Anda di halaman 1dari 32

Pembuatan Preparat Usus

Besar Ikan Sehat Dengan


Menggunakan Metode
Parafin
Mikroteknik Hewan
Pembuatan Preparat Usus Besar Ikan Sehat
Dengan Menggunakan Metode Parafin

NAMA : Resti Yulia


NIM : 19032047
KELAS : Biologi C
DOSEN PEMBIMBING : Yusni Atifah, S.Si,
M.Si

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui proses


pembuatan preparat usus besar
ikan yang sehat dengan metode
parafin agar dapat diamati
dibawah mikroskop
DASAR TEORI

Metode parafin adalah suatu cara pembutan sediaan


baik itu tumbuhan ataupun hewan dengan menggunakan
parafin. Kebaikan-kebaikan metode ini ialahirisan jauh lebih
tipis dari pada menggunakan metoda beku atau metoda
seloidin(Santoso, 2002).
 
Fiksasi merupakan suatu proses yang dilakukan untuk
mempertahankan kondisi jaringan. Tujuan dari fiksasi adalah
untuk mempertahankan morfologi sel seperti semula, untuk
mencegah terjadinya otolisis, dan untuk mencegah
pertumbuhan bakteri. Beberapa jenis bahan yang bisa
digunakan sebagai bahan fiksasi suatu jaringan yaitu formalin,
alkohol, larutan carnoi, larutan zenker, larutan helly, larutan
DASAR TEORI
Dehidrasi adalah proses yang bertujuan untuk menghilangkan
kandungan air yang terdapat pada jaringan. Jaringan yang sudah difiksasi
menyebabkan bersifat akuosa karena larutan fiksasi memiliki kelarutan dalam
air yang akan menggagu proses penjernihan. Prinsip penghilangan air
dilakukan dengan cara bertahap agar tidak mengkerut akibat kehilangan air
secara mendadak (Sumanto, 2014).

Clearing adalah metode yang digunakan untuk mengeluarkan alkohol


dari jaringan dan menggantikannya dengan suatu larutan yang dapat berkaitan
dengan paraffin. Pada proses clearing ini apabila masih tersisa alkohol
walaupun sedikit, paraffin tidak akan bisa masuk kedalam jaringan sehinggan
jaringan tidak akan sempurna dalam pembuatan bloking, pemotongan, dan
pewarnaan (Sari, etal., 2016).

Infiltrasi adalah suatu usaha menyusupkan media penanaman


(embeddingmedia) ke dalam jaringan dengan jalan menggantikan kedudukan
DASAR TEORI

Embedding atau penanaman merupakan proses memasukan


atau penanaman jaringan ke dalam balok-balik paraffin (cetakan)
sehingga memudahkan proses penyayatan dengan bantuan mikrotom.
Tujuan dari tahap ini adalah untuk membuat balok paraffin yang
berisi jaringan yang akan dibuat preparat permanen (Sari, etal., 2016).

Pembuatan blocking merupakan proses pembuatan preparat agar


dapat dipotong penggunakan mikrotom. Proses ini menggunakan
parafin sebagai alat menempelkan jaringannya agar mudah
dipotong(Khristian,2017).

Pemotongan (Sectioning ) adalah proses pemotongan blok


preparat denganmenggunakan mikrotom. Sectioning bertujuan untuk
mendapatkan sediaan jaringan yang tipis, rata serta tidak melipat
DASAR TEORI

Pewarnaan merupakan salah satu prosedur yang ada


didalam bidang histoteknik. Pewarnaan merupakan proses
pemberian warna pada jaringan yang telah dipotong agar
jaringan mudah dikenali pada saat pengamatan dengan
menggunakan mikroskop. HE (Hematoxilyn-Eosin)
merupakan zat warna yang sering digunakan dalam
pewarnaan histoteknik(Jusuf, 2009).

