Anda di halaman 1dari 8

C.

ANALISIS LEGAL ETIK KEPERAWATAN

Menurut Potter & Perry (2009) prinsip – prinsip legal dan etis yang dapat
diterapkan pada kasus di atas adalah :
1. Autonomi (Otonomi)
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang
menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat
perawat menghargai hak-hak pasien dalam membuat keputusan tentang
perawatan dirinya.
Analisis : pasien yang mengalami luka bakar berhak untuk menentukan
keputusan yang akan ia ambil jika itu menurutnya tidak sesuai atau tidak
perlu.

2. Justice (Keadilan)
Adalah prinsip yang juga menjadi perwujudan dari prinsip etik
keperawatan. Keadilan ini perlu dipegang agar perawat serta petugas
kesehatan lainnya, mampu memberikan pelayanan yang adil, serta tidak
berpihak kepada siapapun. Tidak berpihak pada uang, atau kepada orang-
orang tertentu yang dianggap memiliki proritas. Perawat harus memegang
prinsip ‘adil sejak dalam pikiran’, agar mampu memberi pelayanan
maksimal kepada siapapun.

Analisis :
Prinsip justice yang dapat diterapkan pada kasus luka bakar adalah
perawat wajib berlaku adil kepada semua pasien, tidak memandang dari
status apa pun.
3. Non-Maleficience (Tidak merugikan)
Adalah Prinsip ini berarti segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak
menimbulkan bahaya atau cedera secara fisik dan psikologik.
Analisis :
Prinsip Non-Maleficience yang dapat diterapkan pada kasus luka bakar
sebagai perawat kita harus memperhatikan keselamatan dan keamanan
pasien saat perawat harus melakukan tindakan, agar tidak merugikan
perawat maupun pasien.
4. Veracity (Kejujuran)

1
Adalah Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini
diperlukan oleh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setiap pasien dan untuk meyakinkan bahwa pasien sangat
mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang
untuk mengatakan kebenaran.
Analisis :
Prinsip veracity yang dapat diterapkan pada kasus luka bakar adalah
perawat harus menyampaikan apapun itu yang berkaitan dengan penyakit
yang di alami pasien agar pasien mengerti dan menerima apa pun yang
sedang pasien alami
5. Benifience (Berbuat Baik)
Adalah Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik.
Kebaikan juga memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan,
penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri
dan orang lain. Kadang-kadang dalam situasi pelayanan kesehatan
kebaikan menjadi konflik dengan otonomi.

Analisis : pada pasien dengan luka bakar terjadi kerusakan pada kulit
sehingga dalam memberikan intervensi perawatan luka, ganti perban,
harus di laksanakan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan rasa nyeri/
ketidaknyamanan sehingga menghindari salah persepsi atas niat baik yang
diberikan oleh perawat tidak di nilai merawat dengan sebaliknya.
6. Confidentiality (Kerahasiaan)
Adalah salah satu kode etik utama dalam alur proses keperawatan. Klien
berhak atas privasinya ketika ia dirawat, serta berhak merahasiakan
seluruh catatan kesehatannya kepada publik. Jadi catatan kesehatan itu
hanya bisa diliat oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Selain itu, prinsip
kerahasiaan ini juga mengontrol perawat untuk menjaga berbagai catatan
tentang pasien yang ia buat.
Analisis : Untuk pasien dengan luka bakar banyak hal yang harus di lihat,
terkadang pasien yang mengalami luka bakar akan malu dengan keadaan
nya, karena kerusakan kulit/fisik yang di alaminya, kita sebgai perawat

2
berhak untuk merahasiakan dokumentasi atau apapun itu dari orang-orang
yang tidak berkepentingan.

7. Fidelity (Menepati Janji)


Adalah Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia pasien.Ketaatan, kesetiaan adalah
kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya.
Analisis : Sebelum melakukan intervensi biasanya perawat sudah
melakukan kontrak waktu dengan pasien, sebaiknya setelah melakukan
perjanjian perawat harus menepati janji tanpa menunda ataupun
memberikan alasan dengan keterlambatannya.

D. ANALISIS JURNAL
Judul Jurnal : Respon Adaptasi Fisiologi dan Psikologis pasien Luka
Bakar yang diberikan kombinasi alternative moisture balance dressing dan
seft terapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Penulis : Lucia Anik Purwaningsih , Elsye Maria Rosa
Tahun Terbit : 2014
Isi jurnal : Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui respon
adaptasi fisiologis fungsi proteksi proses penyembuhan luka dan respon
adaptasi psikologis fungsi konsep diri physical self pada pasien luka bakar
yang diberikan kombinasi TBSA (Total Body Surface Area) yang
berlangsung dalam periode waktu tersebut. Penelitian ini telah mendapat
persetujuan dari komite Etik Fakultas kedokteran universitas Gadjah Mada
dan Universitas Muhammadiyah yogyakarta.
Hasil :
1. Respon adaptasi fisiologis fungsi proteksi proses
penyembuhan luka pasien luka bakar yang diberikan
kombinasi alternative moisture balance dressing dan SEFT
terapi adalah adaptif. Proses penyembuhan luka
berlangsung lebih baik dan efektif dengan hasil

3
penyembuhan luka sebagian besar complete, pada derajat
III dan derajat II sebagian besar (87,5%) terisi jaringan
granulasi dan epitelisasai antara 75 -100 % dari luas luka.
2. Respon adaptasi psikologis fungsi konsep diri physical self
pasien luka bakar yang diberikan SEFT terapi adalah
adaptif, sebagai berikut:
a. Perasaan menjadi tenang dan nyaman, ikhlas dan pasrah,
suka cita dan nyeri berkurang.
b. Penerimaan terhadap kondisi fisik: tidak merasa malu,
tidak merasa rendah diri, ikhlas, tidak merasa terganggu.

E. SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERTOLONGAN PERTAMA PADA LUKA BAKAR
A. Topik penyuluhan : Pertolongan pertama pada luka bakar
B. Hari/tanggal penyuluhan : Jumat, 6-september-2019
C. Tempat penyuluhan : Rs Bethesda Ruang Bedah
D. Lama penyuluhan : 30 menit
E. Sasaran : Pasien dan keluarga
F. Metode : Ceramah dan tanya jawab
G. Media : Leaflet
H. Tujuan umum : Pasien mampu mengetahui pertolongan
pertama pada luka bakar.

1) Tujuan Khusus
a. Pasien mengerti pengertian dari luka bakar
b. Pasien mengerti klasifikasi luka bakar (derajat dan luka bakar)
c. Pasien memahami pertolongan pertama pada luka bakar
2) Kriteria Evaluasi
a. Pasien mampu menjelaskan kembali tetntang pengertian luka bakar
b. Pasien mampu menjelaskan kembali tentang klasifikasi luka bakar
c. Pasien mampu menjelaskan kembali pertolongan pertama pada
luka bakar
3) Pokok bahasan : Pertolongan pertama pada luka bakar
4) Kegiatan :
No Tahap Kegiatan perawat Kegiatan pasien Media

4
kegiatan dan keluarga

1. Pendahuluan 1. Perkenalan 1. Mendengarkan


2. Mengemukakan 2.Menjawab
latar belakang pokok pertanyaan
materi yang akan
disampaikan
3. Mengerti
pengetahuan dan
mengajukan
pertanyaan

2. Penyajian Menjelaskan : Mendengarkan Leaflet


1. Pengertian luka
Penjelasan
bakar
2. Klasifikasi luka
bakar
3. Pertolongan
pertama pada luka
bakar

3. Evaluasi 1. Menegaskan 1. Mendengarkan Leaflet


2. Menjawab
kembali materi yang
3. Bertanya
telah disampaikan
2. Menanyakan
kembali hal-hal yang
penting
3. Menjawab
pertanyaan

4. Penutup 1. Menarik kesimpulan Leaflet


2. Salam penutup

Materi :
1) Definisi
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, dan radiasi
(Moenajat, 2001)

5
2) Klasifikasi
1. Luka bakar ringan
- Luka bakar derajat II <15%
- Luka bakar derajat II <10% pada anak-anak
- Luka bakar derajat III < 1%
2. Luka bakar sedang
- Luka bakar derajat II 15-25 % pada orang dewasa
- Luka bakar derajat II 10-20 % pada anak-anak
- Luka bakar derajat III < 10%
3. Luka bakar berat
- Derajat II 25% atau lebih pada orang dewasa
- Derajat II 20% atau lebih pada anak-anak
- Derajat III 10 % atau lebih
- Luka bakar mengenai tangan, wajah, telinga, mata, kaki,
dan genetalia/perinium
- Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai trauma
lain

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Luka bakar merupakan bentuk trauma yang terjadi sebagai akibat dari
aktifitas manusia dalam rumah tangga, industri, trafic accident, maupun
bencana alam. Luka bakar ialah luka yang terjadi akibat sentuhan
permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api, air
panas, listrik) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat)
(Paula,K,dkk,2009). Anak – anak kecil dan orang tua merupakan populasi
yang beresiko tinggi untuk mengalami luka bakar. Kaum remaja laki-laki
dan pria dalam usia kerja juga lebih sering menderita luka bakar daripada
yang diperkirakan lewat representasinya dalam total populasi. Sebagian
besar luka bakar terjadi dirumah. Memasak, memanaskan dan
menggunakan alat-alat listrik merupakan pekerjaan yang lazimnya terlihat
dalam kejadian luka bakar (Brunner&Suddarth,2001).

6
B. Saran
Semoga makalah ini dapat memberi pengetahuan bagi pembaca terhadap

penyakit Luka Bakar, sebab-sebab yang menimbulkan luka bakar, dan

akibat-akibat yang ditimbulkan nya. Sehingga dapat menginspirasi dan

mengurangi resiko terjadinya luka bakar dan korban meninggal dunia,

serta terjadinya kecacatan fisik.

7
DAFTAR PUSTAKA

Dosen Keperawatan Medikal Bedah Indonesia. 2017. Rencana Asuhan


Keperawatan Medical Bedah Diagnosis NANDA-I 2015-2017 Intervensi
NIC Hasil NOC. Jakarta: EGC.

Rossyyani, Maria. 2018. Luka Bakar. Alomedia. Diakses dari


https://www.alomedika.com/penyakit/bedah-plastik/luka-bakar.

Musliha, 2014. Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta: EGC

Priscilla & Lemone. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah; Gangguan
Integumen. Jakarta: EGC

Syaiffudin. 2011. Anatomi fisiologi. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai