Anda di halaman 1dari 29

STRATEGI DAN KEBIJAKAN UNTUK MEWUJUDKAN

TARGET PRODUKSI UDANG NASIONAL

Dr. Ir. Slamet Soebjakto M.Si


Direktur Jenderal Perikanan Budidaya

Disampaikan pada Acara AquaFest “Seminar Udang” Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB
Bogor, 20 Oktober 2019
OUTLINE

1. Pengembangan Udang sebagai Visi Nasional


2. Kondisi Produksi dan Permintaan Udang Dunia
3. Keragaan Potensi dan Tantangan Budidaya Udang
Nasional
4. Arah Kebijakan Budidaya Udang
5. Strategi Pengembangan Budidaya Udang Berkelanjutan
dan Peluang Usaha untuk Generasi Milenial

2
Pengembangan Udang sebagai Visi Nasional

3
PENGEMBANGAN UDANG
SEBAGAI VISI NASIONAL

Keterangan Gambar:
Bapak Presiden Panen Udang di
Tambak Udang Muara Gembong

4
Kondisi Produksi dan Permintaan Udang Dunia

5
Perkembangan Nilai Impor Global Menurut Komoditas Utama • Udang dan
30
(USD Milyar) Tahun 2001-2017 salmon/trout
USD Milyar

25 25 merupakan dua
24
23
22 23 komoditas perikanan
20 19 20 19 19
utama yang paling
19 19
17 17 diminati oleh pasar
16 16
15
15 14 15 15 15
14 14 dunia
13
12 11
12 13
11
12 12 13 • Nilai permintaan
10 10 11
9
10 10 udang dunia pada
7 8 7 8
6 6 7
6 6 6 6 6 6 6 tahun 2017 sebesar 24
5 5 5 6
4 4 4 4 4 4 Miliar USD
3 3 3 3 3
2 Sumber: Tradamap

0 * Angka sementara Jan-Jun 2018

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Trout- Salmon Udang Tuna-Cakalang Cumi-Sotong-Gurita
• Produksi udang dunia
Produksi Udang Global (ton), 2010-2017 hasil budidaya lebih
9,108,307 tinggi dari produksi
8,551,483
7,958,569
8,299,567 udang hasil
7,449,437
7,264,892 7,410,914 penangkapan, dengan
6,681,734
perbandingan 60,5%:
5,511,914
4,565,458 4,823,845 5,119,427 39,5% (FAO 2017)
3,967,737 4,064,283 4,140,979
3,583,093 • Peningkatan produksi
udang tahun 2010-2017
hasil budidaya sebesar
3,596,393
3,098,641 3,297,155 3,346,631 3,308,458 3,393,111 3,475,722 3,432,056 6,39% per tahun,
sedangkan hasil tangkap
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017* 2,18% per tahun 6
Capture (tonnes) Aquaculture (tonnes) Total Sumber: FAO, didownload pada 10 April 2019
* Data sementara
PRODUKSI UDANG GLOBAL TAHUN 2017 PROPORSI VOLUME EKSPOR UDANG GLOBAL
(Khusus Aquaculture) TAHUN 2017

23.42 18.44

2.11 14.07
2.70

5.87
10.80
2.89 6.87
5.96 6.88

India Ecuador Viet Nam* China Indonesia Thailand


Argentina Denmark Greenland* Netherlands Others*

Sumber : FishstatJ FAO, 2019 (diakses Mei 2019) Sumber: Trademap, UN Comtrade, didownload pada 10 April 2019
** Data sementara

• Dari data FAO tahun 2017, Indonesia • Dari data Trademap tahun 2017, Indonesia
merupakan produsen udang hasil perikanan merupakan ekportir udang terbesar kelima di
budidaya terbesar kedua di dunia, di bawah dunia, di bawah China, India, Vietnam, Ekuador,
China dan di atas India, Vietnam, Ekuador, dan dan Thailand.
Thailand. • Share volume ekspor udang Indonesia terhadap
• Share produksi udang hasil budidaya Indonesia produksi dunia sebesar 5,96%
terhadap produksi dunia sebesar 9,38%