Perekatan preparat berfungsi untuk mengawean


jaringan yang telah diwari mumkanentela sehingga
jaringan akan awet leh dari 5 tahun. Proses perekatan ini
dilakukan dengan objek glassbensplaprepara desi
ALAT DAN BAHAN

FIKSASI

Alat
• Gunting Bahan
• Pisau • Usus besar ikan
• Botol kaca / wadah • NaCl
kaca • Larutan Fiksasi
• Pinset
ALAT DAN BAHAN
Dehidrasi dan
Clearing

Bahan
• Usus besar ikan setelah
difiksasi
Alat • Alkohol bertingkat
• Pinset (70%,80%,90%,95%,10
0%)
• Wadah Kaca • Xylol I
• Xylol II
• Cairan Parafin
ALAT DAN BAHAN
Infiltrasi, Embedding, dan
Blocking

Bahan
Alat • Usus besar ikan sehat yang
• Pinset sudah diclearing
• Larutan parafin I
• 3 wadah • Larutan Parafin II
• Cetakan • Larutan Parafin III
• Parafin padat (lilin)
ALAT DAN BAHAN
Pemotongan
(sectioning)

Alat Bahan
• Mikrotom • Preparat usus besar
ikan yang telat
• Pisau mikrotom
diblocking.
• Kaca objek • Zat perekat seperti
• Waterbath albumin (putih
• Sangkelit atau kuas telur),gelatin,atau tespa
ALAT DAN BAHAN
Pewarnaan(staining
)

Bahan
• Zat warna dan larutan zat
Alat warna
• Peralatan gelas • Etanol
• xyloll
• Aquades
Tahapan pembuatan
1.FIKSASI

2. Meletakkan ikan
1. Menyiapkan alat dan pada papan bedah 3.Membersihkan
bahan kemudian membedah usus besar
perutnya dan terlebih dahulu
mengambil usus besar menggunakan
ikan tersebut. aquades.
7.Memasukkan usus
besar ikan yang sudah
dipotong 1 cm kedalam 6. 5.Memot 4.Membersi
wadah yang berisi Memasukka hkan usus
n larutan
ong usus
cairan fiksasi. besar besar
fiksasi menggunaka
kedalam ikan 1
8.Mendiamkan beberapa n larutan
wadah kaca. cm.
jam fiksasi tersebut. NaCl 0,9.
Dokumentasi proses pengambilan jaringan usus besar
dan fiksasi
2.Dehidrasi

1)Menyiapkan 2)Mengambil usus besar ikan yang


sudah difiksasi didalam wadah 3) Memasukkan usus besar
larutan dehidrasi ikan dari alkohol 70%ke
dan usus besar yang berisi larutan fiksasi,
kemudian memasukkan usus besar dalam wadah yangberisi
ikan yang sudah alkohol 80%. mendiamkan
difiksasi. tersebut ke dalam larutan alkohol
70%. Kemudian mendiamkan selama lebihkurang 12 jam
beberapa jam yaitu lebih kurang 6 4)Memasukkan usus besar
jam. ikan kedalam wadah yang
5)Memasukkan usus
6)Memasukkan usus besar berisi alkohol 90% dan
besar ikan kedalam
ikan kedalam wadah yang diamkan lebih kurang 12
wadah yang berisi
berisi alkohol 95% dan jam
alkohol 95% dan
mendiamkan selama lebih mendiamkan lebih
kurang 12 jam kurang 12 jam.

7)Memasukkan usus besar 8) Memasukkan usus besar ikan


ikan kedalam wadah yang kedalam wadah yang berisi
berisi alkohol 100% dan alkohol 100% dan kemudian
diamkan selama lebih mendiamkanselamalebih kurang
kurang 12 jam. 12 jam.
Dokumentasi proses dehidrasi
3.Clearing

