Anda di halaman 1dari 17

Nama : Pita Indiswari

NPM : 1754111003

No. Presensi : 30

PENDAHULUAN

Setiap manusia pasti memiliki masa lalu. Masa lalu yang pantas dikenang, baik yang
menyenangkan maupun yang membuat manusia sedih dalam hidupnya. Setiap hitungan waktu
yang telah dilewati oleh manusia merupakan bagian dari masa lalu. Sehingga, dapat dikatakan
bahwa sejarah dan kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan.Istilah sejarah mungkin sudah
sangat dekat dengan telinga kita. Hal inidisebabkan karena sejak duduk dibangku sekolah dasar
kita sudah diperkenalkan dengan sejarah. Umumnya sejarah dikenal sebagai informasi
mengenai kejadian yang sudah lampau. Menurut sejarawan Baverley Southgate (1996),
pengertian sejarah dapat didefinisikan sebagai studi tentang peristiwa di masa lampau.
Dengan demikian, sejarah merupakan peristiwa faktual di masa lampau, bukan kisah fiktif
apalagi rekayasa. Definisi menurut Baverley Southgate merupakan pemahaman paling
sederhana. Pengertian sejarah menurut Baverley menghendaki pemahaman obyektif terhadap
fakta-fakta historis Begitu juga dalam hal ilmu. Ilmu memiliki sejarah perkembangan yang
sangat panjang. Menurut Tim Dosen Filsafat Ilmu (2001:63), perkembangan ilmu
pengetahuan hingga seperti sekarang ini tidaklah berlangsung secara mendadak, melainkan
melalui proses bertahap, dan evolutif.

Pembahasan artikel ini dititik beratkan pada perkembangan filsafat ilmu Barat. Karena
memang selama ini yang terlihat sebagai sentral adalah filsafat barat. Tetapi di lain sisi, juga
akan menampilkan sejarah perkembangan ilmu dari dunia Timur yang telah memberi kontribusi
terhadap perkembangan ilmu. Sehingga bisa diketahui bahwa semua ini adalah rangkaian
sejarah dan peradaban manusia yang telah terjadi, dan membawa dampak bagi perkembangan
ilmu. Melalui artikel ini saya ingin menjelaskan perkembangan ilmu dari zaman pra Yunani
kuno sampai dengan zaman Kontemporer. Hal itu bisa dilihat dari kaca mata periodisasinya,
tokoh-tokoh ilmuwan yang terkenal pada masa itu, dan juga karya-karya mereka. Selain itu juga
akan memberikan contoh revolusi ilmu, yang pada akhirnya memberikan gambaran implikasi
revolusi itu bagi perkembangan ilmu
PEMBAHASAN

Sejarah dapat dilihat dari segi kronologis dan geografis. Untuk itu, bisa dilihat dengan
kurun waktu dimana sejarah itu terjadi. Dalam setiap periode sejarah pekembangan ilmu
pengetahuan menampilkan ciri khas atau karakteristik tertentu. Tetapi dalam pembagian
periode ada perbedaan dalam jumlahnya. Dalam buku Pengantar Filsafat Ilmu karangan The
Liang Gie (1996), buku Sejarah Filsafat Ilmu & Teknologi karangan Burhanuddin Salam
(2004), buku Filsafat Ilmu dan Perkembangannya karangan M. Thoyibi (1997), serta buku
Filsafat Ilmu yang disusun oleh Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001) terdapat perbedaan
pembahasan tentang periode. Maka dari itu, untuk memahami sejarah perkembangan ilmu
pengetahuan secara mudah, disini telah dilakukan pembagian atau klasifikasi secara garis
besar. Berikut adalah penjelasan singkat dari masing-masing periode, tokoh yang berpengaruh
dan karya-karya mereka.

2.1 Zaman Pra Yunani Kuno

Pada zaman ini, secara umum terbagi menjadi tiga fase. Pertama, zaman Batu Tua yang
berlangsung 4 juta tahun SM (Sebelum Masehi) sampai 20.000/10.000 SM. Pada zaman ini
telah mempunyai beberapa ciri khas, di antaranya adalah menggunakan alat-alat sederhana yang
dibuat dari batu dan tulang, mengenal cocok taman dan beternak, dan dalam kehidupan sehari-
hari didasari dengan pengamatan primitif menggunakan sistem trial and error (mencoba-
coba dan salah) kemudian bisa berkembang menjadi know how.

Kedua, zaman Batu Muda yang berlangsung 10.000 SM sampai 2000 SM atau abad 100
sampai abad 20 SM. Dalam zaman ini telah berkembang kemampuan-kemampuan yang sangat
siginifikan. Kemampuan itu berupa kemampuan menulis (dinyatakan dengan gambar dan
symbol atau lambang-lambang), kemampuan membaca (bermula dari bunyi atau suku kata
tertentu), dan kemampuan berhitung. Dalam zaman ini juga berkembang masalah perbintangan,
matematika, perdagangan, dan hukum. Ketiga, zaman Logam. Zaman ini berlangsung dari abad
20 SM sampai dengan abad 6 SM. Pada zaman ini pemakaian logam sebagai bahan peralatan
sehari-hari, baik sebagai perhiasan, peralatan masak, atau bahkan peralatan perang.

Pada zaman Batu Tua, yang menjadi tokoh utama disebut-sebut dengan manusia purba.
Belum ditemukan secara spesifik data diri mereka, tetapi yang terlihat secara jelas adalah hasil
karya mereka. Karya-karya mereka yang fenomenal adalah peralatan yang terbuat dari batu dan
tulang. Dengan berjalannya waktu, pada zaman Batu Muda sudah ada kerajaan-kerajaan besar
yang ikut andil dalam mengukir sejarah. Kerajaan itu adalah Mesir, Babylon, Sumeria, Niniveh,
India , dan Cina. Karya-karya yang didapat dari zaman ini berupa batu Rosetta (Hieroglip),
segitiga dengan unit 3,4,5 (segitiga siku-siku), nilai logam sebagai nilai tukar, perundangan
yang ditulis, lukisan di dinding gua, tulisan Kanji (Pistographic Writing), dan zodiac (Salam,
2004: 30-34). Sedangkan menurut Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001), menemukakan bahwa
di India sudah menemukan roda pemutar untuk pembuatan tembikar pada abad 30 SM dan
punah (akibat bencana dan perang) pada abad 20 SM.
Pada zaman Logam didominasi oleh kerajaan Mesir. Tetapi kerajaan Cina dan Sumeria
juga masih mempunyai peran. Pada masa ini karya-karya yang ada berupa didominasi dengan
alat-alat yang terbuat dari besi dan perunggu. Seni membuat patung juga menjadi karya
fenomenal pada masanya, bahkan sampai saat ini. Contohnya adalah karya-karya dari Mesir,
seperti patung istri raja Firaun (Neferitti). Menurut Brouwer (1982) dalam buku Filsafat Ilmu
yang disusun oleh Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001) di antara abad 15 SM di Sumeria
(Irak) telah menggunakan alat-alat dari besi. Selain itu, di Cina pada abad 15 SM dinasti Shang
telah menggunakan peralatan perang dari perunggu dan pada abad 5 SM dinasti Chin telah
menggunakan besi untuk peralatan perang

2.1 Zaman Yunani Kuno

Zaman ini berlangsung dari abad 6 SM sampai dengan sekitar abad 6 M. Zaman ini
menggunakan sikap an inquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara
kritis), dan tidak menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive attitude mind
(sikap menerima segitu saja). Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh dengan subur. Yunani
mencapai puncak kejayaannya atau zaman keemasannya (Zaman Hellenisme) di bawah
pimpinan Iskandar Agung (356 323 SM) dari Macedonia, yang merupakan salah seorang
murid Aristoteles. Pada abad ke-0 M, perkembangan ilmu mulai mendapat hambatan. hal
ini disebabkan dengan kelahiran Kristen. Pada pada abad pertama sampai abad ke-2 M mulai
ada pembagian wilayah perkembangan ilmu. Wilayah pertama berpusat di Athena, yang
difokuskan di bidang kemampuan intelektual. Sedangkan wilayah yang kedua berpusat di
Alexandria, yang fokus pada bidang empiris.

Setelah Alexandria dikuasai oleh Roma yang tertarik dengan hal-hal abstak, pada abad
ke-4 dan ke-5 M ilmu pengetahuan benar-benar beku. Menurut Hull dalam buku karangan
Salam (2004:52), hal ini disebabkan oleh tiga pokok penting: 1) pengusa Roma yang menekan
kebebasan berpikir 2) ajaran Kristen yang tidak boleh disangkal 3) kerjasama gereja dan
pengusa sebagai otoritas kebenaran. Walaupun begitu pada abad ke-2 M sempat ada Galen
(bidang kedokteran) dan tokoh aljabar, Pappus dan Diopanthus yang berperan dalam
perkembangan ilmu pengetahuan.

Pada zaman ini banyak bermunculan ilmuwan-ilmuwan terkemuka. Menurut


Burhanuddin Salam (2004), M. Thoyibi (1997), serta Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001),
ada beberapa nama yang popular pada masa ini, yaitu:

Thales (624-545 SM) dari Miletos, Yunani (sekarang bagian dari Turki) adalah filsuf pertama
sebelum masa Sokrates. Menurutnya, zat utama yang menjadi dasar segala materi adalah air.
Pada masanya ia menjadi filusuf yang mempertanyakan isi dasar alam.

Pythagoras (582 SM 496 SM) adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling
dikenal melalui teoremanya. Dikenal sebagai Bapak Bilangan, dan salah satu peninggalan
Phytagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat
hipotenusa dari suatu segitiga siku- siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya
(sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum
lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang pertama
kali membuktikan pengamatan ini secara matematis. Selain itu, Pythagoras berhasil membuat
lembaga pendidikan yang disebut Pythagoras Society. Selain itu, dalam ilmu ukur dan
aritmatika ia berhasil menyumbang teori tentang bilangan, pembentukan benda, dan
menemukan hubungan antara nada dengan panjang dawai.
Socrates (470 SM 399 SM) adalah filsuf dari Athena, Yunani dan merupakan salah satu figur
tradisi filosofis Barat yang paling penting. Socrates lahir di Athena. Ia tidak meninggalkan
tulisan sebagai karyanya. Tetapi pemikiranya dikenal melalui tulisan yang dibuat oleh
muridnya, yaitu Plato. Salah satu catatan Plato yang terkenal adalah Dialogue, yang isinya
berupa percakapan antara dua orang pria tentang berbagai topik filsafat. Socrates percaya
bahwa manusia ada untuk suatu tujuan, dan bahwa salah dan benar memainkan peranan yang
penting dalam mendefinisikan hubungan seseorang dengan lingkungan dan sesamanya.
Sedangkan Sokrates sendiri mempunyai metode sendiri yang dikenal dengan Maieutike
Tekhne yang merupakan metode dialetika untuk melahirkan kebenaran. Socrates percaya akan
gagasan mengenai gaya tunggal dan transenden yang ada di balik pergerakan alam ini. Dengan
demikian, Socrates memiliki pandangan yang bertentangan dengan kepercayaan umum
masyarakat Yunani saat itu, yaitu kepercayaan pada kuil (oracle) dari dewa-dewa. Pandangan
yang ia bawa tersebut akhirnya membuatnya dipenjara dengan tuduhan merusak ahlak pemuda-
pemuda Athena. Pengadilan dan cobaan yang dialaminya digambarkan dalam catatan Apology
oleh Plato, sedangkan serangkaian percakapannya dengan para siswanya ketika ia dipenjara
digambarkan dalam Phaedo, juga oleh Plato. Bagaimanapun, Socrates dinyatakan bersalah dan
ia ditawarkan untuk bunuh diri dengan meminum racun. Penawaran tersebut diterimanya
dengan tenang, meskipun para siswanya telah berulangkali membujuknya untuk melarikan diri.
Menurut Phaedo, Socrates meninggal dengan tenang dengan dikelilingi oleh kawan-kawan dan
siswanya.

Walaupun demikian, sumbangsih Socrates yang terpenting bagi pemikiran Barat adalah metode
penyelidikannya, yang dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak diterapkan untuk
menguji konsep moral yang pokok. Karena itu, Socrates dikenal sebagai bapak dan sumber
etika atau filsafat moral, dan juga filsafat secara umum.

Aristoteles (384 SM 322 SM) adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari
Alexander yang Agung. Ia memberikan kontribusi di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik,
Ilmu Kedokteran, dan Ilmu Alam. Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang
mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Sementara
itu, di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari
bentuk demokrasi dan monarki. Dari kontribusinya, yang paling penting adalah masalah logika
dan Teologi (Metefisika). Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive
reasoning), yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran
tentang logika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula
pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking). Logika yang
digunakan untuk menjelaskan cara menarik kesimpulan yang dikemukakan oleh Aristoteles
didasarkan pada susunan pikir (syllogisme).

Dari keseluruhan kontribusi yang diberikan oleh Aristoteles, dapat dikatakan bahwa pemikiran
Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran Barat dan pemikiran keagamaan lain pada
umumnya. Penyelarasan pemikiran Aristoteles dengan teologi Kristiani dilakukan oleh Santo
Thomas Aquinas di abad ke-13, dengan teologi Yahudi oleh Maimonides (1135 1204), dan
dengan theologi Islam oleh Ibnu Rusyid (1126 1198).

Plato (427 SM 347 SM) ia adalah murid Socrates dan guru dari Aristoteles. Karyanya yang
paling terkenal ialah Republik (Politeia) di mana ia menguraikan garis besar pandangannya
pada keadaan ideal. Selain itu, ia juga menulis Hukum dan banyak dialog di mana Socrates
adalah peserta utama. Sumbangsih Plato yang terpenting tentu saja adalah ilmunya mengenai
ide. Dunia fana ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada dunia ideal. Di dunia
ideal semuanya sangat sempurna. Hal ini tidak hanya merujuk kepada barang-barang kasar yang
bisa dipegang saja, tetapi juga mengenai konsep-konsep pikiran, hasil buah intelektual.
Misalkan saja konsep mengenai kebajikan dan kebenaran. Konsep yang dikembangkan
oleh Plato ini bertitik belakang dari perdebatan dari konsep yang diusung oleh Parminedes yang
menganggap sesuatu realitas itu berasal dari satu hal (The One) yang tetap, dan konsep yang
dikemukakan oleh Heraklios yang bertitik tolak dari hal yang banyak (The Many) yang selalu
berubah.

