Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TENIK PERKEMBANGBIAKAN

TEKNIK DAN PELAKSANAAN INSEMINASI BUATAN

DISUSUN OLEH:

ELISA SECSIO HENDRA PUTRA


2018 38 008

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2021
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Inseminasi buatan adalah proses perkawinan yang dilakukan dengan


campur tangan manusia, yaitu mempertemukan sperma dan sel telur agar dapat
terjadi proses pembuahan. Teknik IB dilakukan dengan maksud agar diperoleh
efesiensi dan efektifitas dalam penggunaan pejantan terpilih, menghindari
terjadinya penyebaran penyakit melalui saluran reproduksi atau untuk mengatasi
bila terjadinya kendala dalam proses perkawinan alam antara jantan dan betina.
Metode kawin alam, seekor ternak atau hewan hanya mampu mengawini
beberapa puluh ekor betina, sementara dengan teknologi IB dapat memungkinkan
seekor pejantan dapat mengawini ratusan hingga ribuan ekor ternak yang berada
pada lokasi dan waktu yang berbeda dengan jarak yang jauh. Teknik IB didasari
faktor utama yaitu ejakulat seekor hewan dewasa yang mengandung spermatozoa
berlipat ganda lebih banyak dari pada jumlah yang diperlukan bagi keberhasilan
dalam fertilisasi betina.

1.2 Tujuan

Tujuan dari tulisan/makalah ini adalah untuk mengetahui tentang teknik dan
tata pelaksaan Inseminasi Buatan (IB).
II. PEMBAHASAN

2.1 Perlengkapan Inseminasi Buatan

Sebelum melakukan inseminasi buatan adapun perlengkapan yang perlu


dipersiapkan agar proses inseminasi buatan dapat berjalan lancar.
Semen beku yang digunakan merupakan semen yang telah lulus
pemeriksaan. Semen yang digunakan merupakan semen dengan konsentrasi
dan motilitas progresifnya atau total sepermatozoa yang bergerak ke depan.
Hanya spermatozoa yang progresif saja yang mampu melakukan fertilisasi.
Quality control dengan uji kualitas uji kualitas semen beku harus di lakukan
secara periodik seiring dengan cek volume nitrogen cair, sebab satu kali saja
volume nitrogen cair sampai di posisi setelah straw dalam posisi berdiri itu
dapat menyebabkan kematian pada spermatozoa.
Selanjutnya adalah menyiapkan container /container lapangan. Yang
digunakan untuk menyimpan nitrogen cair yang dapat di pakai untuk
menyimpan semen beku, terbuat dari logam stainless steel atau alumunium.
Biasanya straw yang diambil segera di pindahkan ke dalam termos untuk di
bawah ke tempat sai betina

Gambar 2.1a Container Lapangan


Pinset yang digunakan untuk mengambil straw dari kanister, yang
diangkat dari dalam kontainer

Gambar 2.1b Pinset

Termos khusus berlubang pada bagian tutupnya, digunakan untuk wadah


nitrogen cair. Straw yang diambil daro container dengan pinset segera dimasukan
ke dalam termos untuk di bawa ke tempat sapi betina. Lubang kecil yang dibuat
pada tutup termos berfungsi untuk penguapan nitrogen. Tanpa adanya lubang ini,
tutup termos dapat meledak.

Gambar 2.1c Termos


Gunting digunakan untuk menggunting straw dan dimasukkan ke dalam gun
IB. Sebelum digunakan pastikan gunting sudah steril

Gambar 2.1d Gunting Straw

Lap pembersih dapat terbuat dari kain atau kertas. Yang praktis adalah
kertas tisu atau tisu toilet. Lap pembersih sangat diperlukan sebab setelah tangan
dimasukkan ke dalam rektum, vulva biasanya menjadi kotor karena feses yang
keluar dari rektum jatuh menyentuh vulva. Ujung laras inseminasi atau inseminasi
gun tidak boleh kotor.

Gambar 2.1e Lap Pembersih Vulva


Inseminatin Gun merupakan alat yang digunakan untuk memasukkan semen
ke dalam saluran reproduksi betina. Inseminasi gun akan dibungkus menggunakan
plastic sheath ini berfungsi agar pada saat inseminasi gun dimasukkan pada saluran
reproduksi tidak melukai betina.

