Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rachmadani Heri Putra

NIM : 20/462549/PN/16979
Golongan : B4
Asisten Koreksi : Fifi Nur Azizati
Nilai Laporan :

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOMA PERTANIAN


ACARA 3B
PEMANFAATAN ANGGOTA MIKROBIOMA PERTANIAN DI INDUSTRI (MFC)

I. Latar Belakang
Mikroba sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari. Baik peran positif maupun negatif, baik
di bidang kesehatan, makanan, lingkungan maupun di bidang industri misalnya industri tekstil, industri
kimia dan industri obat-obatan. Di era teknologi maju ini, mikroba bisa dimanfaatkan dalam industri,
salah satu cabang ilmu yang mempelajarinya yaitu bioteknologi. Bioteknologi merupakan suatu kajian
yang berhubungan dengan penggunaan organisme hidup atau produknya dalam proses industri berskala
besar. Proses mikrobial dikembangkan untuk produksi bahan farmasi seperti antibiotika, produksi
makanan tambahan seperti asam amino, serta produksi enzim, dan produksi industri kimia seperti
butanol dan asam sitrat. Contoh pemanfaatan mikrobia pada bidang industri adalah Microbial Fuel Cell
(MFC).
II. Hasil
Tabel 2.1. Mikrobia pada Microbial Fuel Cell (MFC)
Spesies Mikrobia Contoh Aplikasi

Geobacteraceae sulferreducens Sebagai penghantar listrik pada MFC dan sebagai


pengubah elektron menjadi listrik
Rhodoferax ferrireducens Sebagai komponen dalam adonan bakteri,
menghasilkan listrik karena memakan gula

Geobacter metallireducens Sebagai satu satunya akseptor elektron

Referensi : (Toh et al., 2011)


Tabel 2.2. Pemanfaatan Lain Mikrobia di Bidang Industri
Spesies Mikrobia/Formulasi Produk
Inokulum
Clostridium asetobutylicum
Aseton-Butanol

Gluconobacter suboxydans Dihidroksiaseton

Lactobacillus delbrueckii Asam Laktat


Referensi : (Verma et al., 2012)
III. Pembahasan
Microbial Fuel Cell atau lebih dikenal dengan singkatan MFC adalah sistem pembangkit energi
listrik dengan memanfaatkan interaksi bakteri yang terdapat di alam (Rahimnejad et al., 2015). Bakteri
yang terdapat dalam medium organik mengubah bahan organik menjadi energi listrik. Sifat bakteri
yang dapat mendegradasi medium organik (enrichment media) pada MFC menghasilkan ion elektron
dan proton, ion-ion inilah yang menghasilkan perbedaan potensial listrik sehingga dapat dihasilkan
energi (Toh et al., 2011). MFC terdiri dari dua ruang yang terdiri dari ruang anoda dan katoda. Kedua
ruang tersebut dipisahkan oleh sebuah membran tempat terjadinya pertukaran proton. Microbial Fuel
Cell (MFC) merupakan salah satu contoh teknologi alternatif yang berpotensi untuk dikembangkan
sebagai energi substituen karena fuel cell ini mengubah energi kimia menjadi energi listrik melalui
reaksi katalitik menggunakan mikroorganisme (Ibrahim et al., 2017). Sistem ini memanfaatkan air
buangan sebagai substrat sehingga dapat dijadikan alat yang ideal untuk mengolah mikroorganisme.
Mikroba dapat mengubah energi kimia yang tersimpan di dalam komponen organik menjadi
energi listrik selama diinkubasi dalam Microbial Fuel Cell (MFC), sehingga bakteri di dalam MFC bisa
dimanfaatkan untuk menghasilkan daya listrik selama mengonsumsi limbah, kandungan mikroba dalam
lumpur aktif dapat digunakan pada sistem MFC untuk menghasilkan energi listrik melalui proses
penghancuran senyawa-senyawa organik (Toh et al., 2011). Microbial Fuel Cell (MFC) yang dapat
digunakan sebagai donor elektron adalah zat hasil metabolisme mikroba atau elektron yang dilepaskan
mikroba saat melakukan metabolismenya. Menurut Rahimnejad et al., (2015) zat hasil metabolisme
mikroba umumnya merupakan senyawa yang mengandung nitrogen, seperti etanol, metanol, atau gas
metana, senyawa ini dapat digunakan sebagai sumber hidrogen melalui serangkaian proses untuk
memproduksi elektron dan menghasilkan arus listrik.
Dengan memanfaatkan mikroba yang melakukan metabolisme terhadap medium yang ada di
anoda untuk mengkatalis pengubahan materi organik menjadi energi listrik dengan mentransfer
elektron dari anoda melalui kabel dan menghasilkan arus ke katoda (Verma et al., 2012). transfer
elektron dari anoda diterima oleh ion kompleks di katoda yang memiliki elektron bebas. Mikroba
digunakan dalam skala industri untuk menghasilkan berbagai macam untuk zat kimia, enzim, asam
amino, vitamin, dan substansi lain. Tabel 2.2 menujukan bahwa mikroba berperan dalam menghasilkan
zat kimia, bakteri Clostridium asetobutylicum menghasilkan cairan aseton-butanol, kegunaan aseton
yaitu sebagai cairan pembersih dan dapat digunakan untuk mengencerkan dan membersihkan resin
kaca serat dan epoksi. Dalam bidang industri kimia peranan mikroba sangat dibutuhkan karena pada
dasarnya mikroba tidak hanya bersifat sebagai parasit akan tetapi ada yang menguntungkan, sebagai
contoh bakteri Escherichia coli  yang berperan dalam proses produksi terutama fermentasi (Wignyanto
dan Hidayat, 2017).
DAFTAR PUSTAKA
Toh, H., V. K. Sharma., K. Oshima., S. Kondo., M. Hattori., F. B. Ward., A. Free., and T. D. Taylor.
2011. Complete genome sequences of arcobacter butzleri ED-1 and arcobacter sp strain L, both
isolated from a microbial fuel cell. Journal of Bacteriology. 193(22): 6411– 6412.

Verma, N., S. Thakur., and A. K. Bhatt. 2012. Microbial Lipases: industrial applications and properties.
Journal of Biological Sciences. 1(8): 88 – 92.

Rahimnejad, M., A. Adhami., S. Darvari., A. Zirepour., and S. Eun-oh. 2015. Microbial fuel cell as
new technology for bioelectricity generation. Journal of Science Direct. 54(3): 745 – 756.

Ibrahim, B., P. Suptijah., dan Z. N. Adjani. 2017. Kinerja microbial fuel cell penghasil biolistrik
dengan perbedaan jenis elektroda pada limbah cair industri perikanan. Jurnal JPHPI. 20(2):
296 – 304.

Wignyanto, dan N. Hidayat. 2017. Bioindustri. UB Press, Malang.

Anda mungkin juga menyukai