Selain itu, masih ada nama-nama seperti Anaximander (610 SM 546 SM) siswa Thales, sang
filsuf pertama. Ia hidup pada abad ke 6 SM di Miletos. Berbeda dengan Thales, ia berpendapat
bahwa permulaan yang pertama, tidaklah bisa ditentukan (Apeiron), karena tidaklah memiliki
sifat-sifat zat yang ada sekarang. Anaximenes yang hidup pada abad ke 6 S.M., masih satu
generasi dengan Anaximander dan juga dianggap sebagai seorang filsuf alam, ia berpendapat
bahwa zat yang awal ada adalah udara. Ia menganggap bahwa semuanya di alam semesta
dirasuki dengan udara. Demokreitos (460-370 SM), ia mengembangkan teori mengenai atom
sebagai dasar materi, sehingga ia dikenal sebagai Bapak Atom Pertama. Karyanya dijadikan
sebagai pelopor ilmu fisika materi yang menutup kemungkinan akan adanya intervensi Tuhan
atau dewa. Demokreitos juga menjadi orang pertama yang berpendapat bahwa galaksi
Bimasakti merupakan kumpulan cahaya gugusan bintang yang letaknya saling berjauhan.
Menurut Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001:69), pemikiran yang dikonsepkan oleh
Demokritos yang membahas tentang atom ini mengandung beberapa sifat pokok. Pertama,
materialistic-monistik yang menyatakan bahwa atom sekedar materi sendiri dan sekelilingnya
hampa. Kedua, developmental dynamics, yang menyatakan atom selalu bergerak. Ketiga, murni
alamiah (pure natural) yang menyatakan bahwa atom tidak dipengaruhi sesuatu
disekelilingnya. Keeempat, bersifat kebetulan (by chance) yang berarti bahwa pergerakan atom
terjadi tanpa tujuan. Euklides (330-273 SM) ialah ahli matematik dari Alexandria. Dalam
bukunya yang berjudul Elemen, ia sebagai bapak geometri mengemukakan teori bilangan
dan geometri. Menurutnya satu hal yang paling penting untuk dicatat, bahwa dalam pembuktian
teorema-teorema geometri tak diperlukan adanya contoh dari dunia nyata tetapi cukup dengan
deduksi logis menggunakan aksioma-aksioma yang telah dirumuskan. Empedokles (484-424
SM) adalah seorang filsuf Yunani berpendapat bahwa materi terdiri atas empat unsur dasar yang
ia sebut sebagai akar, yaitu air, tanah, udara, dan api. Selain itu, ia menambahkan satu unsur
lagi yang ia sebut cinta (philia). Hal ini dilakukannya untuk menerangkan adanya keterikatan
dari satu unsur ke unsur lainnya. Empedokles juga dikenal sebagai peletak dasar ilmu-ilmu
fisika dan biologi pada abad 4 dan 3 SM. Claudius Ptolemaeus (90 SM -168 M), dia adalah
seorang matematikawan, astronom, ahli geografi, astrolog dan seorang penyair dari satu
epigram di Anthology Yunani. Dia tinggal di Mesir di bawah Kekaisaran Romawi. Ptolemaeus
adalah pengarang beberapa risalah ilmiah, tiga di antaranya akan melanjutkan penting untuk
kemudian Islam dan Eropa ilmu pengetahuan. Yang pertama adalah risalah astronomi yang
dikenal sebagai Almagest (The Great Risalah/Risalah Matematika). Yang kedua adalah
Geografi, yang merupakan diskusi teliti mengenai pengetahuan geografi Yunani-Romawi
dunia. Yang ketiga adalah risalah astrologi dikenal dalam bahasa Yunani sebagai
Apotelesmatika atau lebih umum dalam bahasa Yunani sebagai Tetrabiblos (Empat buku).
Selain itu, karena ia hidup di Mesir kemudian astronom arab, ahli geografi dan ahli fisika
menyebutnya dengan namanya dalam bahasa Arab: Batlaymus. Diophantus (antara 214 M
298 M), adalah seorang ahli matematika dan karnya yang sangat terkenal adalah Arithmetica.
Karyanya ini barkaitan dengan memecahkan persamaan aljabar, hal ini menyebabkan kemajuan
luar biasa dalam teori bilangan, angka pecahan, dan juga membuat kemajuan dalam notasi
matematika. Galenus (129 M 200 M), yang lebih dikenal dalam bahasa Inggris sebagai
Galen. Ia memiliki pengaruh besar dalam kedokteran Eropa. Galen melakukan perubahan besar
di bidang kesehatan. Hal yang ia lakukan di antaranya adalah oprasi pembedahan otak dan mata
(mengoperasi katarak), mengenalkan ilmu anatomi, dan mengemukakan empat cairan tubuh
yaitu darah, empedu kuning (yellow bile), empedu hitam (black bile) dan mukus. Empat hal ini
akan berputar sesuai dengan empat musim. Karya terbesarnya adalah tujuh belas buku dari On
the Usefulness of the Parts of the Human Body. Dan juga Archimedes, (sekitar 287 SM 212
SM) ia adalah seorang ahli matematika, astronom, filsuf, fisikawan, dan insinyur berbangsa
Yunani. Archimedes, dianggap sebagai salah satu matematikawan terbesar sepanjang masa, hal
ini didasarkan pada temuannya berupa prinsip matematis tuas, sistem katrol (yang
didemonstrasikannya dengan menarik sebuah kapal sendirian saja), dan ulir penak, yaitu
rancangan model planetarium yang dapat menunjukkan gerak matahari, bulan, planet-planet,
dan kemungkinan konstelasi di langit. Di bidang matematika, penemuannya terhadap nilai phi
lebih mendekati dari ilmuan sebelumnya. Dari karya-karyanya yang bersifat eksperimental, ia
kemudian dijuluki sebagai, Bapak IPA Eksperimental.

Selain di Yunani, astronom dan ahli matematika juga berkembang di India. Menurut Salam
(2004:48), Aryabhata (476 M), malahirkan perhitunagn desimal sederhana. Dibidang astronomi
ia juga memperkenalkan sejumlah fungsi trigonometri (termasuk sinus, versine, kosinus dan
sinus invers), trigonometri tabel, dan teknik-teknik dan algoritma dari aljabar.

b. Zaman Pertengahan

Zaman ini masih berhubungan dengan zaman sebelumnya. Karena awal mula zaman ini
pada abad 6 M sampai sekitar abad 14 M. Zaman ini disebut dengan zaman kegelapan (The
Dark Ages). Zaman ini ditandai dengan tampilnya pada Theolog di lapangan ilmu pengetahuan.
Sehingga para ilmuwan yang ada pada zaman ini hampir semua adalah para Theolog. Begitu
pula dengan aktifitas keilmuan yang mereka lakukan harus berdasar atau mendukung kepada
agama. Ataupun dengan kata lain aktivitas ilmiah terkait erat dengan aktivitas keagamaan. Pada
zaman ini filsafat sering dikenal dengan sebagai Anchilla Theologiae (Pengabdi Agama).
Selain itu, yang menjadi ciri khas pada masa ini adalah dipakainya karya-karya Aristoteles dan
Kitab Suci sebagai pegangan.

Ketika Bangsa Eropa mangalami masa kegelapan, kebangkitan justru menjadi milik
Islam. Hal ini dimulai dari munculnya Nabi Muhammad SAW pada abad ke-6 M, perluasan
wilayah, pembinaan hukum serta penerjemahan filsafat Yunani, dan kemajuan ilmu
pengetahuan Islam pada abad ke-7 M sampai abad ke-12 M. Pada masa ini Islam mandapatkan
masa keemasannya (Golden Age). Selain itu, pada abad ini terjadi perkembangan kebudayaan
di Asia Selatan dan Timur, seperti Ajaran Lao Tse (menjaga keharmonisan dengan alam) dan
Confucius (konsep kode etik luhur mangatur akal sehat).

Pada masa kegelapan ini ilmu pengetahuan di Eropa tidak berkembang. Karya ilmuwan
yang masih menjadi pegangan hanya karya Aristoteles.Menurut Salam (2004), pada abad 12
M, yang diklaim sebagai awal mula zaman Renaissance telah muncul beberapa nama yang
mempelopori di bidang ilmu dan eksperimen, yaitu:

1. Roger Bacon (1214 M 1294 M), juga dikenal dengan sebutan Doctor Mirabilis (guru
yang sangat mengagumkan). Ia adalah seorang filsuf Inggris yang meletakkan penekanan
pada empirisme, dan dikenal sebagai salah seorang pendukung awal metode ilmiah modern
di dunia Barat. Teorinya menyatakan bahwa apa yang menjadi landasan awal dan ujian
akhir dari semua ilmu pengetahuan adalah pengalaman, dan syarat mutlak untuk mengolah
pengetahuan adalah dengan matematika. Sehingga ia dikenal sebagai pelopor empirisme
2. Thomas Aquinas (1225 M 1274 M) adalah seorang filsuf dan ahli teologi ternama dari
Italia. Ia terutama menjadi terkenal karena dapat membuat sintesis dari filsafat Aristoteles
dan ajaran Gereja Kristen. Sintesisnya ini termuat dalam karya utamanya: Summa
Theologiae (Ikhtisar Teologi). Selain itu, karya Theologis Thomas yang sangat terkenal
adalah Summa Contra Gentiles (Ikhtisar Melawan Orang-Orang Kafir)
3. Gerard van Cremona (1114 M 1187 M), adalah seorang penerjemah Arab karya ilmiah.
Dia adalah salah satu orang paling penting di Toledo. Ia menerjemahkan sekitar 70 bahasa
Arab dan karya-karya klasik Yunani ke dalam bahasa Latin termasuk karya Euclidius, Al-
Farabi, Al-Farghani dan karya-karya lain.
4. Giovanni Boccaccio (1313 M 1375 M) adalah seorang Italia penulis dan penyair. Karya
yang dihasilkan dalam periode ini meliputi Filostrato dan Teseida, Filocolo, sebuah versi
prosa yang ada roman Prancis, dan La Caccia di Diana, sebuah puisi dalam daftar sajak
oktaf neapolitan perempuan. Boccaccio terus bekerja, memproduksi Comedia delle ninfe
fiorentine (juga dikenal sebagai Ameto) campuran prosa dan puisi, tahun 1341,
menyelesaikan lima puluh canto puisi alegoris Amorosa visione di 1342 M, dan Fiammetta
di 1343 M. Salah satu karya terakhirnya di Italia, satu-satunya karya penting lainnya adalah
Corbacci.

Sepanjang Eropa mengalami masa kegelapan, di sebelah selatan Laut Tengah berkembang
kerajaan bangsa Arab yang dipengaruhi dengan Islam. Dengan berkembangnya pengaruh
Islam, maka semakin banyak pula tokoh-tokoh ilmuwan Islam yang berperan dalam
perkembangan Ilmu. Dalam buku Sejarah Filsafat Ilmu & Teknologi karangan Burhanuddin
Salam (2004), buku Filsafat Ilmu dan Perkembangannya karangan M. Thoyibi (1997), serta
buku Filsafat Ilmu yang disusun oleh Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001), disebutkan
beberapa tokoh ilmuwan muslim yang berpengaruh bagi sejarah perkembangan ilmu. Mereka
adalah sebagai berikut:

1. al-Frbi (870 M 950 M). Al-Farabi adalah seorang komentator filsafat Yunani yang
sangat ulung di dunia Islam. Kontribusinya terletak di berbagai bidang seperti matematika,
filosofi, pengobatan, bahkan musik. Al-Farabi telah menulis berbagai buku tentang
sosiologi dan sebuah buku penting dalam bidang musik, Kitab al-Musiqa. Selain itu,
karyanya yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah (Kota atau Negara Utama)
yang membahas tetang pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan hubungan
antara rezim yang paling baik menurut pemahaman Plato dengan hukum Ilahiah Islam.
2. al-Khawrizm (780 M 850 M). Hasil pemikirannya berdampak besar pada matematika,
yang terangkum dalam buku pertamanya, al-Jabar. Selain itu karyanya adalah al-Kitab al-
mukhtasar fi hisab al-jabr wal-muqabala (Buku Rangkuman untuk Kalkulasi dengan
Melengkapakan dan Menyeimbangkan), Kitab surat al-ard (Pemandangan Bumi). Karya
tersebut masih tersimpan di Strassberg, Jerman
3. al-Kindi (801 M 873 M), bisa dikatakan merupakan filsuf pertama yang lahir dari
kalangan Islam. Al Kindi menuliskan banyak karya dalam berbagai bidang, geometri,
astronomi, astrologi, aritmatika, musik(yang dibangunnya dari berbagai prinip aritmatis),
fisika, medis, psikologi, meteorologi, dan politik
4. al-Ghazali (1058 M 1111 M) adalah seorang filosof dan teolog muslim Persia, yang
dikenal sebagai Algazel di dunia Barat. Karya-karyanya berupa kitab Al-Munqidh min adh-
Dhalal, Al-Iqtishad fi al-Itiqad, Al-Risalah al-Qudsiyyah, Kitab al-Arbain fi Ushul ad-
Din, Mizan al-Amal, Ad-Durrah al-Fakhirah fi Kasyf Ulum al-Akhirah, Ihya Ulumuddin
(Kebangkitan Ilmu-Ilmu Agama) merupakan karyanya yang terkenal, Kimiya as-Saadah
(Kimia Kebahagiaan), Misykah al-Anwar (The Niche of Lights), Maqasid al-Falasifah,
Tahafut al-Falasifah (buku ini membahas kelemahan-kelemahan para filosof masa itu, yang
kemudian ditanggapi oleh Ibnu Rushdi dalam buku Tahafut al-Tahafut (The Incoherence of
the Incoherence), Al-Mushtasfa min Ilm al-Ushul, Miyar al-Ilm (The Standard Measure
of Knowledge), al-Qistas al-Mustaqim (The Just Balance), dan Mihakk al-Nazar fi al-
Manthiq (The Touchstone of Proof in Logic)
5. Ibnu Sina (980 M 1037 M). Ia dikenal sebagai Avicenna di Dunia Barat. Ia adalah seorang
filsuf, ilmuwan, dan juga dokter. Bagi banyak orang, beliau adalah Bapak Pengobatan
Modern dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan
karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang merupakan rujukan di bidang
kedokteran selama berabad-abad. Karyanya adalah The Book of Healing dan The Canon of
Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Al-Qanun fi At Tibb.
6. Ibnu Rusyd (1126 M 1198 M) yang dalam bahasa Latin disebut dengan Averroes, dan ia
adalah seorang filsuf dari Spanyol (Andalusia). Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang
filsafat, kedokteran dan fikih dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Karya lain
berupa Bidayat Al-Mujtahid (kitab ilmu fiqih), Kulliyaat fi At-Tib (buku kedokteran), Fasl
Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syariat (filsafat dalam Islam dan menolak segala
paham yang bertentangan dengan filsafat).
7. Ibnu Khaldun (1332 M 1406 M) adalah seorang sejarawan muslim dari Tunisia dan
sering disebut sebagai bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologi dan ekonomi. Karyanya
yang terkenal adalah Muqaddimah (Pendahuluan).
8. Jabir Ibnu Hayyan atau Gebert (721 M 815 M). Dia adalah seorang tokoh Islam yang
mempelajari dan mengembangkan ilmu kimia.
9. Al-Razi (865 M 925 M) yang dikenal dengan nama Razes. Seorang dokter klinis yang
terbesar pada masa itu dan pernah mengadakan satu penelitian Al-Kimi atau sekarang lebih
terkenal disebut ilmu Kimia.Di dalam penelitiannya pada waktu itu Al-Razi sudah
menggunakan peralatan khusus dan secara sistimatis hasil karyanya dibukukan, sehingga
orang sekarang tidak sulit mempelajarinya. Disamping itu Al-Razi telah mengerjakan pula
proses kimiawi seperti: Distilasi, Kalsinasi dan sebagainya dan bukunya tersebut
merupakan suatu buku pegangan laboratorium Kimia yang pertama di dunia. orang pertama
membuat jahitan pada perut dengan benang dibuat dari serat, dan orang pertama yang
berhasil membedakan antara penyakit cacar dengan campak. Buku karya Al-Razi paling
termasyhur berjudul Al-Hawi Fi Ilm Al-Tadawi yang terdiri dari 30 jilid dan dirangkum ke
dalam 12 bagian dan Al-Mansuri, berisi tentang pembedahan seluruh tubuh manusia.
10. Ibnu Haitham dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan nama Alhazen,
adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri,
pengobatan, dan filsafat. Ia banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya, dan
telah memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam
menciptakan mikroskop serta teleskop. Karyanya yang terkenal adalah tentang optik dari
tahun 1000, dalam Book of Optics dan dan On Twilight Phenomena. Selain itu, masih ada
buku karangannya berupa AlJami fi Usul alHisab yang mengandungi teori-teori ilmu
metametik dan metametik penganalisaannya; Kitab al-Tahlil wa alTarkib mengenai ilmu
geometri; Kitab Tahlil aimasa^il al Adadiyah tentang algebra; Maqalah fi Istikhraj Simat
alQiblah yang mengupas tentang arah kiblat bagi segenap rantau; Maqalah fima Tadu
llaih mengenai penggunaan geometri dalam urusan hukum syarak dan Risalah fi Sinaat al-
Syir mengenai teknik penulisan puisi.
11. Al-Battani (850 M 929 M) memberikan kontribusi untuk astronomi dan matematika.
Dalam astronomi, Al-Battani juga meningkatkan ketepatan pengukuran presesi sumbu
bumi.