Gambar 2.1f Insemination Gun

Sarung tangan plastik digunakan untuk melindungi tangan saat palpasi


rectal melalui rectum .

Gambar 2.1g Sarung Tangan Plastik


2.2 Penanganan Akseptor Inseminasi Buatan

Anamnesa kesehatan hewan ternak yang akan dilakukan IB berupa


pengamatan tingkah laku, pengamatan fisik, bertanya kepada pemilik hewan
mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan penyakit yang diderita oleh
hewan yang diperiksa yaitu sejarah hewan sebelum sakit dan keadaan hewan pada
saat sakit.
Inspeksi pada bagian luar berupa pemeriksaan bagian pangkal ekor dan
bagian dorsal daerah lumbal harus diperiksa melihat apakah ada rambut yang kasar
atau hilang akibat ternak dinaiki. Lakukan pemeriksaan perineum dan bagian lateral
vulva dan juga pada bagian bawah ekor sejajar dengan vulva. Apabila terdapat
produksi nanah, lendir atau darah dalam jumlah banyak, hal tersebut akan terdapat
dan tersebar pada bagian ekor. Pemeriksaan berikutnya adalah rambut tuft tentang
keberadaan pendarahan metestrus.
Teknik dengan palpasi rektal berupa teknik menhandle ternak yaitu dengan
membuat kadang jepit yang diperlukan untuk menghindari kecelakaan pemeriksa
akibat ditendang oleh ternak. Keakuratan yang tinggi dapat digunakan sarung
tangan plastik.

1.3 Thawing (Pencairan Kembali) Semen Beku

Semen beku dapat digunakan selama disimpan dalam N2 dalam keadaan


terendam. Apabila semen beku yang sudah pernah di-thawing, maka harus segera
dilakukan proses Inseminasi dan tidak dapat disimpan lagi.
Straw dapat di-thawing dengan suhu antara 0°C - 65°C atau lebih tinggi.
Proses thawing harus dilakukan dengan hati – hati karena dampak kematian sel saat
thawing sama besarnya dengan proses pembekuan. Pada kemasan ampu di thawing
selama 8 menit pada suhu 37°C atau lebih, sedangkan dalam bentuk pelet di
thawing pada suhu 40°C tapi dalam praktik sering digunakan menggunakan air es
Prinsip thawing adalah semakin dingin suhu makan akan semakin lama.
Sebaliknya jika semakin tinggi makan akan semakin cepat.
2.4 Teknik Inseminasi Buatan
Sebelum melaksanakan IB, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan mengenai
kesehatan ternak secara umum dan kondisi alat kelamin betina. Harus diyakinkan
bahwa sapi yang akan diinseminasi tidak dalam keadaan bunting, karena sapi
bunting juga sering menunjukkan gejala-gejala berahi (meskipun palsu). Sapi yang
menderita gejala nymphomania (minta kawin terus-menerus) juga harus menjadi
perhatian. Pemeriksaan dilaksanakan secara umum saja, yaitu dengan melihat
(inspeksi) dan menyentuh (palpasi). Prosedurnya adalah sebagai berikut :
Laksanakan inspeksi dari jarak dekat (pastikan keadaan cukup terang atau
laksanakan di luar kandang) dengan prosedur sebagai berikut :
• Lihat ekor dan bagian atas pantat sapi, bila di atas ekor terdapat luka atau
kotoran, kemungkinan sapi tersebut dinaiki oleh sapi yang lain
(jantan/betina), ini merupakan tanda-tanda berahi.
• Lihat vulva, apakah ada lendir yang keluar dan menggantung. Bila lendir
yang keluar transparan maka ini adalah tanda-tanda berahi. Jika lender
tersebut bernanah / kotor maka kemungkinan besar ini adalah gejala infeksi.
• Melihat / mengecek apakah ada luka di vulva dan vagina. Palpasi lewat
rectum :
• Palpasi vagina sulit, karena dinding vagina tipis (sehingga mudah robek) dan
lentur.
• Palpasi leher rahim (cervix). Prosedur ini sangat penting dilakukan. Pada sapi
yang tidak bunting cervixnya berdiameter antara 2 sampai 3 cm dengan
panjang antara 5 sampai 6 cm. Cervix membesar pada saat terjadi
kebuntingan dan setelah melahirkan, pada sapi tua dan sering beranak maka
ukuran cervixnya akan berbeda, biasanya akan berdiameter antara 5 sampai
6 cm dan panjang 10 cm
• Tanduk rahim bisa diraba (terutama pada percabangan tanduk rahim). Tanduk
rahim membelok ke bawah, ke depan dan ke belakang. Kalau terjadi
kebuntingan, maka salah satu tanduk akan lebih besar karena anak dibentuk
dalam satu tanduk saja.
• Ovarium, dipalpasi dengan sangat hati-hati untuk melihat kemungkinan
kelainan pada indung telur