1.Setelah mengeluarkan usus besar ikan dari cairan dehidrasi


(alkohol),kemudan memasukkan jaringan kedalamxylol I
selama 1 jam

2.Memindahkan jaringan usus besar ikan ke cairan xylol II


selama ½ jam

3.Merendam jaringan usus besar ikan dalam parafin cair di


dalam oven selama kira-kira ½ jam.
Dokumentasi proses clearing
4..Infiltrasi,Embedding dan
Blocking
2. Mengambil sediaan
3. Mengambil sediaan
1. Menyiapkan pada cairan parafin,
pada larutan parafin murni
alat dan bahan kemudian memindahkan
I, kemudian memindahkan
sediaan ke larutan
sediaan ke larutan parafin
parafin murni I
murni II
6. 4 . Mengambil
Memasukkan 5. Memasukkan sediaan pada larutan
sediaan ke cairan lilin ke parafin murni II,
dalam wadah dalam wadah yang kemudian
berbentuk kotak memindahkan sediaan
yang sudah
(block) ke larutan parafin
berisi cairan murni III
lilin 8. Membiarkan 9. Setelah dingin,
7. Memasukkan
kembali cairan cairan lilin yang sediaan yang sudah
lilin kewadah sudah ditanami berbentuk block
sediaan tersebut tersebut akan
yang sudah dilanjutkan untuk
ditanamkan dingin sampai
berbentuk block tahap selanjutnya
sediaan
Dokumentasi proses Infiltrasi,Embedding dan Blocking
5.Pemotongan
(sectioning/Mounting)
1.Merekatkan blok parafin yang 2.Meletakkan pisau
mengandung preparat pada mikrotom pada 3.Mengatur ketebalan
tempat duduknya di mikrotom. tempatnya dan atur potongan yang diinginkan,
Tempat duduk blok parafin sudut kemiringannya. biasanya dipakai ketebalan
beserta blok parafinnya Biasanya sudut antara 5-7 mikrometer
kemudian meletakkan pada kemiringan berkisar
pemegangnya (holder)pada 20- 30 derajat.
mikrotom dan dikunci dengan 4.Menggerakkan blok
kuat. 5.Pita parafin yang preparat ke arah pisau
6.Menempelkan pita mengandung jaringan lalu sedekat mungkin dan
parafin pada kaca objek dipindahkan secara hati-hati potonglah blok preparat
yang telah dicoated dengan menggunakan sengkelit atau secara teratur dan ritmi
cara memasukkan kaca kuas kedalamwaterbath yang
objek itu kedalam temperaturnya diatur 37-40C
waterbath dan dan biarkan hingga
menggerakkannya ke arah mengembang
pita parafin. 8.Setelah air kering dan pita parafin telah
7.Meletakkan kaca objek yang berisi pita melekat dengan kuat, simpan kaca objek
parafin di atas hotplate dengan temperatur berisi potongan parafin dan jaringan
40-450C, biarkan selama beberapa jam. sampai saatnya untuk diwarnai
Dokumentasi proses pemotongan(sectioning/mounting)
6.Pewarnaan(Staining)

1.Jaringan diparanifisasixylol 2 x 2 menit kemudian di rehidrasi dengan


larutan alkohol dan dibilas air kran selama 3 menit kemudian direndam
dalam larutan Hematoxylin Mayer selama 5-10 menit.

2.Selanjutnya dilakukan counterstaining dengan eosin


workingsolution selama 3 menit kemudian di dehidrasi dalam
larutan alkohol dan di rendam kembali dalam xylol 2 x 2 menit.

3.Memberikan 1 tetes Canada balsam diatas deckglass dan menutup


ke atas kaca objek.

4.Tahap akhir dengan memberikan label nama pada preparat


jaringan yang telah selesai dibuat.
Dokumentasi proses pewarnaan(Staining)
Hasil pengamatan
preparat
Gambar 1. Gambaran
histologis usus ikan nila
kelompok kontrol (P0)
menunjukan histologis
normal berupa:
a) Mukosa,
b) Sub mukosa,
c) Muskularis,
d) Sel Goblet,
e) Lamina propria,
f) Sel epitel .
HASIL PENGAMATAN PREPARAT

Gambar2.Histologi
Muskularis usus.
• tunika submukosa
(SM)
• tunika serosa (S)
• otot melingkar (OS)
• otot memanjang
(OL)
• inti sel otot (IS),
• dan serabut otot
(SO). HE. Skala garis
30 μm.
pembahasan
Usus memiliki peran penting dalam proses pencernaan makanan
khususnya dalam membantu penyerapan nutrisi. bentuk dan panjang usus
.
ikan bervariasi yang sesuai dengan kebiasaan makan ikan tersebut.Usus ikan
memiliki bagian usus depan, usus tengah dan usus belakang .

