Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TENIK PERKEMBANGBIAKAN

BERBAGAI METODE PENAMPUNGAN SEMEN DARI BERBAGAI


HEWAN JANTAN

DISUSUN OLEH:
ELISA SECSIO HENDRA PUTRA
2018 38 008

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2021
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan populasi dapat dilakukan dengan kawin alami dan kawin


buatan. Perkawinan alam selain memiliki efisiensi reproduksi yang rendah juga
memiliki resiko inbreeding. Oleh karena itu perkawinan buatan yaitu melalui
metode inseminasi buatan (IB) dapat meningkatkan efisiensi reproduksi dan
menghindarkan dari potensi inbreeding Pemeliharaan pejantan memerlukan biaya
yang besar .Untuk mengatasi kendala tersebut, salah salah satu alternatif yang dapat
dilakukan yaitu dengan penerapan bioteknologi dalam bidang reproduksi ternak
dengan melakukan konservasi semen dan penerapan teknologi IB (Harferry et al.,
2020).
1.2 Tujuan

Tujuan dari tulisan/makalah ini adalah untuk mengetahui berbagai metode


penampungan semen dari berbagai hewan jantan
II. PEMBAHASAN

2.1 Metode Penampungan Semen Pada Ayam

Beberapa faktor antara lain kualitas semen yang digunakan, kebersihan


semen yang dikoleksi dan keterampilan inseminator. Diantara faktor tersebut
yang memegang peran penting dalam menentukan fertilitas telur adalah
kualitas semen. Oleh sebab itu, uji kualitas semen ayam Burgo jantan penting
dilakukan untuk mengetahui kelayakan semen yang dihasilkan untuk
kebutuhan IB (Harferry et al., 2020). Metode yang digunakan untuk
menampung semen dari semen ayam jantan yaitu dengan cara melakaukan
pemijatan atau massage pada bagian punggung ayam. Koleksi semen
biasanya dilakukan dua orang yaitu sebagai inseminator dan penampung. Satu
orang melakukan pengurutan dan penampungan semen. Saat proses
pemijatan. Tangan membentuk sudut 45° dengan tulang punggung penjang
dan di lakukan berulang kali sampai pejantan ereksi yaitu ditandai dengan
naiknya bulu ekor dan keluarnya papillae dari kloaka. Semen yang keluar
ditampung pada gelas penampung, kemudian dipindahkan dalam alat suntik
tanpa jarum dan di masukan dalam termos agar terhindar dari kontaminasi
dan ketidaksesuaian suhu, kemudian di bawa ke laboratorium untuk
dievaluasi (Harferry et al., 2020).
2.2 Metode Penampungan Semen Pada Domba

Potensi domba pejantan unggul dapat di olah sehingga lebih banyak


jumlah domba betina yang dapat dikawinkan. Selain dapat meningkatkan
pemanfaatan pejantan unggul secara optimal, keuntungan lain yang dapat
diperoleh dari teknologi IB adalah memperpendek calving internal,
mengatasi kendala jarak dan waktu, mencegah penularan penyakit menular
dan menghemat dana pemeliharaan jantan (Herdis, 2012). Penampungan
dilakukan dengan cara menggunakan metode vagina buatan. Domba jantan
pertama kali dibersihkan dari kotoran/dimandikan. Bersihkan bagian bawah
sekitar penis, kalau perlu rambut di sekitar preputilum digunting/dicukur,
tinggalkan bulu kurang lebih 1 cm preputilum dicuci dengan air hangat
kemudian di bilas dengan NaCl fisiologis kemudian dikeringkan
menggunakan lap. Selanjutnya siapkan domba betina pemancing kemudian
di dekatkan pejantan pada betina pemancing (dummy) untuk merangsang
libidonya. Pejantan dibiarkan menaiki betina pemancing sampai dua kali,
tetapi dijaga jangan sampai terjadi intromisi ke vagina domba pemancing.
Kemudian vagina buatan yang telah disiapkan dibawa mendekat dan setlah
domba jantan naik untuk yang ketiga kalinya, barulah tangan kiri memegang
pangkal penis dan di arahkan masuk ke dalam vagina buatan yang dipegang
tangan kanan. Pejantan akan melakukan dorongan tersentak ke arah bagian
muka dan penis masuk ke dalam vagina buatan. Biarkan pejantan turun
sendiri dari hewan pemancing, vagina buatan jangan dilepas dulu sebelum
pejantan benar – benar turun dari pemancing. Setelah di lepas dari penis,
peganglah vagina buatan dalam posisi tegak dengan penampung di bawah.
Kemudian lakukan gerakan berayun agar semen yang tertampung masuk ke
dalam tabung penampung. Semen hasil penampungan harus dihindari dari
sinar matahari secara langsung dan shock dingin selama penampungan dan
penanganan. Setelah tertampung, dilakukan pemeriksaan semen secepat
langsung.
2.3 Metode Penampungan Semen Pada Babi