Selain dari daftar nama ilmuwan di atas, masih banyak lagi ilmuwan muslim yang lain. Dalam
bidang fiqih ada Imam Hanafi (699M 767 M), Imam Malik (712 M -798 M), Imam Syafii
(767 M 820 M) dan Imam Hanbali (780 M 855 M) yang besar dengan kitab masing-masing.
Sementara dalam bidang sosial, terdapat nama Yaqut bin Abdullah al Hamawi (1179 M 1229
M) yang mengarang kitab Mujam al-Buldan (Kamus Negara). Ibnu Yunis, yang
menggabungkan dokumen-dokumen penelitian yang dibuat 200 tahun sebelumnya dan
menyiapkannya untuk tabel astronomi Hakimite. Umar al-Khayym, yang dikenal dengan
karya kalender Jalali-nya yang sempurna dan dipakai di Persia untuk penanggalan.
Cendekiawan seperti Will Durant dan Fielding H. Garrison, kimiawan Muslim dianggap
sebagai pendiri kimia. Abu Rayhan al-Biruni sebagai perintis indologi, geodesi dan antropologi.
Sebagian bangsa di Asia juga mulai memperlihatkan perkembangan ilmu mereka. Dari Cina
ada salah satu contoh terbaik akan Shen Kuo (1031 M 1095 M), seorang ilmuwan dan
negarawan yang pertama kali menggambarkan magnet-jarum kompas yang digunakan untuk
navigasi, menemukan konsep utara sejati, perbaikan desain astronomi Gnomon, armillary bola,
penglihatan tabung, dan clepsydra, dan menggambarkan penggunaan drydocks untuk
memperbaiki perahu. Selain itu, Shen Kuo juga menyusun teori pembentukan tanah, atau
geomorfologi. Ada juga Su Song (1020 M 1101 M) juga seorang astronom yang menciptakan
langit bintang atlas peta, menulis sebuah risalah farmasi dengan subyek terkait botani, zoologi,
mineralogi, dan metalurgi, dan telah mendirikan besar astronomi clocktower di Kaifeng pada
tahun 1088.

c. Zaman Renaissance

Zaman ini berlangsung dari abad 14 M sampai dengan abad 17 M. Renaissance sering diartikan
dengan kebangkitan, peralihan, atau lahir kembali (rebirth), yaitu dilahirkannya kembali
sebagai manusia yang bebas untuk berpikir. Zaman ini juga disebut dengan peralihan dan
kebangkitan ketika kebudayaan abad tengah mulai berubah menjadi kebudayaan yang modern,
dan pemikiran yang terbebas dari dogma-dogma agama. Hal ini ditandai dengan lahirnya
penemuan-penemuan baru.

Pada masa kebangkitan ini, mulai bermunculan ilmuwan-ilmuwan baru. Mereka telah
menemukan teori atau konsep baru yang menjadi sejarah dalam perkembangan ilmu.
Burhanuddin Salam (2004), M. Thoyibi (1997), dan Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001)
sepakat dengan tokoh ilmuwan yang berpengaruh pada masa ini, mereka adalah:

1) Niklas Koppernigk atau Nicolaus Copernicus (1473 M 1543 M) adalah seorang


astronom, matematikawan, dan ekonom yang berkebangsaan Polandia. Ia mengembangkan
teori heliosentrisme (berpusat di matahari). Teorinya tentang matahari sebagai pusat Tata
Surya, yang menjungkirbalikkan teori geosentris tradisional (yang menempatkan Bumi di pusat
alam semesta) dianggap sebagai salah satu penemuan yang terpenting sepanjang masa, dan
merupakan titik mula fundamental bagi astronomi modern dan sains modern (teori ini
menimbulkan revolusi ilmiah). Karya terobosannya berjudul On the Revolutions of the
Heavenly Spheres (Mengenai perputaran Bola-Bola Langit), yang diterbitkan pada tahun 1543
M.

2) Galileo Galilei (1564 M 1642 M) adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia
yang memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah. Sumbangannya dalam keilmuan antara lain
adalah penyempurnaan teleskop (dengan 32x pembesaran) dan berbagai observasi astronomi
seperti menemukan satelit alami Jupiter -Io, Europa, Ganymede, dan Callisto- pada 7 Januari
1610. Buku karangannya adalah Dialogo sopra i due massimi sistemi del mondo yang kemudian
diterbitkan di Florence pada 1632, dan Discorsi e dimostrazioni matematiche, intorno due
nuove scienze diterbitkan di Leiden pada 1638. Galileo juga sempat mengamati planet Neptunus
pada 1612 namun ia tidak menyadarinya sebagai planet. Pada buku catatannya, Neptunus
tercatat hanya sebagai sebuah bintang yang redup.

3) Tycho Brahe (1546 M 1601 M) adalah seorang bangsawan Denmark yang terkenal
sebagai astronom/astrolog dan alkimiawan. Ia memiliki sebuah observatorium yang dinamai
Uraniborg, di Pulau Hven. Tycho adalah astronom pengamat paling menonjol di zaman pra-
teleskop. Akurasi pengamatannya pada posisi bintang dan planet tak tertandingi pada zaman
itu. Untuk penerbitan karyanya, Tycho memiliki mesin cetak dan pabrik kertas. Asistennya
yang paling terkenal adalah Johannes Kepler.
4) Johannes Kepler (1571 M 1630 M), seorang tokoh penting dalam revolusi ilmiah, ia
adalah seorang astronom Jerman, matematikawan dan astrolog. Ia paling dikenal melalui
hukum gerakan planetnya. Kepler sangat dihargai bukan hanya dalam bidang matematika,
tetapi juga di bidang optik dan astronomi. Penjelasan Kepler tentang pembiasan cahaya tertuang
dalam buku Supplement to Witelo, Expounding the Optical Part of Astronomy (Suplemen untuk
Witelo, Menjabarkan Bagian Optik dari Astronomi). Buku Kepler itu adalah tonggak sejarah di
bidang optik. Ia adalah orang pertama yang menjelaskan cara kerja mata. Kepler mengerti
bahwa matahari bukan sekadar pusat dari tata surya. Matahari juga berfungsi seperti sebuah
magnet, berputar pada porosnya dan mempengaruhi gerakan planet-planet. Bagi Kepler, semua
planet adalah benda-benda fisik yang dengan harmonis diaturoleh serangkaian hukum yang
beragam. Apa yang telah ia pelajari dari Mars dan Bumi pasti berlaku juga atas semua planet.
Jadi, ia menyimpulkan bahwa setiap planet mengitari matahari dalam orbit elips pada kecepatan
yang bervariasi sesuai dengan jaraknya dari matahari. Karya Kapler yang lain berupa buku
Mysterium cosmographicum (Misteri Kosmmografis), Astronomiae Pars Optica (Bagian Optik
dari Astronomi), De Stella nova in pede Serpentarii (Tentang Bintang Baru di Kaki Ophiuchus),
Astronomia nova (Astronomi Baru), Dioptrice (Dioptre), Epitome astronomiae Copernicanae
(diterbitkan dalam tiga bagian dari 16181621), Harmonice Mundi (Keharmonisan Dunia),
Tabulae Rudolphinae (Tabel-Tabel Rudolphine), dan Somnium (Mimpi).