7
VOLUME KEBUTUHAN UDANG DUNIA DAN EKSPOR INDONESIA
Kebutuhan Udang Dunia dan Negara Tujuan Utama Ekspor Indonesia
Ekspor Udang Indonesia 2018 (Proporsi 10 Negara Terbesar 2018)

USA,
879,706
Jepang, 15%
26%
489,326 11%

China, 2%
10%
360,128 Ekspor Udang
Lainnya,
Indonesia 2018: 3% 5% 8%
3,407,006 5% 7%
Spanyol,
250,336
220 ribu ton 4%
4%
Belanda, China Japan
239,742 United States of America India
Singapore Korea, Republic of
Malaysia Philippines
Thailand Taipei, Chinese
Viet Nam Lainnya

Sumber: Trademap (diakses 9 Agustus 2019) Sumber: Trademap 2018

• Kebutuhan udang dunia tahun 2018 sebesar 5,62 • Negara tujuan utama ekspor udang Indonesia adalah:
juta ton China 15%, Jepang (11%), USA (10%), India (8%)
• Pangsa pasar udang terbesar di dunia adalah Singapura (7%), Korea Selatan (5%)
Amerika Serikat, Jepang, China, Uni Eropa • Indonesia belum banyak mengeksploitasi pasar
• Volume ekspor udang Indonesia tahun 2018 ekspor Amerika Serikat yang menjadi pasar udang
sebesar 220 ribu ton, artinya Indonesia baru terbesar, dikarenakan persaingan antar negara yang
ketat dan persyaratan yang ketat.
memenuhi 4% dari kebutuhan udang dunia
• Perlu penguatan daya saing produk udang Indonesia
agar produk udang dapat diterima di pasar global 8
Keragaan Potensi dan Tantangan Budidaya
Udang Nasional

9
VOLUME PRODUKSI UDANG PER PROVINSI 2007-2017

1,000,000
900,000
800,000
700,000
600,000
500,000
400,000
300,000
200,000
100,000
-
2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017
SUMATERA J A W A BALI-NUSATENGGARA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU - PAPUA
Sumber : Satu Data KKP 2018

Terjadi Transformasi Budidaya Udang Nasional pada periode 2007-2017:


• Pada 2007-2011, mayoritas produksi udang nasional berasal dari Pulau Sumatera dengan puncak produksi mencapai
230.000 ton pada tahun 2008 (dari tambak Dipasena dan Bratasena Lampung dan Wahyuni Mandira di Sumsel).
• Akan tetapi sejak tahun 2009, produksi udang di Sumatera terus menurun seiring dengan konflik horizontal
pengelolaan tambak udang di Lampung dan serangan penyakit udang
• Sejak 2012, Pulau Jawa mengambil alih posisi Pulau Sumatera sebagai wilayah produksi udang utama karena adanya
program Revitalisasi Tambak di Pantura Jawa (produksi Jawa 2017 mencapai 311.110 ton).
• Pada tahun 2017, Pulau Sulawesi mampu menjadi wilayah produksi udang terbesar kedua di bawah Jawa dan di atas
Sumatera (produksi Sulawesi 2017 mencapai 244.063 ton), karena adanya program tambak supra intensif.
• Melihat bahwa produksi udang Pulau Sumatera pernah berjaya, maka kebijakan ke depan perlu difokuskan untuk
harmonisasi regulasi lintas sektor agar lebih mendukung pengembangan tambak udang, mengingat lahan serta
infrastruktur di tambak Sumatera telah tersedia 10
LUAS LAHAN PERIKANAN BUDIDAYA NASIONAL :
POTENSI DAN EKSISTING
Lahan Perikanan Budidaya Nasional (Ha)
9,000,000
278,920
Pemanfaatan Lahan Nasional:
8,000,000
7,000,000
• Tawar (11,19%)
6,000,000 • Payau (20,44%)
5,000,000
4,000,000 605,909
• Laut (3,49%)
7,992,839
316,446
3,000,000
2,000,000
2,964,331 2,826,828
Potensi Pengembangan:
1,000,000
- • Tawar (88,81%)
Laut* Payau Tawar • Payau (79,56%)
Potensi Eksisting • Laut (96,51%)
LAHAN LAHAN PERIKANAN BUDIDAYA*

WILAYAH / LAHAN POTENSI LUAS LAHAN EKSISTING Pemanfaatan (%)


PROVINSI Laut* Payau Tawar Jumlah Laut* Payau Tawar Jumlah Laut* Payau Tawar Rata2

TOTAL 7.992.839 2.964.331 2.826.828 13.783.999 278.920 605.909 316.446 1.201.275 3,49 20,44 11,19 8,71
SUMATERA 3.110.277 1.004.700 1.211.058 5.326.035 1.353 131.978 106.130 239.462 0,04 13,14 8,76 4,50
JAWA 1.274.215 426.147 1.043.832 2.744.193 131.987 167.827 133.383 433.197 10,36 39,38 12,78 15,79
BALI-NTT 144.935 113.441 78.720 337.096 30.017 9.309 5.778 45.104 20,71 8,21 7,34 13,38
KALIMANTAN 772.989 674.992 219.164 1.667.145 2.773 127.898 19.114 149.786 0,36 18,95 8,72 8,98
SULAWESI 833.018 412.147 211.263 1.456.428 94.599 167.498 47.764 309.861 11,36 40,64 22,61 21,28
MALUKU 203.197 124.240 3.352 330.789 16.596 527 917 18.040 8,17 0,42 27,35 5,45
PAPUA 1.654.209 208.665 59.438 1.922.312 1.595 871 3.359 5.825 0,10 0,42 5,65 0,30

* Sumber : Data RZWP3K per Oktober 2019 dan Statistik Perikanan Budidaya Indonesia Tahun 2016, Diolah DJPB 2019 11
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN BUDIDAYA UDANG
LINGKUNGAN INTERNAL

Pemanfaatan Keterbatasan Keterbatasan Ketergantun Manajemen Terbatasnya


Kompetensi Kelembagaan Manajemen
potensi lahan infrastruktur ketersediaan gan impor sertifikasi SDM permodalan pembudidaya pengendalian
perikanan pendukung input sarana sistem pembudiaya usaha dan ikan masih penyakit dan
budidaya produksi produksi produksi ikan skala akses modal lemah lingkungan
belum kecil lemah
optimal

LINGKUNGAN EKSTERNAL

Ketatnya Keterbatasan Perubahan MEA dan Peraturan Pembagian Ketersediaan Penurunan Keterlibatan
persyaratan akses pasar iklim perdagangan lintas kewenangan energi daya perempuan
hasil bebas sektor konkuren terbarukan dukung perlu
produk masih tidak pro lingkungan ditingkatkan
perikanan lemah budidaya
di pasar
global

12
Arah Kebijakan Budidaya Udang

13
PENDEKATAN DAN PILAR PEMBANGUNAN PERIKANAN BUDIDAYA 2020-2024

Pendekatan Pembangunan 4 Pilar Pembangunan


Perikanan Budidaya Perikanan Budidaya Berkelanjutan

• Fokus pada • Pendekatan


pengembangan menyeluruh &
komoditas komprehensif
unggulan

TEMATIK HOLISTIK

SPASIAL INTEGRATIF
• Ketersediaan • Integrasi
alokasi ruang program dan
dan keterkaitan sumber
fungsi lokasi pendanaan
dari berbagai
kegiatan

Sumber: Masterplan Perikanan Budidaya 2020-2024

14
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16, Jakarta 10041 | www.kkp.go.id
ARAH KEBIJAKAN BUDIDAYA UDANG 2020-2024

ARAH KEBIJAKAN:
PENGELOLAAN SUMBERDAYA BUDIDAYA UDANG BERKELANJUTAN
KEBIJAKAN PENATAAN KEBIJAKAN PENINGKATAN KEBIJAKAN PENINGKATAN
TAMBAK UDANG PRODUKSI UDANG YANG KESEJAHTERAAN PETAMBAK
BERKELANJUTAN BERKELANJUTAN UDANG