Inseminasi buatan pada babi pertama kali diterapkan secara praktis oleh
bangsa Jepang pada tahun 1948. Akan tetapi, IB pada babi baru populer di
berbagai negara sekitar tahun enam puluhan. Inseminasi buatan dapat dipakai
untuk memecahkan masalah perkawinan antara pejantan dan betina yang
ukuran tubuhnya sangat berbeda. Dengan demikian melalui Inseminasi
Buatan ini seekor pejantan dapat dimanfaatkan selama mungkin untuk
mengawini induk. Penampungan semen babi dapat dilakukan dengan vagina
buatan atau dengan memakai metode tangan yang mudah dilaksanakan dan
tanpa memerlukan peralatan khusus. Pemakaian elektroejakulator, yang
sering digunakan untuk menampung semen sapi dan domba tidak begitu
memuaskan bila dipakai pada babi. Penampungan semen dengan metode
tangan tersebut tangan sangat berpeluang untuk diterapkan
2.4 Metode Penampungan Semen pada Sapi

Ada beberapa macam metode penampungan semen pada sapi pejantan


unggul tetapi impoten; tidak mau atau tidak sanggup berkopulasi secara alam
dan tidak dapat melayani vagina buatan. Metode pemijatan dilakukan dengan
cara memijat kelenjar vesikularis dan ampula dari depan ke belakang melalu
rektum. Semen yang diperoleh dengan metode ini cenderung berkualitas
rendah karena: cenderung berkontaminasi urin dan jasad – jasad renik pada
preputium, mempunyai sekresi kelenjar – kelenjar vesikularis dalam
perbandingan yang lebih tinggi, memiliki tidak sembiangan komponen –
komponennya dibandingkan dengan semen yang di ejakulasi
Metode yang kedua adalah elektroejakulator yaitu dengan mengalirkan
arus listrik ke dalam rektum sebagai rangsangan yang teratur sampai terjadi
ejakulasi. Pada umunya cara ini dilakukan apabila pejantan tidak bisa naik
atau sakit pada kaki belakangnya. Hasil penampungan dengan cara ini
umumnya encer dan kurang baik kualitas semennya.
Metode yang ketiga adalah metode vagina buatan. Dilakukan dengan
suatu alat berbentuk seperti silinder yang dilengkapi dengan selongsong
dalam, corong penampungan tabung penampung. Pada selongsong dilengkapi
dengan ventilasi atau lubang angin. Kondisi vagina buatan pada saat
penampungan akan menyerupai kondisi vagina sapi betina yang sedang
berahi. Semen yang ditampung dengan vagina buatan keadaannya cukup
bersih dan ejakulasinya normal.
2.5 Metode Penampungan Semen pada Kuda

