Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN END OF LIFE


DI RUANGAN ICU RSUD PROF. DR. ALOEI SABOE
KOTA GORONTALO

OLEH:
Kelompok II A & II B
Afriani R Mahmud
Verawaty Taliki
Intan Umar
Lia Afriani Napu
Niken Mile
Izrak Habu

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
GORONTALO
2023

1
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
END OF LIFE

Topik : Perawatan End of Live

Hari/Tanggal : Jumat, 15 september 2023

Waktu : 25 Menit

Penyuluhan/Pembicara : Verawaty Taliki

Peserta/Sasaran : keluarga pasien ICU

Jumlah Peserta : Keluarga yang Berada di Ruang tunggu pasien ICU

Metode : Ceramah

Media : Leaflet

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan, sasaran mampu memahami dan


mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan masyarakat mampu:

1. Memahami pengertian end of life

2. Mengenali kondisi pasien end of life


3. Memahami Tindakan menghadapi pasien end of life
4. Mengetahui beberapa Aspek pasien dengan End of life
5. Mengetahui prinsip asuhan keperawatan end of life

2
B. Kegiatan penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Keluarga


1. 5 menit Pembukaan : - Menjawab salam
- Mengucapkan salam - Mendengarkan
- Menjelaskan nama dan akademi
- Menjelaskan topik dan tujuan pendidikan
kesehatan
- Menanyakan kesiapan keluarga
2. 15 menit Pelaksanaan : - Mendengarkan
Penyampaian materi - Bertanya

1. Memahami pengertian end of life

2. Mengenali kondisi pasien end of life


3. Memahami Tindakan menghadapi pasien end
of life
4. Mengetahui beberapa Aspek pasien dengan
End of life
5. Mengetahui prinsip asuhan keperawatan end
of life

Memberikan kesempatan keluarga untuk


bertanya mengenai materi yang disampaikan
3. 5 menit Evaluasi:
1. Memahami pengertian end of life

2. Mengenali kondisi pasien end of life


3. Memahami Tindakan menghadapi pasien end
of life
4. Mengetahui beberapa Aspek pasien dengan - Menjawab
End of life pertanyaan
5. Mengetahui prinsip asuhan keperawatan end
of life

3
-

4. 5 menit Penutup endengarkan


- Menutup pertemuan dengan menyimpulkan enjawab salam
materi yang telah dibahas
- Memberikan salam penutup

C. METODE

1. Ceramah.
2. Tanya jawab.

D. MEDIA

1. Leaflet

E. EVALUASI
1. Diharapkan keluraga mampu memahami pengertian Memahami pengertian end
of life

2. Mengenali kondisi pasien end of life


3. Memahami Tindakan menghadapi pasien end of life
4. Mengetahui kode etik keprawatan pada pasien End of life
5. Mengetahui prinsip asuhan keperawatan end of life