5) Francis Bacon (1561 M 1626 M) adalah seorang filsuf, negarawan dan penulis Inggris.
Karya-karyanya membangun dan mempopulerkan matodologi induksi untuk penelitian ilmiah,
seringkali disebut metode Baconian atau, secara sederhana, metode ilmiah. Karya Francis
Bacon yang terpenting adalah Novum Organum. Dalam Novum Organum, Bacon baru rincian
sistem logika ia percaya akan lebih tinggi daripada cara lama silogisme, yang dikenal sebagai
metode Bacon. Karya ini sangat penting dalam perkembangan historis metode ilmiah.

6) Andreas Vesalius (1514 M 1564 M), ia adalah ahli anatomi. Karyanya berupa buku De
Humanis Corporis Fabrica (Pengerjaan Tubuh Manusia). Karyanya yang lain ialah Tabulae
Anatomicae Sex. tujuh jilid dari De humani corporis fabrica, sebuah buku yang
dipersembahkan untuk Charles V, Andrea Vesalii suorum de humani corporis fabrica librorum
epitome yang didedikasikan untuk Philip II dari Spanyol. Karya ini menekankan keutamaan
pembedahan dan memperkenalkan isilah pandangan anatomis tubuh manusia. Maka dari itu,
Vesalius disebut-sebut sebagai pemulai masa anatomi manusia modern. Vesalius juga
membuktikan bahwa tulang dada (sternum) terdiri dari tiga bagian. Ia pun juga menulis Radicis
Chynae, sebuah teks pendek mengenai tumbuhan obat.

d. Zaman Modern

Zaman ini sebenarnya sudah terintis mulai dari abad 15 M. Tetapi, indikator yang nyata terlihat
jelas pada abad 17 M dan berlangsung hingga abad 20 M. Hal ini ditandai dengan ditandai
dengan adanya penemuan-penemuan dalam bidang ilmiah. Menurut Slamet Iman Sontoso,
dalam buku yang disusun oleh Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001:79) ada tiga sumber pokok
yang menyebabkan berkembangnya ilmu pengetahuan di Eropa dengan pesat, yaitu hubungan
antara kerajaan Islam di Semenanjung Liberia dengan negara Perancis, terjadinya Perang Salib
dari tahun 1100-1300, dan jatuhnya Istambul ke tangan Turki pada tahun 1453.

Ilmuwan pada zaman ini membuat penemuan dalam bidang ilmiah. Eropa yang merupakan
basis perkembangan ilmu melahirkan ilmuwan yang populer. Menurut Tim Dosen Filsafat Ilmu
UGM (2001: 79-83), tokoh yang menjadi pioner pada masa ini adalah Rene Dekrates, Isaac
Newton, Charles Darwin, dan J.J. Thompson. Keterangan lebih lengkap sebagai berikut:
1) Isaac Newton (1643 M 1727 M), ia adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli
astronomi, filsuf alam, alkimiwan, dan teolog. Bahka ia dikatakan sebagai bapak ilmu fisika
klasik. Karya bukunya Philosophi Naturalis Principia Mathematica yang diterbitkan pada
tahun 1687. Buku ini meletakkan dasar-dasar mekanika klasik (menjabarkan hukum gravitasi
dan tiga hukum gerak yang mendominasi pandangan sains mengenai alam semesta selama tiga
abad). Karyanya ini pada akhirnya menyirnakan keraguan para ilmuwan akan heliosentrisme
dan memajukan revolusi ilmiah. Dalam bidang optika, ia berhasil membangun teleskop refleksi
yang pertama dan mengembangkan teori warna berdasarkan pengamatan bahwa sebuah kaca
prisma akan membagi cahaya putih menjadi warna-warna lainnya. Ia juga merumuskan hukum
pendinginan, mempelajari kecepatan suara, serta perhitungan Calculus (differensial/integral).
Buku-buku karyanya adalah Method of Fluxions (1671), De Motu Corporum 1684), Opticks
(1704), Reports as Master of the Mint (17011725), Arithmetica Universalis (1707), dan An
Historical Account of Two Notable Corruptions of Scripture(1754).

2) Ren Descartes (1596 M 1650 M), ia juga dikenal sebagai Renatus Cartesius. Ia
adalah seorang filsuf dan matematikawan Perancis. Karyanya yang terpenting ialah Discours
de la mthode (1637) dan Meditationes de prima Philosophia (1641). Descartes, kadang
dipanggil Penemu Filsafat Modern dan Bapak Matematika Modern. Pemikirannya
membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa karena pendapatnya yang revolusioner bahwa
semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa berpikir. Hasil
pemikirannya berupa konsep Aku berpikir maka aku ada (I think, therefore I am). Meski paling
dikenal karena karya-karya filosofinya, dia juga telah terkenal sebagai pencipta sistem
koordinat Kartesius, yang mempengaruhi perkembangan kalkulus modern.

3) Charles Robert Darwin (1809 M 1882 M) adalah seorang naturalis Inggris yang teori
revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis keturunan
yang sama (common descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya. Teori
ini kini dianggap sebagai komponen integral dari biologi (ilmu hayat). Perjalanan lautnya ke
seluruh dunia selama lima tahun di atas kapal HMS Beagle tulisan-tulisannya yang berikutnya
menjadikannya seorang geologis terkemuka dan penulis yang terkenal. Pengamatan
biologisnya membawanya kepada kajian tentang transmutasi spesies dan ia mengembangkan
teorinya tentang seleksi alam pada 1838. Bukunya On the Origin of Species by Means of
Natural Selection, or The Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life (biasanya
disingkat menjadi The Origin of Species) merupakan karyanya yang paling terkenal sampai
sekarang. Buku ini menjelaskan evolusi melalui garis keturunan yang sama sebagai penjelasan
ilmiah yang dominan mengenai keanekaragaman di dalam alam. Buku karangan Darwin
tentang tanaman dan binatang, termasuk manusia, dan yang menonjol adalah The Descent of
Man, and Selection in Relation to Sex dan The Expression of the Emotions in Man and Animals.
Bukunya yang terakhir adalah tentang cacing tanah..

4) Joseph John Thomson (1856 M 1940 M) ia adalah seorang ilmuwan yang penelitiannya
membuahkan penemuan elektron. Thomson mengetahui bahwa gas mampu menghantar listrik.
Ia menjadi perintis ilmu fisika nuklir. Struktur atom yang menjadi fokus Thomson ditulis dalam
bukunya yang berjudul Treatise on the Motion of Vortex Rings, Application of Dynamics to
Physics and Chemistry, Notes on Recent Researches in Electricity and Magnetism, Properties
of Matter , Elements of the Mathematical Theory of Electricity and Magnetism, Discharge of
Electricity through Gases, The Structure of Light, The Corpuscular Theory of Matter, Rays of
Positive Electricity, The Electron in Chemistry dan Conduction of Electricity through Gases.
Dia juga menemukan sebuah metode untuk memisahkan jenis atom-atom dan molekul-molekul
yang berbeda, dengan menggunakan sinar positif.
Selain pioneer di atas masih banyak ilmuwan lain yang memegang peran dalam perkembangan
ilmu. Diantaranya seperti Michael Faraday (1791 M 1867 M) yang mendapat julukan Bapak
Listrik, karena berkat usahanya listrik menjadi teknologi yang banyak gunanya, dan Blaise
Pascal (1623 M 1662 M) adalah seorang ahli matematika, fisika, dan agama filsuf. Karyanya
berupa kontribusi penting pada pembangunan mekanis kalkulator. Kemudian dari
perkembangan ilmu sosial, muncul nama Auguste Comte (1798 M 1857 M). Menurut
Thoyibi (1997:59), ia adalah tokoh yang mengusung Filsafat Positivisme dengan karyanya
Cours De Philosophie Positive (Uraian tentang filsafat positivisme). Istilah dari positif ini
sebagai sesuatu yang nyata, tepat, pasti, dan memberi manfaat.

e. Zaman Kontemporer

Zaman ini bermula dari abad 20 M dan masih berlangsung hingga saat ini. Zaman ini ditandai
dengan adanya teknologi-teknologi canggih, dan spesialisasi ilmu-ilmu yang semakin tajam
dan mendalam. Pada zaman ini bidang fisika menempati kedudukan paling tinggi dan banyak
dibicarakan oleh para filsuf. Hal ini disebabkan karena fisika dipandang sebagai dasar ilmu
pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur-unsur fundamental yang membentuk
alam semesta.

