Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) TENTANG GANGGUAN PERSEPSI


SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN
DI RUANG MERPATI

DISUSUN OLEH :
1. Agata Riadha Cendana 21250002
2. Fikri Novrian Hidayat 21250006
3. Meldi Aguntio 21250008
4. Novi Rufita Sari 21250011
5. Selina Febriyanti 21250017
6. Mega Damayanti 21250041
7. Bedrin Kaspari 21250042
8. Aditiya Indah P. 21250031
9. Dwiguna Amalia 21250037

Mengetahui
Pembimbing Pendidikan Pembimbing lahan I

Ns. Yance Hidayat, S.Kep, M.Kep Ns. Ewindri Nopriyadi, S.Kep

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (DIII)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU

TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas luasnya
limpahan rahmat dan hidayah-Nya hingga akhirnya proposal “Terapi Aktivitas Kelompok
Halusinasi” ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Shalawat dan salam tidak lupa
kami panjatkan atas junjungan Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, para
sahabatnya serta ummatnya yang senantiasa iltizam diatas kebenaran hingga akhir zaman.

Penulisan proposal ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas
mata kuliah “KEPERAWATAN JIWA”. Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari
bantuan dan dorongan dari beberapa pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terima kasih.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini penuh
keterbatasan dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, saran yang konstruktif
merupakan bagian yang tak terpisahkan dan senantiasa kami harapkan demi penyempurnaan
makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak
pihak. Allahumma Amin.

Bengkulu,04 Januari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang 4
B. Tujuan 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Terapi Aktivitas Kelompok 6
B. Halusinasi 6
C. Klien 7
D. Waktu dan tempat 7
E. Metode pelaksanaan 7
F. Media 7
G. Skema ruangan 7
H. Pembagian tugas 8
I. Pasien 9
J. Susunan pelaksanaan 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 25
B. Saran 25
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain
disekitarnnya. Salah satu kebutuhanya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi
sesama manusia. Kebutuhan sosial yang dimaksud adalah rasa dimiliki oleh orang lain,
pengakuan dari orang lain, pemghargaan orang lain, serta pernyataan diri. Interaksi yang
dilakukan tidak selama memberi hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu
sehingga mungkin terjadi suatu gangguan terhadap kemampuan individu untuk berinteraksi
dengan orang lain (Riyadi, 2009).

Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologi dan sosial yang
terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku koping yang efektif, konsep
diri yang positif , dan stabilitas emosi. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan oleh
perorangan, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan, lingkungan
masyarakat yang didukung sarana lain seperti keluarga dan lingkungan sosial. Lingkungan
tersebut selain menunjang upaya kesehatan jiwa seseorang, pada tingkat tertentu dapat
menyebabkan seseorang jatuh dalam kondisi gangguan jiwa (Videbeck,2008).

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan
orang lain. Termasuk persepsi indvidu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang
lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta
keinginannya (Keliat, 2011).

Halusinasi adalah gangguan panca indera tampak adanya rangsangan dari luar yang
dapat meliputi semua sistem penginderaan dimana terjadi saat kesadaran individu itu
penuh/baik (stuart & sundenn,1998).

Penatalaksanaan klien dengan Halusinasi dapat dilakukan dengan Terapi Aktivitas


Kelompok (TAK) stimulasi persepsi : halusinasi pendengaran. Terapi aktivitas kelompok
merupakan bagian dari therapi modalitas yang berupaya meningkatkan psikoterapi dengan
sejumlah klien (7-10 orang per-kelompok), dalam gejala yang sama, jenis kelamin sama, usia
yang hampir sama, dan dalam waktu yang bersamaan.

4
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien di temui dalam rancangan
waktu tertentu dengan tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu fokus
terapi adalah membuat sadar diri (self awareness). Peningkatan hubungan interpesonal,
membuat perubahan atau ketiganya.

Kelompok adalah suatu sistem sosila yang khas yang dapat didefinisikan dan pelajari.
Sebuah kelompok terdiri dari individu yang saling berinteraksi, interelasi, interdepedensi dan
saling membagikan norma sosial yang sama (Stuard & sundeen,1998).

