Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KIMIA MIGAS

“ Komponen non-hidrokarbon, pengaruh dan kualitas produk


proses pengolahan migas”

DISUSUN OLEH :

HARDI
(1803048)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK PENGOLAHAN MIGAS


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perut bumi Indonesia terkenal akan kekayaan kandungan alamnya. Salah satunya adalah
minyak bumi yang pada akhir-akhir ini menjadi perhatian bagi banyak negara. Pada saat ini
Indonesia dimata dunia dipandang sebagai negara penghasil minyak bumi yang sangat banyak.
Seiring dengan perkembangannya, kegunaan serta tingkat permintaan produk-produk yang
dihasilkan dari minyak bumi mempunyai nilai energy yang besar untuk dijadikan bahan bakar
transportasi, bahan bakar industry, dan bahan bakar rumah tangga. Mempunyai sumber minyak
yang melimpah, merupakan modal yang sangat penting bagi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri sendiri, juga dapat dijadikan komoditi ekspor ke negara-negara lain sehingga menjadi
sumber devisa negara.

Pada faktanya, minyak bumi yang dihasilkan dari kegiatan eksplorasi tentunya tidak dapat
langsung digunakan sebagai bahan bakar tanpa diolah terlebih dahulu. Banyak proses yang harus
dijalani untuk menjadikan minyak bumi itu berupa produk yang dapat digunakan masyarakat atau
laku dipasaran. Adapun produk yang dapat dihasilkan dari proses pengolahan minyak bumi antara
lain adalah LPG, Premium, Pertamax, Kerosin, Avtur, ADO, IDO, LSWR, dan sebagainya.
(Alif,2013)

1.2 Rumusan Masalah

a. Komponen non-hidrokarbon yang terlibat dalam proses pengolahan migas


b. Pengaruh komponen non hidrokarbon dalam proses pengolahan migas
c. Kualitas produk akibat komponen non-hidrokarbon
1.3 Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh apa yang terjadi pada proses pengolahan minyak dan gas
bumi beserta kualitas produk yang dihasilkan.
BAB II
DASAR TEORI
3.1 Minyak Mentah

Secara kimiawi minyak bumi merupakan cairan yang terdiri dari campuran berbagai jenis
senyawa hdrokarbon, yang dapat digolongkan menjadi 4 jenis yakni : hidrokarbon paraffinic,
olefinik, napthenik, aromatic. Masing-masing hidrokarbon tersebut mempunyai sifat yang
berbeda, oleh karena itu sifat-sifat minyak bumi maupun produknya dipengaruhi oleh seberapa
anyak kandungan jenis hidrokarbon tersebut.

Secara kimiawi merupakan cairan yang terdiri dari campuran berbagai jenis senyawa
hidrokarbon ringan sampai berat. Hidrokarbon ringan apa bila dipanaskan relative mudah
menguap, sedangkan hidrokarbon berat relative sulit menguap. Disamping hidrokarbon, didalam
minyak bumi terdapat senywa non hidrokarbon, misalnya sulphur,nitrogen, oksigen, dan logam.
(Suparno, 2005)

3.2 Proses Pengolahan Minyak Bumi

Untuk membuat minyak mentah tersebut dapat digunakan sebagaimana mestinya dan
memenuhi persyaratan penggunaanya, sudah tentu harus mengalami peroses terlebih dahulu.
Sesuai dengan proses nya, maka macam proses pengolahan minyak bumi untuk menghasilkan
produk yang dinginkan antara lain : distillation, solven extraction, absorption, cracking, reforming,
alkylation,isomerisasi dan polimerisasi. (Karjono, 1995)

1. Distillation
Destilasi merupakan proses pemisahan suatu zat berdasarkan titik didih masing-masing
komponen dalam suatu kolom yang memiliki memiliki beberapa tray di dalamnya.
2. Solven Extraktion
Solven Extraktion merupakan pemisahan komponen-komponen campuran dengan
menggunakan cairan karakterisasi tertentu. Operasi ini biasa dipakai untuk pemisahan
senyaa aromatic dan paraffin
3. Absorption
Komponen gas atau cairan yang teruapkan dan dipisahkan melalui absorpsi selektif,
biasanya dalam pelarut cairan. Damanm industry minyak bumi, operasi ini menggunakan
packed tower.
4. Cracking
Cracking adalah pemecahan molekul hidrokarbon besar menjadi lebih kecil. Salah satu
cara yang digunakan adlah dengan temperature tinggi atau kombinasi antara temperature
dengan pemakain katalis.
5. Reforming
Reforming bertujuan untuk meningkatkan gasoline, dengan suhu tinggi atau pemakaian
katalis, straight run gasoline dimodifikasi struktur molekulnya sehingga mempunyai
bilangan oktan yang lebih tinggi.
6. Alkylation
Alkylation merupakan reaksi penggabungan hidrokarbon rantai lurus dan bercabang
dengan molekul komplek yang baru. Dalam industry minyak bumi, proses serupa dipakai
untukmemproduksi gasoline dengan angka oktan yang lebih tinggi. Contohnya alkylation
adalah iso-oktan
7. Isomerisation
Isomerisation adalah proses pengaturan kembali atom dalam molekul, misalnya konversi
dari n-paraffin menjadi iso-paraffin.
8. Polimerisation
Polimerisation merupakan reaksi kimia yang menggabungkan molekul molekul tunggal
menjadi molekul lebih besar. Produk awal disebut monomer dan produk akhir disebut
polimer. (setiawan, 2016)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Komponen non-hidrokarbon yang terlibat dalam proses pengolahan migas