Sebagian besar aplikasi ilmu dan teknologi di abad 21 merupakan hasil penemuan mutakhir di
abad 20. Pada zaman ini, ilmuwan yang menonjol dan banyak dibicarakan adalah fisikawan.
Bidang fisika menjadi titik pusat perkembangan ilmu pada masa ini. Menurut Tim Dosen
Filsafat Ilmu UGM (2001: 83), fisikawan yang paling terkenal pada abad ke-20 adalah Albert
Einstein. Ia lahir pada tanggal 14 Maret 1879 dan meninggal pada tanggal 18 April 1955 (umur
76 tahun). Alberth Einstein adalah seorang ilmuwan fisika. Dia mengemukakan teori relativitas
dan juga banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistik, dan
kosmologi. Dia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisika pada tahun 1921 untuk
penjelasannya tentang efek fotoelektrik dan pengabdiannya bagi Fisika Teoretis. Karyanya
yang lain berupa gerak Brownian, efek fotolistrik, dan rumus Einstein yang paling dikenal
adalah E=mc. Di artikel pertamanya di tahun 1905 bernama On the Motion-Required by the
Molecular Kinetic Theory of Heat-of Small Particles Suspended in a Stationary Liquid,
mencakup penelitian tentang gerakan Brownian. Menggunakan teori kinetik cairan yang pada
saat itu kontroversial, dia menetapkan bahwa fenomena, yang masih kurang penjelasan yang
memuaskan setelah beberapa dekade setelah ia pertama kali diamati, memberikan bukti empirik
(atas dasar pengamatan dan eksperimen) kenyataan pada atom. Dan juga meminjamkan
keyakinan pada mekanika statistika, yang pada saat itu juga kontroversial.

Pada zaman ini juga melihat integrasi fisika dan kimia, pada zaman ini disebut dengan Sains
Besar. Linus Pauling (1953) mengarang sebuah buku yang berjudul The Nature of Chemical
Bond menggunakan prinsip-prinsip mekanika kuantum. Kemudian, karya Pauling memuncak
dalam pemodelan fisik DNA, rahasia kehidupan. Pada tahun ini juga James D. Watson,
Francis Crick dan Rosalind Franklin menjelaskan struktur dasar DNA, bahan genetik untuk
mengungkapkan kehidupan dalam segala bentuknya. Hal ini memicu rekayasa genetika yang
dimulai tahun 1990 untuk memetakan seluruh manusia genom (dalam Human Genome Project)
dan telah disebut-sebut sebagai berpotensi memiliki manfaat medis yang besar.

Pada tahun yang sama, percobaan Miller-Urey dibuktikan dalam sebuah simulasi proses
primordial, yang merupakan unsur dasar protein, sederhana asam amino, bisa dibangun sendiri
dari molekul sederhana. Pada tahun 1925, Werner Heisenberg dan Erwin Schrdinger
memformulasikan mekanika kuantum, yang menjelaskan teori kuantum sebelumnya.
Kemudian ada juga pengamatan oleh Edwin Hubble pada tahun 1929 bahwa kecepatan di
mana galaksi surut berkorelasi positif dengan jarak, mengarah pada pemahaman bahwa alam
semesta mengembang, dan perumusan teori Big Bang oleh Georges Lemaitre. Pengembangan
bom atom di era Sains Besar selanjutnya terjadi selama Perang Dunia II, yang mengarah ke
aplikasi praktis dari radar dan pengembangan dan penggunaan bom atom. Meskipun proses itu
dimulai dengan penemuan siklotron oleh Ernest O. Lawrence di tahun 1930-an. Di bidang
Geologi yang paling fenomenal adalah teori pergeseran benua oleh Alfred Wegener. Teori
Lempeng Tektonik itu sudah digagas pada tahun 1910-an, data dikumpulkan pada 1950
sampai 1960-an, kemudian diakui dan digunakan pada tahun 1970.

Selain kimia dan fisika, teknologi komunikasi dan informasi berkembang pesat pada zaman ini.
Sebut saja beberapa penemuan yang dilansir oleh nusantaranews.wordpress.com sebagai
penemuan yang merubah warna dunia, yaitu: Listrik, Elektronika (transistor dan IC), Robotika
(mesin produksi dan mesin pertanian), TV dan Radio, Teknologi Nuklir, Mesin Transportasi,
Komputer, Internet, Pesawat Terbang, Telepon dan Seluler, Rekayasa Pertanian dan DNA,
Perminyakan, Teknologi Luar Angkasa, AC dan Kulkas, Rekayasa Material, Teknologi
Kesehatan (laser, IR, USG), Fiber Optic, dan Fotografi (kamera, video). Kini, penemuan terbaru
di bidang Teknologi telah muncul kembali. Tempo (Rabu, 07 Mei 2008) dan sumber lain telah
memberitakan penemuan Memristor. Ini merupakan penemuan Leon Chua, profesor teknik
elektro dan ilmu komputer di University of California Berkeley. Keberhasilan itu
menghidupkan kembali mimpi untuk bisa mengembangkan sistem-sistem elektronik dengan
efisiensi energi yang jauh lebih tinggi daripada saat ini. Caranya, memori yang bisa
mempertahankan informasi bahkan ketika power-nya mati, sehingga tidak perlu ada jeda waktu
untuk komputer untuk boot up, misalnya, ketika dinyalakan kembali dari kondisi mati. Hal ini
digambarkan seperti menyala-mematikan lampu listrik, ke depan komputer juga seperti itu (bisa
dihidup-matikan dengan sangat mudah dan cepat).

3. Contoh Revolusi Ilmu

Perkembangan ilmu dari zaman pra Yunani kuno sampai saat ini telah mengalami
banyak perubahan. Hal itu didorong oleh rasa keingin-tahuan manusia dengan hal-hal baru yang
belum ada sebelumnya. Dengan semua ini dapat mengembangkan potensi kreatif individu dan
kelompok yang merupakan kemungkinan dan kekuatan dalam rangka perubahan kehidupan
manusia. Dalam tenggang waktu yang sangat lama ini berbagai bidang ilmu mengalami
revolusi. Sebagaimana pendapat Kuhn dalam buku C.Verhaak dan Haryono Imam (1995),
menyatakan bahwa ilmu memang berkembang secara revolusioner. Dapat dikatakan bahwa
revolusi dilakukan dengan membuang paradigma lama yang telah kritis dan mengambil
paradigma baru yang berlawanan dan bertentangan. Naman, paradigma baru tersebut dianggap
lebih rasional, logis, dan diyakini lebih memberikan janji atas kemampuannya memecahkan
masalah untuk masa depan. Dari periodisasi serta pengenalan tokoh dan karyanya pada uraian
di atas, kita bisa mengetahui contoh revolusi yang terjadi. Adapun contoh dari revolusi ilmu
tersebut dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini:

Revolusi Astronomi

Dulu orang hanya mengetahui hanya ada lima planet di cakrawala kita. Kemudian
dengan laju-pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka ditemukan kembali tiga
planet baru dan ribuan planet kecil, hal ini mengindikasikan bahwasanya kemajuan dari aspek
astronomi kian pesat. Kemudian, masyarakat yang beradap sekarang percaya bahwa bumi
dengan semua anggota tata surya beredar mengelilingi matahari. Dan hal ini merupakan
susunan kecil dari galaksi yang ada di jagad raya ini. Tetapi, semula orang beranggapan, bahwa
bumilah pusat alam semesta. Semua benda angkasa beredar mengelilingi bumi. Beberapa tokoh
dalam revolusi ini adalah Nicolaus Copernicus, Kepler, dan Galileo.
Revolusi Fisika