Inseminasi buatan sapi umumnya menggunakan teknik rektovaginal dimana semen


didepositkan di dua bagian yaitu uterus dan cervix. Teknik ini menggunakan alat
inseminasi gun yang dimasukkan ke daiam alat reproduksi betina. Yang harus
diperhatikan dalam mempersiapkan inseminasi gun adalah :

• Tarik pistolet sekitar 15 cm dan tahan dengan jari manis tangan kiri.
• Pegang ujung straw di bagian sumbat pabrik dengan ibu jari dan jari telunjuk.
• Tahan ujung pistolet dengan jari manis dan masukkan straw ke dalam lubang
pistolet.
• Tekan ujung straw di bagian sumbat laboratorium sampai straw duduk pada
tempatnya di dalam pistolet.
• Gunting ujung straw di bagian rongga udara di bawah sumbat laboratoriurn
dan sisakan bagian straw yang di luar pistolet sepanjang kira-kira 1.5 cm.
• Pasanglah plastic sheat menyelubungi straw, kemudian eratkanlah cincin
kuncinya (fiksir).
• Usahakan agar plastic sheat menyelubungi dengan sempurna ujung straw
pada bagian bekas pengguntingan, karena bila tidak maka semen akan
tertumpah di dalam plastic sheat pada waktu penyemprotan semen
dilakukan.
• Secara halus dan perlahan tekanlah piston ke dalam pistolet sampai dirasakan
gerakan sumbat pabrik mendesak semen atau terlihat cairan semen di bagian
ujung straw.
Pada teknis rektovaginal, tangan yang diselubungi dengan sarung tangan
(plastic glove) dimasukkan ke dalam rektum untuk melokalisir cervix dan
kemudian masukkan gun ke cervix hingga uterus, dengan prosedur sebagai
berikut :
• Berangkatlah secepat mungkin ke lokasi.
• Cucilah tangan terlebih dahulu.
• Sebelum melaksanakan prosedur IB maka semen harus dicairkan
(thawing) terlebih dahulu.
• Setelah dithawing, straw dikeluarkan dari air kemudian dikeringkan
dengan tissue.
• Kemudian straw dimasukkan dalam gun, dan ujung yang mencuat
dipotong dengan menggunakan gunting bersih.
• Setelah itu Plastic sheath dimasukkan pada gun yang sudah berisi semen
beku/straw.
• Sapi dipersiapkan (dimasukkan) dalam kandang jepit, ekor diikat.
• Ambil sarung tangan disposibel dan tangan dimasukkan ke dalam
rektum. Sarung tangan dapat membungkus sepanjang lengan.
• Oleskan sedikit pelicin pada bagian belakang tangan.
• Membawa gun yang sudah berisi straw dengan mulut dan hampiri sapi
yang akan diinseminasi. Jaga piston jangan tertekan dan ujung gun
jangan sampai terkontaminasi. Pada tahap ini upayakan agar sapi tenang
jika dihampiri.
• Ambil lembaran kertas dari kantung untuk membersihkan vulva dengan
tangan yang tidak bersarung.
• Mengoleskan pelicin dari bagian belakang tangan bersarung.
• Jari tangan membentuk seperti corong, kemudian dengan sabar dan
dengan gerakan berputar masuk ke dalam rekturn.
• Selesai tahap ini berhenti sebentar sehingga anus dapat relaks dan
tangan mudah masuk. Hindari keributan dan gerakan kasar yang dapat
menyebabkan stres pada sapi betina. Penanganan yang kasar dapat
menyebabkan pengeluaran hormon adrenalin yang dapat mempengaruhi
CR.
• Membersihkan seluruh bibir vulva dari kotoran, urin, feses dan pelicin
dengan lap kertas.
• Pergelangan tangan dalam rektum menekan ke bawah agar bibir vulva
mudah dimasuki ujung gun saat memasuki vagina.
• Masukkan gun sepanjang vulva dan vagina dengan ujung gun melekat
pada bagian atas menyentuh tangan.
• Dengan hati-hati dorong gun ke depan dengan ujungnya ada di atas
kantung kencing.
• Gerakkan gun ke depan hingga masuknya gun tertahan. Bila ujung
tertahan sebelum mencapai cervix, dorong cervix searah kepala sapi.
Dengan cara ini lipatan-lipatan dalam vagina akan merenggang dan
memudahkan gun bergerak ke depan.
• Tekan ke bawah, temukan cervix dengan tangan yang bersarung dari
rektum.
• Pegang cervix dengan jari. Bila tidak dapat menyentuh cervix berarti
bertahan di pelvis. Kemudian dengan pelan tekan gun ke depan
tempelkan cervix di ujung gun.
• Gun bergerak sepanjang bagian cervix atau bagian jari tangan hingga
cervix akhir atau di badan uterus.
• Gerakkan gun sepanjang cervix hingga teraba ujung gun. Dengan
terabanya ujung gun dipermukaan uterus maka gun telah mencapai
sasaran.
• Perlu dihindari memasukkan gun terlalu dalam ke uterus. Karena luka
pada uterus yang akan berpengaruh pada fertilisasi ovum.
• Dorong penghisap gun hati-hati dan pelan-pelan serta semprotkan 2/3
bagian semen di depan uterus. Sambil menarik gun hingga ujungnya
berjarak 1 cm di belakang uterus semprotkan sisa semen di belakang
straw. Kadang-kadang gun tidak bisa mencapai ujung cervix tetapi
betina dapat bunting.
• Gun ditarik pelan-pelan dari cervix dan vagina. Pengeluaran gun dengan
tergesa-gesa dapat menarik kembali semen dari cervix ke vagina.
• Mengeluarkan tangan dari rektum dengan pelan-pelan.
• Lepaskan kunci ring pada gun dan tarik plastic sheat dengan tangan yang
terbungkus.
• Tarik sarung tangan dengan menggulungnya dari atas ke bawah dan
membalikkan bagian dalam menjadi bagian luar. Dengan cara ini
permukaan yang kotor berada di dalam bersamaan dengan plastic sheat.
Permukaan yang berada di luar adalah bagian yang bersih.
• Buang sarung, plastic sheat, straw dan kertas lap ke tempat sampah.