Senyawa Non-Hidrokarbon pada minyak bumi adalah senyawa organic yang mengandung
belerang, oksigen,nitrogen dan logam-logam

a. Senyawa Belerang
Disamping sebagian senyawa belerang dalam unsur belerang yang terlarut. Senyawa
belerang yang umumnya terdapat dalam minyak bumi dan produk-produk nya yaitu :
Hidrogen sulfit, merkaptan, sulfit, dan asam solfanat. Belerang dalam minyak bumi
mempunyai kadar 0,004-6,0%. Senyawa belerang dalam minyak bumi menimbulkan
beberapa kerugian antara lain, pencemaran udara dan korosif.
b. Senyawa oksigen
Oksigen dalamminyak bumi berkadar antara 0,1-2,0%, kadar ini dapat naik jika minyak
bumi kontak dengan udara dalam waktu yang cukuplama. Dalam minyak bumi terdapat
sebagian asam organic yang terdistribusi dalam semua fraksi minyak bumi. Pada umumnya
senyawa oksigen yang ada di dalam minyak bumi. Pada umumnya senyawa oksigen yang
ada didalam minyak bumi tidak menimbulkan masalah serius.
c. Senyawa nitrogen
Nitrogen dalam minyak bumi kadar nya berkisar antara 0,1-2,0%. Kadar nitrogen
tergantung dari tinggi rendahnya kadar belerang dan aspal, semakin tinggi kadar belerang
dan aspal, semakin tinggi kadar belerang dan aspal maka semakin tinggi pula kadar
nitrogennya. Senyawa nitrogen terdapat dalam semua fraksi minyak bumi dan kadar tinggi.
Senyawa nitrogen dalam minyak bumi menimbulkan kerugian berupa penurunan aktifitas
katalis dalam proses cracking, dan reforming serta menyebabkan terjadinya endapan
lumpur dalam minyak bakar selama penyimpanan. (Aprilianti,2017)
d. Senyawa logam
Semua logam yang terdapat dalam minyak bumi jumlahnya sangat kecil maka pada
umumnya tidak menimbulkan masalah. Kecuali beberapa logam seperti besi,
nikel,vanadium dan arsen yang bersifat racun pada beberapa katalis. Dalam proses minyak
bumi senyawa logam banyak terdapat dalam fraksi residu.

3.2 Pengaruh komponen non-hidrokarbon dalam proses pengolahan migas

3.2.1 pengaruh senyawa belerang dalam proses pengolahan migas


Korosi yang disebabkan kebanyakan senyawa belerang terutama terjadi pada suhu
diatas 3000F. Korosi akan merusakkan alat-alat pengolahan dalam kilang minyak,
khususnya yang bekerja pada suhu tinggi. Pada suhu rendah senyawa belerang yang
bersifat korosif adalah hidrogen sulfida dan beberapa senyawa sulfid, disulfid dan boleh
jadi merkaptan yang mempunyai titik didih rendah. Misalnya hidrogen sulfida dalam
udara lembab akan mengubah besi menjadi besi sulfid yang rapuh.

