KEPERAWATAN TRAUMATOLOGI
Disusun oleh :
Viliansyah
A. BAHASAN
Pokok Bahasan : Kebakaran
Sub Pokok Bahasan : Penanggulangan Bencana Kebakaran
Tempat : Mesjid Al-Barokah Rt.03
Waktu : 60 menit
Hari/Tanggal : Sabtu, 14 April 2018
Sasaran : Tokoh Masyarakat RW.06 Kelurahan
Cibeureum Hilir
Penyuluh : Viliansyah
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 60 menit, Tokoh Masyarakat di RW
06 Kelurahan Cibeureum Hilir memahami tentang penanggulangan
bencana Kebakaran.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 60 menit, Tokoh Masyarakat di RT
RW 06 Kelurahan Cibeureum Hilir dapat:
a. Menjelaskan kembali tentang konsep Kebakaran
b. Mendemonstrasikan cara melakukan menghentikan pendarahan
terbuka dan tertutup
c. Mendemonstrasikan cara melakukan RJP
C. MATERI
1. Konsep Kebakaran
2. Konsep RJP
D. SUMBER MATERI
a. Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Buku Saku Tanggap Tangkas
Tangguh Menghadapi Bencana, Jakarta: BNPB, 2012.
b. Mallapasi, Muhammad Nuralim. Buku Panduan Basic Trauma Cardiac
Life Support (BT CLS). Jakarta: Brigade Siaga Bencana, 2008.
c. Nurjanah, dkk. Manajemen Bencana, Bandung: CV. Alfabeta, 2012
F. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap K e g i a t an
Waktu
kegiatan Penyuluh Sasaran
5 menit Pembukaan 1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam
kepada sasaran
1. Kebakaran
Kebakaran adalah reaksi kimia yang berlangsung cepat serta
memancarkan panas dan sinar. Reaksi kimia yang timbul termasuk jenis
dikehendaki, boleh jadi api itu kecil tetapi tidak dikehendaki adalah
eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar yang
disertai dengan timbulnya api atau penyalaan. Bahan bakar dapat berupa
bahan padat, cair atau uap/gas akan tetapi bahan bakar yang terbentuk uap
2. Bahaya kebakaran
b. Bahaya ledakan
c. Bahaya asap
kebakaran tersebut.
dalam kebakaran.
bahan kimia, atau bahan lainnya harus diwaspadai. Gas tersebut dapat
NO₂, NH₃, HCl, dan lain – lain. Gas beracun tersebut dapat meracuni
mata. Sedangkan gas lain yang beracun, seperti CO₂ dan H₂S dapat
orang akan lemas dan tidak dapat mengenali bahaya yang ada
disekitarnya.
3. Penyebab kebakaran
a. Faktor manusia
pencegahan kebakaran.
kebakaran.
3) Pemakaian tenaga listrik yang berlebihan, melebihi kapasitas
1) Proses fisik/mekanis
dalam proses ini ialah timbulnya panas akibat kenaikan suhu atau
2) Proses kimia
3) Tegangan listrik
c. Faktor Alam
akibat faktor alam adalah : Petir dan gunung meletus yang dapat
menyebabkan kebakaran hutan yang luas dan juga perumahan –
dalam industri.
4. Pencegahan Kebakaran
harus bebas dari rumput yang tinggi karena mereka dapat menjalarkan
cara penempatan lilin atau lampu minyak yang benar, yaitu jauh dari
bahan yang mudah terbakar (kertas, gorden, kain dll) dan selalu
d. Biasakan tidur dalam kondisi kamar tidur tertutup, karena dengan pintu
mereka bahwa tidak boleh menyalakan api atau peralatan listrik yang
kebocoran gas.
darurat di tempat yang mudah dilihat oleh semua warga misalkan tiap
rumah, pos ronda, gang yang sering dilalui warga dan sebagainya.
5. Penanggulanggan Kebakaran
disetiap lantai untuk rumah betingkat. Alat ini perlu di uji setiap bulan
untuk di dapur dan kamar tidur, alat pemadam kebakaran jenis bubuk
(powder).
kebakaran dari ledeng rumah dengan cara siapkan selang yang cukup
goni (karung beras yang terbuat dari serat manila hennep). Basahi
a. Karung, selimut, gorden atau bahan kain lainnya yang akan digunakan
air.
7. Penyelamatan Diri
jalur keluar dari setiap ruangan. Hal ini bisa melalui pintu ataupun
jendela, jadi perhatikan apakah pembatas ruangan akan mengganggu
d. Keluarlah dari pintu atau jendela yang terdekat menuju ke tempat yang
aman. Pastikan bahwa pintu dapat dengan cepat dibuka pada kondisi
e. Apabila terjebak api, pastikan balut tubuh anda dengan selimut tebal
harus dilakukan.
3) Segera setelah api padam, dinginkan daerah itu dengan air (jika
hangat jangan gunakan pintu itu, lalu carilah jalan keluar lain baik
6. Cek Nadi
Pengecekan nadi korban dilakukan untuk memastikan apakah jantung
korban masih berdenyut atau tidak.
7. Circulatory Support (C) / Bantuan Sirkulasi
Yaitu kompresi dada jika korban tidak teraba nadinya berarti jantungnya
berhenti berdenyut maka harus segera dilakukan penekanan / kompresi
dada sebanyak 30 kali. Caranya : posisi penolong sejajar dengan bahu
korban. Letakan satu tumit tangan diatas tulang dada, lalu letakan tangan
yang satu lagi diatas tangan yang sudah diletakan diatas tulang dada (dua
jari di bawah xifoideus). Setelah itu tekan dada korban dengan menjaga
siku tetap lurus Tekan dada korban sampai kedalaman sepertiga dari
ketebalan dada atau 3-5 cm / 1-2 inci (korban dewasa), 2-3 cm (pada
anak), 1-2 cm (bayi).