Gambar 2.4 Teknik Inseminasi Buatan


3 Penutup

3.1 Simpulan

Dari pembahasan dari beberapa literatur yang telah didapatkan maka dapat
disimpulkan bahwa untuk melakukan inseminasi buatan hal – hal yang harus
dipersiapkan adalah berupa alat – alat yang digunakan, kemudian proses thawing
yang harus dilakukan sesuai dengan prosedur agar sel sperma pejantan yang di
masukkan pada akseptor tidak mati. Sebelum masuk pada proses inseminasi hewan
betina harus di periksa kondisinya agar inseminasi dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Kusumawati, E. D., & Henny Leondro. (2014). Inseminasi Buatan. URL:


http://repository.unikama.ac.id/793/. Diakses tanggal 7 Mei 2021.

Ndjukaamah RS. 2019. Teknik Inseminasi Buatan Pada Ternak Sapi Dengan
Metode Rektovaginal di Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan
Ternak Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang Provinsi
Jawa Timur. Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembanguna. Kupang.

Ritonga MZ, Putra A, Lubis N, Ismail D. 2018. Program Pengembangan Usaha


Produk Intelektual Kampus Klinik Hewan Ternak dan Hewan Kesayangan
UNPAB. Agroveteriner. 6(2):112–119.

Setiawati EN. 2014. Melakukan Inseminasi Buatan. URL:


https://slideplayer.info/slide/12428673/. Diakses Tanggal 7 Mei 2021.

Susilawati T. 2011. Spermatologi. malang: Universitas Brawijaya Press.

Anda mungkin juga menyukai