1. Penataan tambak udang 1. Pengembangan komoditas udang 1. Perlindungan usaha bagi


berbasis daya dukung unggulan (vaname, windu, petambak udang skala kecil
2. Implementasi teknologi merguiensis) 2. Pembinaan kelembagaan
tambak ramah lingkungan 2. Penyediaan input produksi yang pelaku usaha
3. Integrasi tambak dan efisien dan kontinu (induk, benih, 3. Peningkatan kompetensi
bakau (silvo fisheries) obat, pakan, peralatan) sumber daya manusia
4. Sertifikasi & Perlindungan 3. Pembangunan infrastruktur tambak 4. Sertifikasi lahan
lingkungan budidaya udang 4. Revitalisasi srana prasarana pembudidaya
5. Pengelolaan kesehatan produksi perbenihan udang 5. Fasilitasi permodalan dan
udang dan lingkungan 5. Inovasi, diseminasi, dan stimulus usaha bagi
tambak pendampingan teknologi budidaya petambak udang skala kecil
6. Adaptasi perubahan iklim yang modern dan berkelanjutan 6. Keterlibatan peran
6. Tata kelola kemitraan usaha perempuan dalam usaha
(pembudidaya dan penyedia modal) tambak

DUKUNGAN LINTAS SEKTOR:


HARMONISASI REGULASI DAN INTEGRASI LINTAS SEKTOR
15
Strategi Pengembangan Budidaya Udang
Berkelanjutan dan Peluang Usaha Bagi
Generasi Milenial

16
STRATEGI PENGEMBANGAN TAMBAK UDANG

MANAJEMEN PENUMBUHAN USAHA BUDIDAYA UDANG


SARPRAS
SPASIAL PENYAKIT IKAN DAN
INFRASTRUKTUR BAGI GENERASI MILENIAL
LINGKUNGAN

• Manajemen • Penerapan teknologi • Penyediaan lahan


pemanfaatan tata ramah lingkungan sentra budidaya
kawasan budidaya udang • Inovasi Usaha Budidaya Udang
udang berkelanutan • Mengutamakan dengan Teknologi 4.0 (contoh: Auto
keamanan pangan, • Ketersediaan alat feeder, Investasi Digital)
• Penyusunan zonasi traceability dan berat dan sarana
rencana tata ruang biosecurity lainnya, seperti
lokasi usaha kincir, HDPE, dl
• Manajemen Usaha dengan Pola
budidaya udang • Zero bahan kimia Kemitraan Budidaya Udang
dalam RTWR dan berbahaya • Peningkatan
RZWP3K kualitas akses • Pemanfaatan Teknologi Digital dalam
• Pembangunan IPAL jalan produksi Efisiensi Rantai Produksi
• Pengembangan
klaster kawasan • Monitoring dan • Peningkatan
industri udang pengujian residu jaringan saluran • Corporate social responsibility dari
berkelanjutan irigasi pembudidaya dengan sistem intensif
• Pengendalian kepada petambak muda dalam
penyakit • Ketersediaan bentuk pelatihan, bantuan benih
sambungan listrik
• Carbon trading, bermutu atau kegiatan lainnya
yaitu dengan • Ketersediaan BBM
menanam 14 • Peningkatan Kemampuan
mangrove untuk • Ketersediaan air Entrepreneurship Bagi Petambak
setiap penggunaan bersih Muda
1 kincir air di
tambak

17
STRATEGI SPASIAL:
MANAJEMEN PEMANFAATAN TATA KAWASAN BUDIDAYA UDANG BERKELANJUTAN

Tujuan Sasaran
PERCONTOHAN
BUDIDAYA TAMBAK KAWASAN BUDIDAYA
TAMBAK UDANG
BERKELANJUTAN BERKELANJUTAN
PENYANGGA UTAMA berbasis klaterisasi pola teknologi semi
dengan pola kemitraan. intensif/ intensif dan
30% 50% USAHA YANG
budidaya polikultur

Polikultur BANKABLE
Udang
Vaname Perubahan pola
STRATEGI MITIGASI
PENYAKIT DAN pengelolaan usaha
20% DEGRADASI
budidaya tambak
dari parsial menjadi
Bandeng LINGKUNGAN klasterisasi.
melalui penerapan klasterisasi,
biosecurity dan penghijauan
dengan pola closed system.