4
MATERI PENYULUHAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perawatan End of Life
End of life merupakan perawatan yang membantu semua orang
dengan pernyakit lanjut, progresif, tidak dapat disembuhkan untuk dapat
bertahan hidup sebaik mungkin sampai menghadapi kematian. Perawatan end
of life diberikan ketika sesorang telah terdiagnosis menghadapi penyakit lanjut
oleh profesional kesehatan (Sadler, 2015).
Profesional kesehatan yang memberikan perawatan end of life harus
memahami suatu tanda dan gejala fisik yang dialami oleh pasien. Pasien pada
fase end of lifecenderung lebih takut terhadap gejala kematian itu sendiri
dibandingkan kematiannya. Pasien harus merasa nyaman secara fisik sebelum
fikiran mereka berfokus tentang kondisi sosial, psikologis, dan spiritual
(Perkins, 2016).
B. Kondisi Pasien End Of Life
Teori keperawatan peaceful end of life Ruland & Moore (1998) dalam
(Alligood, 2014) tidak terpisahkan dengan sistem keluarga (pasien dengan
sakit terminal dan orang yang dianggap berarti dalam hidupnya) yang
dirancang untuk mempromosikan hasil positif dari hal berikut :
1. Terbebas Dari Nyeri
Bebas dari rasa penderitaan atau gejala yang disebabkan oleh
nyeri merupakan bagian penting dari banyak pengalaman end of
lifekarena nyeri dianggap sensori yang tidak menyenangkan atau
pengalaman emosional yang berhubungan dengan actual atau potensial
kerusakan jaringan (Alligood, 2014).
2. Mendapat Kenyamanan
Kenyamanan didefinisikan oleh teori kolkaba sebagai sebuah
kelegaan dari ketidaknyamanan, keadaan mudah dan damai, dan apapun
yang membuat hidup mudah atau menyenangkan (Alligood, 2014).
3. Bermartabat dan Merasa Terhormat
Setiap pasien yang mengalami sakit parah harus dihormati dan
dihargai sebagai manusia. Konsep ini menggabungkan gagasan pribadi,
setiap tindakan didasarkan oleh prinsip etika dan otonomi pasien dan
berhak atas perlindungan (Alligood, 2014)
4. Merasa Damai
Damai merupakan sebuah perasaan yang tenang, harmonis, puas,
bebas dari kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan. Sebuah pendekatan
untuk merasa damai meliputi aspek fisik, sosial, psikologis, dan spiritual
(Alligood, 2014).
5. Kedekatan Dengan Orang Yang Disayang.
Kedekatan adalah sebuah perasaan yang saling terhubung dengan
orang lainyang peduli. Ini melibatkan kedekatan fisik atau emosional
yang diungkapkan denganhangat, intim, dan berhubungan (Alligood,
2014).
C. Tindakan Menghadapi Pasien End of Life
1. Prioritas penanganan
pasien yang datang ke Ruang ICU dengan berbagai keluhan
dan kondisi kegawatan sehingga perawat memberikan pelayanan
berdasarkan tingkat prioritas dan yang mengancam jiwa pasien.
2. Bersikap profesional dan bertanggung jawab
Kata “ Bersikap” berasal dari kata sikap yang diartikan sebagai
perilaku dan perbuatan. Dalam hal ini bersikap yang dimaksudkan adalah
melakukan tindakan sebagai seorang perawat yang memahami peran,
tugas maupun tanggung jawabnya, sehingga dapat memberikan
pelayanan yang sesuai dengan standar profesi sebagai seorang perawat
tidak membedakan pasien berdasarkan status sosial maupun ekonomi
terkait pasien terlantar. Sikap profesional dibangun dari :
a. Mengendalikan pikiran dan sikap.
Tidak ada perlakuan yang berbeda pada pasien yang
menjelang
ajal antara pasien yang terlantar maupun pasien yang menjelang ajal
lainya. Walaupun perawat merasa tersentuh pada pasien
karena tidak ada yang mendampingi pada saat menjelang ajal namun
mengendalikan diri dan sikap dengan membedakan simpati dan
empati, tidak terpengaruh oleh perasaan.
b. Kesadaran memberikan hak pasien.
Perawat menyadari perannya memberikan perawatan secara
holistik mulai dari fase sebelum lahir dan pada akhir menjelang ajal.
Pada fase menjelang ajal perawat memiliki tujuan untuk memberikan
kematian yang baik. Perawat berusaha secara maksimal untuk
mempersiapkan pasien, dan lingkungan maupun dengan keluarga
bertujuan mempersiapkan kematian yang baik, tenang dan layak
sebagai manusia
c. Tetap memberikan perawatan terbaik walaupun belum dapat
optimal.
Memberikan perawatan yang terbaik walaupun belum
optimal meliputi kenyamanan bagi pasien menjelang ajal merupakan
bagian perawatan suportif yang diberikan. Tindakan kenyamanan
selain mencakup pemenuhan kebutuhan dasar pasien dan menjaga
privasi pasien. Menjaga privasi dengan memberikan selimut salah
satu tindakan memberikan kenyamanan dan upaya pemenuhan
menjaga kebersihan tubuh pasien.
Pasien yang menjelang ajal sudah tidak ada tindakan
komprehensif khusus. Perawatan suportif dan mengobservasi
keadaan pasien yang menjelang ajal dilakukan dengan memonitor
pemantauan denyut nadi/detak jantung, respirasi dan suhu tubuh
untuk memastikan pasien akan meninggal.
3. Kebijakan Rumah Sakit Menghadapi Pasien end of life
Kebijakan ini menjadi salah satu prinsip menghargai harkat dan
martabat pasien end of life yang mana bertujuan mencegah adanya kendala
dalam kebutuhan pelayanan obat dan peralatan. Meminta persetujuan terlebih
dahulu sebelum melakukan Tindakan.
4. Mengantar Pasien End of life dengan Baik
Perawat ICU menerima pasien dengan kondisi buruk, tetap
diprioritaskan berdasar kegawatan. Pada kondisi pasien end of life dri
kita melakukan upaya life saving hingga and of life caring kita lakukan
secara optimal. Hingga menjelang ajal kita mendokan dan merawat
pasien hingga ke ruang jenazah.
5. Pendokumentasian dengan Baik
Selain End of life Caring pihak ICU baik dokter ataupun perawat
melakukan pendokumentasian dengan baik untuk mengantisipasi hal
yang berkaitan dengan hukum, surat kematian, perjalanan penyakit,
keluarga pasien disuatu saat, dan dinas - dinas terkait seperti dinas sosial
dll.
D. kode etik keperawatan pada pasien End of Life
1. Aspek fidelity
Perawat berkewajiban untuk melakukan kewajiban dan tugas dengan
penuh kepercayaan dan tanggung jawab, sesuai dengan amanah tugas dan
profesi keperawatan. Apabila kewajiban tersebut tidak ditunaikan, maka
sebenarnya perawat tersebut telah melalaikan sumpah dan kode etik
keperawatan.
2. Aspek beneficence
Harus selalu mempertimbangkan apabila hendak melakukan atau
tidak melakukan suatu tindakan, dengan mempertimbangkan baik atau
buruknya, benar atau salahnya, dan layak atau tidaknya.
3. Aspek Nonmaleeficience
Tetap Caring dengan menggunakan ilmu pengetahuan
keperawatan dan kemampuan teknik pemberian asuhan perawatan dalam
menyelesaikan permasalahan klien (Tedjomuljo, dkk., 2016).
Adanya komitmen yang kuat pada perawat sehingga rasa ingin
mengutamakan kepentingan orang lain terus meningkat (Watson, 2010).
4. Aspek autonomy
Setiap pasien berhak menentukan pilihan tindakan, prosedur dll,
dalam kasus pasien end of life hal itu tidak bisa dilakukan mengingat
kondisi pasien menjelang ajal. Perawat melakukan Tindakan sesuai sop dan
meminta keluarga untuk persetujuan.
5. Aspek Accountability
Perawat memiliki prosedur dan kesepakatan profesional yang
diatur dalam kode etik dan hukum untuk mengevaluasi setiap tugas dan
tanggung jawab yang dilakukan, sehingga tujuan pelayanan kesehatan
bagi klien dapat tercapai secara menyeluruh (Tedjomuljo, 2016).