Metode yang digunakan pada kuda adalah, pada saat mengumpulkan semen
pada kuda yang sedang berdiri digunakan AV (artificial vagina) atau vagina
tiruan. Gaya Missouri paling berguna karena ringan dan mudah
diseimbangkan, tetapi model apa pun dapat digunakan. Untuk pelatihan atau
permulaan bsianya dimulai dengan vagina tiruan dengan suhu yang sangat,
penuh, dan terlumasi dengan baik (lumen 50°C saat di gunakan ke penis).
Uji lapangan untuk suhu AV hampir sepanas ketika meninggalkan lumen di
tangan selama 5 detik. Kemudian kuda jantan dibuat sampai dia ereksi dan
tampak siap untuk naik. Teknisi AV mendekati kuda jantan di bahu,
memperingatkan kuda jantan mendekat dengan menggerakkan tangan di
sepanjang sisi kuda jantan dan kemudian menyelipkan AV ke penis kuda
jantan. Jika kuda tidak segera mendorong, tekanan manual diterapkan di
pangkal penis dan AV dengan lembut mendorong ke arah pangkal penis
untuk mendorong.
Kemudian metode yang kedua adalah secara stimulasi manual.
Dengan cara menggunakan kantong plastik sekali pakai, yang dapat diikat
ke batang distal penis dengan pita yang longgar (di sekitar kantong, bukan
kulit). Kantong dipasang dengan sekitar 6 – 8 inci tergantung di bawah
ujung penis. Udara berlebih dikeluarkan dari tas untuk mencegah meletus.
Kompres dicelupkan ke dalam ember berisi air panas bersih (55°) segera
sebelum di aplikasi. Tidak perlu meremas dengan tangan kiri. Biasanya
dorongan dimulai saat tekanan ringan dengan kompres hangat diterapkan
pada kelenjar distal. Dengan kompres di tangan kanan, pangkal penis
kemudian digenggam dengan tekanan melingkar yang stabil dengan setiap
dorongan, tangan kanan meremas dengan lembut.
III. PENUTUP

3.1 Simpulan

Dari pembahasan dari beberapa literatur maka dapat disimpulkan bahwa


metode yang digunakan pada beberapa hewan jantan yaitu dengan cara memijat
pada bagian alat kelamin pejantan ataupun menggunakan vagina buatan.
DAFTAR PUSTAKA

Arifiantini, R. I., Purwantara, B., Yusuf, T. L., Sajuthi, D., & Amrozi. (2010).
Angka konsepsi hasil inseminasi semen cair versus semen beku pada kuda
yang disinkronisasi estrus dan ovulasi. Media Peternakan, 33(1), 1–5.

Forney, B. D., & McDonnell S M. (1999). How to Collect Semen from Stallions
While They Are Standing on the Ground. Proceedings of the Annual
Convention of American Association of Equine Practice, 45, 142–144.

Harferry, K., T., Nurmeiliasari, Putranto, H., D. 2020. Studi Kualitas Semen Ayam
Burgo. Bulletin of Tropical Animal Science. 1 (1): 10 – 15

Herdis, H. (2013). Pengaruh Waktu Penampungan Semen Terhadap Gerakan Massa


Spermatozoa Dan Tingkah Laku Kopulasi Pejantan Domba Garut. Jurnal
Sains Dan Teknologi Indonesia, 14(1), 38–43. https://doi.org/10.291-22/jsti.-
v14i1.903.

Ondho, Y., S., Samsudewa, D. 2005. Penuntun Praktikum Teknologi Bioreproduksi


Ternak. Laboratorium Pemuliaan dan Reproduksi Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Diponegoro.

Putra, I., D., K., H. 2001. Penerapan Teknik Inseminasi Buatan Dalam Upaya
Meningkatkan Populasi Ternak Babi. Jurnal Veteriner. 2 (2): 65 – 72

Warmadewi, D., A. 2014. Penggunaan Bioteknologi Reproduksi Mutakhir


Inseminasi Buatan (IB) Dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Sapi Bali.
Program S3 Peternakan, Program Pasca Sarjana, Universitas Udayana.
Denpasar

Anda mungkin juga menyukai