Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL PENDIDIKAN KESEHATAN

GUIDED IMAGERY TERHADAP ANSIETAS PADA MAHASISWA


PADA MAHASISWA BARU

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Jiwa


Dosen Pembimbing: Ns. Ayu Pratiwi, S.Kep., M.Kep
Disusun Oleh:

1. Shella Damayanti 8. Anjar Budi Utomo


2. Shindy Ainun Reskawati 9. Allif Fuadi
3. Sindi Pratiwi 10. Depira Elza Nada
4. Siti Ika Paujiyah 11. Devi Fitriani
5. Siti Min Mudattiiles 12. Diah Khoirunisah
6. Anna Hafilda 13. Rahmah
7. Ayu Muftadiyah 14. Nida Lutfiawati

PROGRAM STUDI PROFESI NERS REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YATSI TANGERANG
TAHUN 2021/202
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENGABDIAN
MASYARAKAT

1. Judul Penelitian : Pendidikan Kesehatan Guided Imagery Terhadap


Mahasiswa Baru
Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : Devi Fitriani
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIM 213171
d. Prodi : Profesi Ners Reguler
e. Alamat : Jl. Aria Santika, No 40 A Margasari, Karawaci Kota
Tangerang
f. Email/no. Tlp : Stasejiwareguler@gmail.com
2. Jumlah
Anggota
Peneliti
Nama
Anggota
1 Shella Damayanti
2 Shindy Ainun Reskawati
3 Sindi Pratiwi
4 Siti Ika Paujiyah
5 Siti Min Mudattiles
6 Anna Hafilda
7 Ayu Muftadiyah
8 Anjar Budi Utomo
9 Alif Fuadi
10 Depira Elza Nida
11 Devi Fitriani
12 Diah Khoirunisah
13 Rahmah
14 Nida Lutfiawati
4. Jangka waktu kegiatan : 40 Menit
5. Lokasi kegiatan : STIKes Yatsi
6. Jumlah anggaran yang diusulkan :
Tangerang, 25 Mei 2022

Menyetujui,

Pembimbing Stase Jiwa Ketua Pelaksana


Tangerang

Ns. Ayu Pratiwi,.S.Kep,.M.Kep Devi Fitriani,.S.Kep

Diketahui oleh
Kaprodi Keperawatan

Ns. Febi Ratnasari.,S.Kep.,M.Kep


ABSTRAK
Terapi Guided Imagery merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menurunkan kecemasan dengan cara membayangkan suatu keadaan atau serangkaian
pengalaman yang menyenangkan secara terbimbing dengan melibatkan indera. Tujuan
dari terapi ini adalah meningkatkan percaya diri, meningkatkan konsentrasi, dan yang
paling utama adalah mengurangi tingkat kecemasan pada mahasiswa baru. Populasi
dalam penelitian ini adalah sebagian dari mahasiswa/ mahasiswi tingkat satu
keperawatan STIKes Yatsi Tangerang. Mahasiswa/ mahasiswi akan diberikan
pendidikan kesehatan mengenai pengertian, manfaat, cara melakukan terapi guided
imagery, dan kapan terapi ini harus dilakukan guna menurunkan tingkat kecemasan
yang ada pada diri masing-masing mahasiswa. Data penelitian diambil menggunakan
skala kecemasan yang dimodifikasi dari Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS).
Kata Kunci : Ansietas, Terapi Guided Imagery
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyusun makalah yang berjudul ”Proposal
Pendidikan Kesehatan Guided Imagery Terhadap Mahasiswa Baru” hingga selesai.
Makalah ini telah kami susun dengan bantuan dari pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih
kepada pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini yaitu:
1. Ibu Dr. Ida Faridah, S.Kp.,M.Kes selaku ketua yayasan STIKes Yatsi Tangerang

2. Ibu Ns. Feby Ratnasari, M. Kep selaku Kaprodi keperawatan

3. Ibu Ns. Ria Setia Sari S. Kep., M. Kep selaku Penanggung jawab profesi ners

4. Ibu Ns. Ayu Pratiwi, S. Kep., M. Kep selaku dosen pembimbing stase Jiwa

5. Teman-teman yang telah membantu pembuatan makalah ini

Dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu yang turut
serta membantu kami dalam proses pembuatan laporan ini.Terlepas dari semua,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
penyusunan kalimat maupun tata bahasa dalam makalah ini. Oleh karena
itu,dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang
membangun dari teman-teman agar kami memperbaiki makalah ini akhir kata,
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat inspirasi terhadap
pembacanya.

Tangerang, 23 Mei 2022

i
Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan 1

D. Manfaat Kegiatan 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. MASALAH UTAMA

B. PROSES TERJADINYA MASALAH

1. Definisi 3

2. Penyebeb 4

3. Mekanisme koping 4

4. Rentang respon 4
5. Klasifikasi jenis dan sifat masalah 8
6. Pohon Masalah 9
7. Diagnose Keperawatan 10

C. TERAPI GUIDED IMAGERY

1. PENGERTIAN GUIDED IMAGERY 10

ii
2. MANFAAT GUIDED IMAGERY 11

3. DASAR-DASAR LATIHAN 11

4. PANDUAN PELAKSANAAN GUIDED IMAGERY 12


BAB III METODE KEGIATAN

a. Sasaran 14

b. Susunan Acara 14

c. Susunan Kepanitiaan 15

d. Metode Yang Di Gunakan 16

e. Rencana Aggaran 17
BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah gejala atau pola dari tingkah laku psikologi yang
tampak secara klinis yang terjadi pada seseorang dari berhubungan dengan
keadaan stress (gejala yang menyakitkan) ketidakmampuan (gangguan pada
suatu area atau lebih dari fungsi-fungsi penting) yang meningkatkan resiko
terhadap kematian, nyeri ketidakmampuan atau kehilangan kebebasan yang
penting dan tidak jarang respon tersebut dapat diterima pada kondisi tertentu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam
pendidikan kesehatan ini adalah bagaimana pengetahuan dan pola hidup klien
dalam menangani ansietas atau kecemasan ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui pengaruh dari terapi guided imagery untuk menurunkan tingkat
kecemasan pada mahasiswa/ mahasiswi baru.

2. Tujuan Khusus
1) Menjelaskan pengertian Ansietas
2) Menjelaskan penyebab Ansietas
3) Menjelaskan mekanisme koping
4) Menjelaskan rentang respons
5) Menjelaskan klarifikasi jenis dan sifat masalah
6) Menjelaskan pohon masalah

D. Manfaat Kegiatan
1. Manfaat bagi klien

1
2

Menambah pengetahuan serta wawasan tentang penyakit harga diri rendah


sehingga dapat memperbaiki pola hidup agar dapat menghindari atau
mencegah terjadinya ansietas.

2. Manfaat bagi mahasiswa


Mahasiswa akan lebih mudah mempraktikan ilmu yang didapatkan setelah
mendapatkan materi dari hasil kerja kelompok. Menambah pengalaman
mahasiswa terkait proses penyuluhan. Meningkatkan skill mahasiswa
dalam hal memberikan penyuluhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. MASALAH UTAMA
Ansietas
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Definisi
Kecemasan (ansietas) adalah sebuha emosi dan pengalaman subjektif
dari seseorang. Pengertian lain cemas adalah suatu keadaan yang membuat
seseorang tidak nyaman dan terbagi dalam beberapa tingkatan. Jadi, cemas
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya (Kususmawati,
2020).
2. Penyebab
a. Faktor Predisposisi (pendukung)
Ketegangan dalam kehidupan dapat berupa hal-hal sebagai berikut:
1. Peristiwa traumatik
2. Konflik emosional
3. Gangguan konsep diri
4. Frutasi
5. Gangguan fisik
6. Pola mekanisme koping keluarga
7. Riwayat gangguan kecemasan
8. Medikasi

b. Faktor Presipitasi
1. Ancaman terhadap integritas fisik
a. Sumber internal
b. Sumber eksternal
2. Ancaman terhadap harga diri

3
a. Sumber internal

4
4

b. Sumber eksternal
3. Mekanisme koping
a. Reaksi yang berorientasi pada petugas yaitu upaya yang disadari dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi realistic tuntutan situasi stress,
misalnya perilaku menyerang untuk mengubah atau mengatasi hambatan
pemenuhan kebutuhan.
b. Mekanisme bertahan ego dapat membantu mengatasi ansietas ringan dan
sedang, tetapi berlangsung secara tidak sadar, serta melibatkan penipuan
diri, distorsi realitas bersifat maladaptive. Menurut halimah (2018),
mekanisme pertahanan ego yang digunakan adalah: Kompensasi,
penyangkalan, pemindahan, disosiasi. Identifikasi, intelektualisasi,
introjeksi, fiksasi, proyeksi, rasionalisasi dan reaksi formasi.

4. Rentang Respon
a. Kecemasan Ringan
Menurut Videbeck (2018), respon dari kecemasan ringan adalah sebagai berikut:
1) Respon fisik dari kecemasan ringan adalah:
 Ketegangan otot ringan
 Sadar akan lingkungan
 Rileks atau sedikit gelisah
 Penuh perhatian
 Rajin
2) Respon kogniif dari kecemasan ringan adalah:
 Lapang persepsi luas
 Terlihat tenang, percaya diri
 Perasaan gagal sedikit
 Waspada dan memperhatikan banyak hal
 Mempertimbangkan informasi
 Tingkat pembelajaran optimal
5

3) Respon emosional dari kecemasan ringan adalah:


 Perilaku otomatis
 Sedikit tidak sadar
 Aktivitas mandiri
 Terstimulasi
 Tenang

b. Kecemasan Sedang
Menurut Videbeck (2018), respon dari kecemasan sedang
adalah sebagai berikut:
1) Respon fisik dari kecemasan sedang adalah:
 Ketegangan otot sedang
 Tanda-tanda vital meningkat
 Pupil dilatasi, mulai berkeringat
 Sering mondar-mandir, memukul tangan
 Suara berubah: bergetr, nada suara tinggi
 Kewaspadaan dan ketegangan meningkat
 Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
2) Respon kognitif dari kecemasan sedang adalah:
 Lapang persepsi menurun
 Tidak perhatian secara selektif
 Fokus terhadap stimulus meningkat
 Rentang perhatian menurun
 Penyelesaian masalah menurun
 Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
3) Respon emosional dari kecemasan sedang adalah
 Tidak nyaman
 Mudah tersinggung
6

 Kepercayaan diri goyah


 Tidak sabar
 Gembira

c. Kecemasan berat
Menurut Videbeck (2018), respon dari kecemasan berat adalah:
1) Respon fisik kecemasan berat adalah:
 Ketegangan otot berat
 Hiperventilasi
 Kontak mata buruk
 Pengeluaran keringat meningkat
 Bicara cepat, nada suara tinggi
 Tindakan tanpa tuuan dan serampangan
 Rahang menegang, mngertakan gigi
 Mondar-mandir, berteriak
 Meremas tangan, gemetar
2) Respon kognitif kecemasan berat adalah:
 Lapang persepsi terbatas
 Proses berpikir terpecah-pecah
 Sulit berpikir
 Penyelesaian masalah buruk
 Tidak mampu mempertimbangkan informasi
 Hanya memperhatikan ancaman
 Preokupasi dengan pikiran sendiri
 Egosentris
3) Respon emosional kecemasan berat adalah:
 Sangat cemas
 Agitasi
7

 Takut
 Bingung
 Merasa tidak adekuat
 Menarik diri
 Penyangkalan
 Ingin beban

d. d. Panik
e. Menurut Videbeck (2018), respon dari panik adalah sebagai berikut:
1) Respon fisik dari panik adalah:
 Fight, fight, atau freze
 Ketegangan otot sangat berat
 Agitasi motorik kasar
 Pupil dilatasi
 Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun
 Tidak dapat tidur
 Hormon stress dan neurotransmitter berkurang
 Wajah menyeringai, mulut terngang
4) Respon kognitif dari panik adalah:
 Persepsi sangat sempit
 Pikiran tidak logis, terganggu
 Kepribadian kacau
 Tidak dapat menyelesaikan masalah
 Fokus pada pikiran sendiri
 Tidak rasional
 Sulit memahami stimulus eksternal
 Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi
5) Respon emosional dari panik adalah:
8

 Merasa terbebani
 Merasa tidak mampu, tidak berdaya
 Lepas kendali
 Mengamuk, putus asa
 Marah, sangat takut
 Mengharapkan hasil yang buruk
 Kaget, takut, lelah

5. Klasifikasi jenis dan sifat masalah


a. Faktor Predisposisi
Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan. Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat
berupa:
1) Peristiwa traumatik, yang daapt memicu terjadinya kecemasan berkitan
dengan krisis yang dilami individu baik krisis yang dialami individu baik
krisis perkembangan maupun situasional
2) Konflik emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan
baik. Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan kenyataan
dapat menimbulkan kecemasan pada individu.
3) Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu
berpikir secara realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan.
4) Frusatasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil
keputusan yang berdampak terhadap ego.
5) Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman
terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu.
6) Pola mekanisme koping keluarga atau ola keluarga menangani stress akan
mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konfllik yang dialami
karena pola mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga
7) Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respon
9

individu dalam berespon terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya.


8) Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang
mengandung benzodiazepin, karena benzodiazepin dapat menekan
neurotransmitter gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol
aktivitas neuron di otak yang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.

b. Faktor Presipitasi
Stressor presipitas adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan timbulnya kecemasan. Stressor presipitasi dikelompokan
menjadi dua bagian yaitu :
1) Ancaman terhadap integritas fisik, meliputi:
 Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis siste
imun,regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya: hamil)
 Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,
polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya
tempat tinggal.
2) Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun,
regulasi, suhu tubuh, perubahan biologis normal ( misalnya : hamil).
Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,
polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya
tempat tinggal.
 Sumber internal, kesulitan dalam hubungan interpersonal dia rumah dan
tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman
terhadap integritas fisik juga dapat mengancam harga diri
 Sumber eksternal, kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan
status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya.

6. Pohon Masalah
10

Effect
Isolasi Sosial

Core Problem
Ansietas

Koping Individu
Causa
Tidak Efektif

7. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas
b. Koping Individu Tidak Efektif
c. Isolasi Sosial

C. TERAPI GUIDED IMAGERY


1. Pengertian Guided Imagery
Guided Imagery merupakan salah satu metode yang dapat digunakan
untuk menurunkan kecemasan dengan cara membayangkan suatu keadaan
atau serangkaian pengalaman yang menyenangkan secara terbimbing
dengan melibatkan indera (Purnama, 2017).
Guided Imagery merupakan salah satu teknik yang dapat menimbulkan
efek relaksasi pada penggunanya. Selanjutnya Martin menjelaskan bahwa
konsep guided imagery menggunakan imajinasi dari individu secara
terbimbing yang bertujuan mengembangkan relaksasi dan meningkatkan
kualitas hidup individu (Martin, 2016).
Guided Imagery merupakan metode menuju rileks dengan fokus
pemikiran pada imajinasi positif yang bertujuan untuk mengurangi sakit,
stres, dan lain sebagainya. Dimana dalam melakukan teknik tersebut
menghasilkan keadaan tenang, fokus, kesiapan energi untuk mengurangi
ketidaknyamanan yang menawarkan dukungan emosional dan rasa percaya
11

diri dalam tubuh (Nguyen, 2017).

2. Manfaat Guided Imagery


a. Meningkatkan konsentrasi
b. Meningkatkan rasa percaya diri
c. Mengendalikan respon emosional
d. Memperbaiki latihan ketrampilan
e. Mengembangkan strategi
f. Meningkatkan motivasi
g. Menurunkan kecemasan
h. Memvisualisasikan atau melatih mental berkaitan dengan kegiatan yang
akan dilakukan.

3. Dasar-dasar latihan Guided Imagery


a. Ketajaman (Vividness)
Latihan ketajaman imagery dapat dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu:
1) Membayangkan hal-hal yang sudah sangat dikenal. Misalnya,
membayangkan rumah sendiri
2) Membayangkan satu keterampilan khusus yang dimiliki
3) Membayangkan keseluruhan penampilan secara baik
Langkah-langkah ini dapat diprogram kembali secara lebih rinci sesuai
dengan kebutuhan individu yang bersangkutan. Namun hal yang paling
penting untuk dilatih adalah ketajaman imagery. Makin tajamdan jelas
seseorang dapat membayangkan keadaan seolah-olah keadaan tersebut
sudah berlangsung demikian, makin baik imagery yang ia lakukan, dan
makin baik pula hasil yang akan dicapainya kelak.
b. Keterkendalian (Controllability)
Latihan mengendalikan perilaku juga dapat dilakukan melalui tahapan dari
12

yang paling sederhana sampai yang paling kompleks.


1) Mengendalikanketerampilan yang dimiliki
2) Mengendalikan keterampilannya pada saat ia menghadapi lawan
yang tangguh
3) Mengendalikan emosinya
Melalui latihan imagery untuk mengendalikan perilaku, secara bertahap
seorang atlet akan lebih mampu mengendalikan perilakunya dilapangan.

4. Panduan pelaksanaan Guided Imagery


Menurut Snyder (2006: 68), teknik guided imagery secara umum dibagi
menjadi 3 tahap, antara lain:
a. Membuat individu dalam keadaan relaks
1) Mengatur posisi yang nyaman (duduk ataupun berbaring)
2) Silangkan kaki, tutup mata atau fokus pada suatu titik atau suatu
benda didalam ruangan
3) Fokus pada pernapasan otot perut, menarik napas berikutnya
biarkan sedikit lebih dalam dan lama serta tetap fokus pada
pernapasan dan tetapkan pikiran bahwa tubuh semakin santai dan
lebih santai
4) Rasakan tubuh menjadi lebih berat dan hangat dari ujung kepala
hingga ujung kaki
5) Jika pikiran tidak dapat fokus, ulangi kembali pernapasan dalam
dan pelan
b. Sugesti khusus untuk imagery
1) Pikirkan bahwa seolah-olah pergi ke suatu tempat yang
menyenangkan dan merasa senang ditempat tersebut
2) Sebutkan apa yang dilihat, didengar, dicium dan apa yang
dirasakan
3) Ambil napas panjang beberapa kali dan nikmati berada ditempat
tersebut
13

4) Kemudian bayangkan diri anda seperti yang diinginkan (uraikan


sesuai tujuan yang ingin dicapai)
c. Beri kesimpulan dan perkuat hasil
1) Mengingat bahwa anda dapat kembali ke tempat ini, perasaan
ini, cara ini kapan saja menginginkannya
2) Anda bisa seperti ini lagi dengan berfokus pada pernapasan
anda, santai dan membayangkan diri anda berada ditempat yang
anda senangi
d. Kembali keadaan semula
1) Ketika anda kembali ke ruang dimana anda berada
2) Anda merasa segar dan siap untuk melanjutkan kegiatan anda
3) Anda dapat membuka mata dan ceritakan pengalaman anda
ketika anda telah siap.
14
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Sasaran

Klien yang sedang mengalami ansietas atau kecemasan

B. Susunan Acara
Pengisi acara
Waktu Kegiatan
(PJ)
09.00 - 09.05 WIB Mulai acara dan pembukaan Leader
09.06 – 09.21 WIB Melakukan teknik terapi Seluruh
mahasiswa
09.22 – 09.27 WIB Penjelasan tentang materi harga CO Leader
diri rendah situasional
09.28 – 09.33 WIB Sesi tanya jawab (minimal 2 Observer
pertanyaan)
09.34 – 09.40 WIB Penutup Leader

C. Susunan Kepanitiaan

Ketua : Devi Fitriani

Sekretaris : Ayu Muftadiyah & Nida Lutfiawati

Bendahara : Devira Elza Nada

Sie Acara : Diah Khourunisah, Siti Ika Paujiyah, Rahmah, Alif Fuadi

Sie Perkap : Shindy Ainun Reskawati, Shella Damayanti, Siti Min Mudattiles

Konsumsi : Anna Hafilda , Sindi Pratiwi

Dokumenter : Anjar budi Utomo

14
15

D. Metode Kegiatan Yang Digunakan

Metode kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dalam kegiatan ini


dengan menggunakan
Nama kegiatan : Pendidikan Kesehatan terapi terhadap ansietas pada
mahasiwa baru
Hari, Tanggal : Jumat, 27 Mei 2022
Jam : 10.00 WIB
Tempat : STIKes Yatsi
Media : Ceramah

No Kegiatan Minggu Ke 3
1 Pembuatan proposal
2 Pembuatan media pendidikan
kesehatan
3 Konsultasi proposal
4 Pesiapan kegiatan
5 Pelaksanaan kegiatan
6 Evalusi kegiatan

E. Rancangan Evaluasi

Evaluasi akan dilakukan dengan cara menanyakan kembali kepada


klien tentang kegiatan yang telah dilakukan bersama serta diharapkan untuk
memberikan tanggapan tentang kegiatan yang dilakukan. Klien diharapkan
mampu untuk menjelaskan kembali bagaimana proses kegiatan yang telah
dilakukan bersama. Evaluasi ini akan dilakukan setelah kegiatan selesai
Kriteria, Indikator dan Tolak Ukur Kegiatan:
1. Klien dengan harga diri rendah situasional
16

2. Klien memahami pentingnya tentang harga diri rendah situasional


3. Klien mengikuti rangkaian kegiatan yang dilakukan serta berperan aktif
selama kegiatan berlangsung.
4. Kegiatan diikuti oleh seluruh klien yang dipilih oleh mahasiswa.
F. Rancangan Anggaran
Perlengkapan Volume harga
No yang Volume Nilai (Rp)
satuan (Rp)
dibutuhkan
1. Pembuatan
1) Binder 1 Rp. 18.000 Rp. 18.000
2) Kotak pensil 2 Rp. 15.000 Rp. 30.000
3) Sampul coklat 2 Rp. 2.000 Rp. 2.000
4) Banner 1
2. Konsumsi
1) Aqua gelas 1 pack Rp. 500 Rp. 18.000
2) Aquabotol&minu
man 4 Rp. 5.000 Rp. 20.000
3) Snack box
25 Rp. 4.000 Rp. 100.000
Jumlah Rp. 188.000
DAFTAR PUSTAKA

Sutejo, (2017), Keperawatan Jiwa: Konsep Dan Praktik Asuhan Keperawatan

Kesehatan Jiwa Gangguan Jiwa Dan Psikososial, Yogyakarta:Pustaka baru press

Aprianto, D. (2016). Efektifitas Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing dan Nafas

Dalam Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi.

Burnett, J. (2012). Guided Imagery As An Adjunct To Pharmacologic PAin Control At

End Of Life. Nort American Association Of Cristians In Social Work, 1-12.

Hudaya, M. I. (2015). Penaruh Terapi Guided Imagery Terhadap Tingkat Kecemasan Pada

Pasien Skizofrenia Di RSJD Surakarta. Naskah Publikasi, 1-15.


LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YATSI TANGERANG
Alamat: Jl. Aria Santika No. 40 A Bugel. Margasari, Karawaci Kota Tangerang
Email: lppmstikesyatsi@gmail.com

SURAT TUGAS
Nomor :

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat


(LPPM) memberi tugas kepada :
NAMA NIM PRODI
Shella Damayanti 21317123 Mahasiswa Profesi Ners
Shindy Ainun Reskawati 21317124 Mahasiswa Profesi Ners
Sindi Pratiwi 21317125 Mahasiswa Profesi Ners
Siti Ika Paujiyah 21317126 Mahasiswa Profesi Ners
Siti Min Mudattilles 21317128 Mahasiswa Profesi Ners
Anna Hafilda 21317013 Mahasiswa Profesi Ners
Ayu Muftadiyah 21317016 Mahasiswa Profesi Ners
Anjar Budi Utomo 21317012 Mahasiswa Profesi Ners
Allif Fuadi 21317007 Mahasiswa Profesi Ners
Depira Elza Nada 21317022 Mahasiswa Profesi Ners
Devi Fitriani 21317025 Mahasiswa Profesi Ners
Diah Khoirunisah 21317028 Mahasiswa Profesi Ners
Rahmah 21317101 Mahasiswa Profesi Ners
Nida Lutfiawati 21317087 Mahasiswa Profesi Ners

Untuk melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat di STIKes Yatsi dengan


tema “Terapi Guided Imagery Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada
Mahasiswa Baru” yang akan dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2022.
Demikian surat tugas ini kami berikan kepada yang bersangkutan untuk dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
T
angerang, 25 Mei 2022
Pejabat Yang Menerima Sekolah Ilmu Kesehatan Yatsi
Kaprodi Keperawatan Ketua LPPM

(Ns. Febi Ratna Sari, S.Kep,. M.Kep) (Ns. Ayu Pratiwi, S.Kep., M.Kep)
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YATSI TANGERANG
Alamat: Jl. Aria Santika No. 40 A Bugel. Margasari, Karawaci Kota Tangerang
Email: lppmstikesyatsi@gmail.com

BERITA ACARA
Pada Hari Jumat Tanggal 25 Mei 2022
Telah dilaksanakan Kegiatan Pendidikan Kesehatan Menurunkan Terapi Guided
Imagery Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Baru
Jumlah Peserta 20 mahasiswa/i
Laki- Laki 5 mahasiswa
Perempuan 15 mahasiswa
Kegiatan Yang Penting :
1. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan tentang Telah dilaksanakan Kegiatan
Pendidikan Kesehatan Menurunkan Terapi Guided Imagery Terhadap
Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Baru

2. Pengertian, terapi guided imagery, manfaat terapi, tujuan terapi,


mendemonstrasikan terapi guided imagery

Demikianlah berita acara ini dibuat dengan sebenarnya, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Tangerang, 25 Mei 2022
Kaprodi Keperawatan STIKes Yatsi Ketua Pelaksana

(Ns. Febi Ratna Sari, S.Kep,. M.Kep) (Ns. Ria Setia Sari, S.Kep.,
M.Kep)
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YATSI TANGERANG
Alamat: Jl. Aria Santika No. 40 A Bugel. Margasari, Karawaci Kota Tangerang
Email: lppmstikesyatsi@gmail.com

DAFTAR HADIR
Acara : Kegiatan Penyuluhan Kesehatan tentang Telah dilaksanakan
Kegiatan Pendidikan Kesehatan Menurunkan Terapi Guided
Imagery Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada
Mahasiswa Baru
Hari/ Tanggal : 27 Mei 2022
Waktu : 10.00 WIB s/d Selesai
Tempat : Ruang 309 Lantai 3 STIKes Yatsi Tangerang

NO NAMA TANDA TANGAN

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YATSI TANGERANG
Alamat: Jl. Aria Santika No. 40 A Bugel. Margasari, Karawaci Kota Tangerang
Email: lppmstikesyatsi@gmail.com

17.

18.

19.

20.

Anda mungkin juga menyukai