Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL SATUAN PENYULUHAN (SAP)

SIMULASI PENGKAJIAN PSIKOLOGIS PASIEN PALIATIF

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Keperawatan Paliatif

Dosen Pembimbing:

Wahyu Nur Pratiwi S.kep.Ns, M. Kes

Disusun Oleh:

1. Alfiyandri Satria Nugraha (10218002)


2. Anggun Citra Sasmita (10218007)
3. Anjarwidy Hafida Khair (10218010)
4. Aulia Rahma Dewi (10218015)
5. Cindy Novid (10218018)
6. Dwi Gandhi Wandhira (10218022)
7. Ela Putri Ana Wulan (10218024)
8. Erni Rahayu Wulan Dari (10218029)
9. Feby novia L. N (10218033)
10. Galuh Ayu Wibowo (10218037)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Simulasi Pengkajian Psikologis Pasien Paliatif

Sub Pokok Bahasan : Simulasi Pengkajian Psikologis Pada mahasiswa Keperawatan

Sasaran : Seluruh mahasiswa keperawatan tingkat 3 IIK BHAKTI WIYATA

Waktu :

Hari/ Tanggal :

Tempat : Lab Keperawatan

Pelaksana : Mahasiswa IIK Bhakti Wiyata

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mengikuti penyuluhan tentang Simulasi Penerapan Pengkajian Psikologis Pada


Pasien Paliatif dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa keperawatan dalam menyusun
asuhan keperawatan terutama bagian pengkajian psikologis dengan baik.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Mahasiswa mampu memahami pentingnya perawatan paliatif
2. Mahasiswa mampu memahami masalah psikologis pada pasien paliatif
3. Mahasiswa mampu memahami tentang tahapan perubahan psikologis pada pasien
paliatif
4. Mahasiswa mampu mengetahui teknik komunikasi pada pasien paliatif
5. Mahasiswa mampu mengetahui tatalaksana asuhan keperawatan perawatan paliatif
6. Mahasiswa mampu mengetahui peran perawat dalam penanganan masalah
psikologis pasien paliatif.

II. MATERI
1. Menjelaskan pengertian perawatan paliatif
2. Menjelaskan tentang masalah psikologis pada pasien paliatif
3. Menjelaskan tentang tahapan perubahan psikologis pada pasien paliatif
4. Menjelaska tentang teknik komunikasi pada pasien paliatif
5. Menjelaskan tatalaksana asuhan keperawan pasien paliatif
6. Menjelaskan peran perawat dalam penanganan masalah Psikologis pasien paliatif
III. PENGORGANISASIAN
a. Penanggung Jawab : Wahyu nur pratiwi S.kep.Ns, M. Kep
b. Moderator : Anjarwidy Hafida Khair
c. Penyaji : Erny Rahayu Wulandari
d. Fasilitator : Alfiandry Satria nugraha

IV. KEGIATAN PENYULUHAN

N Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode


O
1 1. Pembukaan
1) Mengucapkan salam Menjawab salam Ceramah
2) Memperkenalkan diri Memperhatikan
3) Menentukan kontrak waktu Memperhatikan
dan materi dengan peserta
penyuluhan
4) Menjelaskan tujuan dari Memperhatikan
kegiatan penyuluhan
2. Pretes (menanyakan kepada Menjawab
peserta apakah sebelumnya
pernah mendapat informasi
tentang pengkajian psikologis
pasien paliatif Memperhatikan
3. Menyebutkan materi yang
akan disampaikan
2 1. Menjelaskan pentingnya Memperhatikan Ceramah
perawatan paliatif
2. Menjelaskan masalah Memperhatikan
psikologis pada pasien paliatif.
3. Menjelaskan tentang tahapan Memperhatikan
perubahan psikologis pada
pasien paliatif Memperhatikan
4. Menjelaskan teknik
komunikasi pada pasien
paliatif. Memperhatikan
5. Menjelaskan tatalaksana askep
perawatan paliatif. Memperhatikan
6. Menjelaskan tentang peran
perawat dalam penanganan
masalah psikologis pasien
paliatif.