F. Prinsip asuhan perawatan End of life


1. Melakukan pengkajian dengan cermat, mendengarkan keluhan dengan
sungguh-sungguh
2. Menetapkan diagnose masalah keperawatan dengan tepat
3. Merencanakan intervensi/tindakan keperawatan
4. Melaksanakan tinadakan keperawatan
5. Mengevaluasi perkembangan pasien secara cermat
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fokus perawatan ICU pada kondisi kegawatan pasien untuk kestabilan
kondisi yang kritis, mencegah terjadinya kecacatan dan menyelamatkan
nyawa dengan memperhatikan respon time.
Perawat bersikap professional dan bertanggung jawab juga harus mampu dalam
mengendalikan perasaan dan mengendalikan sikap dan tetap berusaha
maksimal untuk memberikan perawatan dan tidak mengacuhkan pasien
end of life. Selain harus dapat mengendalikan perasaan dan sikap, perawat
menyadari peran dan tanggung jawab sebagai pemberi asuhan keperawatan
setiap pasien untuk memenuhi hak pasien dalam memberikan perawatan yang
berkualitas. Dengan adanya dukungan kebijakan dalam penanganan pasien
terlantar ini memungkinkan penerapan caring tetap diberikan walaupun
perawatan End of life care yang diberikan di ICU belum optimal.
B. Saran
1. Sebagai Perawat ICU yang profesional dituntut mampu untuk
mengerjakan segala sesuatunya dengan baik dalam berbagai kondisi. Masalah
ICU yang kompleks diharuskan perawat ICU mempunyai sisi kepribadian
baik fisik dan psikologis yang mumpuni untuk menghadapi pasien termasuk
dalam kondisi end of life.
2. Keluarga lebih maksimal dalam mendampingi, terus mensupport
mendoakan pasien

3. Keluarga siap menerima segala upaya pertolongan maksimal yang


dilakukan oleh dokter dan perawat sesuai prosedur.
Daftar Pustaka
Jainurakhma, Janes, (2013). Study Fenomonologi Caring Perawat terhadap
klien
dengan Kondisi Kritis di Instalasi Gawat Darurat Dr. Saiful Anwar
Malang.
Ose, M. I., Ratnawati, R., & Lestari, R. (2016). Studi Fenomenologi
Pengalaman
Perawat Instalasi Gawat Darurat (IGD) dalam Merawat Pasien
Terlantar
pada Fase End of Life di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Jurnal
Ilmu
Keperawatan, 4(2), 171-183.
Perkins, E. G. and M. D. Erickson. (1996). Deep Frying Chemistry,
Nutrition, and
Practical Applications. AOCS Press. Champaign, Illinois
Keperawatan Tentang Kode Etik Profesi dan Caring. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 19(2), 129-137.

Anda mungkin juga menyukai