18
STRATEGI SPASIAL:
PENGEMBANGAN KLASTER KAWASAN BUDIDAYA UDANG BERKELANJUTAN

Prinsip Manajemen Klaster Tambak Udang

• Penyusunan zonasi • Sistem polikultur • Dukungan lintas sektor untuk


pengembangan usaha dan
budidaya udang dalam udang/bandeng/ rumput penyediaan infrastruktur
RTWR dan RZWP3K laut • Kebijakan Pemerintah Pusat dan
• Pemeliharaan kawasan • Close System, RAS (air, Daerah
mangrove energi, dan input produksi • Unit Produksi Hulu-Hilir (hatchery,
seperti pakan dll) cold torage, pabrik es, kawasan
• Meminimalkan serangan tambak udang, bandara, pelabuhan
dan penyebaran penyakit ekspor, dll)

Manajemen
Efisien Integrasi
Lingkungan

Layout Kawasan
Budidaya Udang
Berkelanjutan

21
19
STRATEGI SPASIAL:
RENCANA LOKASI SENTRA PRODUKSI UDANG VANAME 2020-2024

PRIORITAS Sulsel, Sultra, PRIORITAS Jabar, Jatim, PRIORITAS Jateng, Bali, Bengkulu,
PERTAMA Sumsel, KEDUA Banten. Sulbar, KETIGA DI Yogya, Babel, Kepri,
Sumut, Sulteng, Aceh, Maluku, Riau, Kalbar,
Lampung, Gorontalo Malut, NTT, Sulut, DKI
NTB Jakarta

20
STRATEGI SPASIAL:
RENCANA LOKASI SENTRA PRODUKSI UDANG WINDU 2020-2024

PRIORITAS Sulsel, PRIORITAS Jabar, Sumut, PRIORITAS Aceh, Kaltim, Sultra,


PERTAMA Jatim, KEDUA Jateng, KETIGA Kaltara, Papua, Sulteng,
Sulbar Lampung Kalbar, Malut, Bengkulu,
Jambi, Kalteng, NTB, Riau

21
STRATEGI LINGKUNGAN: TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN
Teknologi microbubble dengan integrasi Recirculating Aquaculture System (RAS)
untuk budidaya udang vaname ultra intensif.

Aplikasi Pada Tambak Udang


Ultrafine (mikro/nano) bubble generator
Merupakan inovasi di bidang teknologi gelembung berukuran
mikro/nano sebagai pengsuplai untuk meningkatkan produktivitas
budidaya udang vaname. Keunggulan mikobubble adalah
prototipe ultrafine bubble generator yang memiliki efisiensi tinggi
dengan kemampuan dissolved oxygen (DO) saturation 0.5
menit/m3, maximum DO 30 ppm dan residential time oxygen > 3
minggu diatas 10 ppm.
Spesifikasi :
Kapasitas 22 m3/jam; Dimensi 70cm x 50cm x 30cm; Power 1 HP

Keunggulan :
1 2 3
Dapat dikembangkan dengan kepadatan = Kolam ukuran volume 49 m3, selama 60 Tanpa dilakukan penggantian air, tidak ada
1000 ekor/m3 (Ultra-Intensif), sehingga hari pembesaran mampu menghasilkan air limbah perikanan yang dibuang ke
produktivitas udang yang dihasilkan sangat udang berukuran berat 14 gram/ekor dari lingkungan, serta bisa diaplikasikan di
tinggi. Sebelum adanya invensi teknologi berat awal 0,5 gram dan meraup tengah perkotaan yang jauh dari sumber air
tersebut, budidaya udang vaname tertinggi keuntungan bersih sebesar Rp 94,3 laut, karena pengelolaan media air
dicapai pada budidaya supra intensif juta/tahun dengan nilai investasi awal Rp 31 budidaya dilakukan secara berkelanjutan,
dengan kepadatan 400 ekor/m3. juta. tidak memerlukan proses penyifonan, yaitu
pembuangan lumpur limbah sisa pakan dan
kotoran udang. Limbah padatan pada
sistem ini akan tertangkap di filter fisik,
yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk
pupuk tanaman.
22
STRATEGI SARPRAS INFRASTRUKTUR:
DUKUNGAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR LINTAS SEKTOR

Rehabilitasi jaringan irigasi tambak

Pembuatan akses jalan produksi

Pembuatan jaringan listrik

Rehabilitasi konstruksi dasar tambak


dan pematang tambak
Penyediaan sarana input produksi (benih
dan pakan, excavator, kincir, pompa
penyediaan BBM dan air bersih)