3 Evaluasi Menjawab Diskusi/


Melakukan tanya jawab seputar Pertanyaan Tanya Jawab
materi yang diberikan
4 Terminasi : Ceramah
1) Mengucapkan terimakasih Mendengardan
atas waktu yang diluangkan, membalas
perhatian serta peran aktif ucapan
peserta selama mengikuti terimakasih
kegiatan
2) Membacakan kesimpulan Memperhatikan
3) Mengucapkan salam Menjawab salam
penutup
V. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi

VI. MEDIA DAN SUMBER


PPT, Leaflet

VII. EVALUASI
1. Evaluasi struktural
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil

MATERI PENYULUHAN

SIMULASI PENGKAJIAN PSIKOLOGIS PADA PASIEN PALIATIF

I. Pentingnya Perawatan Paliatif

Menurut WHO, perawatan paliatif adalah pendekatan untuk meningkatkan


kualitas hidup pasien dan keluarganya dalam menghadapi masalah terkait
penyakit yang mengancam jiwa, melalui pencegahan dan penghentian penderitaan
dengan identifikasi dini, penilaian, dan perawatan yang optimal dari rasa sakit dan
masalah lainnya, fisik, psikososial dan spiritual(Shatri et al., 2020). Pendekatan
yang dilakukan dengan cara meringankan penderitaan rasa sakit melalui
identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta
masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual.
Perkiraan jumlah orang yang membutuhkan perawatan paliatif pada akhir
kehidupan sebanyak 20,4 juta, dan kebutuhan perawatan paliatif akhir kehidupan
pada usia dewasa secara global diatas 19 juta (WHO, 2014). Perawatan pasien
paliatif harus berfokus pada berbagai masalah eksistensial baik fisik, psikologis,
sosial, dan spiritual untuk mempromosikan rasa pasien yang bermartabat (Albers,
et.al, 2013). Mempertahankan martabat pada perawatan paliatif sangat penting
bagi pasien dan perawat, mengingat perubahan fisik dan psikososial yang terjadi
akibat penyakit (Oechsle, et.al, 2014). Martabat merupakan prinsip utama dalam
perawatan paliatif dan menjaga martabat adalah tujuan dari perawatan (Vlug, et.al,
2011). Permasalahan yang sering muncul ataupun terjadi pada pasien dengan
perawatan paliatif meliputi masalah psikologi, masalah hubungan sosial, konsep
diri, masalah dukungan keluarga serta masalah pada aspek spiritual (Campbell,
2013).

II. Masalah Psikologis Pasien Paliatif

Masalah psikologi yang paling sering dialami pasien paliatif adalah


kecemasan. Hal yang menyebabkan terjadinya kecemasan ialah diagnosa penyakit
yang membuat pasien takut sehingga menyebabkan kecemasan bagi pasien
maupun keluarga (Misgiyanto & Susilawati, 2014). Durand dan Barlow (2006)
mengatakan kecemasan adalah keadaan suasana hati yang ditandai oleh afek
negatif dan gejala-gejala ketegangan jasmaniah dimana seseorang mengantisipasi
kemungkinan datangnya bahaya atau kemalangan di masa yang akan datang
dengan perasaan khawatir. Hal ini merupakan tanda waspada yang memberi tanda
individu akan adanya bahaya dan mampukah individu tersebut mengatasinya.

Pasien dengan penyakit terminal biasanya semakin tidak bisa menunjukan


dirinya secara ekspresif. Mereka mungkin menjadi sulit untuk mempertahankan
control social dan psikologis. Terjadinya kemunduran fungsi tubuh dan kondisi
fisik yang menurun serta mental yang syok dapat menyebabkan ancaman konsep
diri pasien. Ancaman terhadap konsep diri yang terjadi karena menurunya fungsi
mental dan fisik pasien dapat juga mengancam interaksi social pasien. Meskipun
pasien penyakit terminal sering menginginkan dan membutuhkan untuk dijenguk,
namun pasien mungkin juga mengalami ketakutan bahwa kemunduran mental dan
fisiknya akan membuat orang-orang yang menjenguknya menjadi kaget dan
merasa tidak enak. Konsekuensi mengenai interaksi social yang tidak
menyenangkan ini dapat membuat pasien mulai menarik diri dari kehidupan
sosialnya, dengan cara membatasi orang-orang yang mengunjunginya hanya
kepada beberapa anggota keluarga saja.

III. Tahapan Perubahan Psikologis Pada Pasien Paliatif

1. Tahap kaget
Biasanya tahap ini sudah dilalui oleh penderita penyakit terminal. Tetapi
adakalanya mereka masih juga kaget dan tidak percaya bila diberitahu atau
menyadari kondisi sebenarnya. Dalam situasi ini penderita tampak kebingungan
bahkan yang bersangkutan dapat melakukan segala sesuatu tanpa disadari atau
tampak seperti orang linglung. Kecelakaan mudah terjadi pada saat seperti ini.
Adakalanya orang-orang tertentu ingin menyendiri untuk mengumpulkan energy
mental dan ingin membuat rencana masa depanya.

2. Tahap penolakan
Pada tahap ini penolakan sering terjadi tidak saja pada penderita tetapi juga pada
keluarga. untuk perawatan yang berkualitas sebaiknya keluarga diberi
penerangan-penerangan yang intensif agar timbul kesadaran dan tidak lari dari
kenyataan.

3. Tahap amarah
Pada tahap ini penderita marah-marah dan tidak jarang menyalahkan keluarga, tim
medis, bahkan tuhan atau takdir yang diterimanya. Kondisi yang hipersensitif dan
ledakan emosi tidak jarang menjemukan keluarga bahkan tim medis, yang tidak
jarang diakhiri dengan saling balas-membalas oleh anggota tim.

4. Tahap depresi
Disini penderita pasif sekali bahkan ada yang melakukan penelantaran diri bahkan
percobaan bunuh diri. Pada umumnya untuk para dokter, ini adalah tanda-tanda
ajal makin mendekat. Adakalanya dalam keadaan depresi, orang-orang ingin
menyendiri untuk mengumpulkan sisa tenaga dan pemikiran membuat keputusan
yang tepat.

5. Tahap pasrah
Sebetulnya bila seseorang mendekati ajalnya maka ia akan sampai ke tahap
pasrah. Pada tahap ini bila ia masih memiliki kekuatan fisik dan kejernihan
berpikir maka masih ada harapan untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

IV. Teknik Komunikasi pada Pasien Paliatif

Penyakit kronik adalah suatu penyakit yang perjalanan penyakit


berlangsung lama sampai bertahun-tahun, bertambah berat, menetap dan sering
kambuh. Ketidakmampuan/ketidakberdayaan merupakan persepsi individu bahwa
segala tindakannya tidak akan mendapatkan hasil atau suatu keadaan dimana
individu kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru
dirasaka. Penyakit kronis yang dialami oleh seorang pasien dengan jangka waktu
yang lama dapat menyebabkan seseorang pasien mengalami ketidakmampuan
contohnya saja kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang
baru dirasakan. Oleh karenanya perlu teknik dalam melakukan
pendekatan/komunikasi agar proses pengkajian pasien berjalan dengan baik.
Berikut beberapa tekniknya:

a. Teknik komunikasi fase denial (pengingkaran)


- Memberikan kesempatan untuk menggunakan koping yang konstruktif dalam
menghadapi kehilangan dan kematian
- Selalu berada didekat klien
- Pertahankan kontak mata

b. Teknik komunikasi fase anger (marah)


- Memberikan kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan perasaannya,
- hearing dan menggunakan teknik respek.

c. Teknik komunikasi fase Bargaining (tawar menawar)


- Memberi kesempatan kepada pasien untuk menawar dan menanyakan
kapada pasien apa yang diinginkan.

d. Teknik komunikasi fase depression


- biarkan klien dan keluarga mengekspresikan kesedihannya.
- ajarkan klien mengelola koping positif.

e. Teknik komunikasi fase acceptance (penerimaan)


- Meluangkan waktu untuk klien dan sediakan waktu untuk mendiskusikan
perasaan keluarga terhadap kematian pasien.

V. Tata Laksana Asuhan Keperawatan Perawatan Paliatif

Asuhan Keperawatan yang diberikan menggunakan pendekatan proses


keperawatan :

a) Pengkajian

Data yang dikumpulkan melalui wawancara diperoleh dari pasien,


keluarga, dan caregiver. Kesiapan keluarga atau caregiver dalam merawat
anggota keluarga yang sakit termasuk fasilitas yang diperlukan dirumah.
Pengkajian meliputi segala aspek bio-psiko-sosio pasien. Dalam pengkajian
psikologis ada beberapa poin dasar yang perlu dikaji:

 Kondisi pikiran dan suasana hati (mood)


Apakah dalam bulan terakhir anda merasakan: Merasa putus asa atau
merasa tidak berdaya? kehilangan minat? Apakah anda merasa
depresi? Apakah anda merasa tegang atau cemas? Apakah anda
pernah mengalami serangan panik? Apakah ada hal spesifk yang anda
harapkan?
 Penyesuaian terhadap sakit
Apa pemahaman anda terhadap sakit saat ini? Gali dengan hati-hati
ekspektasi pasien.  
 Sumber – sumber dan hal yang menguatkan hal yang menguatkan
Apakah sumber dukungan anda? Misalnya: orang-orang, hobi, iman
dan kepercayaan  
 Total Pain (nyeri multi dimensi yang tidak terkontrol). Adakah
masalah psikologis, sosial, spiritual yang dialami yang berkontribusi
terhadap gejala yang dialami?
 Sakit sebelumnya (dapat dikaji langsung atau pada langsung atau pada
keluarga): Adakah risiko stress psikologik dan riwayat masalah
kesehatan mental?  

b) Merumuskan Diagnosa Keperawatan

Masalahyang terjadi pada pasien paliatif sangat kompleks, meliputi


aspek bio-psiko-sosial-spiritual,seperti gangguan psikologis, nyeri, gangguan
nutrisi, gangguan mobilisasi sampai pada masalah kenyataan yang harus
dihadapi pasien

c) Rencana Tindakan

Mengacu kepada keluhan pasien dan masalah menjelang akhir hidup.


Kriteria di sesuaikan dengan kondisi pasien secara objektif dan menyiapkan
pasien dan keluarga saat kematian pada saat fase berduka

d) Tindakan Keperawatan

Tindakan Keperawatan pada pasien terminal, bertujuan meningktakan


qualitu of life sehungga pasien dapat menghadapi kematiannya dalam keadaan
bebas nyeri, bebas sesak dan dalam keadaan beriman serta adanya penerimaan
keluarga

e) Evaluasi

Evaluasi dilakukan terhadap tindakan perawat yang telah dilakukan .

VI. Peran Perawat Dalam Penanganan Masalah Psikologis Pasien Paliatif

Selain pengobatan melalui obat-obatan, orang sakit perlu melakukan dua tipe
tugas penyesuaian dalam proses koping, yaitu :