Berawal dari hukum gerak dan grafitasi yang di bawa oleh Newton, dan penemuan
listrik dan magnetisme oleh Faraday, Ohm, dan lain-lain selama awal abad ke-19. Studi-studi
ini mengarah pada penyatuan dari dua fenomena menjadi satu teori elektromagnetisme, oleh
Maxwell (dikenal sebagai persamaan Maxwell). Pada awal abad ke-20 hal ini membawa sebuah
revolusi dalam fisika. Menurut Salam (2004), hal tersebut benar-benar menghantarkan manusia
ke zaman listrik dan industri modern. Hingga pada saat ini bidang fisika terus mengalami
perkembangan. Akhirnya dari revolusi fisika berkembang menjadi Revolusi Elektromagnetik.
Revolusi elektromagnetik secara drastic mengubah cara hidup manusia. Revolusi
elektromagnetik menghadirkan sumber daya listrik, telekomunikasi radio, televisi, radar dan
telepon/telegraph, hingga sinar x yang digunakan dalam dunia yang sangat luas. Komunikasi
yang sebelumnya mengandalkan surat dan kurir, sehingga pesan sampai di tangan penerima
setelah beberapa lama, sekarang mengandalkan gelombang elektromagnetik yang merambat
dengan kecepatan sangat tinggi. Sedangkan dalam Keudekupi.com yang membahas tentang
revolusi teknologi, menambahkan ada beberapa revolusi, diantaranya:

Revolusi Industri

Revolusi industri yang dimulai dengan pembuatan mesin uap di tahun 1789, memberikan
percepatan yang begitu besar terhadap perubahan prinsip-prinsip produksi dari pemanfaatan
tenaga hewan/manusia ke tenaga mesin. Mesin-mesin dihasilkan untuk kebutuhan pabrik dan
transportasi. Kapal layar berganti menjadi kapal uap. Muncul kereta api dan mobil untuk
menggantikan kereta kuda. Aktor pada revolusi ini adalah James Watt. Perkembangan setelah
revolusi industri membawa pada penggunaan minyak untuk menggerakkan mesin serta
rekayasa pompa untuk membuat ruang vakum dan ruang bertekanan tinggi.

Revolusi Semikonduktor

Revolusi ini dimulai dengan rekayasa transistor di tahun 1947. Revolusi ini dapat juga
dinamakan sebagai Revolusi Elektronika. Penemuan transistor membuat dunia elektronika
menjadi sederhana dan murah. Radio, televisi, telepon, perangkat pesawat terbang alat
elektronik lainnya menjadi sederhana. Dengan alat ini, ribuan produk yang memudahkan
kehidupan manusia pun dihasilkan. Dunia komputer juga merupakan produk atau efek dari
revolusi semikonduktor ini. Begitu juga dengan teknologi laser, internet (nirkabel) dan mobile
communication (telepon genggam). Revolusi ini masih juga akan berkembang ke penggunaan
memristor.

Revolusi Fotografi

Awal mula dari revolusi ini dimulai pada tahun 1988. Revolusi ini mengubah total mekanisme
fotografi dan menenggelamkan penggunaan film emulsi dan kertas foto. Revolusi ini
dimungkinkan oleh rekayasa CCD (charge coupled devices) pada tahun 1969 dan diwujudkan
sebagai piranti yang mampu merekam gambar pada tahun 1974. Kualitas gambarnya pada
waktu itu masih rendah dan masih hitam-putih, serta masih bersifat analog. Perusahaan Fuji
memulai era fotografi digital dengan prototipe komersial di tahun 1988, yang kemudian diikuti
oleh Kodak dengan kamera beresolusi 1,3 megapiksel di tahun 1991. Revolusi fotografi digital
ini, dapat kita lihat, memberikan efek yang dahsyat pada manusia. Fotografi digital
menyebabkan era fotografi pelat emulsi yang berkembang secara evolusi sejak abad 19
berakhir. Fotografi menjadi hal yang sangat mudah, sangat murah, dan dipadu dengan teknologi
komunikasi global, sebuah gambar dapat langsung disebarkan ke seluruh dunia dalam waktu
yang sangat-sangat singkat. Kamera menjadi piranti yang terpasang di mana-mana, dari telepon
genggam, laptop, bis, sudut-sudut ruangan hingga ke satelit ruang angkasa.

4. Implikasi Revolusi Ilmu bagi Perkembangan Ilmu

Perkembangan ilmu hingga saat ini tidak lepas dari dampak revolusi ilmu. Revolusi yang telah
terjadi tidak berdampak pada suatu lokasi tertentu, tetapi telah berakibat untuk masyarakat luas
diseluruh penjuru dunia ini. Dengan revolusi ini, tentunya ilmu pengetahuan mendorong
kehidupan manusia menuju suatu keadaan yang lebih maju. Dengan hal ini menghasilkan
teknologi-teknologi yang memudahkan manusia, dan meningkatkan kehidupan manusia.
Dalam jangka waktu yang lama menurut Thoyibi (1997:61) berawal dari revolusi maka manusia
akan bisa menjangkau kehiduannya dari segala segi dan sendinya dan hingga akhirnya akan
merubah kebudayaan manusia juga.

Dari konsekuensi kemajuan teknologi, ada pula dampak negatifnya. Menurut Thoyibi
(1997:60) dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang ada, akan mendorong bertumbuhnya jiwa
arogansi ilmiah yang akan menghancurkan manusia sendiri. Dalam hal ini tentunya bisa dilihat
dari aspek internal maupun eksternal. Aspek internal dilihat dari konflik batin yang akan
dialami ilmuwan (terutama ahli genetika dan bio-medika). Menurut Verhaak dan Imam (1995),
mereka akan dihadapkan dengan prinsip lakukan apa saja sejauh bida atau prinsip lakukan
sesuatu asalkan semakin meningkatkan kemanusiaan. Kemudian dari aspek eksternal bisa
dilihat dari dampak yang akan terjadi bagi lingkungan atau habitat manusia dan makhluk hidup
di bumi ini. Dari perkembangan ilmu yang tidak bisa dikendalikan itu bisa dilihat pada bidang
persenjataan, bidang kedokteran, dan bidang industri maju.
PENUTUP

Sebagaimana telah kita diuraikan di atas, begitu panjang sejarah perkembangan ilmu. Dari
uraian tersebut diharapkan bisa menambah pengetahuan kita tentang periodisasi perkembangan
ilmu, tokoh-tokoh yang berpengaruh terhadap perkembangan ilmu, karya-karya ilmuwan yang
menjadi penopang sejarah perkembangan ilmu. Selain itu juga memberikan gambaran revolusi
ilmu yang telah terjadi pada masa perkembangan ilmu ini. Dan akhirnya kita bisa perpikir dan
mengoreksi akibat yang positif dan negatif atas perkembangan ilmu ini, dan bagaimanakah
peran atau kontribusi kita untuk perkembangan ilmu pada saat ini dan yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Gie, The Liang. 1996. PENGANTAR FILSAFAT ILMU. Yogjakarta: LIBERTY

Kuhn, Thomas S. 2002. THE STRUCTURE OF SCIENTIFIC OF REVOLUTIONS. Bandung:


Rosda

Salam, Burhanuddin. 2004. SEJARAH FILSAFAT ILMU & TEKNOLOGI. Jakarta :


Rineka Cipta

Tim Dosen Filsafat Ilmu. 2001. FILSAFAT ILMU. Yogyakarta: LIBERTY

Thoyibi, Muhammad. 1997. FILSAFAT ILMU dan PERKEMBANGANNYA. Surakarta:


MUHAMMADIYYAH UNIVERSITY PRESS

Verhaak, C. dan Haryono Imam. 1995. FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai