bersih.
- Meniriskan daun kelor.
- Mengeringkan daun kelor pada suhu kamar (jangan terkena sinar
matahari).

3.5.4 Prosedur Pembuatan Tepung daun Kelor


- Menimbang daun kelor sebanyak 1kg.
- Membekukan daun kelor pada suhu -200C
- Mengeringkan dengan Vacuum freeze drying selama 2jam dengan
variasi kecepatan putaran yang berbeda.
- Mencatat data-data yang diperlukan seperti suhu umpan, berat umpan
dan bentuk fisik umpan.
- Menghancurkan hasil pengeringan menjadi dalam bentuk bubuk
menggunakan mesin penggiling.
- Mencatat data.

3.6 Analisa Kandungan Nutrisi


3.6.1 Analisa Kadar Air
Cara kerja metode ini, yaitu cawan kosong dipanaskan dalam oven pada
temperatur 1050C selama 30menit, didinginkan dalam eksikator selama 15menit,
19

lalu ditimbang (W0). Kemudian sampel sebanyak 2gram dimasukan pada cawan
yang telah diketahui bobotnya, ditimbang (W1), lalu dikeringkan dalam oven pada
suhu 1050C selama 3jam, didinginkan dalam desikator selama 15-30menit,
kemudian cawan dan isinya ditimbang dan dikeringkan kembali selama 1jam,
serta didinginkan didalam desikator, ditimbang kembali (W2). Kandungan air
dihitung dengan rumus :

Kadar air (%) = x 100

Dimana :
W0 = berat cawan kosong
W1 = berat cawan + sampel awal (sebelum pemanasan dalam oven)
W2 = berat cawan + sampel awal (setelah pendinginan dalam desikator)

3.6.2 Analisa Kadar Protein


Dengan metode ini diperlukan sampel tepung daun kelor sebanyak 0,1
gram sampai 0,2gram, asam sulfat pekat sebanyak 3ml, larutan NaOH 40%
sebanyak 15ml. Distilat yang diperlukan sebanyak 15-20ml. Metode Kjeldahl
Mikro menggunakan larutan asam borat 4% sebagai penampung distilat dan
larutan HCl 0,05N untuk mentitrarnya, dengan indikator campuran metil-orange-
metil red atau metil merah-brom (cresol green) .

Reaksi distilasi : HBO3 + NH4OH NH4BO3 + H2O


Titrasi balik : HCl + NH4BO3 HBO3 + NH4Cl

Distilasi diakhiri bila semua NH4OH atau NH3 telah terdistilasi atau tetesan
distilat tidak bersifat basis lagi. Distilat dititrasi dengan larutan standar HCl
0,05N.

3.6.3 Analisa Kadar Lemak


Dalam melakukan analisis kandungan lemak dalam tepung tanaman daun
kelor dapat dilakukan dengan cara ektraksi sampel bahan kering menggunakan
20

solven non polar (benzen, petroleum-ether, dietil-ether, heksan dan khloroform)


menguapkan solven dari extrak dan dilanjutkan penimbangan residunya, disini
menggunakan metode ekstraksi soxhlet mikro.
Prosedur Kerja Ekstraksi Soxhlet Mikro
1. Timbang tepung 1– 2gram, kemudian masukkan dalam tabung Ektraksi Soxhlet
2. Pasang tabung ektraksi pada alat distilasi Soxhlet mikro dengan solven Benzen
sebanyak 10ml, didistilasi selama kurang lebih 4jam.
3. Benzen yang telah mengandung lemak atau minyak dipindahkan ke dalam
gelas kimia yang sudah diketahui beratnya, kemudian solven diuapkan dengan
menggunakan hot plate dan selanjutnya dikeringkan dalam oven 100oC sampai
beratnya konstan
4. Berat residu dalam gelas kimia ditimbang sebagai berat lemak.

3.6.4 Analisa Kekuatan Aktivitas Antioksidan


Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (2,2-diphenyl-1-
pycrilhirazyl). Metode aktivitas antiradikal bebas DPPH merupakan metode
terpilih untuk menapis aktivitas antioksidan bahan alam. Digunakan metode ini
karena sederhana, cepat dan mudah untuk penapisan aktivitas penangkal radikal
beberapa senyawa, selain itu metode ini terbukti akurat, efektif dan praktis
(Molyneux, 2004).
Prosedur Kerja Analisa kekuatan aktivitas antioksidan
1. Melarutan 2mg DPPH dengan methanol ke dalam labu ukur 100ml
(homogenkan hingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 0,002%)
(Molyneux, 2004)
2. Campurkan 2ml methanol dengan 2ml larutan DPPH 0,002% kedalam tabung
reaksi (homogenkan dan diinkubasi pada suhu ruang selama 30 menit dalam
ruang gelap).
3. Ukur serapan larutan menggunakan spektrofotometer UV-Vis (serapan diukur
pada panjang gelombang 517 pada spektrofotometer UV-Vis Perkin Elmer
Lambda 25). Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali.
4. Gunakan asam askorbat (konsentrasi 0,5; 1; 2; 4; 8ppm) dengan perlakuan
yang sama dengan sampel uji.
Menghitung inhibisinya dengan rumus :
21

%inhibisi = x 100%

Ket : Absorban blanko = absorban plarut + DPPH


Absorban sampel = absorban plarut + DPPH + sampel

5. Hasil perhitungan dimasukkan kedalam persamaan regresi dengan konsentrasi


ekstrak (ppm) sebagai absis (sumbu X) dan nilai %inhibisi antioksidan sebagai
koordinat (sumbu Y).

Anda mungkin juga menyukai