1. Tugas yang berkaitan dengan penyakit atau pengobatan, meliputi pembelajaran


untuk menghadapi gejala-gejala atau ketidakmampuan yang disebabkan oleh
penyakit, menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah sakit dan prosedur medis
untuk mengatasi masalah (penyakit), dan mengembangkan dan mengupayakan
hubungan yang baik dengan petugas kesehatan yang menanganinya
2. Tugas yang berkaitan dengan fungsi psikososial umum, meliputi upaya untuk
mengendalikan perasaan negative dan memelihara pandangan positif mengenai
masa depan, mempertahankan kepuasan akan diri sendiri dan kemampuan diri,
memelihara hubungan baik dengan keluaraga dan teman-teman, dan
mempersiapkan diri bagi masa depan yang tidak tentu.
Dalam melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan pengobatan dan fungsi
psikososial umum, awalnya tim paliatif melakukan assessment terlebih dahulu
terhadap pasien dan keluarga pasien yang akan menjalani perawatan paliatif. Dari
hasil assessment yang dilakukan, tim paliatif dapat mengatahuin kondisi fisik,
psikologis, dan social yang dibutuhkan oleh pasien dan keluarga pasien. sehingga
tim paliatif dapat mengetahui mengenai perawatan fisik dan pendampingan
psikologis dan social yang dibutuhkan oleh pasien dan keluarga pasien. Pemberian
perawatan paliatif, baik fisik, psikologis, dan social dilakukan secara berkala
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Dengan adanya perawatan dan
pendampingan psikosogil dan social kepada pasien dan keluarga pasien dalam
menghadapi dan melewati masalah-masalah psikologis dan social yang
dialaminya dalam menghadapi penyakitnya. Kondisi psikologis dan social yang
normal dan stabil , secara langsung ataupun tidak langsung, akan dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, A. D. (2008) ‘Penanganan masalah sosial dan psikologis pasien kanker stadium
lanjut dalam perawatan paliatif’, Indonesian Journal of Cancer, pp. 30–34.
Irawan, E. (2013) ‘Pengaruh Perawatan Paliatif Terhadap Pasien Kanker Stadium Akhir
(Literature Review)’, jurnal ilmu Keperawatan, 1(1), pp. 34–38.
Safruddin, S. et al. (2020) ‘Hubungan Perawatan Paliatif dengan Kualitas Hidup Pasien
Kanker Payudara’, Window of Nursing Journal, 1(1), pp. 15–21. doi: 10.33096/won.v1i1.24.
Shatri, H. et al. (2020) ‘Advanced Directives pada Perawatan Paliatif’, Jurnal Penyakit
Dalam Indonesia, 7(2), p. 125. doi: 10.7454/jpdi.v7i2.315.

Albers, G., Pasman, H. R. W., Deliens, L., de Vet, H. C., & Onwuteaka-Philipsen, B. D.
(2013). Does Health Status Affect Perceptions of Factors Influencing Dignity At The End Of
Life?. Journal of pain and symptom management, 45(6), 1030-1038.

World Health Organization. (2014). Global Atlas of Palliative Care at the End of Life.
Worldwide Palliative Care Alliance.

Vlug, M. G., de Vet, H. C., Pasman, H. R. W., Rurup, M. L., & OnwuteakaPhilipsen, B. D.
(2011). The Development Of An Instrument To Measure Factors That Influence Self-
Perceived Dignity. Journal of palliative medicine, 14(5), 578-586.

Oechsle, K., Wais, M. C., Vehling, S., Bokemeyer, C., & Mehnert, A. (2014). Relationship
Between Symptom Burden, Distress, And Sense Of Dignity In Terminally Ill Cancer Patients.
Journal of pain and symptom management, 48(3), 313-321.

Hasanah, Novita Nur. 2018. Martabat Pasien Paliatif Di Rumah Sakit Pku Muhammadiyah
Gamping. UMY: Jurnal Health of Studies Vol 3, No. 2, September 2018, pp.66-78

Dwi Damayanti, Atika. 2008. Penanganan Masalah Social Dan Psikologis Pasien Kanker
Stadium Lanjut Dalam Perawatan Paliatif. University of Indonesia: Indonesian journal of
cancer 1.

Anda mungkin juga menyukai