Selanjutnya gas belerang dioksid dalam gas buang yang terjadi pada pembakaran
bahan bakar minyak akan merusakkan cerobong baja dan saluran pembuangan gas
buang hasil pembakaran mesin, apabila gas ini bereaksi dengan air dan membentuk
asam. Dan dapat menurunkan angka oktan pada bensin Penelitian menunjukkan bahwa
0,1 % belerang akan menurunkan angka oktan 0 sampai 2 satuan oktan. Dapat Meracuni
katalis Pada proses reformasi katalitik nafta atau bensin untuk membuat nafta atau
bensin dengan bilangan oktan yang tinggi, adanya belerang dalam umpan nafta atau
bensin dapat meracuni katalis platina. Maksimum kandungan belerang dalam umpan
adalah 0,2 ppm. (Hardjono.2001)

3.2.2 Pengaruh senyawa oksigen dalam proses pengolahan migas


Oksidasi minyak bumi dengan oksigen karena kontak yang lama dengan udara
juga dapat menaikkan kadar oksigen dalam minyak bumi.
3.2.3 Pengaruh senyawa nitrogen dalam proses pengolahan migas
 Menurunkan aktivitas katalis yang digunakan dalam proses rengkahan, reformasi,
polimerisasi dan isomerisasi.
 Kerosen yang jernih seperti air (water white) pada waktu distilasi, warnanya akan
berubah menjadi kemerahan kalau terkena sinar matahari.
 Nitrogen dalam bensin juga akan mempercepat pembentukan damar dalam
karburator.
 Menyebabkan terjadinya endapan dalam minyak bakar pada penyimpanannya.
3.2.3 pengaruh senyawa logam dalam proses pengolahan migas
Logam tidak memilki pengaruh dalam pengolahan migas karena jumlahnya
sangat kecil dan tidak menimbulkan permasalahan. Dalam distilasi minyak
mentah, senyawa logam cenderung untuk berkumpul dalam fraksi residu.
3.3 kualitas produk akibat komponen non-hidrokarbon
Kualitas produk yang dihasilkan akibat non-hidrokarbon dapat
menurunkan angka oktan pada bensin, produk yang dihasilkan dapat membuat
kendaraan mengalami masalah contoh korosif di tangka jika oksigen yang dihasilkan
besar. Senyawa belerang tidak sepenuhnya merugikan pada pelumasan mesin, namun
keberadaan dari senywa tersebut haruslah tepat pada wujud dan tepat jumlah.
Kandungan unsur belerang yang ditunjukkan dari hasil pengujian hanya dapat
menunjukkan keberadaan belerang pada pelumas, tidak menunjukkan apakah senyawa
belerang yang membentuknya bersifat korosif atau tidak. Kandungan unsur belerang
terendah (0,461%wt) terdapat pada sampel pelumas yang menggunakan bahan bakar
campuran 20% alkohol -80% bensin dan yang tertinggi (0,52%wt) pada pemakaian 10%
alkohol -90% bensin, pada jarak tempuh 1000 km.(arijanto)
KESIMPULAN
Dampak yang ditimbulkan oleh senyawa non-hidrokarbon yang tinggi atau
melebihi ambang batas adalah korosi pada tanki penampungan dan peralatan proses pengolahan
minyak bumi. Dan dapat menyebabkan hujan asam yang sangat berbahaya bagi lingkungan baik
udara, air, tanah yang kemudian berujung pada tumbuhan, hewan, dan manusia.

SARAN

Sebaiknya dalam melakukan proses pengolahan migas dengan komponen


senyawa non hidrokarbon lebih ditingkatkan lagi pengawasannya dan dilakukan percobaan
yang lebih teliti agar mutu dari minyak mentah lebih bagus lagi dan tidak menimbulkan
kerusaakan pada tanki penampungan dan peralatan pengolahan minyak bumi.Juga tidak
menimbulkan pencemaran lingkungan.
Daftar pustaka

Anarky, Danu. 2015. Spesifikasi dan Aplikasi Pertadex (pertamina Diesel Environment XTRA)
produksi Kilang RU V Balikpapan. STT Migas: Balikpapan

Alif, Noor M. 2013. Pengamatan Separator Oil V 5250 di PT.Vico Muara Badak Area Plant B.
STT Migas : Balikpapan

Aprilianti, Nurvita Ike. 2017. Uji Sifat Spesifikasi Solar Terhadap Kualitas Hasil Kilang
Berdasarkan Parameter waktu Penyimpanan di Pusat Pengembangan SDM Migas.
STT Migas :Balikpapan.

Hardjono,A.2001.Teknologi Minyak Bumi.Edisi Pertama.Yogyakarta: Gadjah Mada university


press.

Jurnal. Arijanto. 2007. Pengujian Campuran Terbaik Bahan Bakar Alkohol-Bensin Ditinjau Dari
Aspek Kandungan Material Pelumas Pada Sepeda Motor 4 Langkah

Suparno. 2005. Proses Pengolahan BBM dan Non BBM. Modul Pembelajaran : Pusdiklat Migas
Cepu

Setiawan, Rudi. 2016. Uji Karakteristik Solar Dicampur Pertasol CC Dan Residu Dengan Metode
ASTM. STT Migas : Balikpapan

Anda mungkin juga menyukai