Jumlah pasien pasien di ruang Merpati RSJKO Soeprapto Bengkuluyang mengalami


Halusinasi sebanyak 15 orang

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Klien mempunyai kemapuan menyelsaikan masalah yang di akibatkan oleh paparan
stimulus kepadanya dan klien dapat merespon terhadap stimulus panca indra yang di
berikan.
b. Tujuan Khusus
1. Klien mampu mengenal apa itu, isi, waktu, frekuensi, situasi, respon dan mampu
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
2. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat dengan prinsip 5
benar obat
3. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
4. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara melakuan kegiatan yang terjadwal.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Terapi Aktifitas Kelompok
a. Pengertian
Terapi aktifitas kelompok merupakan tindakan keperawatan untuk memberikan
sebuah stimulus untuk pengobatan kepada klien yang memilih latar belakang dan
masalah yang sama.
b. Jenis terapi aktifitas kelompok
Terapi aktifitas kelompok dibagi menjadi empat yaitu sebagai berikut:
 Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensori Terapi ini digunakan sebagai
stimulus sensori klien. Kemudian di observasi reaksi sensori klien terhadap
stimulus yang di
sediakan berupa ekspresi perasaan secara nonverbal (ekspresi wajah, gerakantu
buh). Aktifitas yang digunakan sebagai stimulus adalah musik, seni, menyanyi
dan menari.
 Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas Klien di orientasikan pada
kenyataan yang ada disekitar klien yaitu diri sendiri, orang lain yang ada
disekeling klien dan lingkungan
yang pernah mempunyai hubungan dengan klien. Aktifitas dapat berupa
orientasi orang, waktu, tempat, benda yang ada disekitar dan semua kondisi
nyata.
 Terapi aktifitas kelompok sosialisasi Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi
dengan individu yang ada di sekitar klien.
B. Halusinasi
a. Pengertian
Halusinasia dalah persepsi yang kuat atas suatu peristiwa atau objek yang
sebenarnya tidak ada. Halusinasi dapat terjadi pada setiap panca indra(yaitu
penglihatan, pendengaran, perasa, penciuman, atau perabaan).
b. Proses Terjadinya Halusinasi
Halusinasi merupakan salah satu respon maldaptif individu
yang berada dalam rentang respon neurobiology (Stuart dan Laraia, 2001). Inimeru
pakan respon persepsi paling maladaptif. Jika klien yang
sehat persepsinya akurat, mampu mengidentifikasi dan menginterpretasikan
stimulus berdasarkan informasi yang diterima melalui panca indera(penglihatan,
pendengaran, penghidu, pengecapan dan perabaan), Kliendengan halusinasi
mempersepsikan suatu stimulus panca indera walaupun sebenarnya stimulus itu
tidak ada. Di antara kedua respon tersebut adalah respon individu yang karena
sesuatu hal mengalami kelainan persepsiyaitu salah mempersepsikan stimulus yang
diterima yang disebut sebagaiilusi. Klien mempunyai ilusi jika interpretasi yang

6
dilakukan terhadap stimulus panca indera tidak akurat sesuai yang diterima.
Menurut Stuartdan Laraia (2001) rentang respon tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:
1) Respon Adaptif Respon Maladaptif
2) Pikiran Logis Distorsi pikiran Gangguan pikir/delusi
3) Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
4) Emosi konsisten Reaksi emosi yang Sulit berespon emosi dengan pengalaman
berlebihan atau minus Prilaku disorganisasi
5) Perilaku sesuai Prilaku aneh/tidak bisa Isolasi sosial
6) Berhubungan sosial Menarik diri
C. Klien
1. Karakteristik klien
a. Klien yang tidak terlalu gelisah
b. Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya terapi aktifitas
kelompok
c. Klien yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalam kelompokkecil
d. Klien yang tenang dengan kondisi fisik yang baik
e. Bersedia mengikuti kegiatan terapi aktifitas
f. Klien yang panca indranya masih memungkinkan
g. Klien dengan masalah keperawatan jiwa yang sama
2. Proses seleksi
a. Klien diobservasi sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan
b. Membuat daftar nama klien yang dapat mengikuti TAK
c. Menyeleksi nama-nama klien yang akan diikuti TAK dengan berdiskusi dengan
perawat ruangan
d. Membuat kontrak waktu dan tempat kepada klien yang telah ditentukan bersama
perawa ruangan.
D. Waktu dan tempat
1. SESI I
Hari/tanggal :
Jam :
Tempat :
2. SESI II
Hari/tanggal :
Jam :
Tempat :
3. SESI III
Hari/tanggal :
Jam :
Tempat :

7
4. SESI IV
Hari/tanggal :
Jam :
Tempat :
E. Metode Pelaksanaan
a. Bermain peran/simulasi
b. Diskusi/ tanya jawab
F. Media
a. Name Tag
b. Lagu potong bebek angsa
c. Balon
G. Skema Ruangan

Keterangan :

N GAMBAR KETERANGAN

1 Leader

2 Co. Leader

3 Pembimbing dan CI

4 Observasi

5 Perawat

6 Pasien

8
7 Operator

H. Pembagian Tugas
a. Leader Bertugas :
1) Menyiapkan propsoal TAK
2) Menyampaikan Tujuan dan peraturan kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok
sebelum kegiatan dimulai
3) Menjelaskan permainan
4) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan meperkenalkan
dirinya
5) Mampu memimpin terapi aktivitas kelompok dengan baik dan tertib
6) Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.
b. Co-leader bertugas :
1) Mendampingi leader
2) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas pasien
3) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari rencana yang di buat
4) Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami bloking dalam proses
terapi
c. Fasilitaor Bertugas :
1) Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung
2) Memotivasi klien yang kurang aktif
3) Mempasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota
kelompok untuk aktif untuk mengikuti jalanya terapi.
d. Obervasi bertugas
1) Mengobservasi jalanya proses kegiatan
2) Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non verbal pasien selama
kegiatan berlangsung.
3) Mengawasi jalanya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan.
e. Operator
1) Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan music)
2) Timer (mengaturwaktu)
K. Pasien

9
a. Kriteria Pasien
1) Pasien halusinasi
2) Pasien dapat di ajak kerjasama ( cooperaraptive).
L. Susunan Pelaksanaan
1. SESI I
1) Leader : Bedrin Kaspari
2) Co Leader : Selina Febriyanti
3) Fasilitator : Mega Damayanti
Fikri Novrian Hidayat
Dwiguna Amalia
Agata Riadha
4) Observasi :Novi Rufita Sari
5) Notulen & Dokumentasi : Aditiya Indah P.
6) Operator : Meldi Aguntio
2. SESI II
1) Leader :Selina Febriyanti
2) Co Leader :Bedrin Kaspari
3) Fasilitator : Mega Damayanti
Fikri Novrian Hidayat
Dwiguna Amalia
Agata Riadha
4) Observasi :Novi Rufita Sari
5) Notulen & Dokumentasi : Aditiya Indah P.
6) Operator :Meldi Aguntio
3. SESI III
1) Leader :Bedrin Kaspari
2) Co Leader :Selina Febriyanti
3) Fasilitator : Mega Damayanti
Fikri Novrian Hidayat
Dwiguna Amalia
Agata Riadha
4) Observasi :Novi Rufita Sari
5) Notulen & Dokumentasi : Aditiya Indah P.
6) Operator :Meldi Aguntio

10
4. SESI IV
1) Leader :Selina Febriyanti
2) Co Leader :Bedrin Kaspari
3) Fasilitator : Mega Damayanti
Fikri Novrian Hidayat
Dwiguna Amalia
Agata Riadha
4) Observasi :Novi Rufita Sari
5) Notulen & Dokumentasi : Aditiya Indah P.
6) Operator :Meldi Aguntio
5. Pasien Peserta TAK sebagai Berikut :
1. Tn. A
2. Tn.J
3. Tn.A
4. Tn.A
5. Tn.M
6. Tn.R

11
SESI I

MENGENAL HALUSINASI DAN MELATIH HARDIK HALUSINASI

A. Tujuan
1. Klien dapat mengenal Halusinasi
2. Klien dapat mengenal isi,frekuensi,respon,waktu,situasiterjadinya halusinasi
3. Klien mengenal perasaanya pada saat terjadinya halusinasi
4. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
B. Setting
1. Perawat dan Klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
C. Alat
1. Name tag
2. Musik laguanak-anak
3. Balon
D. Metode
1. Dinamika Kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
E. Langka kegiatan
1. Persiapan
 Memilih pasien sesuai dengan indikasi yaitu pasien halusinasi
 Membuat kontrak dengan pasien
 Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
 Salam Terapeutik : Salam Terapis kepada pasien
 Memperkenalkan perceptor akademik dan perceptor klinik
 Memperkenalkan terapis

12
 Memperkenalkan pasien
 Validasi : menayakan perasaan pasien saat ini
 Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan main
 Jika ada pasien yang akan meninggalkan kelompok harus mintak izin kepada
terapis
 Lama kegiatan kurang lebih 45 menit
 Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap Kerja
a. Terapis memberikan name tag untuk masing-masing peserta
b. Terapis menganjurkan pada masing-masing pasien mengenalkan diri secara
berurutan searah jarum jam dimulai terapis,meliputi menyebutkan: nama
lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
c. Setiap kali seorang pasien selesai menyelesaikan diri, terapis mengajak pasien
untuk bertepuk tangan.
d. Terapis menjelaskan kepada pasien bahwa akan diputar lagu, saat mendengar
balon di pindahkan dari satu peserta ke peserta lain. Saat musik di hentikan
peserta yang sedang memegang balon di mintak membagikan pengalaman
tentang halusinasi yang dialami dengan menceritakan isi, waktu terjadi,
frekuensi dan perasaan yang timbul saat halusinasi dan ajarkan cara
menghardik.
e. Terapis memutar lagu , pasien mendengarkan dan saat musik di hentikan
peserta yang memegang balon di mintak membagikan pengalaman tentang
halusinasi yang dialami dengan menceritakan isi, waktu terjadi, frekuensi dan
perasaan yang timbul saaat halusinasi dan ajarkan cara menghardik.
f. Ulangi sampai semua mendapat giliran
g. Terapis memberikan pujian seperti tepuk tangan setiap pasien selesai
menceritakan halusinasinya.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan setelah mengikuti TAK
 75 % psien mengikuti sesuai perintah

13
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

Formulir Evaluasi

NO Nama Menyebut Menyebut Menyebutka Menyebut Mampu nilai


Pasien isi waktu n situasi perasaan melakuka
halusinasi terjadinya terjadinya saat n Hardik
halusinasi halusinasi halusinasi halusinasi
1
2
3
4
5
6
7
8
Total

b. Rencana Tindak Lanjut

Menganjurkan pasien kontak/interaksi dengan orang lain dan ajar kan pasien
untuk mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat dengan prinsip 5
benarobat.

c. Kontrak yang akan datang


Hari/tanggal :
Pukul :
Materi : sesi II ( mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat
dengan prinsip 5 benar obat)

14
SESSI II
MENGONTROL HALUSINASI DENGAN PATUH MINUM OBAT DENGAN PRINSIP 5
BENAR OBAT
A. Tujuan
1. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat dengan prinsip 5
benar
2. Klien dapat memahami pentingnya minum obat
3. Klien memahami akibat tidak patuh minum obat
4. Klien dapat menyebutkan 5 benar minum obat
B. Setting
1. Perawat dan Klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
C. Alat
1. Name tag
2. Musik
3. Bola
D. Metode
1. Dinamika Kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
E. Langka kegiatan
1. Persiapan
 Memilih pasien sesuai dengan indikasi yaitu pasien halusinasi
 Membuat kontrak dengan pasien
 Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
 Salam Terapeutik : Salam Terapis kepada pasien
 Memperkenalkan perceptor akademik dan perceptor klinik
 Memperkenalkan terapis
 Memperkenalkan pasien

15
 Validasi : menayakan perasaan pasien saat ini
 Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan main
 Jika ada pasien yang akan meninggalkan kelompok harus mintak izin kepada
terapis
 Lama kegiatan kurang lebih 45 menit
 Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap Kerja
a. Terapis memberikan name tag untuk masing-masing peserta
b. Terapis menganjurkan pada masing-masing pasien mengenalkan diri secara
berurutan searah jarum jam dimulai terapis,meliputi menyebutkan: nama
lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
c. Setiap kali seorang pasien selesai menyelesaikan diri, terapis mengajak pasien
untuk bertepuk tangan.
d. Terapis menjelaskanpentingnyaminumobatdengan 5 prinsipbenarobatkepada
klien
e. Terapis menjelaskan kepada pasien bahwa akan diputar lagu, saat mendengar
bola tenis di pindahkan dari satu peserta ke peserta lain. Saat musik di
hentikan peserta yang sedang memegang bola tenis di mintak
untukmenyebutkanapasaja 5 prinsipbenarobat dan
menjelaskanmengapapentingnyapatuhminumobatdenganprinsiptersebut.
f. Terapis memutar lagu , pasien mendengarkan dan saat musik di hentikan
peserta yang memegang bola tenis di mintakmenyebutkanapasaja 5
prinsipbenarobat dan
menjelaskanmengapapentingnyapatuhminumobatdenganprinsiptersebut
g. Ulangi sampai semua mendapat giliran
h. Terapis memberi pujiansepertitepuktangan setiap pasien selesai menjelaskan
5 prinsipbenarobat dan pentingnyaminumobat.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan setelah mengikuti TAK
 75 % psienmengikutisesuaiperintah

16
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

Formulir Evaluasi

NO Nama Menyebut 5 Menyebut Menyebutkan Menyebut Mampu nilai


Pasien prinsip obat apa saja kerugian jika keuntunga menjelaskan
benar obat yang tidak patuh n jika perasaan
dikonsumsi minum obat patuh nya
minum sebelum
obat dan sesudah
minum obat
1
2
3
4
5
6
7
8
Total

b. Rencana Tindak Lanjut

Menganjurkan pasien kontak/interaksibercakap-cakap dengan orang lain.

c. Kontrak yang akan datang


Hari/tanggal :
Pukul :
Materi : sesi III ( mengontrol halusinasi dengan bercakap- cakap)

17
SESSI III
MENGONTOL HALUSINASI DENGAN CARA BERCAKAP-CAKAP
A. Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mencegah halusinasi
2. Klien dapat bercakap cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi
B. Setting
1. Perawat dan Klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
C. Alat
1. Name tag
2. Musik
3. Bola
D. Metode
1. Dinamika Kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
E. Langka kegiatan
1. Persiapan
 Memilih pasien sesuai dengan indikasi yaitu pasien halusinasi
 Membuat kontrak dengan pasien
 Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
 Salam Terapeutik : Salam Terapis kepada pasien
 Memperkenalkan perceptor akademik dan perceptor klinik
 Memperkenalkan terapis
 Memperkenalkan pasien
 Validasi : menayakan perasaan pasien saat ini
 Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
18
2) Terapis menjelaskan aturan main
 Jika ada pasien yang akan meninggalkan kelompok harus mintak izin kepada
terapis
 Lama kegiatan kurang lebih 45 menit
 Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap Kerja
a. Terapis memberikan name tag untuk masing-masing peserta
b. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap cakap dengan orang lain untuk
mengatasi halusinasi
c. Terapis memperagakan bercakap-cakap dengan orang lain jika ada tanda-tanda
halusinasi muncul Contoh : tolong saya mulai mendengarkan suara,ayo
ngobrol dengan saya.
d. Terapis memberikan penjelasan cara langka-langka kegiatan
e. Terapis memutar lagu , pasien mendengarkan dan saat musik di hentikan
peserta yang memegang bola tenis di mintak untuk memperagakan cara
bercakap cakap untuk mencegah halusinasi.
f. Ulangi sampai semua mendapat giliran
g. Terapis memberikan pujian seperti tepuk tangan setiap pasien selesai
melakukannya.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan setelah mengikuti TAK
 75 % pasien mengikuti sesuai perintah
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
Formulir Evaluasi

NO Nama Pasien Menyebutkan Menyebutkan Memperagakan Nilai


efektivitas cara atasi bercakap-cakap
cara dengan
bercakap-cakap
1
2
3

19
4
5
6
7
8
Total

b. Rencana Tindak Lanjut

Menganjurkan pasien kontak/interaksi dengan orang lain dan memasukan


kedalam jadwal kegiatan harian.

c. Kontrak yang akan datang


Pasien di kontrak untuk melaksanakan kontrak berikutnya.
Hari/tanggal :
Pukul :
Materi : sesi IV ( mengontrol halusinasidengan beraktivitas)
5. Pelaksanaan
1. Klien terlihat aktif
2. Klien mengkuti sesuai arahan.

20
SESSI IV

MEMASUKAN KEDALAM JADWAL KEGIATAN HARIAN

A. Tujuan
1. Klien dapat memahami bahwa dengan melakukan kegiatan sehari-hari yang
teratur dapat mencegah terjadinya halusinasi
2. Klien dapat memasukan kedalam jadwal kegiatan harian.
B. Setting
1. Perawat dan Klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
C. Alat
1. Name tag
2. Musik dangdut
3. Bola
D. Metode
1. Dinamika Kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
E. Langka kegiatan
1. Persiapan
 Memilih pasien sesuai dengan indikasi yaitu pasien halusinasi
 Membuat kontrak dengan pasien
 Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
 Salam Terapeutik : Salam Terapis kepada pasien
 Memperkenalkan perceptor akademik dan perceptor klinik
 Memperkenalkan terapis
 Memperkenalkan pasien
 Validasi : menayakan perasaan pasien saat ini
 Kontrak

21
3. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
4. Terapis menjelaskan aturan main
 Jika ada pasien yang akan meninggalkan kelompok harus mintak izin kepada
terapis
 Lama kegiatan kurang lebih 45 menit
 Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
5. Tahap Kerja
a. Terapis memberikan name tag untuk masing-masing peserta
b. Terapis menganjurkan pada masing-masing pasien mengenalkan diri secara
berurutan searah jarum jam dimulai terapis,meliputi menyebutkan: nama
lengkap, nama panggilan, hasal dan hobi.
c. Setiap kali seorang pasien selesai menyelsaikan diri, terapis mengajak pasien
untuk bertepuk tangan
d. Terapis menjelaskan cara melakukan kegiatan sehari-hari. Jelaskan bahwa
dengan melakukan kegiatan yang teraturakan mencegah munculnya halusinasi.
e. Terapis meminta setiap klien menyampaikan kegiatan yang bisa dilakukan
sehari-hari.
f. Terapis membagikan kertas jadwal harian dari pagi sampai malam kepada
setiap klien..
g. Terapis memberikan penjelasan cara langka-langka kegiatan
h. Terapis memutar lagu , pasien mendengarkan dan saat musik di hentikan
peserta yang memegang bola tenis di mintak untuk menyebutkan dan menulis
kegiatan sehari-hari klien.
i. Ulangi sampai semua mendapat giliran
j. Terapis memberikan pujian seperti tepuk tangan setiap pasien selesai
melakukannya.
6. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan setelah mengikuti TAK
 75 % pasienmengikutisesuaiperintah
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

22
Formulir Evaluasi

NO Nama Pasien Menyebutkan Menyusunkegiat Memperagakan nilai


kegiatan yang anharian kegiatan yang
biasadilakuka biasnyadilakukan
n
1
2
3
4
5
6
7
8
Total

7. Pelaksanaan
1. Klien terlihat aktif
2. Klien mengkuti sesuai arahan.

23
DAFTAR HADIR MAHASISWA

Hari/tanggal

Topik :

Sesi :

NO NAMA RUANG TANDA TANGAN


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Bengkulu,
Mengetahui Perceptor

(.......................................)

24
DAFTAR HADIR MAHASISWA

Hari/tanggal

Topik :

Sesi :

NO NAMA RUANG TANDA TANGAN


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Bengkulu,
Mengetahui Perceptor

(.......................................)

25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Terdapat variasi respon dari dua pasien halusinasi pendengaran setelah diberikan
penerapan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi antara lain salah satu pasien
asuhan dengan tahap comforting masih belum menggunakan teknik menghardik,
melakukan kegiatan secara terjadwal, bercakap-cakap sebagai salah satu cara untuk
mengontrol halusinasi.
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil penerapan terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi pada dua pasien halusinasi pendengaran antara lain : fase halusinasi pasien,
tingkat pendidikan pasien, sikap ketidakpatuhan pasien, kurangnya minat pasien akibat
harga diri rendah, penggunaan obat antipsikotik
B. Saran
1. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan Jiwa Karya tulis ilmiah ini
dijadikan sebagai sumber informasi maupun acuan bagi penulis mengenai penerapan
terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi.
2. Bagi Pasien Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi Pendengaran Pasien dapat mengikuti
terapi aktivitas kelompok sebagai terapi untuk mengontrol halusinasi pendengaran.
3. Bagi Mahasiswa D-III Keperawatan Universitas Dehasen Bengkulu,Mahasiswa
memahami dan mampu menerapkan terapi aktivitas kelompok untuk pasien halusinasi
pendengaran.
4. Bagi Perawat di RSKJ SoepraptoProvinsi Bengkulu,Perawat hendaknya mendampingi
dan mengevaluasi kemampuan pasien setelah melibatkan pasien dalam kegiatan TAK
stimulasi persepsi pada pasien halusinasi pendengaran.
5. Bagi Rumah Sakit KhususJiwaSoepraptoProvinsi Bengkulu,Rumah Sakit perlu untuk
membuat Standart Operating Procedure (SOP) mengenai TAK stimulasi persepsi pada
pasien halusinasi sebagai acuan yang terstruktur.

26
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Dr. Budi Anna, S.Kp, M.App.Sc, & Akemat S.Kp, M.Kep. (2004). Keperawatan

Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Keliat, Budi Anna. (2004). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC

Maramis, W.F, 1990. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Erlangga Universitas Press

Stuart G.W, 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC

Stuart G.W, Sundeen S.J, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC

27

Anda mungkin juga menyukai