Pendampingan Teknis dan Usaha

Kemitraan berkelanjutan
23
PENUMBUHAN USAHA BAGI GENERASI MILENIAL:
INOVASI USAHA BUDIDAYA UDANG DENGAN TEKNOLOGI 4.0
POPULASI KONSUMSI
IKAN/UDANG

TRANSFORMASI AUTOMATISASI
INDUSTRIALISASI DAN DIGITALISASI
PERIKANAN BUDIDAYA

Contoh Penerapan Teknologi 4.0 dalam Budidaya Udang

Auto Feeder Investasi Digital

Teknologi autofeeder diatur menggunakan Investasi perikanan budidaya kini bisa diakses
smartphone. Petambak dapat mengontrol dan dalam platform digital yang terintegrasi, berperan
men-setting pemberian pakan sesuai kebutuhan. untuk mempertemukan pemilik modal, pemilik
Teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi pakan usaha perikanan, pembudidaya ikan dan pembeli
dan mempercepat siklus panen, sehingga di bidang agribisnis perikanan. 24
meningkatkan pendapatan petambak
PENUMBUHAN USAHA BAGI GENERASI MILENIAL :
POLA KEMITRAAN BUDIDAYA UDANG

SKEMA POLA KEMITRAAN


BUDIDAYA UDANG

Fasilitasi akses
Pembinaan,
modal
penguatan Regulasi perijinan
kelembagaan dan Penetapan harga
dukungan input
terendah
produksi

Advokasi
Kemitraan Usaha

Perjanjian Pola Kemitraan


Usaha

25
PENUMBUHAN USAHA BAGI GENERASI MILENIAL :
PEMANFAATAN TEKNOLOGI DIGITAL DALAM RANTAI PRODUKSI

Teknologi Digital Mengefisienkan Mata Rantai Pasok Industri Udang

Online Market

Pembudidaya
Ikan Konsumen

Pengepul Pedagang Besar Pasar Induk Pedagang Eceran

Margin Margin Margin Margin


TERBESAR

1. Selama ini, distribusi produk perikanan umumnya melewati 4 rantai pasok dari pembudidaya ikan hingga
ke konsumen akhir. Akibatnya, terdapat akumulasi margin dalam komponen harga akhir yang
membebani konsumen
2. Dengan teknologi digital, pembudidaya ikan dapat memasarnkan produknya langsung ke konsumen
tanpa melewati rantai pasok yang panjang sehinggga biaya transaksi menjadi lebih murah
3. Akumulasi margin yang sebelumnya terjadi dapat ditekan dan dinikmati oleh pembudidaya ikan dalam
bentuk harga jual yang lebih baik, sementara konsumen mendapat harga yang lebih murah

26
PENUMBUHAN USAHA BAGI GENERASI MILENIAL :
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DALAM BUDIDAYA UDANG

8 Prinsip Corporate Social Responsibility:

• Goal, Long-Term, Market, Resources ➔Pemberi CSR

• Sincerity, Ethics, Sustainability, Responsibility ➔


Penerima CSR

Pembudidaya Pembudidaya
Udang Skala Udang
Besar Sistem Pemula /
Intensif Muda

1. Pelatihan teknis
2. Bantuan benih dan induk
bermutu
3. Kemitraan usaha
4. Bantuan permodalan
27
PENUMBUHAN USAHA BAGI GENERASI MILENIAL :
PENINGKATAN KEMAMPUAN ENTREPRENEURSHIP PETAMBAK MUDA

Mewujudkan Indonesia
Akademisi ++ Maju dan Sejahtera

Company’s
needed skill Critical skill
Mampu berfikir kritis
Memiliki kemampuan yang
Diperlukan perusahaan

Digital skills
Interpersonal and
menguasai dunia digital,
Communication skills
teknologi informasi,
keahlian berkomunikasi termasuk mengikuti
sehingga berani adu pendapat perkembangan sosial media
Global Skill Agile thinking skill
mampu berpikir banyak
skenario

28
TERIMA KASIH
DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Kantor GMB IV lantai 5-8 Gambir Jakarta Pusat

JAKARTA, Oktober 2019 29

Anda mungkin juga menyukai