Struktur histologis bagian tunika mukasa usus pada spesies ikan


juga memiliki variasi, ada yang memiliki vili yang panjangnya berbeda pada
setiap bagian usus, lekukan permukaan vili juga berbeda dan jumlah sel
gobletnya juga berbeda pada setiap bagian usus .

Bagian tunika mukosa usus ikan paling rentan terhadap benda asing
(seperti parasit, logam berat, dan lain-lain) yang masuk dalam pencernaan
tersebut melalui makanan yang dimakan ikan.
pembahasan
secara histologi usus memiliki empat lapisan yaitu: (a) Lapisan
mukosa (b) Lapisan sub mukosa (c) Lapisan muskularis (d) Lapisan
.
serosa.Pada gambar 1 kontrol normal terlihat menunjukan histologis normal
yang terdiri dari Mukosa, Sub mukosa, Muskularis, Sel Goblet, Lamina
propria, Sel epitel.
Mukosa merupakan lapisan kolon paling dalam,terdiri dari jaringan epitel
kolumnar yang membut permukaannya terasa halus.mukosa memproduksi
lendir yang berfungsi untuk melancarkan jalannya sisa pencernaaan
makanan disepanjang usus besar.

Submukosa Muskularis berfungsi Serurosa berfungsi


berfungsi untuk membantu memproduksi cairan
menghubungkan kontraksi dan relaksasi pelumas pada usus
mukosa dan kolon
usus besar
sedangkan pada gambar 2 bagian muskularis usus terdiri dari tunika
submukosa ,tunika serosa , otot melingkar , otot memanjang,inti sel otot,
dan serabut otot . HE. Skala garis 30 μm
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa usus ikan
normal,tidak ada kelainan atau kerusakan yang terjadi pada
usus,strukturnya masih lengkap dan berfungsi dengan baik.

fungsi dari tunika


Lapisan mukosa yang muskularis yang tebal adalah
terdiri dari lapisan epitel, membantu kontraksi dan
lamina basalis, laminapropria relaksasi dari usus.
dan mukosa muskularis, .
Lapisan sub mukosa yang Sel goblet menghasilkan
terdiridaristratum kompaktum mukus yang berperan
dan stratum granulosum. melindungi mukosa usus dari
Lapisan muskularis merupakan kerusakan mekanik dan kimia,
lapisan otot yang terdiri atas membantu penyerapan dan
otot sirkuler dan otot transportasi molekul melalui
kesimpulan

1.Pada pembuatan preparat dengan metode parafin


terdiri dari beberapa
tahap yaitu fiksasi, dehidrasi, clearing, infiltrasi,
embedding, blocking, sectioning, dan staining.
2.Hasil pengamatan terlihat struktur usus ikan
normal tidak terlihat kerusakan pada usus ikan
3.Struktur histologi dari usus terdiri dari
mukosa,submukosa,muskularis dan lapisan serosa
Daftar pustaka

Campbell. 2000.Bilogi Edisi Kelima Jilid III. Jarkarta : Erlangga

Jusuf A.A. 2009.Histoteknik Dasar.Bagian HistologiFakultas Kedokteran Universitas


Indonesia:Indonesia

Khristian E &Inderiati D., 2017. Sitohistoteknologi. Pusat pendidikan sumber daya manusia
Kesehatan:Jakarta.

Santoso, S. 2002. SPSS Versi 11.5 Cetakan Kedua.Gramedia: Jakarta

Sari etal. 2016. Profil Hands On Activity pada Mata Kuliah Mikroteknik.
ProceedingBiologyEducationConference. 13(1) : 476-48

Sumanto. 2014. Belajar Histoteknologi Untuk Pemula. Semarang: IAKIS.


 
 
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai